Akhirnya Tiwi pasrah pulang bersama Kak Intan dan Kak Gery. Kebetulan saat itu Kak Gery mengantar Kak Intan terlebih dahulu, karena jarak rumah kerabatnya Kak Intan yang lebih dekat. Rencananya selama Kak Intan kuliah, Kak Intan akan tinggal di rumah pamannya. Saat di perjalanan, Tiwi memilih mendengarkan musik di handphonenya yang hampir kehabisan baterai, hingga akhirnya Kak Intan menegurnya untuk bertanya.
“Oh iya Ger, Tante sama Om Rudi gimana kabarnya?" Tanya Kak Intan setelah mereka berada di dalam mobil.
“Alhamdulillah mereka baik Tan, kabar orang tua kamu sendiri bagaimana?” Sahut Kak Gery seraya tetap fokus mengemudikan mobil milik sahabatnya itu.
“Alhamdulillah juga Ger, cuma Papih masih harus berobat rutin tuh," Tutur Kak Intan sedikit lirih.
“Semoga beliau cepat sembuh ya!” Ucap Kak Gery tulus.
“Aamiin…eh, aku juga udah kangen banget nih pengen ketemu Om sama Tante! besok ajak aku ketemu mereka ya!” Seru Kak Intan antusias.
“In Sya Allah ya Tan! nanti aku kabarin lagi deh kalau gak ada halangan,” Sahut Kak Gery yang membuat semangat Kak Intan sedikit menciut.
“Hm... ok deh! eh iya Wi, kamu kenal sama personil kita sejak kapan? ada yang kamu idolakan gak? because mereka kan pada ganteng-ganteng semua,” Cecar Kak Intan sambil menengok ke kursi belakang.
Kebetulan Tiwi saat itu tengah fokus mendengarkan musik di handphone nya, sehingga Kak Intan harus mengulang pertanyaannya kembali.
"Wi... kamu enggak dengerin aku ngomong ya?!" Tegur Kak Intan sambil menarik sedikit kabel earphone yang di gunakan oleh Tiwi.
“Eh... iya Kak! ada apa ya?! maaf, barusan Kakak ajak
Tiwi ngomong ya, maaf ya, Tiwi lagi pakai earphone soalnya!" Ucap Tiwi merasa tak enak hati.
“Hm... dasar anak jaman sekarang! di ajak ngobrol malah fokus ke hp. It’s ok deh! jadi kamu sejak kapan kenal sama personil kita? ada yang bikin kamu kepincut gak?” Tanya Kak Intan sambil melipat kedua tangannya di depan dada.
“Emm...kalau itu sih Tiwi belum tau Kak, soalnya Tiwi baru dua kali nonton mereka tampil!" Sahut Tiwi menjelaskan. Sebenarnya dalam hatinya sudah ada satu nama, tapi dia tidak mungkin mengatakannya begitu saja saat ini.
“Hm... begitu ya! aku pikir kamu naksir sama si Gery! bagus deh kalau gitu!" Tutur Kak Intan yang kembali duduk menghadap jalanan di depannya.
Deg!
Entah kenapa hati Tiwi merasa nyeri ketika Kak Intan berbicara seperti itu.
"Kamu ngomong apaan sih Tan, udah deh jangan ngaco terus!" Tegur Kak Gery sambil memperhatikan raut wajah Tiwi di kaca spion tengah yang menggantung tepat di depan Tiwi duduk di kursi belakang.
"Dia pasti gak nyaman banget! dasar si Intan, nanya nya main celpos aja!" Batin Kak Gery seraya terus mencuri pandang melirik wajah Tiwi di balik cermin spion.
Untuk beberapa saat, suasana menjadi hening. Hingga akhirnya mereka pun tiba di depan rumah kerabatnya Kak Intan. Tiwi segera membuka jendela mobilnya untuk berpamitan dengan Kak Intan.
“Ya... sudah sampai lagi ya?! kalian yakin gak mau mampir dulu? besok jangan lupa kabarin aku ya Ger!" Tutur Kak Intan seraya turun dari mobil.
“In Sya Allah, Tan! lain kali saja ya, lagi pula kasihan si Tiwi, udah terlalu malam kalau aku mampir dulu!" Sahut Kak Gery sambil melirik sekilas ke arah Tiwi.
“Hm... ok deh! bye…” Jawab Kak Intan melambaikan tangan dan menatap kepergian Kak Gery dan Tiwi yang melaju kembali menggunakan mobil milik Kak Iman.
Setelah mobil melaju kembali, keduanya menjadi berlaga canggung karena kehabisan kata-kata untuk di bicarakan, hingga akhirnya Tiwi sempat tertidur karena kelelahan. Sontak Kak Gery menghentikan mobilnya dan menyuruh Tiwi untuk berpindah ke kursi depan bersamanya supaya lebih nyaman.
“Wi... kamu duduknya di depan aja ya! biar lebih nyaman!" Seru Kak Gery.
“Gak apa-apa deh Kak! Tiwi duduk disini saja deh!" Sahut Tiwi.
“Udah kamu pindah aja ya Wi!" Tutur Kak Gery tak mau di bantah.
“Hm... ya udah deh!" Sahut Tiwi terpaksa turun dari mobil untuk pindah ke kursi depan bersama Kak Gery.
Akhirnya mereka pun duduk bersama dengan suasana yang semakin canggung. Tiwi sempat tertidur kembali karena lelah, hingga akhirnya sampailah Kak Gery di persimpangan jalan yang membuatnya harus menghentikan mobil karena belum mengetahui arah jalan ke rumah Tiwi.
"Cantik! bahkan saat tertidur seperti ini saja kamu tetap sempurna Wi!" Gumam Kak Gery saat memperhatikan wajah Tiwi yang sedang terlelap.
“Emm... udah sampai ya Kak?” Tanya Tiwi sambil mengusap-usap matanya.
“Ka... kamu sudah bangun, kita masih ada di jalan Wi!" Sahut Kak Gery sedikit terbata karena terkejut oleh Tiwi yang tiba-tiba saja terbangun.
“Loh, kenapa masih di jalan Kak? sekarang jam berapa ya, hp Tiwi kebetulan mati nih?!" Tanya Tiwi cemas.
“Sekarang sudah jam 10 Wi! aku belum tau arah jalan rumah kamu, jadi aku menepi dulu sambil menunggu kamu bangun!" Ujar Kak Gery menjelaskan.
“Astagfirullah, kenapa Kakak tidak membangunkan Tiwi aja, Tiwi pasti kena marah ini, duh... antar Tiwi pulang sekarang ya Kak!” Seru Tiwi mulai panik.
“Tenang dulu Wi! nanti Kakak antar sampai rumah deh biar gak kena marah,” Tutur Kak Gery.
“Emm... ya udah kita pulang sekarang ya, Kak!" Seru Tiwi yang langsung di turuti oleh Kak Gery.
“Ok, dari sini belok kemana?” Tanya Kak Gery sambil melajukan mobilnya.
“Belok ke kiri Kak!” Jawab Tiwi sambil menunjuk arah jalan yang harus Kak Gery pilih.
Akhirnya Kak Gery mengantar Tiwi pulang sampai rumah. Kebetulan rumah Tiwi berada di dalam gang, jadi Kak Gery pun harus berjalan dulu untuk menujunya.
“Berhenti di depan aja Kak! sekali lagi terimakasih ya udah mau anterin Tiwi pulang," Tutur Tiwi sambil membuka sabuk pengaman yang melindunginya selama di perjalanan.
“It’s ok Wi, Kakak antar sampai depan rumah ya!" Ucap Kak Gery seraya membuka pintu mobil dan bersiap mengantar Tiwi.
“Duh... gimana ya?" Tutur Tiwi sungkan.
“Udah... ayo! jangan kelamaan mikir, ini udah malem lo!" Seru Kak Gery seraya menyambar pergelangan tangan Tiwi dan menggenggamnya erat.
“Eh... terimakasih ya Kak, Tiwi jadi merepotkan Kakak lagi!" Tutur Tiwi terkejut seraya melangkahkan kakinya di ikuti Kak Gery di sampingnya yang masih setia menggenggam pergelangan tangannya.
“Santai aja Wi, Kakak seneng ko bisa antar kamu,” Sahut Kak Gery sambil berjalan menyamakan langkah.
Tiwi sedikit tersipu mendengar penuturan Kak Gery. Sambil terus berjalan Tiwi dan Kak Gery berbicara saling bersahutan.
"Oh iya, Kak Iman bagaimana, Kak? mobilnya kan di pakai kita?!" Tanya Tiwi khawatir.
“Dia udah aku telepon ko tadi! dia sudah ada di markas sama anak-anak sekarang," Sahut Kak Gery menjelaskan.
“Begitu ya! Tiwi jadi gak enak deh, gara-gara Tiwi ketiduran Kakak jadi kemalaman pulangnya!" Tutur
Tiwi menyesalkan kesalahannya.
“Tidak apa-apa Wi, yang penting sekarang kamu bisa pulang dengan selamat!" Sahut Kak Gery yang membuat pipi Tiwi kembali merona.
Tak lama kemudian mereka sampai di depan sebuah rumah yang terlihat begitu asri. Kebetulan saat itu Kak Desi sudah menunggu Tiwi di depan rumah.
“Ya Allah Wi… kamu dari mana aja sih, gak liat jam apa?ini sudah jam berapa? kamu bikin orang rumah pada khawatir aja deh, mana gak bisa di hubungin lagi dari tadi, kita di rumah khawatir banget tau,” Cecar Kak Desi saat Tiwi dan Kak Gery sudah sampai di depan rumahnya.
.
.
.
.
.
See you next episode guys 😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 158 Episodes
Comments
Dewi Payang
Duh nebaknya tepat😁
2023-08-08
0
Dewi Payang
Di rahasiaiin aja Tiwi, tar Intan cemburu😁
2023-08-08
0
Fenti
setangkai mawar buat Tiwi
2023-05-27
0