Riki sedang bersiap berganti baju. Keluarga Pak Burhan sangat baik padanya. Eric memberi beberapa baju untuk Riki.
Riki sedang pergi dari rumah tetapi hatinya merasa lega. Hal yang tak pernah Ia rasakan dirumah megahnya.
Kehangatan, dan saling peduli antar sesama.
"Gue mau belajar dulu lah, tadi ada pekerjaan rumah kan!"
Riki membuka bukunya mengerjakan tugas dengan seksama.
Dania datang membawa makan siang atas perintah Ibu Melati.
"Riki?" Panggil Dania.
"Eh kamu? Sini duduk!" Riki membuka rolling door itu dan mengajak Dania duduk bersama.
"Ini tadi Ibu nyuruh aku buat nganter ini."
Dania meletakkan tempat makan itu didepan Riki.
"Terimakasih ya Dan, tolong nanti sampein rasa terima kasihku yaa!"
Riki segera melahap makan siang itu. Dania melihatnya dengan senang.
"Ehh apa itu?"
Dania melihat buku kecil yang terlihat seperti buku diary. Dania mengambil buku itu tanpa sepengetahuan Riki. Riki yang sedang sibuk makan tak tahu jika Dania mengambil buku diarynya.
"Lucu banget masak Cowok nulis buku diary." Ucap Dania dalam hatinya. Dania membuka lembaran pertama. Diatas pojok kiri terdapat tanggal dan hari kejadian.
"Hari ini aku pergi dari rumah, nasib baik aku ditolong orang baik. Aku diberi pekerjaan dan tempat tinggal. Ahh leganya! Terimakasih Tuhan."
Dania semakin penasaran dan membuka lembar ke dua
"Hari ini pertama kali aku berangkat sekolah dengan teman. Pengalaman seumur hidup yang baru Kurasakan. Ternyata meskipun jalan kaki, senang sekali bisa ke Sekolah bersama."
Dania merasa iba dengan Riki. Hanya berangkat sekolah bersama ternyata bisa membuat Riki sebahagia itu. Ketika membuka lembaran ke tiga Dania membuka matanya lebar.
"Aku kayaknya mulai jatuh cinta deh. Meskipun kata orang aku gak seimbang dengan dia. Jadi mulai sekarang, aku mau giat belajar biar sukses dan bisa seimbang. Kalo udah sukses aku akan aja Dania menikah. Hehehe. :)
Dania sampai terbatuk membaca lembar ke tiga itu. Riki menoleh,
"Dania. Kamu baca buku diaryku ya??" Riki ingin mengambil buku itu dari Dania. Dania justru semakin menggoda Riki. Menyembunyikan buku itu agar Riki tak bisa mengambilnya.
"Ambil nih kalo bisa!" Ucap Dania.
Wajah Riki merona, sekuat tenaga ingin mengambil buku itu. Dania tak tahu jika Riki akan menyerang dari belakang saat menoleh wajah mereka terlalu dekat dan.. " Cupp. Emuacchh." Riki tak sengaja mengecup bibir Dania.
"Ehh! Maaf Dania aku gak sengaja."
"(Ahh, first kiss ku)" Dania memegangi bibirnya itu. Meskipun hanya beberapa detik Dania dan Riki bisa merasakan kelembutan bibir masing masing.
"Ini. Bukumu! Maaf." Ucap Dania menyerahkan buku itu. Dania bangkit dan meninggalkan Riki. Dania pergi tanpa berani menoleh ke arah belakang.
Kini di Kedai hanya tinggal Riki sendirian Ia tak menyangka akan mencium Dania dengan cara seperti ini.
"Maaf Dania! Tapi kok kurang lama." Celoteh Riki tak jelas. Riki masih memegangi bibirnya itu. Mengingat kejadian tadi membuatnya telinganya memerah.
"Aduhh. Kok first kissku gak romantis banget sih." Gerutu Dania di jalan.
"Tapi bibir Riki lembut juga." Dania memegangi bibirnya wajahnya merona.
"Aduh kalo Ayah sampai tahu. Bisa bisa Riki di usir nih!" Dania takut jika Ayahnya akan melarang hubungannya dengan Riki.
"Eh. Kok aku udah ge er duluan. Ya kalo Riki suka sama aku? Kalo gak? Berarti cinta sepihak dong? Gimana kalo yang suka cuma aku? Kalo Riki gak? Ahhh."
Dania menendang kerikil kecil yang menyapanya dijalan. Padahal sudah jelas Dania adalah orang yang akan Riki nikahi ketika Ia sukses nanti.
Benih benih cinta antara keduanya mulai tumbuh. Tentu saja Riki juga memiliki rasa yang sama.
"Udah ahh. Aku mau lanjutin belajar lagi."
Riki meneruskan kegiatan belajarnya. Membersihkan tempat makan dan membuka bukunya kembali. Sayangnya bukannya fokus, Justru lagi lagi Riki teringat kejadian saat berciuman dengan Dania.
Riki semakin bersemangat untuk menjadi orang yang sukses. Bahkan Ia semakin yakin ingin menikah Dania suatu saat nanti.
*
Pak Burhan dan Bu Melati sedang berkumpul melihat siaran Tv diruang tamu.
Dania tak sadar jika Ayah dan Ibunya sedang ada disana.
"Ihh maluu!" Dania berjalan melewati Pak Burhan dan Bu Melati.
"Yah, lihat deh anakmu?"
"Iya Bu, kok kayak orang lagi kasmaran ya??" Ucap Pak Burhan.
Bu Melati dan Pak Burhan saling menatap. "Yah, Dania kan cuma deket sama Riki? Kalo ternyata beneran Riki gimana?" Tanya Bu Melati menyelidik kepada Pak Burhan.
"Ya kalo mereka saling cinta ya biarin aja sih Bu. Maklum anak remaja." Jawab Pak Burhan santai.
"Iya sih.. asal jangan sampai pergaulan bebas aja yah."
"Ya kita sebagai orang tua punya peran penting Bu, kita jaga anak kita itu. Kita harus sering ajak anak berkomunikasi."
Ucap Pak Burhan. Bu Melati setuju dengan pendapat Suaminya itu. Peran orang tua itu penting untuk menjaga anaknya agar tak terjerumus pada hal yang negatif.
*
*
Atmika terpaksa kembali ke rumah bertemu dengan lagi Anggoro. Laki laki yang paling Atmika benci.
"Mana Riki?"
Atmika baru melangkah kaki tetapi Anggota berdiri disebelah tangga. Sepertinya Anggoro sengaja menunggu Atmika datang.
"Kenapa kamu peduli? Urus saja wanita simpananmu yang sedang marah itu?" Atmika sengaja berjalan tanpa memperdulikan Anggoro.
"Kau! Aku ini suami mu. Setidaknya hargai aku sedikit saja Atmika.
Anggoro menarik tangan Atmika. Kini mata mereka saling bertemu.
Jujur saja Anggoro merasa rindu dengan istrinya itu. Kenangan indah saat memadu kasih membuatnya ingin mengulang kisahnya bersama Atmika.
"Lepaskan! Aku lelah. Aku ingin istirahat!" Atmika menarik tangannya. Tapi Anggoro semakin kuat memeganginya.
"Anggoro. Kau tak dengar ucapanku?" Ucap Atmika lagi. Anggoro menatap Atmika dalam. Wajah Anggoro mendekat.
" Aku rindu padamu Atmika." Ucap Anggoro lirih. Tetapi tentu saja Atmika bisa mendengarnya.
"Jangan membual! Aku tak ingin mendengar omong kosongmu itu." Ucap Atmika tak percaya.
Anggoro menarik tangan Atmika naik kedalam kamar.
"Hey.. mau apa kau?"
"Apa lagi? Aku ini suamimu. Tentu saja aku ingin meminta jatahku." Anggoro tersenyum seringai menatap Atmika.
"Anggoro ini sama sekali gak lucu!"
Anggoro tak perduli dan tetap membawa Atmika ke kamar. Anggoro ingat Atmika benci dengan kamar utama. Sekarang Ia membawa ke kamar tamu.
"Srakk." Anggoro melepas pakaian Atmika. Matanya tertegun pada pemandangan yang indah. Sudah lama sekali Anggoro tak menjamah tubuh Istrinya itu.
"Padahal tidak ada yang bisa menyaingi keindahan tubuh Atmika. Tetapi mengapa aku selalu kurang puas!" Batin Anggoro.
Anggoro melepaskan bajunya dan segera menunaikan kewajiban suami istri itu.
Atmika tak memberontak lagi. Percuma Atmika melawan tenaga Anggoro lebih kuat dari pada tenaganya.
"Emhh.. Ahh."
Sekuat tenaga Atmika tak ingin mendesah sayangnya tak bisa. Karena Anggoro sangat pintar memainkan nafsunya itu. Atmika membuang pandangan ke arah lain. Tak mau memandang wajah laki laki yang sedang asik menjamah tubuhnya itu.
Anggoro menikmati setiap pemainan ini hingga *******. Atmika yang lelah ikut tertidur Mereka beristirahat di tempat tidur yang sama.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments