Steven melepaskan cengkraman nya pada kerah baju Ravi, dia duduk dan merenungkan ucapan Ravi namun dia sendiri menyangkal telah melewati batasannya "Omong kosong! " Ucap Steven yang seperti nya tengah berdebat dengan dirinya sendiri.
Sedangkan Ravi bangun dan merapikan kembali bajunya yang berantakan di buat oleh bosnya itu. Mereka berdua diam dalam pikiran masing-masing.
****
Di sisi lain, andy masih dengan setia menunggu Stefan tersadar Andy selalu merasa berhutang nyawa pada Stefan jadi dia bahkan tidak akan meninggalkan Stefan apapun terjadi, Stefan adalah penolongnya sekaligus sahabat baik untuk nya.
Dokter mendatangi Stefan sudah saatnya menyuntikkan obat kepada Stefan, setelah itu dokter berbicara pada Andy sebagai wali dari pasien.
"Dokter apakah semuanya berjalan normal dia bisa sembuh? " Tanya Andy.
"Tentu saja, tapi kita harus sabar dan perlu banyak waktu sebelumnya kita sudah membahasnya pengobatan dalam tidur panjang ini memang membuat semua beresiko tapi jika berhasil tuan Stefan akan sembuh total dan tidak akan mendapatkan cacat sama sekali, tuan Andy jangan khawatir kami akan melakukan semuanya dengan baik sesuai prosedur" Dokter itu meyakinkan Andy yang seperti nya mulai meragukan mereka karena Stefan yang tak kunjung terbangun dari tidur panjang nya
"Aku mengerti" Ucap Andy.
"Kalau begitu saya permisi tuan" Ucap dokter itu yang meninggalkan Andy.
Andy memilih keluar dan duduk di kursi di depan ruangan perawatan Stefan, dia menatap layar handphone nya "Tuhan semoga semua terjadi sesuai rencana dan perkiraan Stefan" Ucap Andy yang entah mengapa merasakan firasat tidak enak.
****
Di rumah kediaman Ringgo, Ringgo menatap satu persatu Anggota keluarga nya "Bagaimana sekarang? karena kebodohan kalian kita kehilangan Kartika! apa kalian tidak punya otak" Teriak Ringgo yang terlihat sangat marah apalagi dia sendiri merasa sakit melihat darah pada tubuh Kartika waktu itu
"Pa tenanglah" Ucap indah mencoba menenangkan suaminya yang sudah setiap hari marah-marah semenjak Kartika keluar dari rumah nya dalam keadaan luka parah.
"Tenang katamu! apa kau tidak bisa menggunakan otakmu, apa kau ingin menjadi gelandangan" Teriak Ringgo yang sepertinya sudah di penuhi dengan amarah.
"Jangan khawatir pa, tenanglah tenang" Indah terus berusaha menenangkan suaminya.
Sedangkan belly dan Nelly yang melakukan kejahatan terhadap Kartika itu hanya bisa diam menundukkan kepalanya mereka baru pertama melihat Ringgo yang begitu marah.
"Untuk saat ini kita aman, bocah preman itu tidak akan melaporkan kalian ke pihak berwajib karena mereka juga sudah mematahkan tangan dan kakimu! tapi aku tidak menjamin bocah preman itu akan membiarkan kita begitu saja" Ucap Ringgo yang masih ingat ucapan dan tatapan Steven yang sampai sekarang masih bisa membuatnya bergidik ngeri.
"Kalau begitu kenapa kita tidak menyingkirkan mereka semua, termasuk bocah preman itu "
"Apakah kau pikir itu mudah, dia bahkan sudah melewati bodyguard ku waktu itu, dia buka preman biasa "
"Tenang saja, papa serahkan semuanya pada anak kita, dia bisa mendapatkan orang dunia bawah untuk membantu kita apa kau lupa putri kita itu seorang model yang hampir menjerat banyak laki-laki" Ucap licik indah yang selalu saja mempengaruhi suaminya.
Nelly dan Belly terlihat mengangguk karena itu adalah usulan dari mereka agar membunuh saksi dan juga korban.
"Terserah saja yang penting jangan sampai mengganggu nama baik ku, aku harus segera ke kantor, kalian lakukan dengan rapi kalau bisa bunuh tanpa menimbulkan rasa sakit" Ucapan Ringgo itu membuat indah tidak suka karena tanpa sadar Ringgo masih bersimpati kepada Kartika.
Ringgo kemudian bersiap untuk ke kantor, setelah Ringgo pergi indah melempar barang yang ada di rumahnya itu "Sialan apakah dia mulai bersimpati dengan gadis busuk itu, ibu dan anak sama-sama jalan* sialan!" Indah terlihat sangat marah.
"Kak tenang kak, jangan marah lagi dia akan segera menyusul ibunya ke neraka, jadi simpan tenaga mu untuk berpesta saat kita berhasil membunuh mereka semua" Ucap Nelly yang menyimpan dendam kesumat pada Kartika dan juga Ravi orang yang membuat nya cacat.
"Tapi tante, mama kita harus lebih dulu menemukan mereka, aku sudah menyuruh orang mencari keberadaan Kartika namun mereka belum menemukan nya di tk tempat Kartika mengajar juga tidak ada, preman itu juga tidak terlihat di tempat tempat yang dulu sering dia datangi"
"Kerahkan orang lebih banyak lagi, jangan biarkan mereka hidup terlalu lama , sampah seperti mereka harus segera di musnahkan" Ucap indah dengan senyuman licik menghiasi wajahnya.
"Baiklah aku akan menghubungi mereka ubah menambah orang untuk mencari keberadaan Kartika"
"Baiklah aku juga akan menelpon sepupu mu untuk segera melaksanakan rencana kita" Ucap indah yang berdiri dan melangkah ke kamarnya.
"Baik tante" Ucap Belly yang di ikuti anggukan dari Nelly.
****
Ravi kali ini di tidak berada di rumah sakit lagi, Steven meminta Ravi menangani beberapa masalah kecil di kantor Stefan.
Ravi sudah menyelesaikan pekerjaan nya dengan cepat. Ravi duduk di ruangan Andy dengan menatap komputer Andy dan mulai terfikir tentang permintaan Kartika kemarin "Haruskah aku benar-benar mencari tahunya? " Ucap Ravi sembari menatap Komputer Andy yang masih belum menyala itu. "Ini benar-benar beresiko " Ravi terdiam sejenak dia tengah berfikir matang-matang tentang apa yang akan dia lakukan ini.
Ravi menghela nafasnya dia juga mengacak kasar rambutnya "Apakah aku harus memberitahukan permintaan Kartika pada tuan Steven? " Ravi bertanya pada dirinya sendiri yang sendirinya ragu harus melakukan apa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 151 Episodes
Comments
ㅤㅤㅤ ㅤ🍃⃝⃟𝟰ˢ𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄ʰᶦᵃᵗ
yukkk bantu Kartika buat masa lalunya
2024-11-09
0
Chipitz◌ᷟ⑅⃝ͩ●ᴍɴᴅ2
berarti mama Indah memang bukan mama kandungnya, dimana mama kandung Kartika?? masih hidup ayau sudah tiada
2023-04-27
1
Dewii Fatmaa
yukkkkk bantu kartika .. kasihan dia. smga aja nanti saat stevan tau. dia jg pasti mmbantu💪🏻💪🏻💪🏻💪🏻
smga aja stevan kagak marah²🙈
2023-03-24
2