Tiba-tiba Kartika menarik nafasnya dan berkata "Kak Ravi bolehkah aku minta tolong? " Ucapan Kartika itu membuat Ravi melihat ke arah Kartika
"Minta tolong apa? " Ravi akhirnya memilih duduk di kursi yang ada di taman tepat di samping Kartika.
Kartika terlihat ragu untuk berbicara namun Kartika tidak tau lagi siapa yang bisa menolongnya dia hanya terpikir Ravi saat ini meskipun sebenarnya Kartika ingin meminta tolong pada suaminya hanya saja suaminya sekarang telah berubah tidak perhatian kepadanya seperti sebelum mereka menikah.
Ravi menghela nafas karena Ravi melihat kekhawatiran dalam wajah Kartika "Aku akan bantu jika aku bisa" Ucap Ravi berusaha untuk meyakinkan Kartika karena saat ini Ravi sudah penasaran.
"Emm ini te.. tentang " Kartika terlihat ragu mengatakan sepenuhnya.
"Apakah tentang ingatan mu? " Ravi langsung saja menebak, dan tebakan nya benar.
Kartika langsung mengangguk Kartika samar-samar ingat siapa yang waktu itu datang menolongnya saat dia kesakitan dan mengingat potongan-potongan masa lalunya. "Bisakah? aku ingin tau tentang ibu yang ada di ingatan ku, karena selama ini aku hanya tau mama indah adalah ibu kandung ku" Kartika tiba-tiba menangis dia benar-benar tidak mengingat apapun tentang sosok wanita yang ada dalam ingatannya.
"So.. soal ini ak-" Ravi ingin segera menolak permintaan Kartika namun melihat wajah Kartika dia pun merasa iba, dan terpikirkan cara lain "Kenapa tidak meminta tolong pada tuan Stev eh maksud ku tuan Stefan" Hampir saja Ravi salah bicara.
Kartika tersenyum kecut "Dia seperti orang lain, tidak bisa ku dekati aku merasa takut padanya" Ucapan Kartika itu membuat Ravi merasa kasihan, dan salut pada insting wanitanya yang bisa merasakan perbedaan di antara penguasa kembar itu. "Kak Ravi bisakah kau membantu ku, ku mohon sedikit saja aku tidak perduli dengan ingatan yang lain aku hanya ingin tau tentang ibu ku yang sebenarnya, apakah aku ini benar-benar bukan putri kandung mama indah" Kartika memang merasa indah selalu pilih kasih dengan dia dan adiknya namun Kartika tidak pernah mengeluh karena dia pikir dia seorang kakak wajar saja jika sedikit di ajari untuk mandiri.
"Baiklah aku.. aku akan sebisa mungkin membantu mu tapi aku tidak berjanji bisa menemukan informasi nya dengan cepat " Ucapan Ravi itu membuat indah tersenyum bahagia.
"Terimakasih kak" Kartika merasa tenang mendengar persetujuan Ravi, dia ingin lepas dari jeratan indah karena selama ini dia merasa indah selalu membuatnya harus berbakti dengan indah tidak perduli dengan materi atau pun fisik dan tenaga indah.
Selain itu Kartika juga ingin tau siapa dia sebenarnya karena potongan-potongan ingatan itu tidak terhubung satu sama lain membuatnya sangat sulit mengingat.
Ravi ikut tersenyum dan tanpa sadar menepuk lembut pucuk kepala Kartika membuat Kartika merasa seperti memiliki kakak laki-laki.
Ravi dan Kartika berbicara tentang banyak hal membuat Kartika terlihat lebih ceria, Ravi dan Kartika tidak sadar ada mata serigala yang sedang mengamati mereka.
"Apa yang sedang kalian lakukan di sini" Tatapan tajam menusuk tepat di mata Ravi membuat Ravi begitu kesulitan menelan ludahnya sendiri, dia baru ingat akan peringatan bos nya tadi.
"I.. itu bos an.. anu-" Ravi sampai kesulitan berkata-kata dia tau tatapan mata Steven itu bukan tatapan biasa, Ravi merasa Steven seperti nya sedang marah.
"Kak Ravi hanya membantu ku untuk mencari udara segar" Ucap Kartika yang merasa tatapan Steven pada Ravi sangat tajam dan sebenarnya membuatnya juga takut, tapi karena Ravi telah setuju untuk membantunya Kartika memberanikan diri untuk menolong Ravi yang kesulitan berbicara itu.
"Heh! so" Steven menarik ujung bibirnya senyuman nya mampu membuat Ravi dan Kartika bergidik ngeri.
Tanpa ucapan apapun Steven langsung membawa Kartika dalam gendongannya, dia membawa Kartika pergi dari sana meninggalkan Ravi sendiri namun sebelum pergi Steven melirik tajam ke arah Ravi membuat Ravi bahkan membeku.
Steven menutup pintu kamar pasien, menjatuhkan Kartika ke ranjang rumah , Steven menatap Kartika Kartika hanya diam dan merasa sangat takut, dia kini terlihat seperti kelinci yang siap di terkam oleh serigala kelaparan.
Bayangan Kartika yang tersenyum ceria saat bersama Ravi sangat menganggu di benaknya apa lagi sekarang saat Kartika bersamanya dia menunjukan ekspresi kebalikannya, itu membuat Steven sangat kesal "Apakah kau sebahagia itu bersama pria lain! apakah kau wanita murahan yang bisa hura-hura tersenyum dan berbahagia dengan wanita lain! " Steven mengunci tangan Kartika ke atas membuat Kartika merasa sangat takut kuncian yang sangat kuat.
Mendengar ucapan suaminya yang merendahkan nya itu membuatnya menangis tanpa bersuara, baru kali ini Stefan memakainya begitu kasar, bahkan Kartika sendiri ingin tertawa lagi bersama suaminya tapi Kartika sendiri tidak tau kenapa dia merasa suaminya bukanlah suaminya membuatnya takut dan segan.
Melihat Kartika menangis membuat Steven tersadar dan melepaskan tangannya dari tangan Kartika dan pergi meninggalkan Kartika begitu saja, Steven mengacak rambutnya "Apa yang aku lakukan? " Steven menyenderkan tubuhnya di balik pintu.
Sedangkan Kartika hanya bisa menangis sesegukan di ruangannya "Kenapa semuanya jadi begini, kenapa kau terasa sangat asing buatku boo" Ucap Kartika yang semakin tidak memahami sifat suaminya itu.
Ravi datang membawa kursi roda mendorongnya sampai ke depan ruangan Kartika, melihat kedatangan Ravi Steven langsung bergerak dia mengangkat kerah baju Ravi melemparkan tubuh Ravi ke lantai, Ravi terjatuh Steven kembali mengangkat kerah Ravi "Aku sudah memperingatkan mu Ravi, meskipun kau orang kepercayaan ku tapi jika kau melanggar perintah ku aku bisa membuang mu kemanapun yang aku mau jangan memaksaku melakukan nya ingat batasannya! " Peringatan itu lagi yang Ravi dengar.
Ravi tau apa yang harus dia lakukan tapi pertahanannya selalu runtuh di hadapan Kartika dia juga tidak tau kenapa itu terjadi "Maafkan saya bos, saya tau batasannya saya hanya " Ucapan Ravi terhenti.
"Hanya apa? jangan sampai kau membuat ku mengulang untuk kedua kalinya" Ucapan Steven yang sebenarnya tanpa sadar mungkin dia juga sudah lupa batasannya sendiri.
"Hanya saja saya merasa kasihan kepadanya, tuan bukankah tuan juga sama" Ucapan Ravi itu membuat Steven berfikir.
'Apakah aku juga melewati batasannya? ' Ucap Steven dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 153 Episodes
Comments
ㅤㅤㅤ ㅤ🍃⃝⃟𝟰ˢ𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄ʰᶦᵃᵗ
wo oo kamu ketahuan,,,ada yg cemburu nih sama ravi
2024-11-09
0
Chipitz◌ᷟ⑅⃝ͩ●ᴍɴᴅ2
sama2 melewati batasannya dong 🤣🤣 sama2 merasa kasihan dan ingin membantu
2023-04-27
1
Dewii Fatmaa
ooohhhh stevan kethuan.... cemburu sama ravi🤣🤣
2023-03-24
2