Setelah kembali dari toilet, Tiwi terlihat semakin pucat dan lemah. Sementara itu setelah menjalankan sholat, Andrina dan Tata yang menunggunya di Mesjid, melihat kedatangan Kak Gery bersama teman-temannya.
“Ta, lihat deh! siapa ya mereka?" Tanya Andrina sambil memperhatikan ke arah rombongan Kak Gery.
“Eh... itu sih sepupu aku, Drin! mereka mau ngapain ya? tumben pada ke sini!" Sahut Tata setelah melihat
sepupunya yang ternyata Andrina maksud.
“Yey... mana aku tau! mungkin mereka mau numpang Sholat kali,” Tutur Andrina.
“Bisa jadi, Drin! aku sapa ah, wah… ada Kak Iman juga ternyata, jadi sedikit grogi nih," Gumam Tata salah tingkah.
“Ya ampun Ta! kamu lebay banget deh, udah sana sapa cepetan! nanti keburu kabur lagi!" Seru Andrina
menggelengkan kepalanya seraya melangkah ke dalam Mesjid kembali.
“He... ok deh,” Sahut Tata sambil memperbaiki penampilannya.
“Kak!! abis dari mana?” Seru Tata setelah Kak Gery dan teman-temannya melintas di dekatnya.
"Eh kamu Ta! kebetulan banget bisa ketemu di sini," Sahut Kak Iman yang mendahului Kak Gery menjawab.
Bersamaan dengan itu Tiwi pun menghampiri Tata untuk mengambil mukenanya.
“Drin, mana Tata? Mukena aku mana?” Tanya Tiwi setelah sampai di dalam Mesjid.
“Oh... si Tata di depan tuh lagi sapa sepupunya! mukena kamu juga sama dia ko,” Jawab Andrina sambil memoles wajahnya dengan bedak tipis-tipis.
“Sepupunya?" Gumam Tiwi.
"Kamu mau kemana Drin, dandan tebal-tebal gitu?! mau jalan sama do'i ya?!" Goda Tiwi sebelum melangkah menghampiri Tata.
“He... iya dong, aku mau bukber sama Ayang, Wi! nanti sore," Sahut Andrina sambil menunjukkan senyum terbaiknya.
“Cie... selamat bukber deh, Drin!"' Tutur Tiwi sambil berjalan ke depan Mesjid.
Tiwi akhirnya menghampiri Tata yang sedang mengobrol dengan Kak Iman dan Kak Gery di depan Mesjid.
“Ta, aku mau ambil mukena!" Seru Tiwi setelah menghampiri.
“Hai Wi, apa kabar?” Sapa Kak Iman.
“Hai Kak! Alhamdulillah Kak, Kakak sendiri apa kabar?".
"Alhamdulillah juga, Wi!".
"Kenapa dia cuman sapa Iman, sih?!" Batin Kak Gery sedikit kesal.
"Alhamdulillah deh Kak, oh iya Ta! ku mau ambil mukena, kamu udah selesaikan Sholatnya?” Ucap Tiwi yang beralih bertanya pada sahabatnya.
“Oh, udah ko! ini... kamu udah mendingan Wi? minyak anginnya ada sama Andrina tuh," Sahut Tata seraya
memberikan mukena milik Tiwi.
“Alhamdulillah udah lumayan, Ta! nanti aku ambil deh, makasih ya! Kak, Tiwi tinggal Sholat dulu ya," Tutur Tiwi melenggang masuk kembali ke dalam Mesjid.
"Kenapa Tata tanya dia mendingan? apa dia sakit ya? wajahnya juga memang terlihat sedikit pucat sih?!" Batin Kak Gery bermonolog.
“Man... ana juga mau wudhu dulu deh! ente masih mau ngobrol ya? ana duluan ya, anak-anak juga kayanya udah pada beres tuh wudhu nya!" Sahut Kak Gery seraya menengok ke arah kaca gelap Mesjid yang menjulang tinggi di hadapannya.
“Iya! ana nanti nyusul deh!" Tutur Kak Iman yang masih asik mengobrol dengan Tata.
“Kakak sholat dulu juga gih! nanti keburu akhir, loh! Tata juga masih lumayan lama ko jaga di Sekolah!” Sahut Tata.
“Benar Ta? ya udah, tunggu Kakak Sholat dulu ya! soalnya ada yang mau Kakak omongin,” Tutur Kak Iman sebelum melenggang pergi.
“Iya... sana gih sholat dulu!" Sahut Tata.
Setelah selesai Sholat, Tiwi pun meminta minyak angin yang tadi di titipkan Tata pada Andrina. Setelah
mendapatkannya, Tiwi kembali bergegas ke toilet untuk membaluri perutnya yang sedikit kembung, sepertinya penyakit lambung Tiwi sedang kambuh lagi saat itu.
Tak lama setelah itu, Kak Iman menghampiri Tata lagi untuk membicarakan apa yang dia ingin sampaikan tadi. Sedangkan Kak Gery dan kawan-kawannya, masih di dalam Mesjid melaksanakan tadarus Al-Qur'an sebelum melanjutkan kegiatan mereka. Hingga akhirnya Kak Gery keluar menghampiri Tata dan Tiwi yang saat itu sedang asik mengobrol dengan Kak Iman.
“Kalian rajin-rajin ya masih mau jaga di Sekolah seperti ini," Ucap Kak Iman.
“Ya mau bagaimana lagi Kak, sudah tugas sih!" Sahut Tata seraya terkekeh.
“Oh iya Kak, tumben pada mampir Sholat di sini, memang tadi abis dari mana?” Tanya Tiwi penasaran.
“Oh... kebetulan kita abis menghadiri undangan di kafe ujung jalan sana, Wi! rencananya kita bakal di minta buat jadi bintang tamu acara launching kafe itu setelah lebaran nanti! kalau kalian nanti ada waktu, pada datang nonton, ya! katanya makanan di sana ok ok loh! terus harganya juga murah-murah, cocok banget deh buat kantong anak Sekolahan seperti kalian, he… Kakak udah kaya tim marketing aja!” Tutur Kak Iman sambil terkekeh.
“Wah… kedengarannya seru tuh, aku usahakan datang deh Kak! jadi tadi yang mau Kakak bicarakan itu, ini ya?” Tanya Tata.
“Iya Ta! sekalian, nanti habis acaranya selesai Kakak mau ajak kamu ke suatu tempat, kamu mau kan?!" Seru Kak Iman sambil menatap Tata teduh.
"Udah ikut aja Ta! aku dukung kalian deh," Sahut Tiwi sambil mengangkat jari jempol tangannya.
“Ehem… kalian lagi pada ngobrol apaan sih? kaya yang seru gitu!" Tegur Kak Gery.
“Eh, enggak ko, Kak! kita cuma lagi ngobrol tentang si Tiwi, ko!" Tutur Tata gugup.
“Ko jadi aku sih, Ta?“ Ujar Tiwi mengerutkan keningnya.
“Udah diam dulu aja, Wi! aku gak mau kalau Kak Gery tau, kalau kak Iman deket sama aku, ok!” Bisik Tata.
“Tapi kenapa harus aku sih?” Ucap Tiwi protes.
"Kalian kenapa bisik-bisik, sih?" Tegur Kak Gery membuyarkan suasana yang seketika hening saat itu.
“Emm...gak apa-apa ko, Kak! kita cuma lagi ngomongin Tiwi, barusan! katanya dia seneng banget makanan pedas, iya kan Wi?” Seru Tata sambil melirik Tiwi dengan tatapan memelas.
“Hah?" Ucap Tiwi tercengang.
“Nah gara-gara hobinya itu, si Tiwi jadi sakit perut Kak sekarang!" Sahut Tata melanjutkan sandiwaranya.
“Benar begitu Wi? terus sekarang bagaimana? apa masih sakit?” Tanya Kak Gery khawatir.
“Cie… yang perhatian!" Goda Kak Iman.
“Apaan sih Man?! ente berisik banget deh! ana kan cuman khawatir aja!" Sahut Kak Gery kembali menatap wajah Tiwi yang memang sudah terlihat pucat.
“Udah... kalian jangan ribut, nanti puasanya pada batal lo!" Tegur Tata melerai.
“Iya Kak, lagi pula Tiwi gak apa-apa ko! kalau gitu Tiwi ke kelas duluan ya! sampai jumpa lagi!" Sahut Tiwi bersiap beranjak.
“Iya Wi! nanti aku susul deh!" Sahut Tata.
“Sampai jumpa lagi, Wi!" Seru Kak Iman sambil melirik ke arah Kak Gery yang masih mematung menatap kepergian Tiwi.
Tiwi pun bergegas menghampiri Andrina yang baru selesai berdandan di dalam Mesjid. Sedangkan Kak Gery yang masih di depan, merasa khawatir dan memutuskan untuk mengirim chat kepada Tiwi.
“Drin, kamu udah selesai kah? kita ke ruang osis sekarang yuk!” Seru Tiwi setelah masuk kembali kedalam Mesjid.
“Ayo! aku udah selesai ko, gimana?! udah cantik kan?!” Tanya Andrina sambil membingkai wajahnya sendiri dengan ke dua telapak tangannya.
“Wah... sempurna deh, Drin!" Sanjung Tiwi sambil mengacungkan kedua jari jempol tangannya.
“Aih... kamu paling bisa deh, Wi nyenengin temen! Ya udah yuk!” Seru Andrina melingkarkan kedua tangannya di lengan Tiwi seraya melangkahkan kaki mereka ke luar dari Mesjid.
Drttttt!!! Drttttt!!!
“Eh, bentar Drin! ada chat masuk nih, aku buka dulu ya sebentar!" Ucap Tiwi menghentikan langkahnya.
"Wi, kamu beneran gak apa-apa? Kakak belikan obat ya! wajah kamu barusan pucat banget, Loh! kamu buka puasa aja ya!' Isi chat dari Kak Gery.
.
.
.
.
.
See you next episode guys... 😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 158 Episodes
Comments
Dewi Payang
Khawatir amat itu mah😊😊
1 vote buat Tiwi ama.Gery
2023-08-14
0
Dewi Payang
Ciyeee Gery😊
2023-08-14
0
Fenti
naksir iman ya ta??😁
2023-06-19
0