“Assalamu’alaikum Kek,“ Sapa Kak Gery menghampiri.
“Wa’alaikumsalam, Ger! kamu makin ganteng aja nak!" Sanjung Kakek Kak Gery sambil memeluk cucu tampannya.
“Terimakasih, Kek! Kakek sudah lama menunggu ya? maaf ya, Kek! tadi agak macet di jalan, jadi Gery telat deh menjemputnya, ya udah yuk Kek kita pulang sekarang!" Seru Kak Gery sambil mengangkat koper kecil milik Kakeknya.
“Tapi Ger! sebenernya Kakek..." Ucap Kakek Kak Gery sambil mengedarkan pandangannya.
“Udah yuk Kek! lebih baik kita masuk mobil sekarang ya! supaya Kakek bisa cepat beristirahat," Seru Kak Gery sambil memapah Kakeknya masuk ke dalam mobil.
“Hm.... ya udah deh," Sahut Kakek Kak Gery pasrah.
Sejurus kemudian, Tiwi pun menghampiri tempat duduk yang tadi Kakek Kak Gery singgahi. Namun sayangnya, Tiwi tidak menemukan keberadaannya lagi, karena Kak Gery telah membawa Kakeknya pulang setelah mendapat telpon dari Kak Iman yang menanyakan mobilnya yang akan dia gunakan juga. Akhirnya Tiwi berinisiatif menanyakannya pada petugas keamanan stasiun untuk menghilangkan rasa penasarannya. Setelah mengetahui alasannya, Tiwi segera pulang ke rumahnya dengan sesegera mungkin.
“Loh… Kakek yang barusan kemana ya?" Gumam Tiwi setelah sampai di tempat semula dan mengedarkan
pandangannya.
"Maaf Pak, lihat Kakek yang tadi duduk di sini gak?" Tanya Tiwi penasaran setelah menghampiri seorang
petugas keamanan stasiun yang bernama Pak Muklis
“Oh… kakek-kakek yang tadi duduk di sina ya, baru saja beliau pergi bersama seorang pemuda, dek!" Tutur Pak Muklis menjelaskan.
“Emm... begitu ya Pak! ya sudah lah, terimakasih banyak ya Pak informasinya!" Ucap Tiwi seraya membalikkan badannya untuk kembali melangkahkan kaki.
“Sama-sama dek," Jawab Pak Muklis.
“Sepertinya Kakek tadi sudah di jemput keluarganya ya, hm... kalau begitu aku pulang aja deh, lagi pula ibu bisa marah nanti kalau aku terlambat!" Gumam Tiwi bermonolog sambil bergegas.
Setibanya di rumah, Kakek Kak Gery langsung beristirahat di kamarnya. Tak lama kemudian waktu berbuka puasa tiba, satu per satu keluarga besar Kak Gery pun mengunjungi rumahnya untuk bertemu dan berbuka bersama dengan Kakeknya.
“Mir, Bapak mau istirahat dulu ya, itu yang di koper buka aja semua! bagi-bagi buat yang lainnya juga ya!" Seru Kakek Kak Gery sambil menunjuk ke arah kopernya.
“Njeh Pak, biar nanti Mirna yang urus kopernya!" Sahut Umi Kak Gery.
“Mi, Gery balikin dulu mobil ya!" Ucap Kak Gery menghampiri untuk berpamitan pada Ibunya.
“Iya Ger, hati-hati ya!" Sahut Umi Kak Gery.
Malam pun tiba, Keluarga Kak Gery akhirnya berkumpul dan berbuka puasa bersama dengan Kakeknya yang baru saja datang dari Yogyakarta.
“Kakek... Tata kangen banget sama Kakek! tadinya Ayah sama Ibu berencana mau ke Yogya lo liburan nanti, tapi ternyata Kakek udah duluan ke sini ya?!" Tutur Tata sambil memeluk Kakeknya.
“Haha... kamu ini masih aja manja ya, Ta! gak apa-apa, Kakek juga sudah bosen diam di rumah terus, jadi kakek samperin kalian ke sini duluan deh!" Kekeh Kakek Kak Gery.
“Seharusnya Bapak telepon lebih awal kalau mau pulang, kan jadinya gak usah repot-repot naik kereta!" Sahut Pak Aji, Ayahnya Tata.
“Tidak apa-apa, Ji! lagi pula, Bapak memang lebih senang naik kereta, ko!" Ucap Kakek Kak Gery sambil meraih segelas teh hangat di atas meja di hadapannya.
“Hm... tapi kan Pak, kalau naik kereta Bapak pasti berdempetan dengan penumpang yang lainnya," Tutur Pak Aji cemas.
“Justru Bapak senang bisa berbaur dengan penumpang yang lainnya, Ji! Bapak jadi tidak bosan saat di perjalanan, hitung-hitung nambah pertemanan, ya... meski memang kadang ada saja insiden yang tak terduga seperti tadi, tapi untungnya Bapak tadi sempat di tolong gadis cantik seumuran Tata, ha... sayangnya Gery terlalu buru-buru tadi, jadi Kakek
tidak sempat berterimakasih, apa lagi sebelumnya Kakek juga memintanya untuk membelikan plester, tapi Kakek keburu pulang sama Gery, pasti gadis itu mencari Bapak, tadi!" Sesal Kakek Kak Gery setelah menceritakan panjang lebar.
"Apa benar seperti itu Kek? terus Kakek tau namanya tidak? baik banget ya gadis itu!" Seru Tata sambil bergelayut manja di lengan Kakeknya.
“Kalau tidak salah sih namanya Tiwi, Ta!" Ucap Kakek Kak Gery.
“Tata juga punya teman yang namanya Tiwi Kek! apa jangan-jangan benar dia orangnya, ya?!" Sahut Tata beranjak membenarkan posisi duduknya.
“Masa sih? Kota ini kan cukup luas, Ta! lagi pula yang namanya Tiwi itu pasti banyak, tapi kalau kamu mau bertanya sama teman kamu sih boleh aja, siapa tau Kakek bisa berterimakasih langsung sama anaknya kalau memang benar dia orangnya," Tutur Kakek Kak Gery.
“Kalau begitu Tata coba telepon dulu orangnya deh Kek!" Seru Tata mengotak-atik handphone nya untuk mencari kontak Tiwi dan meneleponnya.
“Semoga saja dugaan kamu benar, Ta! Kakek jadi tidak sabar ingin segera berterimakasih, atau kita ajak makan malam bersama aja ya! kebetulan Minggu depan, Kakek mau buka bersama dengan sahabat Kakek, di Resto!" Tutur Kakek Kak Gery antusias.
Akhirnya Tata menghubungi Tiwi yang saat itu sedang membantu Ibunya mencuci piring di dapur, sehingga Tiwi tidak bisa mendengar ketika handphone nya berdering. Setelah beberapa kali tidak mendapat jawaban, akhirnya Tata pun memutuskan untuk mengirim chat kepada Tiwi agar nanti ketika Tiwi memegang hpnya, dia bisa tau maksud Tata menghubunginya.
“Number yang anda tuju tidak dapat menerima panggilan anda, silahkan tinggalkan pesan!" Ucap operator.
“Kayanya dia lagi gak pegang hp deh, Kek! Tata coba kirim chat aja deh!" Gumam Tata sambil tetap fokus pada layar hpnya.
“Hm... sayang banget, ya! padahal Kakek sudah penasaran banget lo!" Sahut Kakek Kak Gery sedikit kecewa.
“Ya sudah lebih baik sekarang Bapak istirahat saja dulu, ayo Aji antar ke kamar, Pak!” Seru Pak Aji sambil beranjak menghampiri tubuh Kakek Kak Gery.
“Ha... ya udah deh! Bapak juga sudah capek banget nih, ingin istirahat!” Sahut Kakek Kak Gery melangkahkan kakinya menuju kamar.
Suara Adzan Isya pun berkumandang. Keluarga Kak Gery pun berjamaah untuk melaksanakan Sholat Isya dan Sholat tarawih di Mesjid dekat rumahnya. Di lain tempat, tepatnya di rumah Tiwi. Saat ini, Tiwi juga hendak berangkat ke Mesjid untuk melaksanakan Sholat Isya dan Sholat tarawih berjamaah. Namun sebelum Tiwi berangkat, Tiwi mengecek hpnya terlebih dahulu untuk memeriksa chat masuk yang ada, dan ternyata saat itu banyak sekali chat dan mis call yang masuk, Tiwi pun membuka dan membacanya satu persatu, hingga akhirnya Tiwi membaca chat dari Tata.
“Wah... banyak banget mis call sama chat masuknya! eh... ada chat dari Tata, apa ya isi chat nya?” Gumam Tiwi sambil membuka chat dari Tata.
“Wi Kamu ketiban mangkuk ya? angkat dong teleponnya! aku mau tanya sesuatu sama kamu nih, angkat teleponnya ya! kamu tadi pergi ke stasiun gak? Ketemu sama Kakek-kakek gak? kalo udah baca chat aku, telepon balik ya sepulang tarawih!” Cecar Tata lewat chat.
“Ya ampun!! ini pertanyaan atau kereta sih?! Panjang banget, hm... nanti aja deh aku balasnya!" Gumam Tiwi sambil menyimpan hpnya kembali.
Setibanya di rumah. Setelah selesai Sholat tarawih, Tiwi langsung menuju kamarnya dan memeriksa kembali hpnya. Tiwi pun melihat jam dinding di kamarnya dan berpikir untuk menelepon Tata dan menjawab pertanyaan-pertanyaannya tadi.
“Hm... sudah jam 8, kira-kira si Tata sudah pulang belum ya dari Masjidnya? aku coba telepon dulu deh!" Gumam Tiwi bermonolog sambil mencari kontak Tata di hpnya.
.
.
.
.
.
See you next episode guys 😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 158 Episodes
Comments
ORC
semangat Thor 🌹
2023-08-13
0
Fenti
1 iklan mendarat, agar terus semangat😁
2023-06-09
0
Fenti
kalau ceramah pasti belum selesai
2023-06-09
0