Perlahan Tiwi membuka matanya. Semua orang yang sudah berkumpul menunggunya segera menghampiri.
“Tiwi ada di mana ini?” Tanya Tiwi sambil melirik sekitarnya.
“Kamu di Rumah Sakit, Wi! kamu kenapa tidak bilang sama Ibu sih kalau penyakit lambung kamu kambuh?! Ibu kan jadi khawatir!" Tutur Ibu Tiwi sambil mengelus punggung tangan anaknya.
"Iya, benar nak! kami benar-benar khawatir!" Sahut Kakek Kak Gery menimpali yang membuat Tiwi
membulatkan matanya.
“Kakek?!" Ucap Tiwi seraya memfokuskan pandangannya pada Kakek Kak Gery.
“Kejutan!!! Kakek bersyukur sekali nak, ternyata Kamu adalah cucunya sahabat Kakek!" Sahut Kakek Kak Gery menghampiri seraya mengusap lembut kepala Tiwi.
"Jadi Kakek sahabat Kakek Tiwi, ya?" Ucap Tiwi masih merasa tak percaya.
"Iya sayang! sepertinya kita memang sudah ditakdirkan untuk bertemu, kembali" Kekeh Kakek Kak Gery.
“Wi, kamu cepat sembuh ya!” Seru Tata menghampiri di sisi lain tempat tidur Tiwi.
“Makasih ya, Ta!" Ucap Tiwi yang di balas anggukan kepala oleh Tata.
"Sayang! apa kamu lapar? atau ingin minum? Ibu ambilkan ya!" Seru Ibu Tiwi menawarkan.
"Tidak Bu, Tiwi tidak ingin apa-apa sekarang l sebaiknya kalian semua sekarang pulang saja, kalian pasti lelah menunggu Tiwi dari tadi! lagi pula ini sudah larut malam, kalian istirahat saja ya di rumah!" Tutur Tiwi lirih.
"Tapi kalau Ibu pulang siapa yang akan menjaga kamu di sini, nak? biarkan Ibu tinggal di sini saja ya malam ini, siapa tau kamu membutuhkan sesuatu nanti!" Sahut Ibu Tiwi cemas.
"Ibu gak usah khawatir, di sini kan banyak Suster! Tiwi bisa meminta bantuannya jika memerlukan sesuatu!" Sanggah Tiwi tak tega membiarkan Ibunya menginap di Rumah Sakit.
"Hm... ya sudah, Mat! sepertinya yang dikatakan cucumu ada benarnya juga, sebaiknya kita semua pulang saja dulu! besok baru kita kemari lagi menengoknya, mungkin saat ini nak Tiwi hanya butuh istirahat!" Seru Kakek Kak Gery sambil menepuk pelan sebelah bahu Kakek Tiwi.
"Baiklah Bas, kalau begitu aku juga akan pulang sekarang! biar aku suruh Suster untuk menjaganya saja nanti!" Sahut Kakek Tiwi.
“Sayang, kalau begitu Ayah antar Kakek dan Ibumu pulang dulu ya! nanti Ayah balik lagi ke sini untuk menemani kamu!" Tutur Ayah Tiwi tak tega membiarkan anaknya tinggal sendiri di Rumah Sakit.
“Ayah kan harus kerja, besok! Ayah tidak perlu kemari lagi saja, Tiwi benar-benar tidak apa-apa, ko!" Sahut Tiwi mencegah Ayahnya yang bersikeras ingin menemaninya.
"Tidak apa-apa sayang! Ayah bisa ijin besok, pokoknya sekarang Ayah antar dulu Ibu dan Kakek pulang ya! kamu baik-baik di sini, ok!" Seru Ayah Tiwi mengusap kepala Tiwi lembut.
“Iya nak, kamu baik-baik ya di sini! Ibu sama Kakek pulang dulu, nanti pagi Ibu ke sini lagi sekalian bawa pakaian ganti dan sarapan buat kamu," Tutur Ibu Tiwi menambahkan.
“Hm... baiklah! terimakasih ya, Bu!" Ucap Tiwi tulus.
Akhirnya mereka pulang ke rumah masing-masing. Namun saat di perjalanan menuju parkiran mobil, Kak Gery mencoba menghampiri Ayah Tiwi untuk berbicara.
“Kek, Gery samperin dulu Ayahnya Tiwi ya! Kakek tidak apa-apa kan kalau menunggu sebentar?" Tanya Kak Gery setelah sampai di parkiran dan membantu Kakeknya naik ke dalam mobil.
“Oh... ya sudah, pergilah!” Sahut Kakek Kak Gery seraya mengibaskan tangannya.
"Ta, titip Kakek sebentar ya!" Seru Kak Gery.
"Siap Kak!" Jawab Tata seraya memberi hormat pada sepupunya.
"Permisi Om! maaf, Gery mengganggu sebentar! Gery hanya ingin meminta ijin pada Om dan Tante!" Tutur Kak Gery setelah berhasil menghampiri kedua orangtua Tiwi yang masih berada di parkiran.
"Ada apa nak? kenapa kamu meminta ijin pada kami?" Sahut Ayah Tiwi menautkan kedua alisnya.
"Emm... jika boleh, Gery ingin menggantikan Om untuk menjaga Tiwi malam ini! Gery benar-benar khawatir jika Tiwi membutuhkan sesuatu nanti, selain itu Gery juga khawatir jika Om akan lelah jika harus bolak balik ke Rumah Sakit malam ini!" Tutur Kak Gery tulus menunjukkan rasa khawatirnya.
“Hm... begitu ya! bagaimana Pak, Bu?" Sahut Ayah Tiwi bertanya pada Ibu Tiwi dan Kakeknya. Ibu dan Kakek Tiwi pun menganggukkan kepala mereka tanda setuju.
"Baiklah nak! Om titip Tiwi malam ini sama kamu ya!" Tutur Ayah Tiwi seraya menghela nafasnya sebelum
menjawab.
“Terimakasih ya Om, Gery pasti menjaganya dengan baik! kalian hati-hati di jalan ya!" Sahut Kak Gery
bersemangat.
Setelah mengantarkan Tata dan Kakeknya pulang. Kak Gery akhirnya kembali ke Rumah Sakit untuk menemani dan menjaga Tiwi. Namun sebelumnya, dia sempat mampir ke salah satu mini market untuk berbelanja makanan untuk sahurnya nanti.
“Aku beli mie instan apa sereal ya buat sahur? dua-duanya aja deh!" Gumam Kak Gery sambil bergegas
menuju kasir untuk membayar setelah mendapatkan apa yang dia butuhkan.
“Totalnya jadi 79 ribu Mas!" Tutur kasir sebuah mini market yang bernama Rika.
“Oh iya Mba, ini!" Sahut Kak Gery sambil memberikan kartu ATMnya.
“Silahkan masukan pin nya Kak!" Seru Rika.
"Sudah Mba." Sahut Kak Gery setelah menekan 6 digit nomor yang merupakan pin kartu ATMnya.
"Ini belanjaannya Mas! terimakasih atas kunjungannya." Tutur Rika seraya memberikan kantong belanjaan Kak Gery dan mengatupkan kedua telapak tangannya kemudian.
Setelah selesai membeli makanan Kak Gery langsung bergegas ke Rumah Sakit untuk menemani Tiwi. Di lain tempat, tepatnya di rumah Tata. Saat hendak beristirahat, Kakek Kak Gery berinisiatif menelpon Kakeknya Tiwi untuk membahas tentang keinginan mereka berdua.
“Sepertinya aku tadi belum sempat membicarakan soal perjodohan itu deh! apa sebaiknya aku telepon si Rahmat aja ya, sekarang? semoga aja dia belum tidur saat ini!" Gumam Kakek Kak Gery mencari kontak sahabatnya di hpnya.
“Halo Assalamu’alaikum Bas, ada apa? kamu sudah sampai rumah?” Tanya Kakek Tiwi setelah menerima panggilan teleponnya.
“Alhamdulillah sudah, Mat! aku ingin membicarakan soal perjodohan cucu-cucu kita itu, sepertinya tadi kita jadi lupa membahasnya ya?!" Sahut Kakek Kak Gery di sebrang telepon.
“Wah, benar Bas! Tadi kita terlalu panik sih! lantas bagaimana menurutmu sekarang? sepertinya cucu cucu kita sudah saling mengenal ya?! aku jadi semakin yakin untuk menjodohkan mereka," Tutur Kakek Tiwi antusias.
“Aku juga sudah sangat mantap sama cucu kamu, Mat! aku benar-benar tidak menyangka, ternyata cucumu adalah gadis yang pernah menolongku di stasiun, aku sangat bangga dengan sifat cucumu itu!" Sahut Kakek Kak Gery kagum.
“Syukurlah Bas, jadi kalau begitu kita sepakat ya menjodohkan mereka!" Seru Kakek Tiwi melayangkan kesepakatannya.
"Tentu! Keputusanku sudah final. Semoga saja keluarga kita benar-benar bisa bersatu lewat hubungan mereka ya!" Ucap Kakek Kak Gery mantap.
Sementara itu di Rumah Sakit, Tiwi begitu bingung dengan kehadiran Kak Gery di ruangannya.
“Kenapa Kakak balik lagi? apa ada yang tertinggal ya?" Tanya Tiwi setelah melihat Kak Gery masuk ke ruangannya.
"Iya, Wi! hati Kakak tertinggal di hati kamu!" Batin Kak Gery.
“Tidak, Wi! tapi Kakak akan menemani dan menjaga kamu malam ini!" Tutur Kak Gery seraya menghampiri Tiwi dan meletakkan kantong belanjaannya di atas nakas samping tempat tidur Tiwi.
“Tapi kenapa, Kak? apa Kakek yang menyuruh?" Sahut Tiwi penasaran sambil terus memperhatikan gerak gerik Kak Gery.
"Bukan! ini keinginan Kakak sendiri. Kakak benar-benar khawatir sama kamu! Kakak takut kalau kamu akan membutuhkan sesuatu nanti!" Tutur Kak Gery menjelaskan dan berhasil membuat pipi Tiwi merona.
"Kenapa Kakak harus repot-repot?! lagi pula Ayah Tiwi bakal ke sini lagi ko sebentar lagi," Sahut Tiwi.
.
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 158 Episodes
Comments
Dewi Payang
so sweet....😍
2023-08-19
0
Fenti
lambung memang sangat menyiksa😥
2023-07-14
0
Noviyanti
semangat terus..
2023-05-30
0