Namun saat Kartika akan masuk ke dalam mobil Steven tiba-tiba menarik tangan Kartika dan mencengkram nya erat "Kau mau pergi kemana? " Pertanyaan yang di iringi tatapan tajam itu membuat Kartika merasa takut semangat nya langsung menghilang entah kemana.
Kartika terlihat kesakitan membuat Ravi tidak bisa berdiam diri dari mobil Ravi langsung keluar "Tuan Kartika ing-" Ravi tidak bisa menyelesaikan kalimatnya.
"Diam! aku tidak berbicara denganmu dan berani sekali kau memanggil istri tuan mu dengan namanya saja, apa kau sudah bosan hidup" Steven menarik tangan Kartika untuk berjalan mengikutinya "Ikut dengan ku!, kau ini apakah benar-benar wanita murahan pergi begitu saja dengan laki-laki lain tanpa meminta izin pada suamimu! " Suara Steven meninggi dia seperti nya sangat marah dan tanpa sadar mencengkram kuat tangan Kartika.
"Auu lepaskan tanganku ini sakit" Ucap Kartika yang merasa tangan benar-benar.
"Diam! masuk dan jangan beraninya keluar tanpa izin ku! " Steven melempar Kartika ke dalam kamarnya dan mengunci pintunya.
Kartika takut dengan keadaan seperti itu "Tidak jangan jangan kunci aku sendiri aku mohon buka pintu nya buka buka pintu nya" Ingatan lama kembali menghampiri otak Kartika bayangan kesakitan sesak di dalam ruangan yang kecil membuatnya merasa susah bernafas "Tidak tidak keluarkan aku tidak tolong tolong Stefan tolong aku, tidak tidak" Suara Kartika melemah Ravi segera berlari saat dia menyadari suara Kartika melemah dia memohon pada Steven.
"Tuan tolong keluarkan nona Kartika dari kamarnya, tuan salah paham nona ingin keluar untuk membeli bahan makanan untuk membuatkan makan siang spesial untuk tuan tolong jangan hukum nona tuan aku mohon dia hanya ingin memberimu kejutan kecil saat makan siang tuan" Ucapan Ravi itu membuka mata Steven yang entah kenapa merasa sangat marah saat Kartika keluar tanpa izinnya di tambah dia keluar dengan Ravi membuatnya berdelusi sendiri menerka-nerka apa yang terjadi.
Steven tanpa berkata-kata kemudian membuka pintu nya dan melihat Kartika sudah di bawah dan terlihat susah bernafas, membuat Steven merasa sesak sendiri melihat Kartika yang seperti itu.
Steven segera mengangkat tubuh Kartika dan menjatuhkannya ke ranjang empuk milik Kartika "Ravi cepat telepon dokter suruh dia datang secepatnya" Ucap Steven
Ravi pun bingung dia tidak memiliki nomor dokter dari negara itu dia segera berlari menuju mobil Ravi memutuskan untuk menjemput dokter dari rumah sakit terdekat.
Kartika terlihat sangat kesulitan untuk bernafas seperti ada yang mencekiknya, Steven tidak bisa menunggu sampai dokter datang Steven segera memberikan nafas buatan untuk Kartika dan membuat perlahan nafas Kartika kembali stabil, saat Kartika mulai kembali tersadar dia segera memeluk erat Steven "Jangan pergi jangan mengunci ku jangan biarkan aku sendiri Stefan aku takut"
Deg.. perasaan senang sekejap berubah perasaan yang tidak bisa di utarakan Steven kembali sadar wanita yang ada di depannya itu milik kakaknya dan lagi-lagi dirinya bertindak di luar kendali.
Steven melepaskan pelukan Kartika "Aku tau, istirahatlah dokter akan segera datang" Jawaban lesu Steven itu membuat Kartika semakin tidak mengerti dengan tingkah suaminya yang berubah ubah.
Kartika hanya bisa mengangguk dan menuruti ucapan suaminya namun Kartika tidak melepaskan suaminya begitu saja dia menggenggam tangan suaminya "Temani aku di sini jangan pergi" Steven terkejut saat tangannya di genggam oleh Kartika tangan yang begitu hangat dan membuatnya luluh dari batasan yang baru dia buat.
Ravi dengan keahlian nya membujuk dokter dan kecepatan mengemudi nya dia dengan cepat membawa dokter ke villa Steven.
Saat Ravi masuk tatapannya tertuju pada tangan mereka yang saling menggenggam satu sama lain yang mulai di lepas saat dokter berjalan mendekat untuk memeriksa Kartika.
Dokter memberikan obat untuk Kartika dan menuliskan resep obat yang harus di tebus untuk kartika.
"Kau beristirahatlah, aku dan Ravi akan mengantar dokter ke depan" Ucapan Steven yang mendapat anggukan dari Kartika.
Setelah berada di depan kamar Kartika "Dokter bagaimana keadaan nya? " Tanya Steven yang membuat Ravi memandang ke arah Steven.
"Nona Kartika tidak boleh ada dalam tekanan seperti nya ingatan masa lalunya akan sering muncul jika muncul di saat dia tertekan dia akan mengalami kesulitan bernafas itu sangat beresiko" Ucapan dokter itu membuat Steven merasa bersalah sudah membuat Kartika ketakutan seperti itu.
"Saya mengerti" Steven memberikan kode pada Ravi untuk kembali mengantarkan dokter itu pulang, Ravi mengerti kode yang di berikan Steven.
"Mari dokter " Ravi mempersilahkan dokter untuk berjalan terlebih dulu, dokter itu pamit permisi pada Steven kemudian berjalan meninggalkan Steven.
Steven memilih kembali ke kamar Kartika seperti nya obatnya sudah bekerja Kartika sudah terlelap, Steven memandangi wajah Kartika dan mulai berfikir "Jika Stefan yang ada di sini apa yang akan dia lakukan" Steven merasa dirinya semakin hari semakin kacau tidak tau mana jati dirinya.
****
Nelly belly dan indah tengah berbicara di kamar Nelly mereka tengah menyusun rencana untuk membunuh Steven, Ravi dan juga Kartika.
"Bagaimana kak apakah keponakan tersayang ku sudah mendapatkan orang untuk membunuh mereka" Ucap Nelly yang terlihat begitu dendam kepada Ravi, Steven dan Kartika.
"Dia sangat sibuk dan belum mendapatkan orang nya" Ucap indah
"Tante aku memiliki teman dari dunia bawah tapi bayaran nya sangat mahal aku takut kita akan kehabisan uang untuk membayarnya" Ucap Belly.
"Berapapun uangnya bibi akan siapkan asalkan bisa melenyapkan mereka bertiga" Ucap Indah dengan penuh percaya diri.
"Hmm baiklah aku akan mencoba menghubungi nya" Ucap Belly yang kemudian keluar dari kamar ibunya.
Belly mencoba menghubungi orang yang pernah dia temui di club' malam.
[Hallo, Marco aku Belly ]
[Ah kau, ada apa mencari ku apa kau ingin bermain lagi denganku]
Belly terlihat malu-malu mendengar ucapan Marco itu karena dia dan Marco berhubungan cinta satu malam [Soal itu kita bicarakan nanti, aku punya pekerjaan untuk mu]
[Pekerjaan apa] tanya Marco dari Seberang telepon sana.
[Bantu aku menyingkirkan tiga orang sampah]
[Mudah saja, tapi bayaran ku sangat mahal kau tau aku ini bukan orang sembarangan] Ucap Marco sombong
[Aku tau kau adalah orang kepercayaan dari orang bawah, aku tentu tidak akan membayar mu murah] Ucap Belly
[Kalau begitu aku setuju membantumu berikan aku fotonya dan juga beri aku kenikmatan yang waktu itu beby] Ucap Marco menggoda belly membuat belly malu-malu
"Aku akan memberimu foto mereka, dan juga hadiah saat kau berhasil membunuh mereka bertiga] Ucap Belly yang tak kalah menggoda Marco
[Aku tunggu saat itu]
[Baiklah aku akan mengirimkan fotonya] belly mematikan telepon nya dan segera mencari foto Kartika dan Steven namun dia tidak memilikinya dia kemudian mengirimkan pesan pada Marco untuk bertemu dan memberikan fotonya secara langsung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 151 Episodes
Comments
ㅤㅤㅤ ㅤ🍃⃝⃟𝟰ˢ𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄ʰᶦᵃᵗ
lenyapkan saja kalau bisaa
2024-11-09
0
⍣⃝𝑴𝒓 αη∂ι ✩⍣⃝కꫝ 🎸👻ᴸᴷ
mimpi di siang bolong tuh mereka. niat mau melenyapkan Steven , ravi dan kartika yang ada sebelum menyentuh mereka yang ada mereka duluan yang akan di basmi🙊🤣🤣🤣
2023-05-15
1
§¢Pipitz Chipᴳᴿ🐅💋👻ᴸᴷ
lenyapkan kalo kau bisa
2023-04-29
0