"Nanti kita makan bareng, Gue yang traktir! " ucap Victor.
"Oke! " balas Faza.
"Aku ada kelas seni, " ucapku.
"Nanti malam, bukan sekarang, " balas Victor.
Mengikuti pembelajaran dengan baik. Hari ini aku sedikit pusing akan materi yang disampaikan. Aku duduk sendirian di kantin. Meskipun perasaanku tak nyaman bila sendirian ditengah keramaian, namun jika aku terus memanjakan diriku sendiri maka aku harus mengubur mimpiku. Aku memiliki riwayat penyakit mental fobia sosial yang membuatku takut.
Aku harus bersyukur bisa mengendalikannya ketika bersama teman-temanku. Hanya saja hari ini aku tak nyaman. Merasa diperhatikan dari berbagai arah. Aku melakukan anjuran dokterku yakni teknik grounding. Tak terasa ketika aku bermain handphone, jam perkualiahan selanjutnya tiba. Aku beranjak berdiri meninggalkan kantin menuju kelas selanjutnya.
Aku mendengarkan dosen berbicara menjelaskan materi perkuliahan hari ini. Kelas usai ketika sore hari, aku berniat pergi ke kelas seni seketika aku teringat akan Azura.
"Dimana Dia? " ucapku ketika tak melihat dia dimanapun pada waktu itu.
Waktu kelas seni mepet, aku buru-buru mencarinya sesuai firasatku pada waktu itu. Aku melihatnya tengah dibonceng oleh pacarnya. Akupun menghela nafas tenang. Aku tak marah ataupun sedih, hanya kosong.
"Itu pilhannya, " ucapku pergi meninggalkan tempat tersebut berlanjut ke kelas seni.
Disana aku banyak mendapatkan teman baru. Aku suka karena mereka ramah denganku. Aku pulang petang. Tubuhku terasa lelah namun aku tak enak bila menolak ajakan makan malam mereka berdua. Aku sampai di apartemen bersih-bersih badan bersiap pergi keluar kembali. Sesuai dengan tempat janjian, aku menunggu disana.
"Mereka dimana? Aku yang telat atau mereka yang telat? " tanyaku pada diriku sendiri.
Ditempat sepi dan aku benci kesunyian. Malam itu angin berhembus pelan. Aku duduk menunggu mereka tiba. Setelah beberapa saat menunggu akhirnya mereka tiba juga. Tak banyak bicara kita pergi bersama-sama. Restoran pilihan Faza memang yang terbaik. Kita bertiga memesan makanan.
"Nanti temen-temenku ikut juga, gak apa-apa kan? " tanya Faza kepadaku.
Aku menganggukkan kepalanya. Tidak masalah jika mereka ikut.
Teman yang dimaksud Faza akhirnya datang.
"Dia perempuan? " batinnku dan perasaan mulai waspada.
"Ini temanku namanya Angel. Dia sama-sama dari Indonesia, " ucap Faza.
Angel mengulurkan tangan. Aku menerimanya memperkenalkan diriku sendiri.
"Angga, " ucapku tersenyum ramah.
"Kamu gak asing kan denganku? " tanya Angel.
Aku menganggukkan kepala karena pertanyaannya benar. Aku benar-benar tak asing dengan dia.
"Kita sekelas seni lukis. Sebenarnya saat itu aku main-main saja kesana. Aku dari seni musik, " ucap Angel.
Pelayan mengantarkan makanan telah tiba. Kita makan tanpa berbicara.
"Kamu gak minat ikut kelas seni? " tanya Angel.
"Ditawarin tuh! " ucao Victor menyenggol lenganku.
"Dibandingkan galau gak jelas, mendingan ikut dia. Menyibukkan diri lebih baik daripada sendiri," ucap Faza.
Akupun berpikir seperti itu. Menyibukkan diri adalah hal yang baik.
"Aku setuju, " ucapku dengan semangat.
Esok pagi, Angel menepati janjinya. Dia mengajakku ke kelas seni musik. Disana aku disambut dengan ramah. Ternyata Angel terkenal karena kepiawaiannya dalam bermain musik dan sikap anggun dalam beretika. Karena dari dulu aku ingin bermain biola dan pernah punya basic cukup mudah bagiku menyesuaikan pengajaran disini.
Aku dengan sungguh-sungguh berusaha menampilkan kesan yang baik bagi mereka. Sorak-sorak dari mereka ketika aku berhasil membuatku benar-benar senang. Aku menemukan tempat dimana aku dihargai. Angel melihat dari kejauhan bertepuk tangan sembari tersenyum. Aku membalasnya dengan senyuman hingga lesung pipiku terlihat jelas.
Teriakan perempuan menyadarkanku, aku berdehem berusaha menghilangkan canggung. Kelas musik telah usai. Kini aku dengan Angel berada di taman.
"Gimana? Senang kan? " tanya Angel kepadaku.
"Seneng banget. Mereka ramah. Aku bisa melatih kemampuan berkomunikasiku, ketelitian dan fokusku dalam melihat nada. Aku merasa nyaman dan aman, " jawabku dengan antusias.
Angel tertawa kecil mendengar balasanku.
"Kamu tahu kenapa aku tertawa? " tanya Angel.
Aku menggelengkan kepala karena tak tahu mengapa ia tertawa.
"Karena kamu lucu. Baru ini aku bisa melihatmu mengungkapkan perasaanmu. Jika senang tersenyumlah. Tetaplah seperti ini karena aku suka melihatnya, " ucap Angel.
Perasaan haru dan senang muncul dalam diriku. Seseorang memperhatikanku.
"Aku balik dulu ya! " ucapku melambaikan tangan.
Angel membalas dengan melambaikan tangannya juga kepadaku. Aku naik sepeda dengan girang. Moodku sedang bagus dan aku tak ingin merusaknya. Angin malam yang dingin tak aku hiraukan. Hatiku menghangat. Seseorang memuji kehebatanku. Sungguh! Aku benar-benar senang.
Aku sampai di depan apartemen. Buru-buru aku masuk ke dalam kamar bersih-bersih. Setelah mandi aku membuat kopi. Aku melihat Azura tengah membuka tirai jendela. Aku lambaikan tangan kepadanya. Dia membalasku juga. Aku meraih handphone dan mencari nomer Azura.
"Hai! " ucapku memulai percakapan.
"Ehmmm. Gk biasanya nih mood si ganteng ini bagus banget, " balas Azura.
"Iya! Hari ini perdana aku ikut kelas seni musik. Aku bertemu Angel, dia yang mengajakku ikut kelas seni musik. Dia baik dan ramah, " ucapku mengetik dengan cepat karena perasaanku benar-benar bahagia.
Ketika aku berada dalam mood bagus maka hal yang terjadi dalam satu hari penuh akan aku ceritakan kepada orang-orang terdekatku. Aku ingin berbagi kebahagiaan kepada mereka.
"Langsung tembak dong... Biar gak diambil orang, " balas Azura.
Aku tersenyum. "Kalau diambil orang ya berarti itu aku yang kurang cepet, " balasku kepadanya.
"Yaudah gih tidur udah malem. Jaga moodnya ya ganteng.... " ucap Azura mengirim stiker lucu kepadaku.
"Siap! " balasku kepadanya.
Obrolan kita telah usai. Dan hanya begitu saja karena apa lagi yang ingin dibicarakan.
Hari demi hari berlalu. Minggu berganti hingga tahun dan aku melakukan rutinitas positif yang aku buat sendiri. Beberapa waktu aku terus menceritakan Angel kepada Azura, dia tak mengizinkanku bertemu pada hari-hari tertentu. Aku memakluminya. Satu tahun telah berlalu terisasa satu tahun lagi aku selesai kuliah pascasarjanaku jika diizinkan Tuhan lulus tepat waktu.
Angel orangnya ramah. Satu tahun dia menemaniku dikala kelas seni. Aku menjadi mahasiswa aktif dan mulai meninggalkan kegiatan burukku seperti menyakiti diri sendiri ataupun hal lain. Angel adalah salah satu orang penting dalam perkembangan hidupku di Belanda. Hari ini aku akan bertemu dengan Azura di apartemennya. Meskipun hari ini aku tak diizinkan bertemu, aku ingin memberinya kejutan.
Aku berjalan menuju kamar Azura. Terdengar suara benda pecah serta teriakak marah laki-laki. Nafasku mulai berpacu, diriku sedari kecil trauma akan bentakan dan teriakan seseorang. Aku dekatkan telingaku ke pintu. Samar-samar aku mendengar pembicaraan mereka.
"Gugurkan kandunganmu! " bentak pria tersebut.
"Gak akan! " balas Azura.
"PLAKKK!! "
"DASAR WANITA MURAHAN! "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments