"Oh ya udah, kalau gitu aku duluan ya, dah..." Ucap Tiwi berpamitan.
Tiwi akhirnya menghampiri Kak Gery yang telah menunggunya di depan Mesjid.
“Kak, maaf ya jadi nunggu lama!" Seru Tiwi menghampiri.
“It's ok, Wi! Kakak pikir kamu bakal pulang langsung seperti, Tata!" Ucap Kak Gery.
“Sebenarnya, Tiwi juga gak tau kalau Tata pulang duluan, Kak! maaf ya jadi nunggu lama!" Sahut Tiwi merasa tak enak hati.
“Gak apa-apa, Wi! ya udah yuk! nanti keburu sore lagi, kamu beneran udah baikan?” Seru Kak Gery seraya melangkahkan kakinya.
“Alhamdulillah, Kak! udah sedikit membaik ko makasih ya udah mau tungguin sama nganterin Tiwi pulang,” Sahut Tiwi malu-malu.
“Jangan sungkan! kita ambil motor Kakak dulu ya di kafe, sana!" Tutur Kak Gery sambil menunjuk keberadaan kafe yang dia maksud.
“Iya Kak," Jawab Tiwi.
Setibanya di depan gang rumah Tiwi, Kak Gery langsung berpamitan. Kebetulan saat itu Kak Gery mendadak di telepon oleh Kakeknya untuk segera pergi ke Resto.
“Makasih banyak ya Kak udah anterin Tiwi sampai rumah! Kakak mau mampir dulu?” Tawar Tiwi setelah
turun dari motor sport milik Kak Gery.
kring…kring…
"Eh... sebentar ya, Wi! Kakak angkat telepon dulu!" Sanggah Kak Gery seraya meraih hpnya dan menjawab telepon.
"Assalamu’alaikum Kek, ada apa?” Seru Kak Gery di telepon.
“Ger! hari ini Kakek mau ketemuan sama keluarga besar sahabat Kakek, kamu ke Resto sekarang ya! bantu Kakek siapkan jamuan nya! Kakek memajukan rencana semula, Ger!" Tutur Kakek Kak Gery di telepon.
“Loh! ko mendadak sekali Kek?! emm... ya udah, Gery ke Resto sekarang deh, Assalamu’alaikum," Sahut Kak Gery seraya mengakhiri sambungan teleponnya.
"Sepertinya kali ini Kakak gak bisa mampir, Wi! Kakak sekarang harus ke Resto dulu nih, maaf ya! kamu jangan lupa makan obat ya!" Seru Kak Gery setelah menyimpan kembali hpnya di saku celana yang dia kenakan.
“Iya Kak, sekali lagi makasih ya udah anterin Tiwi pulang, hati-hati di jalan, Kak!" Sahut Tiwi seraya
melambaikan tangannya pada Kak Gery.
Setibanya di depan rumah, Tiwi di kejutkan oleh Ibunya yang langsung menarik tangannya supaya bergegas masuk ke dalam rumah. Ternyata saat itu Ibunya Tiwi sudah di telepon oleh Kakeknya supaya
berbuka puasa bersama di Resto sahabat Kakeknya. Tiwi yang baru saja tiba langsung bergegas ke kamar untuk bersiap-siap.
“Alhamdulillah akhirnya kamu pulang juga Wi, ayo! cepetan ganti baju gih, siap-siap ya! barusan Kakek telepon Ibu, katanya kita di suruh siap-siap buat buka puasa bareng sama keluarga sahabatnya, kamu cepetan siap-siap ya!" Seru Ibu Tiwi sambil tergesa.
“Ko mendadak banget sih, Bu? Tiwi kan baru aja sampai! tunggu sebentar lagi ya, Tiwi pengen istirahat dulu sebentar!" Sahut Tiwi sambil mendaratkan bokongnya di kursi meja makan.
“Aih... ini anak, kamu seperti tidak tahu sifat Kakek kamu aja deh, Wi! udah sana cepat ganti baju, siap-siap, ok!" Seru Ibu Tiwi sambil menarik raga anaknya yang terduduk agar segera beranjak.
“Ha... ya udah deh iya, kalau gitu Tiwi mandi dulu deh, biar gak bau keringet," Sahut Tiwi lesu sambil terus melangkahkan kakinya ke arah kamarnya.
“Jangan lama-lama ya mandinya, kita kan nanti harus jemput Kakek dulu!" Teriak Ibu Tiwi mengingatkan.
“Iya Ibu!" Sahut Tiwi lesu.
Setelah selesai bersiap, Tiwi dan orang tuanya segera bergegas menjemput Kakeknya dan menuju Resto Kak Gery. Awalnya Tiwi belum tau jika Resto yang di tuju mereka adalah Restonya Kak Gery. Namun setelah melewati beberapa jalan yang sudah tak asing, Tiwi segera bertanya kepada Kakeknya.
“Loh, Kek! ini kan jalan ke Resto ayam bakar yang terkenal itu, apa hari ini kita buka bersama di sana?” Tanya Tiwi menebak.
“Iya sayang, kamu sudah tau tempatnya ya?” Sahut Kakek Tiwi.
"Iya Kek, jadi kita mau bukber di sana ya?" Sahut Tiwi yang di jawab anggukan kepala dan kekehan oleh
Kakeknya.
Sesampainya di Resto, Tiwi meminta ijin untuk pergi ke toilet, karena perutnya terasa begah kembali. Sedangkan di dalam Resto, Kak Gery telah bersiap menyambut keluarga sahabat Kakeknya yang tak lain
keluarga Tiwi. Kak Gery dan Tiwi benar-benar tidak tahu jika hari itu mereka akan di pertemukan oleh Kakek-Kakek mereka.
“Assalamu'alaikum, selamat datang! anda pasti Kakek Rahmat, ya? perkenalkan Kek, saya Gery! cucunya Kakek Baskoro, mari silahkan masuk Kek, Om, Tante!” Sapa Kak Gery ramah.
"Wah... ternyata cucu Baskoro setampan ini ya, ayo nak!” Sahut Kakek Tiwi seraya mengikuti langkah
Kak Gery yang menuntunnya.
Setelah melepas kerinduannya, Kakek Tiwi dan Kakek Kak Gery akhirnya berniat untuk saling mengenalkan cucu-cucu mereka. Namun sayangnya, Tiwi yang saat itu masih belum kembali dari toilet, membuat khawatir kedua orangtuanya. Akhirnya Kakek Kak Gery pun menyuruh Kak Gery untuk mengeceknya ke toilet.
“Haha… kamu memang tidak pernah berubah ya, Mat! masih aja konyol seperti ini, ha… oh iya mana cucumu itu? ko aku belum melihatnya dari tadi?” Tutur Kakek Kak Gery seraya mengedarkan penglihatannya ke sekeliling ruangan.
“Oh iya juga ya! Mad! dari tadi si Tiwi belum balik lagi, ya?” Tanya Kakek Tiwi mulai cemas.
Ayah Tiwi hanya mengangguk tanpa berkata, sepertinya Ayah dan Ibu Tiwi juga sama cemasnya saat itu.
“Yah! Ibu jadi khawatir! sebenarnya dari tadi pulang Sekolah Tiwi sudah terlihat pucat, Ibu takut dia kenapa-napa! apa Ibu susul aja ya ke toilet?” Ucap Ibu Tiwi berbisik.
“Ada apa? kenapa kalian berbisik seperti itu?" Tegur Kakek Kak Gery merasa janggal.
"Maaf Pak, kami sebenarnya sedang mengkhawatirkan putri kami! sejak sampai di sini tadi, dia ijin pergi ke toilet! tapi sampai sekarang dia belum juga kembali," Tutur ayah Tiwi angkat bicara.
"Hm... begitu ya?! ya sudah, kalian tenang dulu! biar aku suruh cucu ku untuk memeriksanya ke toilet." Ucap Kakek Kak Gery.
"Ger! Tolong kamu periksa ke toilet ya! siapa tau cucu
sahabat Kakek itu memang sedang tidak baik kondisinya," Seru Kakek Kak Gery memerintah.
“Baik Kek! kalau boleh tau nama cucunya siapa ya Kek, biar nanti Gery tidak salah memanggil," Sahut Kak Gery sebelum melaksanakan perintah Kakeknya.
"Namanya Tiwi, Nak! jika kamu keberatan, biar Tante saja yang menyusulnya!" Seru Ibu Tiwi.
"Tiwi?!" Gumam Kak Gery sambil menautkan kedua alisnya.
"Apa jangan-jangan Tiwi temannya Tata, ya?" Batin Kak Gery.
"Emm... kalau Gery boleh tau, apa Tiwi bersekolah di Sekolahan xxxxx ya, Tan?" Tanya Kak Gery memastikan.
"Benar, nak! kamu sudah mengenalnya, ya?" Sahut Ibu Tiwi membenarkan.
"Alhamdulillah, jika itu benar, Gery sudah mengenalnya, Tan!" Tutur Kak Gery.
“Wah... Bas! cucu kita ternyata sudah saling mengenal ya, syukurlah!" Sahut Kakek Tiwi terkekeh.
“Iya Mat! aku juga baru tahu jika mereka sudah saling mengenal!" Tutur Kakek Kak Gery tak kalah terkekeh.
Setelah memastikan kebenaran Tiwi sebagai orang yang dia kenal. Kak Gery segera bergegas ke toilet untuk menemuinya. Tak butuh waktu yang lama, Kak Gery akhirnya tiba di depan pintu toilet Restonya yang bertepatan dengan Tiwi yang baru saja membuka pintunya, Sayangnya malang tak dapat di hindari. Karena kondisi Tiwi yang semakin memburuk, gadis remaja itu pun kehilangan keseimbangan sekaligus kesadarannya. Tepat saat dia membuka pintu toilet, Tiwi hampir saja tersungkur ke lantai dingin Resto. Namun beruntungnya, Kak Gery yang datang tepat waktu segera menangkap tubuh mungilnya dan segera membawanya ke markas.
.
.
.
.
.
See you next episode guys 😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 158 Episodes
Comments
Dewi Payang
kayanya Tiwi masih sakit...
6⚘️mawar buat Tiwi, semoga cepet sembuh.
2023-08-17
0
Dewi Payang
kayanya keluarga tiwi itu😁
2023-08-17
0
Fenti
apa ini keluarga Gerry dan Tiwi akan ketemu?🤔
2023-07-03
0