Kartika menatap Stefan "Kenapa kau harus menikahi ku, jika sikapmu begitu dingin padaku Stefan! kenapa kau berubah di saat kau sudah memperistri ku kenapa? , jika kau sudah tidak mencintaiku kenapa kau harus menikahi ku kenapa? kenapa Stefan kenapa? jawab aku Stefan ini menyakitkan" Kartika menangis tersedu-sedu di hadapan suaminya itu dia memukul mukul dada suaminya sampai dia tidak punya tenaga dan terjatuh di kaki suaminya itu "Kenapa menikahi ku hanya untuk menyakiti ku kenapa? " Tanya kartika dengan wajah sudah di penuhi air mata.
"Berhenti menangis kau bukan anak kecil lagi! " Steven tidak menghiraukan kartika, bahkan air mata kartika tidak membuatnya merasa kasihan.
Kartika terduduk lemas melihat suaminya melenggang pergi begitu saja meninggalkan nya "Kau kejam boo" Ucap Kartika yang hanya bisa menangis meratapi nasipnya.
"Nona bangunlah" Ucap Ravi yang tidak tega melihat Kartika yang menangis, Ravi tau bagaimana hancurnya hati Kartika sekarang, tapi dia juga tidak bisa berbuat apa-apa apalagi mengatakan yang sebenarnya.
Ravi mencoba membantu Kartika berdiri namun Kartika menolak "Saya bisa sendiri terimakasih" Ucap Kartika yang menghapus air matanya dan berusaha untuk bangun.
Ravi membawa Kartika ke kamarnya, "Nona silahkan beristirahat" Ucap Ravi yang segera menutup pintu nya setelah Kartika masuk.
Kartika terdiam duduk di samping ranjang, air matanya tidak bisa berhenti saat dia sendiri menatap gaun yang dia pakai "Pengantin? bahagia? di mana janjimu stefan di mana sumpah mu" Kartika menarik paksa kalungnya, kalung yang Stefan berikan saat dia berjanji akan menikahinya.
"Jika tau kau akan berubah setelah kita menikah, aku lebih baik memilih kita tidak perlu menikah tapi kau seperti dulu tetap menjadi Stefan ku, my Boo" Ucap Kartika sembari memeluk kalung yang baru saja dia tarik paksa.
Kartika membaringkan tubuhnya di atas ranjang masih tetap memeluk kalung itu, perlahan dia menutup mata, dan berharap semuanya hanya mimpi.
Karena kelelahan menangis Kartika pun terlelap dalam doa agar semua yang terjadi hari ini hanyalah mimpi.
Di sisi Steven.
Ravi menghampiri bosnya yang berada di lini bar vila itu, sesuai dengan permintaan Steven melalui pesan singkat.
"Tuan" sapa Ravi ketika melihat bosnya sedang duduk dan memegang gelas
"Di mana wanita itu? " Ucap Steven sembari menenggak minuman di gelasnya.
"Nona Kartika sudah berada di kamarnya" Ucap Ravi.
"Bagus kalau begitu" Steven menuang lagi minuman ke gelasnya.
"Tu.. tuan bisakah anda sedikit lembut dengan Nona Kartika " Ucapan Ravi itu mengundang tatapan tajam dari Steven.
"Heh! sejak kapan kau bisa ikut campur urusan ku" Ucap Steven yang terlihat mencengkram erat gelasnya.
"Tuan jangan salah paham, saya tidak bermaksud ikut campur hanya saja saya merasa kasihan dengan Nona Kartika"
"Jangan lupa Ravi dia wanita kakak ku! jangan sampai kau tertarik pada nya" Ucap Steven memperingati Ravi.
"Tuan jangan salah paham saya tau posisi saya, dan saya juga tidak ada perasaan apapun kepada Nona Kartika saya hanya kasihan, dan lagi tuan jangan terlalu cuek dan menghindari nya atau kalian akan bercerai sebelum tuan Stefan sembuh jika itu terjadi bagaimana kau menjelaskan nya tuan"
Ucapan Ravi itu terdengar masuk akal untuk Steven, Steven mulai memikirkan nya dengan serius.
"Dan lagi Tuan Stefan melakukan operasi dan terapi semua karena Nona Kartika jika dia tau Nona Kartika yang di cintai nya sedih, apakah tuan bisa membayangkan perasaan nya"
"Huh berisik sekali, Ravi kau tau aku tidak mengerti wanita dan lagi aku merasa aneh, bagaimana bisa Stefan itu jatuh cinta pada gadis sepertinya, keluarganya sangat berantakan benar-benar tidak masuk di akal"
"Tuan seseorang jatuh cinta bukan karena latar belakang nya namun mereka memiliki ke cocokan" Jawab Ravi.
"Berisik aku tidak mau dengar ucapan itu dari mulut jomblo seperti mu" Ucapan Steven itu langsung menusuk ke hati Ravi.
"Maafkan saya tuan" Ucap Ravi yang hanya bisa menundukkan kepalanya.
"Kau duduklah temani aku minum" Ucap Steven.
"Baik tuan" Ucap Ravi
Mereka berdua minum lumayan banyak, apalagi Steven dia benar-benar sangat terbebani dengan permintaan saudara kembarnya itu jadi dia melampiaskan bebannya pada alkohol di depannya.
Ravi tidak berani minum terlalu banyak karena dia tidak akan bangun jika dia minum terlalu banyak.
Ravi melihat Steven sudah mulai kehilangan kesadaran nya "Tuan sebaiknya anda berhenti minum" Udah Ravi mengambil botol yang hendak di tenggak-nya.
"Hei Ravi apa kau tau perasaan ku sekarang rasanya aku ingin menghancurkan sebuah kota" Ucapan Steven meracau.
"Tu.. tuan sudah mabuk, taun sebaiknya kembali ke kamar" Ucap Ravi yang langsung menaruh botol yang dia pegang dan membantu untuk memapah Steven.
Ravi tidak kuat membawa Steven ke kamar atas, alhasil dia membawa Steven ke kamar tamu di samping kamar yang di tempati kartika.
Ravi membaringkan bosnya di ranjang, dia sangat kelelahan dan pusing bagaimanapun juga dia juga habis minum tentu berefek pada tubuh nya.
Setelah membaringkan tubuh Steven dia langsung bergegas kembali ke kamarnya, dia tidak ingin terlambat meminum obat anti mabuk karena dia tidak ingin besok pekerjaan nya terganggu.
Ravi mulai mengganti bajunya kemudian merebahkan tubuhnya di ranjang empuknya "Aku harap semua berjalan baik, Nona kartika aku berdoa yang terbaik untuk mu" Ucap Ravi yang tanpa sadar seperti nya mulai memperhatikan Kartika.
Malam semakin larut, kepala Steven terasa sakit dia ingin muntah dia berjalan menuju kamar mandi dan memuntahkan apa yang harus di muntah kan.
Setelah itu dengan terbata-bata dia berjalan menuju dapur untuk mengambil air, hanya segelas air tak kan membuatnya sadar dari mabuknya.
Setelah dia minum, dia berusaha berjalan kembali ke kamarnya, dia berjalan dengan sempoyongan menuju kamarnya, dia sampai di kamar kemudian membaringkan tubuhnya di ranjang empuk itu, kemudian Steven pun terlelap kembali.
Pagi menyapa matahari mulai terlihat sinarnya mulai menerobos di balik jendela, Kartika membuka matanya perlahan, hal pertama yang Kartika lihat adalah langit-langit kamarnya.
Kartika kemudian berusaha untuk menggerakkan tubuhnya tentu saja setelah bangun dari tidur kita sering meregangkan tubuh bukan, namun saat Kartika mencoba meregangkan tubuhnya seperti nya tubuhnya di tahan sesuatu, tubuhnya terasa berat.
Merasa ada yang aneh pada tubuhnya Kartika melihat ke bawah dan terlihat sebuah tangan memeluk tubuhnya seperti guling.
Kartika ingin berteriak namun tidak jadi, dia segera mengurungkan niatnya saat dia sadar hal lumrah untuk pasangan suami istri tidur bersama.
Kartika mencoba melepaskan tangan Steven dari tubuhnya, dengan susah payah akhirnya Kartika berhasil melepaskan tubuhnya dari pelukan Steven namun saat Kartika akan memindahkan tangannya tiba-tiba Steven terbangun dan menarik tangan kartika dengan kuat "Apa yang kau lakukan di kamarku! " Ucap Steven dengan menatap tajam Kartika.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 151 Episodes
Comments
ㅤㅤㅤ ㅤ🍃⃝⃟𝟰ˢ𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄ʰᶦᵃᵗ
sbnrnya Kartika udh mulai merasakan gak nyaman sama suaminya
2024-11-09
0
☠ᵏᵋᶜᶟ𝕸y💞ѕ¢🦐 ⧗⃟ᷢʷ
Kartika sebenarnya udah merasa ngga nyaman ya sama suaminya 😏iyalah orang dya bukan orang yang di cintai Kartika
2023-05-15
1
🍭ͪ ͩ🏡 ⃝⃯᷵ᎢᶬKristin⒋ⷨ͢⚤
kehatiku juga langsung menusuk Thor.. karna merasa wkwkwk. bukan sih sama status nya aku sama ravi
2023-05-15
1