Hasrat Irana

Beberapa jam sebelumnya ....

"Alvaro, gue suka sama lu. Udah lama banget dan gue udah nunggu momen dimana gue bisa jadi pacar lu. Gue har--"

"Lu beneran suka sama gue? Yakin lu?" potong Alvaro.

Saat ini Alvaro sedang berjalan menuju ke toilet namun dihadang oleh Irana. Di sana hanya ada mereka berdua. Alvaro tidak kaget jika ia mendapatkan perlakuan seperti ini. Sudah sering. Ia bahkan tidak bisa menghitung sudah berapa banyak gadis yang datang dan mengakui perasaan mereka padanya.

"Yakin banget malah. Lu minta gue buat buktiin juga bakalan gue lakuin. Apapun demi Luz" sahut Irana antusias.

"Kalau gue minta lu buat bantuin gue untuk dapatin hatinya Nurul, lu mau nggak?"

Pertanyaan Alvaro sukses membuat wajah Irana merah padam. Ia tidak menyangka Alvaro akan mengatakan ini. Sakit. Tentu saja hatinya terasa sakit. Masa iya dirinya yang begitu menyukai Alvaro malah dimintai untuk meyakinkan cinta pada gadis lain.

Irana masih cukup waras untuk tidak mengiyakan keinginan Alvaro. Ia bukan gadis yang mau berbagi kepunyaannya. Apa yang ia inginkan haruslah menjadi miliknya bukan orang lain!

"Nggak bisa, 'kan? Minggir lu, gue mau lewat," ucap Alvaro.

Bukannya minggir, Irana malah menarik Alvaro masuk ke dalam toilet wanita.

"Ro, gue nggak apa-apa dan bahkan rela kalau lu minta yang lain ke gue sebagai pembuktian. Tapi nggak dengan minta gue buat comblangin lu sama cewek lain. Hati gue sakit, tahu nggak?!"

Alvaro mengangkat sebelah alisnya dengan tangan yang ia lipat di atas dadanya. Ia ingin menunggu apa yang akan dilakukan oleh Irana.

"Gue kurang cantik apa coba?" tanya Irana yang jari-jarinya kini mulai menyentuh wajah Alvaro. "Apa gue kurang seksi?" Kembali ia bertanya, ia kini sudah mengusap leher Alvaro.

"Well, Irana. Lu kira dengan kayak gini dengan lu ngerendahin diri lu gue bakalan mau?!" Alvaro menyunggingkan senyuman sinisnya.

Irana tak mau kalah. Ia malah melebarkan senyumannya.

"Coba lu sebut lu mau gue ngelakuin apa? Gue nggak apa-apa nggak jadian sama lu. Asal gue bisa dimanjakan oleh lu, gue siap. Setidaknya gue nggak penasaran sama ini."

Alvaro hampir memekik ketika tangan Irana menyentuh area terlarangnya. Ingin marah tapi Alvaro tidak tertarik untuk marah. Ia sedang memikirkan hal lain.

Melihat reaksi Alvaro yang hanya diam saja, Irana kembali melanjutkan aksinya. Alvaro tidak menanggapi dirinya yang kini sudah berhasil menurunkan sedikit celana Alvaro. Ia baru tersadar ketika Irana sudah menyentuh secara langsung area terlarangnya.

"Gue nggak bisa bayangin kalau ini sampai masuk ke milik gue. Lu mau nggak bantuin gue mewujudkannya?" ucap Irana dengan suara lirih menahan gejolak di dadanya.

"Stop!" Alvaro memekik begitu Irana membenamkan kepunyaannya ke dalam mulutnya.

Alvaro menikmati apa yang dilakukan oleh Irana. Ini bukan kali pertama--bahkan Alvaro sudah lupa berapa banyak gadis yang datang dan melakukan hal seperti ini padanya. Ia hanya menjadi penikmat saja tanpa melakukan apapun. Memberikan apapun? Tidak, mereka hanya datang dan memberikannya kepuasan tanpa menuntut apapun. Ada pula yang memaksa dijadikan pacar namun Alvaro tidak pernah menjawab.

Toh bukan salah gue. Mereka yang datang nawarin diri. Gue sih terima-terima aja. Dasar sampah! Nggak sayang apa mereka sama diri sendiri. Nggak malu! Nggak kayak Nurul gue yang--"

Irana tersentak kaget begitu Alvaro mengeluarkan paksa miliknya dari dalam mulut Irana.

"Udah puas lu? Sekali gue bilang enggak ya enggak! Sana lu. Enyah dari hadapan gue sialan!" bentak Alvaro sambil membetulkan kembali celananya.

Celakanya, Irana sudah kecanduan dengan bagian kecil di tubuh Alvaro itu. Ia sudah berandai-andai bisa melakukan lebih. Ia tidak mau menggantung seperti ini.

"Tunggu Ro. Gimana kalau gue mau bantuin lu buat dapatin hatinya Nurul?"

Biarlah ia mengiyakan keinginan Alvaro. Toh iya hanya sedikit bekerja dan ia sudah memiliki rencana lain. Ia tidak ingin melepaskan Alvaro hari ini.

Alvaro tersenyum miring.

"Maka lu bakalan dapat yang saat ini lu pengen dari gue."

...****...

Suara ketukan pintu membuat Nurul menghentikan jari-jarinya yang sedang berselancar di atas keyboard. Ia segera berdiri dari tempat tidurnya dan bergegas membukakan pintu.

"Ibu, silahkan masuk Bu," ajak Nurul, tak lupa ia memberikan senyuman secerah mentari pagi pada wanita yang sudah memberikannya cinta kasih selama ini.

"Kamu lagi apa, Nak? Ibu mengganggu tidak?" tanya Bu Uswa begitu ia sudah duduk di ranjang kecil Nurul.

"Lagi ngetik aja Bu. Ibu nggak pernah ganggu kok. Jangan ngomong gitu ya," ucap Nurul.

"Ibu ada hal yang ingin dibicarakan. Kira-kira Nurul mau tidak membahas ini dengan ibu? Atau lain waktu saja saat Nurul senggang?" tanya Bu Uswa. Ia tidak ingin menyita waktu Nurul dan juga membebani pikirannya.

"Nurul selalu ada waktu untuk ibu. Lagian hari ini Nurul nggak masuk kerja soalnya kemarin udah gantiin teman yang ambil cuti. Ayo, ibu mau ngomong apa sama Nurul," jawab Nurul, ia yakin betul ada hal penting yang ingin disampaikan oleh ibunya.

"Kemarin ada orang-orang suruhan Pak Waluyo datang ke panti. Sebenarnya mereka sudah kali ketiga datang dan meminta ibu untuk segera menandatangani surat pembelian panti ini ...."

Bu Uswa menghentikan ceritanya karena melihat raut wajah terkejut Nurul. Namun Nurul yang sudah ia didik dengan baik itu tidak menyela sama sekali. Ia tetap diam seolah memberi isyarat agar Bu Uswa melanjutkan ceritanya.

"Maaf jika ibu merahasiakan ini semua. Ibu hanya tidak tau bagaimana harus memulainya. Mereka memang pemilik tanah ini dan mereka memberikan uang juga akan menambahkan kekurangannya nanti ketika kita akan membangun panti yang baru. Ibu meminta waktu tiga bulan pada mereka. Ibu ingat kalau Nurul akan wisuda tiga bulan lagi jika sudah menyelesaikan skripsi. Pokoknya tugas Nurul sekarang hanya harus fokus belajar jangan pikirkan ini dulu ya," ucap Bu Uswa dengan lembut.

Nurul segera memeluk tubuh wanita paruh baya yang begitu ia kasihi.

"Kenapa baru cerita sekarang, Bu? Apa adik-adik sudah tahu? Yang lainnya sudah tahu?" tanya Nurul.

Nurul adalah satu-satunya yang tertua yang tersisa di panti ini. Dulu ia memiliki beberapa teman sebaya namun beberapa diantaranya sudah menikah dan yang lainnya memutuskan untuk mengadu nasib di beberapa kota. Mereka juga masih tetap menjalin hubungan baik dan kadang kala mengirimi uang untuk keperluan panti.

Bu Uswa menggeleng. "Mereka jangan sampai tahu dulu. Ibu ingin kalian fokus belajar. Ibu memberitahu Nurul agar nanti Nurul bisa bantu ibu mengurus adik-adik ketika sudah waktunya kita akan pindah."

"Kita akan pindah kemana, Bu? Jujur saja Nurul sudah sangat nyaman di rumah ini. Sedari bayi Nurul menghabiskan waktu di tempat ini. Rasanya cukup berat untuk memulai lagi di tempat yang baru. Memangnya kenapa mereka baru menuntut tempat ini setelah sekian lama, Bu?" tanya Nurul yang merasa aneh karena sudah dua puluh satu tahun ia menempati rumah ini dan baru saat ini ada yang ingin mengganggu mereka.

Tak bisa menutupi, Bu Uswa pun menceritakan yang sebenarnya terjadi jika rumah panti ini akan digusur dan dijadikan pusat perbelanjaan beserta beberapa rumah warga yang sudah dengan suka rela mereka jual. Pak Waluyo yang merupakan saudara suaminya, dulu meminjam sertifikat rumah untuk berhutang di bank karena ingin menambah modal untuk membuka usahanya. Namun begitu pak Budi meninggal, ia mengganti nama kepemilikan dengan taktik liciknya ia berhasil membalikkan nama kepemilikan.

Tangan Nurul terkepal. Sebagai mahasiswi fakultas Hukum tentu saja Nurul merasa geram. Ia semakin bersemangat untuk segera meraih gelarnya dan akan menuntut Pak Waluyo ketika ia sudah menjadi seorang pengacara.

"Nurul pastikan dia akan menerima balasannya, Bu. Lihat saja nanti. Orang serakah sepertinya akan mendapatkan ganjaran dari Tuhan," ucap Nurul dengan wajah geram.

Bu Uswa mengusap pundak Nurul dengan lembut.

"Kamu tidak perlu memikirkan hal ini. Fokuslah mengerjakan skripsi dan bawakan ibu gelar sarjanamu, ya. Ibu menunggunya lho. Sekarang ibu mau keluar dulu, mau mengecek adik-adikmu."

Bu Uswa bangkit. Ia berdiri dan sekali lagi ia usap dengan lembut bahu Nurul, penuh kasih dan Nurul begitu terharu.

"Bu ...."

"Ya?"

"Kita akan pindah kemana?"

"Nanti juga kamu akan tahu."

Terpopuler

Comments

Chiisan kasih

Chiisan kasih

hallo aku datang

2023-07-23

0

Iwan Ar

Iwan Ar

p

2023-07-22

0

Biancilla

Biancilla

semoga aja Nurul GK kecantol Alvaro

2023-07-16

3

lihat semua
Episodes
1 Untuk Yang Kesekian Kalinya
2 Irana
3 Tiga Bulan
4 Hasrat Irana
5 Vitamin
6 Sebuah Bukti
7 Fakta Mengejutkan
8 Riswan
9 Fix, Halu
10 Pesan dari nomor tak dikenal
11 Gadis Taruhan Alvaro
12 Kenyataan Pahit
13 Bukan Hari Ini
14 Andai
15 Hari yang dinanti
16 Tempat seharusnya
17 Pamer Kemesraan
18 Noda Merah
19 Ditinggal Sendirian
20 Bolehkah Aku?
21 Paper Bag
22 Bikin Bego
23 Di-to-lak
24 Putus Hubungan
25 Cinta Yang Seharusnya
26 Aku Percaya Kamu
27 Bikin Malu dan Memalukan
28 Gue Kangen
29 Mencarimu
30 Bagaimana dengan Aku?
31 Masih Terluka
32 Cukup Dia Saja
33 Slow Motion
34 Normal-normal Saja
35 Untuk Yang Terakhir
36 Pemain Yang Hebat
37 Steve?
38 Alvaro, Je T'aime
39 AB Rhesus Positif
40 Salah Sangka
41 Saksi Kunci
42 Bagaimana Jika ....
43 Terbiasa Lari Dari Masalah
44 Hari Pertama
45 Safira Magdalena Griffin
46 Mbak Dessy
47 Nggak Mungkin!
48 Tuan Alvaro Tidak Tahu
49 Perasaan Aneh
50 Satu Menit Saja
51 Belimbing Wuluh
52 Sindrom Couvade
53 Deal!
54 Hal Biasa
55 Danissa
56 Bukan Anak Buangan
57 Kakak dan Kakek Lucknut
58 Aluna
59 Pingsan
60 Pernah Patah Hati?
61 Nurul Aina POV
62 Segitiga Bermuda
63 Wajah Familiar
64 Kisah Tak Sempurna
65 Pertemuan Keempat
66 Bisa Nggak Lu Lupa Ingatan?
67 Bukan Aku
68 Bertemu Keluarga Axelle
69 Teman Lama
70 Besok!
71 Rindu Konon
72 Tertusuk
73 Jadi dia?
74 What a coincidence
75 It's too late
76 Ungkapan yang terlambat
77 Sikap Menggemaskan
78 Lebih dari cukup
79 Deep Talk
80 Jajaran Pria Aneh
81 Karena Harta
82 Keturunan Ben Elard
83 Wanita Di Lift
84 Iya 'Kan Flo?
85 Terbawa Perasaan
86 Blessing in disguise
87 Tawanan Hati
88 Tidak Bisa Lapor Polisi
89 Ruang Nostalgia
90 Yes!
91 Hatinya Milik Gue
92 Obrolan Pagi
93 Hal Tak Terduga
94 Binar Yang Sama
95 Kala Itu
96 Kenapa Datang?
97 Dia Nggak Tahu
98 Paling Hebat
99 Masih Semanis Dulu
100 Lumayan
101 Bab 101
102 102
103 103
104 104
105 105
106 106
107 107
108 108
109 109
110 110
111 111
112 112
113 113
114 114
115 115
116 116
117 117
118 118
119 119
120 120
121 Lamaran Ditolak!
122 Deep Talk With You
123 Sah! Kok bisa?
124 Ke Bulan
125 Mas Ayang
126 Tedi?
127 Hukuman
128 Kepencet
129 Bertumbuhlah
130 Aku Menolak!
131 Di Kafe
132 132
133 133
134 134
135 135
136 136
137 137
138 138
139 Saaahh!!
140 Bukan Pecundang!
141 141
142 142
143 143
144 144
145 Just Do It and Move
146 146
147 147
148 148
149 149
150 150
151 151
152 152
153 153
154 154
155 155
156 156
157 157
158 158
159 Pengumuman
160 159
161 160
162 161
163 162
164 163
165 164
166 165
167 166
168 167
169 168
170 169
171 170
172 171
173 172
174 173
175 174
176 175
177 176
178 177
179 178
180 179
181 180
182 181
183 182
184 183
185 184
186 185
187 186
188 187
189 188
190 189
191 190
192 191
193 192
194 193
195 194
196 195
197 196
198 197
199 Berbuat Baik
200 Kencan?
201 Rencana Leon
202 Keinginan Leon
203 Mendapat Izin
204 Paman Tian?
205 Lu?!
206 Suara Lucknut!
207 Tentang Kedatangan Frey
208 Perhatian Frey
209 Tertular Papi Alvaro
210 Mari Kita Bermain
211 Mengagumi Dalam Ribut
212 Dua Sekaligus
213 Tuan Cakrawala Shan
214 Sudah Tidak Bisa Nikung!
215 Gue Udah Dijodohkan!
216 Tak Baik-baik Saja
217 Riani adalah ....
218 Everything Will be Okay
219 Merk Sepatu
220 Diskusi Kelompok
221 Harris
222 Dua Kemungkinan
223 Parfum Pak Suwondo
224 Alvaro dan Pak Nadir
225 Saya Tahu Kok Dok!
226 Sapaan Yang Menohok
227 Keributan Di Kantin
228 Ketika Sahabat Menjadi Bangsat
229 Pengakuan
230 Mengumbar Kemesraan
231 Kafe dan Leon
232 Sempat Panik
233 Pengumuman
234 Hari Terakhir Ujian
235 Nggak Akan Sama Lagi
236 Gue yang ngatur endingnya
237 Anggap Selesai
238 Bagaimana Bisa?
239 Hobi Baru
240 Iri Bilang Bos
241 Sindiran Axelle
242 Semua Karena Jessica
243 Savage-nya Keturunan Prayoga
244 Tembak Dia Mas
245 Promise
246 Pemberitahuan Lebih Awal
247 Lu Itu Sad Boy
248 Menjenguk Cici
249 Surprise ...
250 What? Tante?
251 Mogok Bicara
252 Tiga Mahasiswi Centil
253 Keenan dan Jessica
254 Karena Cerita di Novel
255 Keluh Kesah Bunda
256 Keputusan Keenan
257 Pukul 03.00
258 Sebuah Sindiran
259 Flash Back ...
260 Berdarah-darah
261 Alvaro dan Naufal
262 Menenangkan Diri
263 Rasa Yang Pernah Ada
264 Ambisi yang berhalang!
265 Jihan
266 Chemistry
267 Hati ke Hati
268 Keluarga Bahagia
269 Sisi Lain Alvaro
270 Hanya Sebuah Obsesi
271 Sebuah Cerita
272 Mendadak Jadi Bego
273 Eleanor Prayoga Griffin
274 Aluna Tidak Setuju
275 Last
276 Dear pembaca setia
Episodes

Updated 276 Episodes

1
Untuk Yang Kesekian Kalinya
2
Irana
3
Tiga Bulan
4
Hasrat Irana
5
Vitamin
6
Sebuah Bukti
7
Fakta Mengejutkan
8
Riswan
9
Fix, Halu
10
Pesan dari nomor tak dikenal
11
Gadis Taruhan Alvaro
12
Kenyataan Pahit
13
Bukan Hari Ini
14
Andai
15
Hari yang dinanti
16
Tempat seharusnya
17
Pamer Kemesraan
18
Noda Merah
19
Ditinggal Sendirian
20
Bolehkah Aku?
21
Paper Bag
22
Bikin Bego
23
Di-to-lak
24
Putus Hubungan
25
Cinta Yang Seharusnya
26
Aku Percaya Kamu
27
Bikin Malu dan Memalukan
28
Gue Kangen
29
Mencarimu
30
Bagaimana dengan Aku?
31
Masih Terluka
32
Cukup Dia Saja
33
Slow Motion
34
Normal-normal Saja
35
Untuk Yang Terakhir
36
Pemain Yang Hebat
37
Steve?
38
Alvaro, Je T'aime
39
AB Rhesus Positif
40
Salah Sangka
41
Saksi Kunci
42
Bagaimana Jika ....
43
Terbiasa Lari Dari Masalah
44
Hari Pertama
45
Safira Magdalena Griffin
46
Mbak Dessy
47
Nggak Mungkin!
48
Tuan Alvaro Tidak Tahu
49
Perasaan Aneh
50
Satu Menit Saja
51
Belimbing Wuluh
52
Sindrom Couvade
53
Deal!
54
Hal Biasa
55
Danissa
56
Bukan Anak Buangan
57
Kakak dan Kakek Lucknut
58
Aluna
59
Pingsan
60
Pernah Patah Hati?
61
Nurul Aina POV
62
Segitiga Bermuda
63
Wajah Familiar
64
Kisah Tak Sempurna
65
Pertemuan Keempat
66
Bisa Nggak Lu Lupa Ingatan?
67
Bukan Aku
68
Bertemu Keluarga Axelle
69
Teman Lama
70
Besok!
71
Rindu Konon
72
Tertusuk
73
Jadi dia?
74
What a coincidence
75
It's too late
76
Ungkapan yang terlambat
77
Sikap Menggemaskan
78
Lebih dari cukup
79
Deep Talk
80
Jajaran Pria Aneh
81
Karena Harta
82
Keturunan Ben Elard
83
Wanita Di Lift
84
Iya 'Kan Flo?
85
Terbawa Perasaan
86
Blessing in disguise
87
Tawanan Hati
88
Tidak Bisa Lapor Polisi
89
Ruang Nostalgia
90
Yes!
91
Hatinya Milik Gue
92
Obrolan Pagi
93
Hal Tak Terduga
94
Binar Yang Sama
95
Kala Itu
96
Kenapa Datang?
97
Dia Nggak Tahu
98
Paling Hebat
99
Masih Semanis Dulu
100
Lumayan
101
Bab 101
102
102
103
103
104
104
105
105
106
106
107
107
108
108
109
109
110
110
111
111
112
112
113
113
114
114
115
115
116
116
117
117
118
118
119
119
120
120
121
Lamaran Ditolak!
122
Deep Talk With You
123
Sah! Kok bisa?
124
Ke Bulan
125
Mas Ayang
126
Tedi?
127
Hukuman
128
Kepencet
129
Bertumbuhlah
130
Aku Menolak!
131
Di Kafe
132
132
133
133
134
134
135
135
136
136
137
137
138
138
139
Saaahh!!
140
Bukan Pecundang!
141
141
142
142
143
143
144
144
145
Just Do It and Move
146
146
147
147
148
148
149
149
150
150
151
151
152
152
153
153
154
154
155
155
156
156
157
157
158
158
159
Pengumuman
160
159
161
160
162
161
163
162
164
163
165
164
166
165
167
166
168
167
169
168
170
169
171
170
172
171
173
172
174
173
175
174
176
175
177
176
178
177
179
178
180
179
181
180
182
181
183
182
184
183
185
184
186
185
187
186
188
187
189
188
190
189
191
190
192
191
193
192
194
193
195
194
196
195
197
196
198
197
199
Berbuat Baik
200
Kencan?
201
Rencana Leon
202
Keinginan Leon
203
Mendapat Izin
204
Paman Tian?
205
Lu?!
206
Suara Lucknut!
207
Tentang Kedatangan Frey
208
Perhatian Frey
209
Tertular Papi Alvaro
210
Mari Kita Bermain
211
Mengagumi Dalam Ribut
212
Dua Sekaligus
213
Tuan Cakrawala Shan
214
Sudah Tidak Bisa Nikung!
215
Gue Udah Dijodohkan!
216
Tak Baik-baik Saja
217
Riani adalah ....
218
Everything Will be Okay
219
Merk Sepatu
220
Diskusi Kelompok
221
Harris
222
Dua Kemungkinan
223
Parfum Pak Suwondo
224
Alvaro dan Pak Nadir
225
Saya Tahu Kok Dok!
226
Sapaan Yang Menohok
227
Keributan Di Kantin
228
Ketika Sahabat Menjadi Bangsat
229
Pengakuan
230
Mengumbar Kemesraan
231
Kafe dan Leon
232
Sempat Panik
233
Pengumuman
234
Hari Terakhir Ujian
235
Nggak Akan Sama Lagi
236
Gue yang ngatur endingnya
237
Anggap Selesai
238
Bagaimana Bisa?
239
Hobi Baru
240
Iri Bilang Bos
241
Sindiran Axelle
242
Semua Karena Jessica
243
Savage-nya Keturunan Prayoga
244
Tembak Dia Mas
245
Promise
246
Pemberitahuan Lebih Awal
247
Lu Itu Sad Boy
248
Menjenguk Cici
249
Surprise ...
250
What? Tante?
251
Mogok Bicara
252
Tiga Mahasiswi Centil
253
Keenan dan Jessica
254
Karena Cerita di Novel
255
Keluh Kesah Bunda
256
Keputusan Keenan
257
Pukul 03.00
258
Sebuah Sindiran
259
Flash Back ...
260
Berdarah-darah
261
Alvaro dan Naufal
262
Menenangkan Diri
263
Rasa Yang Pernah Ada
264
Ambisi yang berhalang!
265
Jihan
266
Chemistry
267
Hati ke Hati
268
Keluarga Bahagia
269
Sisi Lain Alvaro
270
Hanya Sebuah Obsesi
271
Sebuah Cerita
272
Mendadak Jadi Bego
273
Eleanor Prayoga Griffin
274
Aluna Tidak Setuju
275
Last
276
Dear pembaca setia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!