Sorot mata Dania lebih terang dan tajam dari sorot lampu ponsel Riki.
Riki yang gugup justru mengangkat telepon itu dulu daripada menjawab pertanyaan Dania.
" Hallo Luna? Ada apa? "
Riki melihat raut kecurigaan dari wajah Dania.
" Srakk. "
Dania mendorong mangkuk mie ayam itu menjauh. Rasa laparnya mendadak hilang dari nafsunya. Riki tak bisa mengabaikan telepon dari Luna karena siapa tahu ini masalah pekerjaan yang penting.
" Aku akan segera kembali! "
Riki menutup telepon itu dan melihat wajah Dania sudah berubah.
" Dan? "
" Hemh. "
" Maaf Aku harus balik ke Kantor. Kamu bisa pulang sendiri? "
" Ya? Oh.. tentu saja! "
" Maafkan Aku. Aku harus kembali sekarang! Ilove you. Emuach. "
Riki mengecup kening Dania dan meninggalkannya sendiri di warung mie ayam.
" Hah! Kalo pergi gak bisa apa jawab pertanyaanku dulu. Siapa lagi si Luna itu? Kenapa Riki langsung pergi? "
Dania menatap Riki yang sudah menghilang pergi menjauh.
*
*
*
Di Kantor Luna sengaja membuat ulah mengganggu acara kencan Riki. Ia sengaja menelepon Riki agar kembali Ke Kantor. Luna bilang ada berkas yang harus di tanda tangani segera. Padahal tidak demikian. Client yang Luna maksud juga tiada.
" Kriett. "
" Luna? Mana dokumen itu? "
Riki sampai harus berlari karena mengira Luna tak berbohong padanya. Padahal itu semua hanya akal akalan Luna saja.
" Ahh Riki maafkan Aku. Ternyata Aku tak teliti saat membaca berkas itu. Dokumen itu tidak harus di tanda tangani sekarang karena saat Ku cek ulang ternyata tanggalnya masih satu minggu lagi. " Ucap Luna mengada ada.
" Astaga Luna. Aku bahkan sampai meninggalkan Dania tadi. "
Riki duduk dikursi kerjanya dengan perasaan menyesal.
" Tapi Kamu kan sudah pergi selama dua jam Riki. Bukankah tidak pantas jika seorang Pemimpin tidak ada ditempat? "
Riki hanya melirik ke arah Luna sesaat dan membuang ke arah lain. Hatinya masih tak terima. " Mengapa Kamu bisa menjadi seceroboh ini Luna? "
" Maafkan Aku, lain kali Aku akan hati hati. "
Luna puas sekali bisa membawa Riki kembali ke Kantor.
" Haha pasti wanita itu sedang menangis dijalan. Riki lebih mendengarkan Aku daripada harus menunggu Wanita miskin itu pulang. "
Luna keluar dari ruang kerja Riki dengan senyuman puas. Misi pertamanya berhasil.
Riki kembali membuka laptop kerjanya. Perusahaan Riki berjalan di bidang penjualan makanan. Ide itu keluar dari masalalu Riki dulu semasa membantu Pak Burhan. Hanya saja Perusahaan Riki membantu para pedagang usaha menengah kebawah memberikan modal dan bagi hasil. Perusahaan Riki juga membantu memasarkan beberapa produk baru ke semua Toko. Bisa dibilang Perusahaan Riki sebagai pihak tengah antara dua pihak. Perusahaan Riki ini memang lebih membantu Para pedagang kecil yang benar benar membutuhkan tapi banyak juga Pengusaha pemilik Mall atau Grosir yang sudah besar ikut serta dalam naungan Perusahaan milik Riki.
" Aku coba telefon Dania, Dia udah sampai rumah belum ya? "
Riki mencari kontak Dania di ponselnya. Tadi karena kesalahan Luna, Riki tak bisa mengantarkan Dania pulang.
" Dania : Hallo Riki? "
" Riki : Kamu udah pulang? "
" Dania : Belum! Aku masih jalan jalan. "
" Riki : Kemana? "
" Dania : Rahasia! "
" Riki : Hey! Jangan kayak gitu lah. "
" Dania : Haha. Apaan sih? "
" Riki : Dania. Please! "
" Dania : Kamu aja gak jujur tentang siapa yang telepon Kamu tadi. Malah langsung pergi gitu aja. "
" Deg. "
Riki malah baru sadar jika Ia tak menjawab pertanyaan Dania tentang telepon dari Luna.
" Riki : Maaf Aku lupa! Kamu marah? "
" Dania : Udah dulu ya ! Bye Riki. "
" Riki : Dania! Tunggu ! "
" Nut. Nut. Nut. "
" Arghhh. Dania! Awas yaa! "
Riki menjambak rambutnya hingga berantakan. Rasa sesak di dadanya mencuat. " Aku harus pergi! Aku mau ngomong dan jelasin semuanya sama Dania. "
Riki sudah bersiap ingin pergi tapi ternyata Atmika Sang Ibu datang menemuinya di Kantor.
" Loh Mamah ? Ngapain kesini ? "
" Mau jenguk anak Mamah lah. Apa lagi? Kamu mau kemana? "
Atmika melihat Riki berdiri seperti ingin pergi.
" Enggak kemana mana. Mau ke kamar mandi. " Ujar Riki berbohong. Riki tak mau Mamanya tahu alasannya pergi untuk menemui Dania itu bisa membuat Atmika berspekulasi negatif tentang Dania.
" Oh. Yasudah sana! Nanti kamu ngompol lagi. "
Berat hati Riki melangkah ke kamar kecil. Padahal Ia sama sekali tak ingin buang air kecil ataupun buang air besar. Tapi daripada Mama nya tahu Riki tetap melangkah ke kamar kecil.
" Sudah? " Atmika melihat putranya keluar dari kamar kecil.
" Mama jujur aja deh. Ngapain Mamah kesini? "
" Em. Kenapa sih anak Mama peka banget. Gak kaya Papanya. Ucu ucu ucu. "
Atmika menimang Riki yang sudah berjenggot itu. " Mamah ! " Riki menepis tangan Atmika. Tak mau berbelit lagi Atmika langsung mengutarakan maksud tujuannya.
" Riki. Menurut mu Luna itu gimana sih? "
" Maksud Mama? "
" Dia cantik gak? Kira kira cocok gak sama Kamu? "
" Mamah lupa ya? Aku kan udah punya Dania? "
" Emangnya Kalian masih pacaran? "
" Masihlah! "
" Terus kenapa gak pernah Kamu kenalin Dia ke Mama Riki! Mama kira kamu lagi gak punya hubungan. Mamah takut banget anak Mama satu-satunya jadi bujang lapuk. "
Riki menepuk dahinya keras. Belum pernah terfikirkan olehnya mengenalkan Dania pada Keluarganya sendiri. Padahal Riki sudah menjalin hubungan dengan Dania delapan tahun lamanya.
" Ya ampun Ma! Riki gak kefikiran. Besok deh, Riki bawa Dania kerumah Mama. Oke! "
" Bener ya? Mama tunggu loh. "
" Siap! Udah ya sekarang Mama pulang! Riki mau kerja dulu nabung buat nikah. Dadah Mama. Ilove you. "
Riki mendorong tubuh Atmika keluar dari ruang kerjanya. Bahkan Riki tak memberikan kesempatan Atmika untuk berbicara.
" Uhh. Dasar Riki! Mamanya aja di usir kayak gini. " Gerutu Atmika kesal dengan ulah anaknya.
Saat itu Luna sedang keluar dar ruang kerjanya untuk mencari sesuatu. Melihat Atmika sedang berguman sendiri didepan ruang kerja milik Riki.
Luna menyadari ada kesempatan bagus baginya, dan berlari menghampiri Atmika.
" Siang Tante! "
" Eh.. Luna. Apa kabar Sayang? "
Atmika dan Luna saling cium pipi kanan dan kiri secara bergantian.
" Baik Tante. Udah lama? "
" Belum kok. Paling sepuluh menit. Tapi udah di usir sama Riki. "
" Haha dasar Riki! "
" Dia kalo sama Kamu suka kurang ajar gak Lun? "
" Oh enggak kok Tan! Riki baik banget sama Aku. Tante ada waktu gak? Ngobrol di kantin dulu yuk! "
" Boleh! "
Atmika dan Luna pergi ke kantin Kantor itu. Mereka duduk tepat disebelah jendela. Kantin itu terlihat seperti cafe. Desain ruangan kantin ini Dania yang buat. Jika Kantin lain terletak di lantai bawah atau bassament berbeda dengan Kantin disini yang dibuat di Lantai tiga. Riki dan Dania ingin membuat suasana yang berbeda. Ketika Para Karyawan lelah Mereka akan senang melihat pemandangan indah dari lantai tiga dengan menikmati makan siang atau sekedar minum kopi.
*
*
Luna membawa Kopi pesanan milik Atmika dan duduk dikursi kosong disebelahnya.
" Ini Tante kopinya! "
" Makasih ya Lun. "
" Tante , Luna mau ngomong sesuatu boleh gak ? "
Atmika memandang Luna serius, mendengar apa yang akan Luna katakan.
To be continued...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Adiva Embun
tabok aja kak pake sendal kayu
2023-02-24
0
Rina ratnasari
mulai beraksi ulet bulu 😡 kesel jd ny
2023-02-23
0