[Eagle Union Command Room]
Aku dan Sofia duduk di kursi sofa.
Di depanku, tampak seorang pria muda yang memainkan pena di jari-jarinya. Dia memutarnya dan melempar pena itu ke arahku. Sebuah sambutan yang sangat ramah dan bersahabat.
“Kau tahu, kau itu selalu merepotkan, Altair.”
“Bahkan saat berada di panti asuhan, kau adalah sumber masalah yang sulit dikendalikan.”
“Bergabung ke angkatan laut rahasia Eagle Union, menolak perintah langsung dari pihak Azur Lane, melakukan sabotase kapal kargo militer sekutu, dan operasi militer rahasia yang menimbulkan kekacauan di lautan.”
“Aku sangat kagum kepadamu, Altair!”
“Semua kekacauan ini adalah prestasi terbesarmu.”
*Plooook... *Plooookk...
Sepertinya... Diriku... Atau lebih tepatnya identitas yang ditentukan oleh Quest sangat bermasalah. Seluruh perkataanya yang memojokkanku terasa seperti pedang yang menusuk tubuhku.
Itu bukan diriku!
Itu adalah identitas yang diberikan oleh Quest dan secara kebetulan sangat bermasalah.
“Uhmm... Maaf?” ucapku untuk memecah kesunyian sepihak itu.
“Kau masih berani berbicara sebelum diperintah? Kau tidak pernah berubah, Altair.”
Sindiran halus itu terasa sangat mulus dan membuat hati kecilku terasa sakit.
“Selalu saja menimbulkan masalah yang tidak perlu.”
Sejauh yang kutahu, informasi yang kudapat hanyalah identitas diriku sebagai Altair dan teman lamaku yang memimpin fraksi Eagle Union di pangkalan militer Azur Lane.
Dia adalah Arthur Mac William, pencetus ide dari unit Seawolf dan petinggi militer yang berpengaruh di Eagle Union. Kebijakan Eagle Union dan Azur Lane sangat berbeda, itu seperti politik dua kubu yang berjalan berdasarkan kepentingan masing-masing.
Jika Azur Lane bertujuan untuk melindungi umat manusia dari ancaman siren. Fraksi Eagle Union memiliki tujuan untuk menguasai lautan di bawah kendali kekuatan mereka. Pemikiran yang berbahaya itu membuatku berkeringat dingin terutama dengan teknologi kapal selamku.
“Arthur...”
“Apa kau marah kepadaku?” tanyaku.
“...”
Dia hanya terdiam dan menatapku. Tatapan tajam itu dipenuhi kebencian dan aura membunuh yang keluar dari tubuhnya. Dahi kepalaku mengeluarkan keringat dingin yang perlahan menetes ke wajahku.
“Perintah dari Admirality Code telah turun dan kau tahu apa yang terjadi?” ucap Arthur dengan nada serius.
“Aku pernah menyuruhmu untuk keluar dari unit rahasia itu dan kau mengabaikan perkataanku!”
“Maafkan aku, Altair. Tetapi ini adalah perintah terakhir dari Admirality Code untuk unit Seawolf.”
Dia membuka laci mejanya dan mengeluarkan senjata api berbentuk revolver. Melihat senjata api itu, aku bisa merasakan firasat buruk tentang ini.
“Perintah terakhir dari Admirality Code adalah Decommisioned. Dengan kata lain, semua yang berhubungan dengan unit Seawolf-class harus dimusnahkan. Lalu gadis itu... Tenang saja, aku akan merawatnya dengan penuh kasih sayang” ucapnya sembari tersenyum ke arah Sofia.
“A-Apa maksudnya itu?”
Firasatku yang buruk ini makin menjadi-jadi. Tatapan serius dan pandangan matanya yang berniat membunuhku sangat kurasakan.
Dia tidak bermain-main!
Dia adalah tipikal orang yang akan menjalankan perintah tanpa mempertanyakan alasan!
Bagaimana ini?! Apa yang harus kulakukan?
Dia memasukkan satu peluru ke dalam revolver dan memutarnya.
*Ctaaaaak!
*Kriiiik!
“Kau tahu, Altair. Aku adalah seseorang yang percaya dengan takdir dan keberuntungan. Apa kau percaya dengan semua itu?” tanya Arthur.
“...” aku tidak menjawab pertanyaanya.
“Altair, aku akan menggunakan takdir dan keberuntungan untuk menentukan kematianmu. Revolver ini berisi enam lubang peluru yang artinya hanya ada satu kesempatan mati dari lima kesempatan hidup.”
“Apakah takdir dan keberuntungan ada di pihakmu?”
Dia mulai mengarahkan ujung revolver itu ke arahku dan menarik pelatuknya.
*Dooooooorrrr!
Tanpa banyak bicara, sebuah suara letusan senjata api yang memuntahkan timah panas menembus tubuhku. Itu terasa sangat panas dan sakit. Peluru yang melesat itu menembus bagian dadaku dan melukai paru-paruku.
“Koooooehk!!” tanpa sadar, aku memuntahkan darah dari mulutku dan pernapasanku yang mulai memberat.
Inikah yang dirasakan seseorang saat terkena timah panas?
Tunggu...
Perasaan ini...
Jangan-jangan...
Aku akan mati lagi?
Eh?
Why?!
Hanya karena alasan perintah Admirality Code, dia tanpa segan menembak tubuhku?
What The Hell!!
Aku menatap Sofia yang tersenyum manis ke arahku.
“Master, sampai jumpa di kehidupan selanjutnya. Aku akan menikmati kehidupan ini dengan Master baruku. Dia tampak lebih menarik dan tampan dibandingkan dirimu.”
Ah!
Begitu rupanya...
Aku terkhianati oleh kecerdasan buatanku sendiri dan teman lamaku?
Tidak... Bukan itu!
Aku terkhianati oleh Questku sendiri!
Apa ini?!
Rasa amarah ini!
Terkutuklah kalian!
Rasa lemas yang perlahan melahap tubuhku ini berisi kegelapan hitam yang kuingat sebelumnya. Sebuah kegelapan abadi yang berisi kesendirian dan kesunyian dalam ruang hampa. Tubuhku perlahan terasa dingin dan rasa sakit yang kurasakan menghilang.
Ah! Seluruh organ tubuhku perlahan berhenti bekerja. Ini terasa nyaman untuk mati.
Aku...
Mati...
Secara konyol di dunia Azur Lane.
Urk! Sial! Sial! Sial!
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
[Tamat]
Author Note:
Selamat! Kalian telah membaca novel ini hingga bagian akhir!
Dengan ini, author menyatakan bahwa Novel “Azur Lane: Silent Servive” secara resmi tamat!
Tunggu Novel author selanjutnya ya!
Lanjut Volume 2?
Hanya bisa menerima jawaban IYA atau TIDAK.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
Ayano
E gila ngakak jiiiir 🤣🤣🤣
Padahal dia ketembak tapi bisa-bisanya Sofia senyum dan say goodbye. Berasa dikhianati gak tuh wak
2023-04-30
0
Ayano
Ucet 😱
Terlalu sadis caramu
2023-04-30
0
Ayano
Beneran dong wak
Siapkan nyawa cadangan takut pindah alam bentar lagi 😅😅
2023-04-30
0