Siang menjelang sore, langit senja mulai menyapa Steven hanya duduk di depan ruangan perawatan Kartika dia merenungkan Ucapan Ravi meski dalam renungan nya dia sendiri menyangkal semuanya, renungan yang percuma. "Akhhhh hhh ini semua membuatku pusing" Ucap Steven yang bahkan sudah menghabiskan puluhan batang rokok tapi dia belum bisa menjadi lebih tenang seperti biasanya.
Steven tiba-tiba ingin melihat Kartika dia teringat ucapannya yang menyakiti Kartika.
Steven perlahan membuka pintu kamar dan perlahan menutup pintu ruangan Kartika itu, Steven berjalan mendekat ke arah Kartika dan melihat tubuh Kartika yang meringkuk menghadap ke jendela lebih tepatnya membelakangi Steven.
Steven dengan pelan duduk di kursi di samping ranjang Kartika, Steven mendengar suara sesegukan dari Kartika "Apakah dia tidak tidur? " Tanya Steven lirih kepada dirinya sendiri.Steven ingin memastikannya dia membalikan tubuh kartika dan melihat mata yang terpejam namun mengeluarkan air mata "Dia menangis dalam tidurnya" Dada Steven terasa tidak enak.
"Stefan " Gumam Kartika lirih di dalam tidurnya membuat Steven terdiam, dalam diri Steven dia merasa tidak nyaman.
"Kau seperti nya sangat mencintai saudara ku, tapi kau sama sekali tidak layak".
Steven memilih duduk di sofa yang lebih jauh dia tidak mau mendengar suara Kartika yang terus memanggil nama saudara kembarnya itu.
****
Ravi menghela nafasnya dia juga mengacak kasar rambutnya "Apakah aku harus memberitahukan permintaan Kartika pada tuan Steven? " Ravi bertanya pada dirinya sendiri yang sendirinya ragu harus melakukan apa.
Ravi membuat keputusan sendiri dia akan menuruti ucapan Kartika tentang memberitahukan Steven dia sendiri ragu karena ucapan Steven yang melarangnya ikut campur jika Steven tau dia juga tidak akan baik-baik saja.
Ravi terus berkutat di depan komputer hingga senja pun tak bisa menghentikannya dia terus mencari tau tentang siapa sebenarnya Kartika dan juga tentang kecelakaan yang terjadi di waktu Kartika kecil.
Ravi terus mencari namun seperti nya sesuatu telah di sembunyikan dia bisa menemukan data Kartika namun data itu membuat Ravi curiga "Benarkah ini? ".
Ravi menggelengkan kepalanya dan tidak mempercayai data itu dia terus mengetik dan mencari petunjuk sekecil apapun," Akhhhhhhhhhhh ini lebih melelahkan dari pada membajak data perusahaan lain" Gerutunya, Ravi bisa merantas namun juga tidak bisa di sebut jenius dalam bidang itu.
Ravi menyenderkan kepalanya di kursi kerja Andy itu, dia nampak lelah dia perlahan menutup matanya.
Baru saja menutup mata dan hampir terlelap teleponnya berbunyi, Ravi segera terbangun dan melihat nama yang ada di layar panggilan itu dan mengangkatnya.
[Jangan menggangguku lagi] Ucap Ravi setelah mengangkat telepon.
[Tunggu sebentar ja.. jangan kau matikan dulu] suara wanita terdengar dari seberang sana.
[Ada apa lagi, sudah ku bilang jangan menganggu ku aku tidak akan membantumu] Ucap Ravi tegas.
[Ravi aku ingin meminta bantuan mu, Steven sangat sulit di hubungi jadi aku hanya bisa menghubungi mu]
[Masalahmu bukanlah masalahku aku tidak akan membantumu] Ravi mematikan teleponnya.
Ravi menghela nafasnya " Wanita yang merepotkan, benar-benar andai saja semua wanita seperti Kartika lembut dan baik tidak mudah memanfaatkan orang lain" Ravi tiba-tiba diam dan menyadari dia baru saja memuji Kartika "Apa yang aku katakan tadi, Ravi sadarlah jangan sampai kau benar-benar lupa batasan mu atau kau akan menanggung akibat nya" Ravi menampar kedua pipinya dengan tangannya agar bisa membuatnya sadar.
"Sudahlah aku akan mencari tau lagi nanti, aku akan kembali ke rumah sakit terlebih dahulu" Ucap Ravi yang menghasilkan semuanya mengunci semua data dengan cermat.
Ravi mengemudikan mobilnya kembali ke rumah sakit, sesampainya di rumah sakit Ravi segera berjalan menuju ruangan Kartika kali ini dia tidak akan masuk sebelum tuannya yang menyuruhnya.
Steven baru saja keluar dari ruangan Kartika dan melihat Ravi sudah kembali "Kau sudah menyelesaikan tugasmu? " Tanya Steven
"Sudah bos, semua sudah beres untuk waktu dekat kita tidak menerima ajuan kerja sama apapun karena itu akan mempersulit tuan Stefan nanti" Ucap Ravi memberitahu rincian nya.
"Aku tau kau bisa di andalkan dalam masalah ini, tentang dunia bawah yang di pimpin Stefan bagaimana" Semuanya aman tidak ada yang memberontak karena mereka tahu tuan Stefan baik-baik saja.
"Bagus tidak sia-sia aku menyamar jadi dirinya, jika anak buah nya ada yang memberontak karena dia tidak ada itu akan merepotkan nya nanti, terus awasi anak buah bawahnya jika ada yang mulai mencurigakan usut tuntas tentang lukanya begitu parah tidak mungkin terjadi dalam sekali pertempuran mungkin ada yang menjebak nya" Ucap Steven serius.
"Saya juga sependapat tuan, tuan Stefan sehebat anda tidak mungkin akan mengalami luka dalam yang begitu serius jika tidak ada pemicunya"
"Hmm awasi terus me-" Steven sedang berbicara tiba-tiba handphone nya berbunyi dia melihat nomor baru di layar handphone nya tanpa pikir panjang dia mengangkat teleponnya.
[Steven akhirnya kau mengangkat telepon ku] suara wanita dari seberang telepon.
[Menjijikkan] Steven langsung ingin mematikan teleponnya tapi wanita itu berteriak.
[Jangan di matikan, Steven demi pertemanan kita aku mohon jangan matikan dan tolong aku kali ini saja] Ucap wanita dari seberang sana.
Steven memperlihatkan wajah datarnya sembari berbicara [Siapa temanku! kau hanya umpan dan semua sudah selesai] Steven mematikan teleponnya.
"Apakah dia tuan? " Tanya Ravi yang menebak dengan benar.
"Ha, benar-benar merepotkan memilih umpan yang begitu tidak tau diri kau harus membereskan nya" Ucapan Steven dengan tatapan yang begitu tajam.
" Maafkan saya tuan, Dia terlalu terbawa suasana tuan dia juga terlalu bodoh dan percaya diri hingga tidak sadar dengan siapa dia berhadapan " Ucap Ravi.
"Kau tau itu, jika dia terus berulah kirim saja pada dewa neraka" Wajah Steven tidak mengatakan itu hanya bercanda.
"Baik tuan saya mengerti saya akan mengurusnya setelah kita kembali" Ucap Ravi.
"Bagus" Steven kembali menemani Kartika di dalam kamar perawatan, sedangkan Ravi terus berjaga di depan ruangan dan teringat tentang wanita yang meneleponnya "Apa aku sebelumnya sangat bodoh atau buta bisa mempercayai nya" Ucap Ravi sembari menyenderkan tubuhnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 151 Episodes
Comments
ㅤㅤㅤ ㅤ🍃⃝⃟𝟰ˢ𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄ʰᶦᵃᵗ
siapa wanita itu,,,,jadi penisirin
2024-11-09
0
Chipitz◌ᷟ⑅⃝ͩ●ᴍɴᴅ2
siapa perempuan itu, apa pernah menjalin hubungan dengan Ravi atau Steven
2023-04-27
1
💫ռǟɖʏǟ ǟʟʊռǟ🌾
Ngomong aja Ama bos mu ravi
2023-03-29
2