Rintik hujan yang turun membuatku enggan pergi meninggalkan kasur empuk kesayanganku ini.
Aku masih bersembunyi dibalik selimut tebal bercorak Doraemon, kartun favoritku.
Aku mendengar langkah kaki seolah sengaja datang ke kamarku.
"Tok."
"Tok."
"Tok."
"Dania! Ini udah jam setengah enam loh! Kamu gak sekolah?" Suara Ibu yang lembut membuatku terpaksa berdiri.
"Iyah, Bu. Ini Dania udah bangun dari tadi kok." Ucapku berbohong. Aku masih mengumpulkan separuh nyawaku yang belum terkumpul. "Hoamhh." Mulutku masih menguap bahkan mataku enggan membuka.
Ku langkahkan kakiku menuju kamar mandi yang terletak di luar kamar, tak lupa membawa handuk ku sampirkan ke pundak.
"Selamat Pagi Putri Ayah! Semangat donk." Ucap Ayah, aku hanya membalas sapaan Ayah dengan senyuman dan terus berjalan ke kamar mandi.
"Hah, segarnya!" Ucapku mengusap rambutku dengan handuk kering. Aku mencium aroma masakan Ibu yang wanginya menusuk sampai kedalam hidung.
"Heumhh.. Ibu masak nasi goreng yah?" Aku ingin segera duduk di meja makan tapi Ibu mendorong badanku."Ey. Pakai bajumu dulu lah. Baru sarapan!" Sentak Ibu halus. Aku menatap penuh harap tapi sepertinya Ibu tak perduli."Ayo cepat! Keburu dihabisin Ayah lho." Gertakan Ibu langsung membuatku berlari. "Ibu tolong jaga nasi goreng milikku!"
Aku mendengar Ayah dan Ibu sedang menertawakan tingkahku. "Tenang saja. Ibu akan jaga khusus untuk putri Ibu tercinta." Ucapan Ibu membuat hatiku tenang.
Aku langsung menggunakan baju seragam sekolah secepat kilat.
"Heummh. Waktunya makan!" Ku ambil sendok dan memakan nasi goreng itu dengan lahap. Aku melihat Kak Eric ikut duduk. "Makan sendirian aja. Kakaknya dilupain!" Celoteh Kak Eric sengaja menggodaku.
"Hehehe. Maaf aku buru buru."
Kami sekeluarga sarapan bersama. Suasana yang hangat disambut sinar matahari yang hangat pula.
Aku berangkat di antar Kak Eric. Kebetulan jam mata Kuliah Kak Eric hari ini dimulai jam 7. Biasanya aku hanya jalan kaki karena jarak antar rumah dan sekolah tidaklah jauh.
"Makasih ya Kak!" Aku mengecup tangan Kak Eric.
"Hati hati! Jangan pacaran muluk kamu!" Ucap Kak Eric.
"Ye. Sapa juga yang pacaran. Aku udah putus tau!"
"Eh! Serius kapan?"
Aku tak berniat menjawab pertanyaan Kak Eric, sengaja ku tinggalkan Kak Eric dipintu gerbang. "Da dahh. Hati hati Kak."
"Dasar, bocah bikin penasaran aja." Kak Eric kembali menghidupkan mesin motornya dan meninggalkan Sekolah dengan dipenuhi rasa penasaran.
Sesaat aku mulai lupa dengan permasalahan cinta yang baru saja usai. Dengan percaya diri ku langkahkan kakiku berjalan memasuki kelas.
Dari arah ruangan Kantor Guru ku lihat Kak Dion sedang berjalan dengan Aji teman sekelasnya.
Aku membuang muka. Dan tetap meneruskan langkahku.
"Loh, itu kan Dania! Kok diem aja ketemu Lo?" Aku mendengar kak Aji sedang bertanya pada Kak Dion. Mereka berjalan tepat dibelakangku.
"Iya, hemh! Kita udah putus kemarin!" Suara Kak Dion terdengar sendu. Aku tak tega harus mendengarkan percakapan ini. Sengaja aku mempercepat laju langkahku meninggalkan mereka berdua.
*
*
"Serius Lo putus sama Dania? Kenapa?" Tanya Aji menatap serius Dion.
"Hah!" Dion mengehela nafas pendek.
"Gara gara. Gue mau kuliah ke Luar Negeri Ji, dia gak bisa kalo harus LDR." Dion menatap sedih gantungan kunci di tasnya pemberian Dania.
"Ya, ampun gitu doang putus. Masak udah nyerah?" Ucap Aji tak terima.
"Aku sih ngrasa Dania sengaja putusin aku. Biar aku bisa fokus kuliah disana. Aku tau niat dia baik. Apalagi Dania tau masalah ekonomi keluargaku jauh dari kata mampu." Dion tak menyangkal keputusan Dania memanglah yang terbaik bagi hubungan mereka berdua.
"Ya iya sih. Omongan Lo ada benernya juga. Udah gak usah sedih! Bentar lagi kan ujian. Kita harus fokus buat dapetin nilai bagus kan."
Aji menepuk bahu Dion, memberi semangat pada sahabatnya itu.
Begitulah kisah asmara Dania dan Dion yang harus berakhir. Setelah acara kelulusan Dion pergi kuliah di Luar Negeri dan Dania menjalani kehidupannya yang baru.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments