Tempat seharusnya

"Nurul lu kenapa? Bangun dong Nur."

Flora yang baru saja masuk ke kamar dengan membawa beberapa toples camilan langsung terkejut dengan Nurul yang terus berteriak 'jangan' dan 'tolong' dalam tidurnya. Flora jadi panik sendiri karena Nurul tak kunjung bangun.

"Alvarooo!!!"

Flora terkejut begitu Nurul meneriaki nama pria sialan itu.

"Nurul lu kenapa?" tanya Flora yang melihat Nurul terduduk dengan napas memburu serta keringat membasahi wajahnya.

"Gu-gue --" Nurul tidak melanjutkan perkataannya, ia mengamati sekeliling dan tidak menemukan sosok Alvaro melainkan Flora yang sedang duduk di sampingnya. Ia juga melihat keadaan sekitar masih baik-baik saja.

"Hikss, Flor ... gue takut," tangis Nurul yang langsung memeluk Flora erat.

Flora yang tidak mengerti apapun hanya bisa membalas pelukan tersebut.

"Gue takut Flor. Gue takut sama Alvaro," isak Nurul.

Flora mengelus punggung Nurul mencoba menyalurkan kekuatan.

"Lu cuma mimpi, Nur. Alvaro nggak ada disini dan nggak bakal ada disini," hibur Flora.

Nurul mengurai pelukannya, ia mencoba menguasai dirinya. Setelah ia rasa cukup dan ia sudah kembali merasa stabil, Nurul memutuskan untuk menceritakan pada Flora jika ia takut pada Alvaro. Ia tidak ingin kejadian Dinda terulang padanya tanpa ia menjelaskan bahwa ia sudah tahu tentang kebusukan Alvaro. Ia tidak ingin menceritakan pada Flora jika ia sudah tahu bahwa dirinya hanyalah sebuah bahan taruhan. Ia belum sanggup menerima ceramah Flora karena saat ini pikirannya begitu kacau.

"Apa gue nggak usah ikutan wisuda? Gue pergi aja hari ini sama keluarga panti? Kalau hari ini Alvaro nggak nemuin gue, gue yakin besok gue nggak bakalan bisa lari lagi," usul Nurul.

Flora nampak diam memikirkan rencana Nurul.

"Nggak ada salahnya juga sih. Tapi gue maunya kita wisudanya barengan. Tapi dengan lu yang udah ketakutan banget kayak gini, kayaknya emang lu harus menghindar untuk beberapa waktu dari dia. Dua bulan lagi masih ada wisuda susulan. Lu bisa ikutan, gue bakalan ngasih kabar ke elu," ucap Flora setelah ia mempertimbangkan.

Nurul menghela napas, "Sepertinya hanya ini solusinya. Gue takut banget. Mimpi gue kayak nyata," lirih Nurul.

Flora hanya bisa mengelus pundak Nurul untuk menyalurkan kekuatan. Ia tidak bisa berbuat banyak. Yang ia tahu, ia hanya bisa mengumpati Alvaro dalam hatinya.

Laki-laki brengsek itu bahkan menakutkan di dalam mimpi. Gue nggak ngebayangin gimana rasanya jadi Dinda dulu. Gue harap Tuhan masih mau nolongin Nurul.

Akhirnya, rencana yang seharusnya mereka habiskan dengan bahagia karena akan berpisah justru menjadi hari paling menakutkan dan menegangkan bagi keduanya.

Hampir pukul lima sore Nurul baru berpamitan dengan Flora. Dan Flora hanya bisa memberi semangat kepada Nurul.

"Jangan lupa kabarin gue kalau lu udah mau pindahan. Gue usahain buat datang," ucap Flora begitu Nurul sudah naik di atas motor ojek.

Motor tersebut melaju dengan kecepatan sedang dan Nurul hanya bisa termenung hingga akhirnya ia menyadari bahwa jalan ini bukanlah tempat yang seharusnya ia lewati. Berlawanan arah dengan tujuannya pulang ke panti.

"Mas kita salah jalan Mas," ucap Nurul mengingatkan.

Namun Mas ojek tersebut tidak menanggapi dan justru semakin menambah laju kendaraannya.

"Mas putar balik dong. Jangan macam-macam Mas, saya bisa laporin lho. Ini namanya penculikan," gertak Nurul yang sejujurnya sudah mulai ketakutan.

"Nggak, ini jalan yang benar. Jalan yang seharusnya dari tadi kita lewati dan lu malah lupa kalau lu harus lewat disini."

Deggg ...

"Alvaro."

. . .

Beberapa jam sebelumnya ...

Alvaro mengetuk-ngetuk setir mobilnya sambil menatap panti tempat Nurul tinggal. Ia sudah berada di tempat ini dan ia masih ragu untuk turun. Ia juga melihat panti ini cukup ramai dari biasanya.

"Mungkin ada donatur berkunjung," gumam Alvaro.

Mata elangnya masih terus mengamati suasana panti tanpa memalingkan wajahnya. Ia berharap Nurul akan keluar.

"Sial! Udah hampir satu jam gue disini dan gue cuma diam doang. Apa yang bakalan gue dapat dengan begini? Gue harus turun dan nanya," ucap Alvaro.

Cowok tampan dan tajir itu pun turun dari mobilnya. Baru beberapa langkah ia berjalan, ia sudah berpapasan dengan Dessy. Ia mengenali wajah wanita yang sedang mengandung itu saat kemarin malam ia datang.

"Kamu cari Nurul?" tanya Dessy.

"Iya, Mbak. Apa Nurul ada? Dari tadi saya teleponin tapi dia nggak ngangkat," jawab Alvaro.

"Oh Nurul lagi nggak ada. Dia ke rumah Flora, katanya sih gitu," ucap Dessy.

"Flora?" Alvaro memikirkan nama Flora dan akhirnya ia ingat kalau Flora adalah sahabat Nurul yang tidak ia senangi. "Oh iya, saya baru ingat. Makasih ya Mbak, saya pamit dulu," ucap Alvaro.

Jadi lu bersembunyi disana? Lu nggak bakalan bisa lari lagi kali ini.

Alvaro mengemudikan mobilnya menuju ke rumah Flora. Hal yang mudah baginya menemukan alamat gadis itu karena selama ini ia tentu saja mengintai semua yang berhubungan dengan Nurul.

"Kalau dipikir-pikir gue udah kayak cowok posesif ke Nurul. Bahkan siapapun yang berhubungan dengan dia gue sampai tahu. Gue udah kayak cowok bucin bin alay ke ceweknya. Nyatanya si Nurul ini cuma bahan taruhan gue. Gue udah gila kali ya? Atau gue terlalu bersemangat karena ketiga cecunguk itu bakalan bawa Miranda buat gue. Gue udah nggak sabar untuk itu," ucap Alvaro sambil tersenyum membayangkan wajah cantik Miranda.

Alvaro sampai di depan rumah Flora dan ia kembali mencoba menghubungi Nurul namun kini ponsel gadis itu tidak aktif.

'Gue nunggu disini atau gue masuk?" gumam Alvaro.

Tringgg ....

Sebuah pesan masuk dan menampilkan foto yang membuat Alvaro membelalakkan matanya. Ia mengepalkan tangannya dan langsung menghubungi si pengirim pesan.

"Lu cari dia dan pastikan dia ada di tempat yang udah gue sediain. Disana nanti hanya akan ada kami bertiga. Gue nggak mau lu gagal," ucap Alvaro kemudian langsung mematikan teleponnya.

"Sialan! Dia berani main dibelakang gue. Hahaha, lu pikir lu siapa berani main dibelakang Alvaro. Coba halangi gue kalau lu bisa," gumam Alvaro diiringi seringai yang siapapun yang melihatnya akan bergidik ngeri.

Alvaro memperhatikan sekeliling dan tidak jauh dari sana ada pangkalan ojek. Ia pun berinisiatif untuk menyewa salah satu motor disana agar nanti bisa menjadi kejutan untuk Nurul. Ia yakin benar kalau Nurul pasti akan pulang naik ojek. Jika tidak, ia masih punya cara lain.

"Mau main-main sama gue? Cari mati! Cihh," cibir Alvaro.

Dari tempatnya sekarang memantau, Alvaro melihat Nurul yang keluar dari rumah Flora. Ia pun segera mendekati Nurul yang terlihat sedang berjalan ke arah pangkalan ojek.

Akhirnya lu datang juga ke gue dengan sendirinya.

Begitu Nurul naik di motor, Alvaro menyeringai puas.

. . .

"Nggak, ini jalan yang benar. Jalan yang seharusnya dari tadi kita lewati dan lu malah lupa kalau lu harus lewat disini."

Deggg ...

"Alvaro."

"Hmm ... udah cukup 'kan hari ini lu main kucing-kucingan sama gue. Sekarang gue udah nangkap lu dan lu udah nggak bisa kabur lagi dari gue. So ... mari kita ke tempat yang seharusnya kita datangi sejak tadi. Lu pasti nggak sabar untuk datang ke tempat itu karena disana lu bakalan nemuin yang lu cari," ucap Alvaro yang membuat Nurul ketakutan.

Semoga Ikram ada buat nolongin gue.

Di tempat berbeda, seseorang yang tangannya terikat dengan kepala ditutupi dengan kain hitam tengah meronta-ronta minta dilepaskan.

"Kalian siapa? Beraninya main nyulik orang? Pengecut! Lu mau apa dari gue?" teriaknya.

"Kami hanya menjalankan perintah tuan muda," jawab salah seorang dari mereka.

"Tuan muda? Alvaro?"

"Ya."

"Cihh ... mau apa dia?"

"Kami tidak tahu tentang itu. Kami hanya diminta untuk membawa Anda ke tempat ini karena sebentar lagi tuan muda akan segera sampai."

Brengsek! Ini kenapa jadi begini? Apa jangan-jangan ... sial! Jangan sampai dia tahu soal rencana gue. Dia dalam bahaya.

Sementara itu, motor yang dibawa oleh Alvaro telah sampai di tempat tujuan. Nurul yang ketakutan dipaksa oleh Alvaro untuk masuk ke sebuah gubuk dan ya, saat ini mereka tengah berada di tempat yang tidak ada satupun rumah selain gubuk yang ada di hadapannya.

"Ro, kita dimana? Kita mau apa disini?" tanya Nurul dengan suara pelan, ia berusaha menutupi rasa gugupnya.

"Melakukan hal yang seharusnya sudah lama kita lakukan. Nggak usah banyak nanya, mending lu ikut gue. Atau lu mau gue paksa?" ucap Alvaro dengan dingin dan itu membuat tingkat kewaspadaan Nurul bertambah.

Ya Tuhan, tolong aku. Bu Uswa, tolong Nurul.

Nurul menggeleng. Ia menolak untuk ikut namun dengan gesit Alvaro langsung membopongnya bagai mengangkat karung beras dipundaknya.

"Lepasin gue Ro. Lu mau apa ke gue?" teriak Nurul.

"Lepas? Lu udah lama jerat gue dan sekarang begitu gue udah dapat lu mau lepas? Jangan halu!"

Nurul mulai menangis, ia tidak bisa lagi berpikir jernih begitu ia memasuki tempat yang terlihat rapih dan terawat. Ia bisa melihat ada sebuah ranjang tempat tidur dan seseorang yang sedang ditawan di tempat itu.

"Alvaro Genta Prayoga! Ini nggak lucu. Gue mau balik. Lu mau jawaban gue 'kan? Ya udah gue mau jadi pacar lu asal gue bisa pulang sekarang," pekik Nurul. Ia sudah tidak bisa mencari jalan keluar. Mungkin saja dengan memberi jawaban iya maka Alvaro akan luluh dan membebaskannya, ia akan memenangkan taruhan itu dan kekasihnya akan dipaksa untuk pulang.

Alvaro berdecih kemudian ia tertawa.

"Lu pikir gue bisa lu kibulin? Nggak usah pura-pura, gue udah tahu kalau lu itu udah tahu tentang lu yang jadi gadis taruhan gue."

Ucapan Alvaro itu bagaikan pedang yang menusuk jantung Nurul.

"Lu --?"

"Alvaro menepuk tangannya dan datanglah dua orang pria berjas hitam.

"Buka penutup wajahnya dan biarkan dia melihat kekasihnya menjerit kenikmatan dibawah tubuh gue," perintah Alvaro pada kedua anggotanya.

Penutup kepala dibuka dan umpatan lah yang langsung keluar dari mulut tersebut.

"Brengsek lu Ro!"

Deggg ...

"Ikram, lu disini?"

Terpopuler

Comments

Chiisan kasih

Chiisan kasih

hadeh mimpi ternyata pemirsa

2023-07-23

0

Rahmawaty❣️

Rahmawaty❣️

Si ikram ni ya psti

2023-07-13

0

Dtyas Aldric

Dtyas Aldric

takut untuk mencoba bab seletah ini ...
gue sumpahin loe Alvaro ...
ikram harus selamatin Nurul

2023-07-10

2

lihat semua
Episodes
1 Untuk Yang Kesekian Kalinya
2 Irana
3 Tiga Bulan
4 Hasrat Irana
5 Vitamin
6 Sebuah Bukti
7 Fakta Mengejutkan
8 Riswan
9 Fix, Halu
10 Pesan dari nomor tak dikenal
11 Gadis Taruhan Alvaro
12 Kenyataan Pahit
13 Bukan Hari Ini
14 Andai
15 Hari yang dinanti
16 Tempat seharusnya
17 Pamer Kemesraan
18 Noda Merah
19 Ditinggal Sendirian
20 Bolehkah Aku?
21 Paper Bag
22 Bikin Bego
23 Di-to-lak
24 Putus Hubungan
25 Cinta Yang Seharusnya
26 Aku Percaya Kamu
27 Bikin Malu dan Memalukan
28 Gue Kangen
29 Mencarimu
30 Bagaimana dengan Aku?
31 Masih Terluka
32 Cukup Dia Saja
33 Slow Motion
34 Normal-normal Saja
35 Untuk Yang Terakhir
36 Pemain Yang Hebat
37 Steve?
38 Alvaro, Je T'aime
39 AB Rhesus Positif
40 Salah Sangka
41 Saksi Kunci
42 Bagaimana Jika ....
43 Terbiasa Lari Dari Masalah
44 Hari Pertama
45 Safira Magdalena Griffin
46 Mbak Dessy
47 Nggak Mungkin!
48 Tuan Alvaro Tidak Tahu
49 Perasaan Aneh
50 Satu Menit Saja
51 Belimbing Wuluh
52 Sindrom Couvade
53 Deal!
54 Hal Biasa
55 Danissa
56 Bukan Anak Buangan
57 Kakak dan Kakek Lucknut
58 Aluna
59 Pingsan
60 Pernah Patah Hati?
61 Nurul Aina POV
62 Segitiga Bermuda
63 Wajah Familiar
64 Kisah Tak Sempurna
65 Pertemuan Keempat
66 Bisa Nggak Lu Lupa Ingatan?
67 Bukan Aku
68 Bertemu Keluarga Axelle
69 Teman Lama
70 Besok!
71 Rindu Konon
72 Tertusuk
73 Jadi dia?
74 What a coincidence
75 It's too late
76 Ungkapan yang terlambat
77 Sikap Menggemaskan
78 Lebih dari cukup
79 Deep Talk
80 Jajaran Pria Aneh
81 Karena Harta
82 Keturunan Ben Elard
83 Wanita Di Lift
84 Iya 'Kan Flo?
85 Terbawa Perasaan
86 Blessing in disguise
87 Tawanan Hati
88 Tidak Bisa Lapor Polisi
89 Ruang Nostalgia
90 Yes!
91 Hatinya Milik Gue
92 Obrolan Pagi
93 Hal Tak Terduga
94 Binar Yang Sama
95 Kala Itu
96 Kenapa Datang?
97 Dia Nggak Tahu
98 Paling Hebat
99 Masih Semanis Dulu
100 Lumayan
101 Bab 101
102 102
103 103
104 104
105 105
106 106
107 107
108 108
109 109
110 110
111 111
112 112
113 113
114 114
115 115
116 116
117 117
118 118
119 119
120 120
121 Lamaran Ditolak!
122 Deep Talk With You
123 Sah! Kok bisa?
124 Ke Bulan
125 Mas Ayang
126 Tedi?
127 Hukuman
128 Kepencet
129 Bertumbuhlah
130 Aku Menolak!
131 Di Kafe
132 132
133 133
134 134
135 135
136 136
137 137
138 138
139 Saaahh!!
140 Bukan Pecundang!
141 141
142 142
143 143
144 144
145 Just Do It and Move
146 146
147 147
148 148
149 149
150 150
151 151
152 152
153 153
154 154
155 155
156 156
157 157
158 158
159 Pengumuman
160 159
161 160
162 161
163 162
164 163
165 164
166 165
167 166
168 167
169 168
170 169
171 170
172 171
173 172
174 173
175 174
176 175
177 176
178 177
179 178
180 179
181 180
182 181
183 182
184 183
185 184
186 185
187 186
188 187
189 188
190 189
191 190
192 191
193 192
194 193
195 194
196 195
197 196
198 197
199 Berbuat Baik
200 Kencan?
201 Rencana Leon
202 Keinginan Leon
203 Mendapat Izin
204 Paman Tian?
205 Lu?!
206 Suara Lucknut!
207 Tentang Kedatangan Frey
208 Perhatian Frey
209 Tertular Papi Alvaro
210 Mari Kita Bermain
211 Mengagumi Dalam Ribut
212 Dua Sekaligus
213 Tuan Cakrawala Shan
214 Sudah Tidak Bisa Nikung!
215 Gue Udah Dijodohkan!
216 Tak Baik-baik Saja
217 Riani adalah ....
218 Everything Will be Okay
219 Merk Sepatu
220 Diskusi Kelompok
221 Harris
222 Dua Kemungkinan
223 Parfum Pak Suwondo
224 Alvaro dan Pak Nadir
225 Saya Tahu Kok Dok!
226 Sapaan Yang Menohok
227 Keributan Di Kantin
228 Ketika Sahabat Menjadi Bangsat
229 Pengakuan
230 Mengumbar Kemesraan
231 Kafe dan Leon
232 Sempat Panik
233 Pengumuman
234 Hari Terakhir Ujian
235 Nggak Akan Sama Lagi
236 Gue yang ngatur endingnya
237 Anggap Selesai
238 Bagaimana Bisa?
239 Hobi Baru
240 Iri Bilang Bos
241 Sindiran Axelle
242 Semua Karena Jessica
243 Savage-nya Keturunan Prayoga
244 Tembak Dia Mas
245 Promise
246 Pemberitahuan Lebih Awal
247 Lu Itu Sad Boy
248 Menjenguk Cici
249 Surprise ...
250 What? Tante?
251 Mogok Bicara
252 Tiga Mahasiswi Centil
253 Keenan dan Jessica
254 Karena Cerita di Novel
255 Keluh Kesah Bunda
256 Keputusan Keenan
257 Pukul 03.00
258 Sebuah Sindiran
259 Flash Back ...
260 Berdarah-darah
261 Alvaro dan Naufal
262 Menenangkan Diri
263 Rasa Yang Pernah Ada
264 Ambisi yang berhalang!
265 Jihan
266 Chemistry
267 Hati ke Hati
268 Keluarga Bahagia
269 Sisi Lain Alvaro
270 Hanya Sebuah Obsesi
271 Sebuah Cerita
272 Mendadak Jadi Bego
273 Eleanor Prayoga Griffin
274 Aluna Tidak Setuju
275 Last
Episodes

Updated 275 Episodes

1
Untuk Yang Kesekian Kalinya
2
Irana
3
Tiga Bulan
4
Hasrat Irana
5
Vitamin
6
Sebuah Bukti
7
Fakta Mengejutkan
8
Riswan
9
Fix, Halu
10
Pesan dari nomor tak dikenal
11
Gadis Taruhan Alvaro
12
Kenyataan Pahit
13
Bukan Hari Ini
14
Andai
15
Hari yang dinanti
16
Tempat seharusnya
17
Pamer Kemesraan
18
Noda Merah
19
Ditinggal Sendirian
20
Bolehkah Aku?
21
Paper Bag
22
Bikin Bego
23
Di-to-lak
24
Putus Hubungan
25
Cinta Yang Seharusnya
26
Aku Percaya Kamu
27
Bikin Malu dan Memalukan
28
Gue Kangen
29
Mencarimu
30
Bagaimana dengan Aku?
31
Masih Terluka
32
Cukup Dia Saja
33
Slow Motion
34
Normal-normal Saja
35
Untuk Yang Terakhir
36
Pemain Yang Hebat
37
Steve?
38
Alvaro, Je T'aime
39
AB Rhesus Positif
40
Salah Sangka
41
Saksi Kunci
42
Bagaimana Jika ....
43
Terbiasa Lari Dari Masalah
44
Hari Pertama
45
Safira Magdalena Griffin
46
Mbak Dessy
47
Nggak Mungkin!
48
Tuan Alvaro Tidak Tahu
49
Perasaan Aneh
50
Satu Menit Saja
51
Belimbing Wuluh
52
Sindrom Couvade
53
Deal!
54
Hal Biasa
55
Danissa
56
Bukan Anak Buangan
57
Kakak dan Kakek Lucknut
58
Aluna
59
Pingsan
60
Pernah Patah Hati?
61
Nurul Aina POV
62
Segitiga Bermuda
63
Wajah Familiar
64
Kisah Tak Sempurna
65
Pertemuan Keempat
66
Bisa Nggak Lu Lupa Ingatan?
67
Bukan Aku
68
Bertemu Keluarga Axelle
69
Teman Lama
70
Besok!
71
Rindu Konon
72
Tertusuk
73
Jadi dia?
74
What a coincidence
75
It's too late
76
Ungkapan yang terlambat
77
Sikap Menggemaskan
78
Lebih dari cukup
79
Deep Talk
80
Jajaran Pria Aneh
81
Karena Harta
82
Keturunan Ben Elard
83
Wanita Di Lift
84
Iya 'Kan Flo?
85
Terbawa Perasaan
86
Blessing in disguise
87
Tawanan Hati
88
Tidak Bisa Lapor Polisi
89
Ruang Nostalgia
90
Yes!
91
Hatinya Milik Gue
92
Obrolan Pagi
93
Hal Tak Terduga
94
Binar Yang Sama
95
Kala Itu
96
Kenapa Datang?
97
Dia Nggak Tahu
98
Paling Hebat
99
Masih Semanis Dulu
100
Lumayan
101
Bab 101
102
102
103
103
104
104
105
105
106
106
107
107
108
108
109
109
110
110
111
111
112
112
113
113
114
114
115
115
116
116
117
117
118
118
119
119
120
120
121
Lamaran Ditolak!
122
Deep Talk With You
123
Sah! Kok bisa?
124
Ke Bulan
125
Mas Ayang
126
Tedi?
127
Hukuman
128
Kepencet
129
Bertumbuhlah
130
Aku Menolak!
131
Di Kafe
132
132
133
133
134
134
135
135
136
136
137
137
138
138
139
Saaahh!!
140
Bukan Pecundang!
141
141
142
142
143
143
144
144
145
Just Do It and Move
146
146
147
147
148
148
149
149
150
150
151
151
152
152
153
153
154
154
155
155
156
156
157
157
158
158
159
Pengumuman
160
159
161
160
162
161
163
162
164
163
165
164
166
165
167
166
168
167
169
168
170
169
171
170
172
171
173
172
174
173
175
174
176
175
177
176
178
177
179
178
180
179
181
180
182
181
183
182
184
183
185
184
186
185
187
186
188
187
189
188
190
189
191
190
192
191
193
192
194
193
195
194
196
195
197
196
198
197
199
Berbuat Baik
200
Kencan?
201
Rencana Leon
202
Keinginan Leon
203
Mendapat Izin
204
Paman Tian?
205
Lu?!
206
Suara Lucknut!
207
Tentang Kedatangan Frey
208
Perhatian Frey
209
Tertular Papi Alvaro
210
Mari Kita Bermain
211
Mengagumi Dalam Ribut
212
Dua Sekaligus
213
Tuan Cakrawala Shan
214
Sudah Tidak Bisa Nikung!
215
Gue Udah Dijodohkan!
216
Tak Baik-baik Saja
217
Riani adalah ....
218
Everything Will be Okay
219
Merk Sepatu
220
Diskusi Kelompok
221
Harris
222
Dua Kemungkinan
223
Parfum Pak Suwondo
224
Alvaro dan Pak Nadir
225
Saya Tahu Kok Dok!
226
Sapaan Yang Menohok
227
Keributan Di Kantin
228
Ketika Sahabat Menjadi Bangsat
229
Pengakuan
230
Mengumbar Kemesraan
231
Kafe dan Leon
232
Sempat Panik
233
Pengumuman
234
Hari Terakhir Ujian
235
Nggak Akan Sama Lagi
236
Gue yang ngatur endingnya
237
Anggap Selesai
238
Bagaimana Bisa?
239
Hobi Baru
240
Iri Bilang Bos
241
Sindiran Axelle
242
Semua Karena Jessica
243
Savage-nya Keturunan Prayoga
244
Tembak Dia Mas
245
Promise
246
Pemberitahuan Lebih Awal
247
Lu Itu Sad Boy
248
Menjenguk Cici
249
Surprise ...
250
What? Tante?
251
Mogok Bicara
252
Tiga Mahasiswi Centil
253
Keenan dan Jessica
254
Karena Cerita di Novel
255
Keluh Kesah Bunda
256
Keputusan Keenan
257
Pukul 03.00
258
Sebuah Sindiran
259
Flash Back ...
260
Berdarah-darah
261
Alvaro dan Naufal
262
Menenangkan Diri
263
Rasa Yang Pernah Ada
264
Ambisi yang berhalang!
265
Jihan
266
Chemistry
267
Hati ke Hati
268
Keluarga Bahagia
269
Sisi Lain Alvaro
270
Hanya Sebuah Obsesi
271
Sebuah Cerita
272
Mendadak Jadi Bego
273
Eleanor Prayoga Griffin
274
Aluna Tidak Setuju
275
Last

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!