Hari yang dinanti

Semalaman Nurul tidak tenang. Ia tidak bisa tidur. Tidak bisa pula menemukan jalan keluar untuknya menjauh dari Alvaro.

Haruskah ia tidak ikut wisuda dan langsung pindah?

Tapi apa alasan yang tepat yang akan ia katakan pada bu Uswa jika ia tidak ikut wisuda.

Mau menghadapi?

Nurul sadar ia tidak punya kekuatan besar untuk berdiri tegak dan kuat di depan Alvaro. Baru membayangkannya saja ia sudah gemetar.

Apa yang bakalan terjadi ke gue kalau gue nggak nerima dia? Dan apa yang akan terjadi ke gue kalau gue nerima dia?

Akhirnya sampai bunyi adzan subuh Nurul tidak bisa benar-benar memejamkan matanya. Ia segera bersiap untuk melaksanakan sholat subuh. Mungkin dengan ini ia bisa menenangkan pikirannya.

Beberapa mil jauhnya dari tempat Nurul yang saat ini tengah bersujud ...

"Tuan, saya sudah mendapatkan kabar tentang Nona Miranda," ucap seseorang yang berjas hitam.

"Katakan!"

"Nona Miranda tidak memiliki kekasih ataupun teman kencan disana. Beliau murni meniti kariernya disana. Nona Miranda tidak melakukan perselingkuhan ataupun hal-hal negatif lainnya," ucapnya.

"Bagus! Itu berarti dia masih bisa menjadi kandidat nyonya muda Prayoga. Terus awasi dia, Alvaro masih begitu menginginkannya. Jangan sampai Alvaro tahu kalau saya yang meminta Miranda untuk pergi. Dan jika sampai terbukti Miranda melakukan perselingkuhan disana, maka lakukan apapun untuk mencegah Alvaro bertemu dengannya," ucapnya pria paruh baya yang dipanggil tuan itu.

"Baik tuan, saya permisi," ucap pria berjas yang bernama Martin itu.

Sepeninggalan Martin, Genta Prayoga mengubah ekspresinya menjadi begitu datar.

"Aku masih belum yakin dengan informasi itu. Aku pun meragukan Miranda dan aku harap Alvaro bisa melupakan perempuan itu. Masih banyak perempuan dengan latar belakang yang lebih baik dari Miranda. Alvaro, Papi harap kamu bisa segera menemukan penggantinya. Biarkan saja perempuan itu dengan dirinya sendiri, kau jangan mati hanya karena ditinggal olehnya. Papi akan membuktikan kalau perempuan itu tidak layak untukmu, Nak."

Papi Genta Prayoga menghela napas kemudian ia menarik laci dari meja kerjanya. Memandangi foto yang selama ini selalu menguatkannya.

Tidak ada yang lebih baik dari ini. Mengenangmu, tentu saja masih akan selalu kulakukan. Hanya dengan melihat wajahmu, hati ini menjadi tenang dan seolah dengan melihat fotomu segala bebanku menghilang begitu saja, Rama.

Genta Prayoga menutup kembali lacinya dan segera menuju ke kamar dimana istri tercintanya pasti masih menunggunya untuk tidur bersama.

"Pi," panggil Handayani Prayoga, istrinya yang biasa disapa Mami Yani.

"Mami kenapa belum tidur?" tanya Genta.

"Belum ngantuk Pi. Gimana sama Alvaro Pi? Apa anak kita itu masih nakal?" tanya Yani.

"Menurut Mami?" Genta langsung duduk di samping istrinya.

"Hmmm ... semua karena Miranda pergi ninggalin dia tanpa pamitan. Lagi pula jika gadis itu pun tidak bekerja maka Alvaro masih sanggup memenuhi kebutuhannya. Mami kasihan juga sama Alvaro kalau hidupnya jadi sehancur ini hanya karena gadis itu. Papi paksa dia balik lah Pi. Mami nggak mau anak kita semakin rusak. Mami nggak sanggup!" isak Yani dan Genta langsung membawa istrinya itu ke dalam pelukan.

"Alvaro pasti bisa melalui ini Mi. Papi yakin Alvaro tidak akan berbuat jahat seperti yang kita pikirkan," hibur Genta padahal ia sudah tahu seperti apa perilaku Alvaro di luar rumah.

"Mami hanya takut Alvaro menghamili anak orang Pi. Mami nggak mau kalau dia samp --"

"Tenang Mi. Papi selalu menempatkan penjaga rahasia untuk mengawasinya," potong Genta.

Yani pun menganggukkan kepalanya dan mengajak Genta untuk tidur.

Andai Mami tahu seburuk apa anak kita saat ini. Mami pasti tidak akan sanggup mendengarnya.

. . .

Flora menatap Nurul yang terlihat lesu. Sahabatnya itu seperti orang yang tidak bertenaga begitu ia membuka pintu rumah. Nurul hanya mengatakan jika ia kurang tidur karena memikirkan kepindahannya. Nurul tidak mungkin menceritakan tentang Alvaro. Ia tidak ingin sahabatnya ini bersedih jika tahu dirinya memiliki perasaan terhadap Alvaro.

"Niatnya mau menghabiskan waktu seharian bersama, tapi nggak lu tidur juga kali Nur. Hadeehh ...."

Flora hanya bisa menghela napas begitu melihat Nurul justru datang untuk menumpang tidur di rumahnya.

Flora tersenyum tipis melihat wajah Nurul yang terlihat damai dalam tidurnya. Ia ingin berbagi cerita namun ia urungkan karena tidak ingin mengganggu Nurul.

"Gue mau ambil camilan deh, kali aja si Nurul udah bosan di alam mimpi, hehehe."

Begitu Flora melangkah untuk keluar dari kamar, ponsel Nurul berdering. Awalnya Flora tak ingin pusing karena ia tidak mau membangunkan Nurul, namun karena telepon itu terus membuat kebisingan maka Flora pun mengambil ponsel itu dan matanya langsung terbelalak.

"Alvaro? Mau apa dia?" gumam Nurul.

Flora langsung mengganti mode ponsel Nurul menjadi silent.

"Jangan harap lu bisa ganggu Nurul lagi," ucap Flora dengan kesal seolah-olah Alvaro sedang berada di hadapannya.

Tanpa memperdulikan ponsel Nurul yang terus menampilkan sebuah panggilan masuk, Flora meninggalkan kamarnya.

Beberapa mil jauhnya ...

"Sial! Nurul kemana sih? Apa dia lupa hari ini penting buat kita?" umpat Alvaro saat panggilannya lagi-lagi tidak dijawab oleh Nurul dan ini sudah panggilan ke dua puluh.

"Lu kemana sih Aina? Lu nggak kabur, 'kan? Lu jangan kabur sebelum gue hancurin lu dong. Gue juga butuh menang taruhan. Setidaknya lu jawab iya doang ke gue, gue udah dapat kemenangan gue. Lu nggak tahu seberapa kangennya gue sama Miranda. Dan cuma lu yang bisa bantuin gue," keluh Alvaro.

Ponsel Alvaro berdering. Ia dengan semangat menjawab panggilan tersebut.

"Lu kemana aja sih Aina? Dari tadi gue teleponin nggak dijawab. Lu grogi atau gimana?" cecar Alvaro.

"Santai bro, ini gue Kriss. Bukan Nurul. Ciee, ada yang nggak sabar buat jadian."

Alvaro langsung menarik ponselnya dan melihat siapa nama peneleponnya.

Sial!

"Ya ampun Ro, gue kira cuma di kampus si Nurul nolak lu. Eh ... ternyata telepon lu juga ditolak ya. Fix, lu bakalan kalah taruhan. Hahahaha."

Wajah Alvaro memerah, kesal sekali dirinya pada sahabatnya yang satu ini.

"Lu nelepon gue cuma buat ledekin gue atau apa nih?" tanya Alvaro dengan nada penuh penekanan.

"Santai bro. Gue cuma mau ngasih kabar kalau tempat yang lu minta buat jadian sama Nurul udah siap. Lu kapan datangnya?"

Alvaro menghela napas. "Gimana mau datang kalau si Aina nggak ada kabar," ucap Alvaro lesu.

"Ciee ... lagi galau lu? Fix, lu cinta beneran deh sama Nurul. Pakai sebut Aina lagi. Udah bucin lu?"

"Sepertinya ada yang bosan hidup nih."

Terdengar kekehan dari Kriss di seberang saluran.

"Ya udah, kalau lu sama Nurul udah otw kasih kabar gue."

Tanpa menjawab Alvaro langsung mematikan ponselnya.

Nurul, lu dimana sih? Lu udah bosan hidup atau gimana sampai lu berani mempermainkan seorang Alvaro Genta Prayoga?

"Gue susul ke panti," ucap Alvaro yang langsung keluar dari kamarnya.

. . .

Nurul mengerkapkan matanya. Rasanya masih cukup mengantuk namun sebuah suara yang langsung membuatnya membuka matanya dengan lebar.

"Lu disini? Udah puas lu tidur dan bikin gue nyari-nyari lu kesana kemari? Lu nggak lupa 'kan kalau hari ini lu punya janji ke gue?"

Nurul belum mempedulikannya karena ia sibuk menatap sekeliling.

Gue masih di kamar Flora dan kenapa gue seperti mendengar suara Alvaro?

"Aina! Bangun dong," teriak Alvaro yang langsung membuat Nurul tersadar.

"Alvaro? Lu kenapa bisa ada di kamar Flora?" tanya Nurul heran.

"Lu lupa siapa gue? Gue mau dimana aja bebas," ucapnya songong.

Dan akhirnya gue yakin ini memang Alvaro.

"Kenapa lu nggak datang? Kenapa lu biarin gue nunggu seharian? Lu tahu nggak kalau tindakan lu ini sudah memainkan emosi gue. Gue bisa aja membalas lu saat ini. Kalau lu nggak percaya, coba aja," ucap Alvaro dengan suara dan tatapan yang begitu dingin.

"Ro, gu-gue minta maaf," cicit Nurul. Ia merasa takut dengan sikap Alvaro yang tak pernah ia lihat sebelumnya.

"Terlambat. Lu harus bayar mahal untuk waktu gue yang lu buang percuma. Enam bulan, enam bulan gue nungguin lu dan enam bulan juga gue berjuang buat lu dan ini yang lu kasih ke gue? Cihh ... lu pikir lu siapa sampai bikin gue kayak orang bodoh gini? Siapa lu?" hardik Alvaro yang semakin membuat Nurul gemetar.

"Ro, nggak gini. Gue minta maaf," lirih Nurul.

"Udah lu mending diam aja. Biar gue yang bertindak. Lagi pula ini tidak ada artinya dengan pengorbanan gue selama enam bulan ini. Lu orang yang harus membayar mahal karena sudah bersikap seperti ini ke gue. Dari semua cewek, lu yang paling nyakitin tahu nggak!" teriak Alvaro yang membuat Nurul ketakutan.

"Bu-bukannya gue ini cuma bahan taruhan lu doang?" teriak Nurul.

Harusnya gue yang sakit hati, bukan lu Alvaro.

Alvaro menaikkan sebelah sudut alisnya. "Oh lu jadi udah tahu? Bagus deh. Gue sekarang udah nggak perlu sandiwara. Capek juga bersikap manis ke elu. Lu nggak layak untuk itu. Lu cocoknya jadi mainan gue. Siap-siap aja lu," ucap Alvaro menyeringai.

Nurul bergidik ngeri namun ia tidak bisa melakukan apapun.

Ayo Nurul mikir. Ini Flora kemana sih? Kenapa bisa ada Alvaro di kamarnya?

"Sebaiknya lu kerja sama sama gue. Kalau lu berontak, gue nggak segan-segan bertindak kasar sama lu. Kalau lu nggak percaya, gue bakalan buktiin sekarang," ucap Alvaro yang kini mulai mendekati Nurul yang masih duduk di atas tempat tidur.

Melihat Alvaro yang mulai mendekat, Nurul langsung berdiri dan bersiap untuk kabur. Namun sayang, ia kalah cepat dengan gerakan Alvaro. Tubuhnya yang mungil bisa dengan mudah Alvaro dapatkan.

"Jangan berpikir untuk kabur. Karena lu nggak akan sanggup untuk itu. Sudah cukup selama ini lu berada di atas angin karena gue selalu ngejar-ngejar lu dan lu selalu nolak gue. Sekarang gue bakalan tunjukin dimana posisi lu. Lu pantasnya di bawah kungkungan gue, ahahaha."

Tolongin gue ... Flora ... Ikram ... Bu Uswa ... hikss.

Terpopuler

Comments

Chiisan kasih

Chiisan kasih

heleh udah pernah kecolongan pi, hamilin siapa tadi namanya lupa? dinda

2023-07-23

1

lihat semua
Episodes
1 Untuk Yang Kesekian Kalinya
2 Irana
3 Tiga Bulan
4 Hasrat Irana
5 Vitamin
6 Sebuah Bukti
7 Fakta Mengejutkan
8 Riswan
9 Fix, Halu
10 Pesan dari nomor tak dikenal
11 Gadis Taruhan Alvaro
12 Kenyataan Pahit
13 Bukan Hari Ini
14 Andai
15 Hari yang dinanti
16 Tempat seharusnya
17 Pamer Kemesraan
18 Noda Merah
19 Ditinggal Sendirian
20 Bolehkah Aku?
21 Paper Bag
22 Bikin Bego
23 Di-to-lak
24 Putus Hubungan
25 Cinta Yang Seharusnya
26 Aku Percaya Kamu
27 Bikin Malu dan Memalukan
28 Gue Kangen
29 Mencarimu
30 Bagaimana dengan Aku?
31 Masih Terluka
32 Cukup Dia Saja
33 Slow Motion
34 Normal-normal Saja
35 Untuk Yang Terakhir
36 Pemain Yang Hebat
37 Steve?
38 Alvaro, Je T'aime
39 AB Rhesus Positif
40 Salah Sangka
41 Saksi Kunci
42 Bagaimana Jika ....
43 Terbiasa Lari Dari Masalah
44 Hari Pertama
45 Safira Magdalena Griffin
46 Mbak Dessy
47 Nggak Mungkin!
48 Tuan Alvaro Tidak Tahu
49 Perasaan Aneh
50 Satu Menit Saja
51 Belimbing Wuluh
52 Sindrom Couvade
53 Deal!
54 Hal Biasa
55 Danissa
56 Bukan Anak Buangan
57 Kakak dan Kakek Lucknut
58 Aluna
59 Pingsan
60 Pernah Patah Hati?
61 Nurul Aina POV
62 Segitiga Bermuda
63 Wajah Familiar
64 Kisah Tak Sempurna
65 Pertemuan Keempat
66 Bisa Nggak Lu Lupa Ingatan?
67 Bukan Aku
68 Bertemu Keluarga Axelle
69 Teman Lama
70 Besok!
71 Rindu Konon
72 Tertusuk
73 Jadi dia?
74 What a coincidence
75 It's too late
76 Ungkapan yang terlambat
77 Sikap Menggemaskan
78 Lebih dari cukup
79 Deep Talk
80 Jajaran Pria Aneh
81 Karena Harta
82 Keturunan Ben Elard
83 Wanita Di Lift
84 Iya 'Kan Flo?
85 Terbawa Perasaan
86 Blessing in disguise
87 Tawanan Hati
88 Tidak Bisa Lapor Polisi
89 Ruang Nostalgia
90 Yes!
91 Hatinya Milik Gue
92 Obrolan Pagi
93 Hal Tak Terduga
94 Binar Yang Sama
95 Kala Itu
96 Kenapa Datang?
97 Dia Nggak Tahu
98 Paling Hebat
99 Masih Semanis Dulu
100 Lumayan
101 Bab 101
102 102
103 103
104 104
105 105
106 106
107 107
108 108
109 109
110 110
111 111
112 112
113 113
114 114
115 115
116 116
117 117
118 118
119 119
120 120
121 Lamaran Ditolak!
122 Deep Talk With You
123 Sah! Kok bisa?
124 Ke Bulan
125 Mas Ayang
126 Tedi?
127 Hukuman
128 Kepencet
129 Bertumbuhlah
130 Aku Menolak!
131 Di Kafe
132 132
133 133
134 134
135 135
136 136
137 137
138 138
139 Saaahh!!
140 Bukan Pecundang!
141 141
142 142
143 143
144 144
145 Just Do It and Move
146 146
147 147
148 148
149 149
150 150
151 151
152 152
153 153
154 154
155 155
156 156
157 157
158 158
159 Pengumuman
160 159
161 160
162 161
163 162
164 163
165 164
166 165
167 166
168 167
169 168
170 169
171 170
172 171
173 172
174 173
175 174
176 175
177 176
178 177
179 178
180 179
181 180
182 181
183 182
184 183
185 184
186 185
187 186
188 187
189 188
190 189
191 190
192 191
193 192
194 193
195 194
196 195
197 196
198 197
199 Berbuat Baik
200 Kencan?
201 Rencana Leon
202 Keinginan Leon
203 Mendapat Izin
204 Paman Tian?
205 Lu?!
206 Suara Lucknut!
207 Tentang Kedatangan Frey
208 Perhatian Frey
209 Tertular Papi Alvaro
210 Mari Kita Bermain
211 Mengagumi Dalam Ribut
212 Dua Sekaligus
213 Tuan Cakrawala Shan
214 Sudah Tidak Bisa Nikung!
215 Gue Udah Dijodohkan!
216 Tak Baik-baik Saja
217 Riani adalah ....
218 Everything Will be Okay
219 Merk Sepatu
220 Diskusi Kelompok
221 Harris
222 Dua Kemungkinan
223 Parfum Pak Suwondo
224 Alvaro dan Pak Nadir
225 Saya Tahu Kok Dok!
226 Sapaan Yang Menohok
227 Keributan Di Kantin
228 Ketika Sahabat Menjadi Bangsat
229 Pengakuan
230 Mengumbar Kemesraan
231 Kafe dan Leon
232 Sempat Panik
233 Pengumuman
234 Hari Terakhir Ujian
235 Nggak Akan Sama Lagi
236 Gue yang ngatur endingnya
237 Anggap Selesai
238 Bagaimana Bisa?
239 Hobi Baru
240 Iri Bilang Bos
241 Sindiran Axelle
242 Semua Karena Jessica
243 Savage-nya Keturunan Prayoga
244 Tembak Dia Mas
245 Promise
246 Pemberitahuan Lebih Awal
247 Lu Itu Sad Boy
248 Menjenguk Cici
249 Surprise ...
250 What? Tante?
251 Mogok Bicara
252 Tiga Mahasiswi Centil
253 Keenan dan Jessica
254 Karena Cerita di Novel
255 Keluh Kesah Bunda
256 Keputusan Keenan
257 Pukul 03.00
258 Sebuah Sindiran
259 Flash Back ...
260 Berdarah-darah
261 Alvaro dan Naufal
262 Menenangkan Diri
263 Rasa Yang Pernah Ada
264 Ambisi yang berhalang!
265 Jihan
266 Chemistry
267 Hati ke Hati
268 Keluarga Bahagia
269 Sisi Lain Alvaro
270 Hanya Sebuah Obsesi
271 Sebuah Cerita
272 Mendadak Jadi Bego
273 Eleanor Prayoga Griffin
274 Aluna Tidak Setuju
275 Last
Episodes

Updated 275 Episodes

1
Untuk Yang Kesekian Kalinya
2
Irana
3
Tiga Bulan
4
Hasrat Irana
5
Vitamin
6
Sebuah Bukti
7
Fakta Mengejutkan
8
Riswan
9
Fix, Halu
10
Pesan dari nomor tak dikenal
11
Gadis Taruhan Alvaro
12
Kenyataan Pahit
13
Bukan Hari Ini
14
Andai
15
Hari yang dinanti
16
Tempat seharusnya
17
Pamer Kemesraan
18
Noda Merah
19
Ditinggal Sendirian
20
Bolehkah Aku?
21
Paper Bag
22
Bikin Bego
23
Di-to-lak
24
Putus Hubungan
25
Cinta Yang Seharusnya
26
Aku Percaya Kamu
27
Bikin Malu dan Memalukan
28
Gue Kangen
29
Mencarimu
30
Bagaimana dengan Aku?
31
Masih Terluka
32
Cukup Dia Saja
33
Slow Motion
34
Normal-normal Saja
35
Untuk Yang Terakhir
36
Pemain Yang Hebat
37
Steve?
38
Alvaro, Je T'aime
39
AB Rhesus Positif
40
Salah Sangka
41
Saksi Kunci
42
Bagaimana Jika ....
43
Terbiasa Lari Dari Masalah
44
Hari Pertama
45
Safira Magdalena Griffin
46
Mbak Dessy
47
Nggak Mungkin!
48
Tuan Alvaro Tidak Tahu
49
Perasaan Aneh
50
Satu Menit Saja
51
Belimbing Wuluh
52
Sindrom Couvade
53
Deal!
54
Hal Biasa
55
Danissa
56
Bukan Anak Buangan
57
Kakak dan Kakek Lucknut
58
Aluna
59
Pingsan
60
Pernah Patah Hati?
61
Nurul Aina POV
62
Segitiga Bermuda
63
Wajah Familiar
64
Kisah Tak Sempurna
65
Pertemuan Keempat
66
Bisa Nggak Lu Lupa Ingatan?
67
Bukan Aku
68
Bertemu Keluarga Axelle
69
Teman Lama
70
Besok!
71
Rindu Konon
72
Tertusuk
73
Jadi dia?
74
What a coincidence
75
It's too late
76
Ungkapan yang terlambat
77
Sikap Menggemaskan
78
Lebih dari cukup
79
Deep Talk
80
Jajaran Pria Aneh
81
Karena Harta
82
Keturunan Ben Elard
83
Wanita Di Lift
84
Iya 'Kan Flo?
85
Terbawa Perasaan
86
Blessing in disguise
87
Tawanan Hati
88
Tidak Bisa Lapor Polisi
89
Ruang Nostalgia
90
Yes!
91
Hatinya Milik Gue
92
Obrolan Pagi
93
Hal Tak Terduga
94
Binar Yang Sama
95
Kala Itu
96
Kenapa Datang?
97
Dia Nggak Tahu
98
Paling Hebat
99
Masih Semanis Dulu
100
Lumayan
101
Bab 101
102
102
103
103
104
104
105
105
106
106
107
107
108
108
109
109
110
110
111
111
112
112
113
113
114
114
115
115
116
116
117
117
118
118
119
119
120
120
121
Lamaran Ditolak!
122
Deep Talk With You
123
Sah! Kok bisa?
124
Ke Bulan
125
Mas Ayang
126
Tedi?
127
Hukuman
128
Kepencet
129
Bertumbuhlah
130
Aku Menolak!
131
Di Kafe
132
132
133
133
134
134
135
135
136
136
137
137
138
138
139
Saaahh!!
140
Bukan Pecundang!
141
141
142
142
143
143
144
144
145
Just Do It and Move
146
146
147
147
148
148
149
149
150
150
151
151
152
152
153
153
154
154
155
155
156
156
157
157
158
158
159
Pengumuman
160
159
161
160
162
161
163
162
164
163
165
164
166
165
167
166
168
167
169
168
170
169
171
170
172
171
173
172
174
173
175
174
176
175
177
176
178
177
179
178
180
179
181
180
182
181
183
182
184
183
185
184
186
185
187
186
188
187
189
188
190
189
191
190
192
191
193
192
194
193
195
194
196
195
197
196
198
197
199
Berbuat Baik
200
Kencan?
201
Rencana Leon
202
Keinginan Leon
203
Mendapat Izin
204
Paman Tian?
205
Lu?!
206
Suara Lucknut!
207
Tentang Kedatangan Frey
208
Perhatian Frey
209
Tertular Papi Alvaro
210
Mari Kita Bermain
211
Mengagumi Dalam Ribut
212
Dua Sekaligus
213
Tuan Cakrawala Shan
214
Sudah Tidak Bisa Nikung!
215
Gue Udah Dijodohkan!
216
Tak Baik-baik Saja
217
Riani adalah ....
218
Everything Will be Okay
219
Merk Sepatu
220
Diskusi Kelompok
221
Harris
222
Dua Kemungkinan
223
Parfum Pak Suwondo
224
Alvaro dan Pak Nadir
225
Saya Tahu Kok Dok!
226
Sapaan Yang Menohok
227
Keributan Di Kantin
228
Ketika Sahabat Menjadi Bangsat
229
Pengakuan
230
Mengumbar Kemesraan
231
Kafe dan Leon
232
Sempat Panik
233
Pengumuman
234
Hari Terakhir Ujian
235
Nggak Akan Sama Lagi
236
Gue yang ngatur endingnya
237
Anggap Selesai
238
Bagaimana Bisa?
239
Hobi Baru
240
Iri Bilang Bos
241
Sindiran Axelle
242
Semua Karena Jessica
243
Savage-nya Keturunan Prayoga
244
Tembak Dia Mas
245
Promise
246
Pemberitahuan Lebih Awal
247
Lu Itu Sad Boy
248
Menjenguk Cici
249
Surprise ...
250
What? Tante?
251
Mogok Bicara
252
Tiga Mahasiswi Centil
253
Keenan dan Jessica
254
Karena Cerita di Novel
255
Keluh Kesah Bunda
256
Keputusan Keenan
257
Pukul 03.00
258
Sebuah Sindiran
259
Flash Back ...
260
Berdarah-darah
261
Alvaro dan Naufal
262
Menenangkan Diri
263
Rasa Yang Pernah Ada
264
Ambisi yang berhalang!
265
Jihan
266
Chemistry
267
Hati ke Hati
268
Keluarga Bahagia
269
Sisi Lain Alvaro
270
Hanya Sebuah Obsesi
271
Sebuah Cerita
272
Mendadak Jadi Bego
273
Eleanor Prayoga Griffin
274
Aluna Tidak Setuju
275
Last

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!