Bab 1. Berpisah dengan cinta pertama.

Hai namaku Dania Azahra. Aku adalah putri kedua dari Bapak Burhan dan Ibu melati. Aku mempunyai Kakak laki laki bernama Erick Wijaya.

Kehidupan SMAku sangat indah. Aku memiliki kekasih bernama Kak Dion

Cakra Baskoro. Kakak kelas yang berbeda dua tahun denganku. Biasanya Kak Dion selalu datang ke kelas saat jam istirahat tetapi sudah hampir lima belas menit Kak Dion belum juga datang.

"Ini udah mau habis jam istirahatnya kok Kak Dion belum datang sih?" Aku mulai gusar melihat jam ditanganku.

"Kringg."

"Yah! Kan udah masuk!" Hingga akhirnya bell berbunyi tanda jam istirahat telah berakhir. Tetapi Kak Dion tak kunjung datang.

"Kenapa ya? Gak biasanya Kak Dion kayak gini?" Ucapku sedih.

Mau tak mau aku kembali masuk kedalam kelas. Melanjutkan jam mata pelajaran selanjutnya. Sesekali aku melihat kearah luar berharap Kak Dion datang memberi kabar.

***

"Tik. Tok . Tik. Tok."

Jarum jam berputar mengelilingi rotasi jam itu sendiri. Aku masih cemas. Padahal Bu Lia sedang menerangkan beberapa sejarah Pancasila tetapi fikiranku malah fokus pada Kak Dion.

"Tringgg."

Suara bell berbunyi waktu sekolah telah berakhir.

Aku berjalan keluar kelas dengan tak bersemangat. Melangkahkan kakiku dengan malas. "Ahh. Apa mungkin aku tak sengaja membuat kesalahan? Sehingga Kak Dion marah padaku?" Aku menepuk kedua pipiku yang cubby ini. Berjalan sendirian dan berbicara sendiri. Yah! Aku seperti orang yang tak waras.

"Daniaaa!!"

"Kak Dion?" Aku menoleh kebelakang melihat Kak Dion berlari kearahku.

"Hai. Aku cari kamu ke kelas udah gak ada. Cepet banget jalannya." Sungut Kak Dion marah padahal akulah yang seharusnya marah padanya.

"Kakak sendiri kenapa tadi gak ke kelas?" Aku masih berjalan membuang tatapanku ke arah lain.

"Aku tadi ada perlu. Kamu tahu gak? Aku ada berita bagus." Ucap Dion.

Ku lihat Kak Dion mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya. Aku mulai fokus menatap Kak Dion. Rasa penasaranku timbul dan ingin tahu.

"Taraaaa!! Aku dapet beasiswa kuliah di Luar Negeri." Ucap Dion dengan mata yang berbinar.

Aku seharusnya senang tapi justru merasakan sesak dalam dadaku. "Oh baguslah!" Ucapku singkat.

"Kamu kok gitu?" Tanya Kak Dion sepertinya kecewa melihat reaksi datarku.

"Selamat Kak, semoga sukses."

"Dania! Kamu kenapa?" Kak Dion menarik tanganku. Meminta penjelasan lebih atas reaksi tidak suka yang sengaja ku tunjukkan padanya.

"Aku.. aku.. bingung. Kakak kalo kuliah disana pasti kita akan LDR. Aku benci LDR! Aku gak bisa menjalani hubungan seperti itu Kak!" Ucapku apa adanya.

"Kenapa? Sekarang kan teknologi canggih Dania. Gak seperti dulu." Kak Dion menjelaskan semuanya tetapi aku tetap tak senang.

"Kita putus saja!" Aku juga tak menyangka harus mengucapkan kata kata yang sebenarnya tak ingin ku ucapkan pada Kak Dion.

"Apa? Putus?" Tanya Kak Dion tak percaya.

"Ya! Maaf Kak. Lebih baik sekarang Kakak fokus mengejar cita cita Kakak. Semoga Kakak sukses. Aku pulang dulu!".

Aku meninggalkan Kak Dion tanpa memberikan kesempatan pada Kak Dion untuk berbicara. Aku tak mau menjadi penghalang Kak Dion untuk mengejar cita citanya. Apalagi Kak Dion sudah bersusah payah untuk mendapatkan beasiswa itu sejak dulu. "Maafkan aku Kak Dion!" Ucapku lirih air mata berlinang dari sudutnya. Aku masih tak percaya hubunganku yang hangat telah berakhir.

"Hiks.. hiks. Hiks."

Aku duduk menangis sendirian ditaman. Sibuk menghapus air mataku yang tak hanya membasahi pipi. Baju dan dasi juga basah karena kugunakan untuk mengusap air mata yang jatuh itu.

Tiba tiba aku mendengar suara gaduh dari gerbang taman.

"Itu kan Kayak Riki si anak Badung kelas sebelah. Dan yang ngroyok itu kan Anak SMA 46? Ada apa tuh? jangan jangan mau tawuran?" Aku mulai tertarik mengintip mereka dan mendekat bersembunyi dibalik semak.

"Elo sini maju! Jangan beraninya keroyokan." Ucap Riki yang sedang dikepung beberapa orang.

"Alah banyak bacot Lo! Mentang mentang anak Direktur!bilang sama Papa Lo itu. Gak usah ganggu istri orang lagi. Asal Lo tau! Gue gak sudi punya Papa Tiri kaya Papa Lo!" Ucap Laki laki itu.

"Bangsattt! Gak usah bawa bawa Gue! Lo bilang sendiri aja sama si Tukang Selingkuh itu! Gue gak ada urusan sama Dia!" Ucap Riki membalas.

"Alah. Gayaan Lo. Paling Lo juga sama kayak Dia. Secara bibit Lo aja dari Dia." Ucap orang itu lagi.

"Diem gak Lo!" Ucap Riki tak terima.

Kulihat Riki mulai menyerang dan anak SMA itu juga membalas. Riki yang kalah jumlah tentu saja tak sanggup melawan mereka semua.

"Aduhh gimana ya ini?" Ucapku bingung. Untung saja aku melihat ada bapak bapak yang sedang lewat.

"Pak.. pak. Pak. Maaf mengganggu. Itu ada yang tawuran!" Ucapku memberitahu. "Oh mana Dek? Dasar anak bandel, bukanya sekolah yang bener malah tawuran aja kerjaanya." Bapak itu menghampiri mereka dan melerai. "Woy! Berhenti gak? Tak laporin Ke Polisi nih!" Ancam Bapak itu.

"Ehh kabur. Kabur." Ucap mereka kabur dan Riki masih terkapar akibat di hujami beberapa pukulan.

"Kamu gak papa?" Tanyaku pada Riki.

"Apaan sih sok kenal banget!"

"Dih, dasar! Udah dibantuin juga."

"Lagian siapa suruh Lo bantuin Gue! Gak ada yang suruh!" Ucap Riki kasar aku tak mau meladeninya. Dan segera bangkit pergi meninggalkan Riki. Tetapi...

"Brukk."

Riki jatuh pingsan aku mulai panik. Untung lah jarak rumahku tak terlalu jauh. Aku memanggil Ayah untuk menolong Riki.

"Ayahh!! Temen Dania ada yang pingsan!" Ucapku memanggil Ayah.

"Dimana Nak?" Ayah sedang sibuk menyiapkan arang untuk berjualan. Tangan Ayah penuh dengan noda hitam.

"Itu ditaman Yah!" Kutarik tangan Ayah dan ku ajak menolong Riki.

"Astaga! Dia habis dikroyok ya?" Tanya Ayah padaku. "Iya. Habis dihajar rame rame tadi Yah." Ucapku menjelaskan.

"Ayo. Bantu Ayah bawa temen kamu!" Aku membantu Ayah memapah badan Riki.

Kami membaringkannya di tempat tidur kamar tamu.

"Dania ambil air hangat!" Perintah Ayah padaku. Ku ambil air hangat dari dalam termos dan kutuangkan dalam baskom.

"Cuurrr."

"Ayah ini!"

Dengan lembut Ayah mengusap luka Riki.

"Auch." Rintih Riki.

"Maaf ya Nak! Sakit ya!"

"Sedikit!" Ucap Riki canggung.

Aku melihat Riki agak terkejut saat menatap Ayah. Namun seketika berubah tenang. Dengan telaten Ayah membersihkan luka dan menutup luka itu dengan plaster di kotak P3k milik kami.

"Kamu boleh istirahat dulu Nak, Dania ayo bantu Ayah!"

Aku pergi meninggalkan Riki dikamar agar Ia tak merasa risih.

Aku dan Ayah sedang menata ayam ungkep di dalam box. Ayahku menjalani usaha penjual ayam bakar 99. Ayahku adalah keturunan ke 3 setelah kakekku. Citarasa Ayam bakar yang dijual kedai Ayahku sangat berbeda. Hingga kami sudah banyak memiliki pelanggan setia.

"Maaf sudah merepotkan. Saya pulang dulu. Terimakasih sudah mau menolong dan memberikan tempat untuk istirahat." Ucap Riki sambil membungkukkan kepalanya.

Aku baru tahu jika Riki memiliki sisi yang lembut. Yang kutahu Ia selalu membuat Onar di Sekolahan. Bahkan Ia selalu menjadi langganan hukuman bagi Guru BP.

Aku melihat Riki pergi meninggalkan rumahku sampai Ia tak terlihat lagi.

Terpopuler

Comments

Muh Fahlan

Muh Fahlan

masih nyimak

2023-02-22

0

lihat semua
Episodes
1 Pembukaan.
2 Bab 1. Berpisah dengan cinta pertama.
3 Bab 2. Kehidupan yang baru
4 Bab 3. Pertemuan kedua
5 Bab 4. Pergi dari rumah
6 Bab 5. Tak sengaja berkencan
7 Bab 6. Benih benih Cinta mulai tumbuh
8 Bab 7. Keributan di Rumah Anggoro
9 Bab 8. Tekad Riki
10 Bab 9. Jadian?
11 Bab 10. Kepulangan Riki!
12 Bab 11. Masa Masa SMA telah berakhir
13 Bab 12. Prasangka Buruk??
14 Bab 13. Melamar pekerjaan
15 Bab 14. Belanja bareng!
16 Bab 15. Rencana Luna?
17 Bab 16. Rencana Luna 2
18 Bab 17. Hari pertama Kerja?
19 Bab 18. Hari pertama Bekerja 2
20 Bab 20. Bertemu dengan Luna?
21 Bab 21.Pertemuan pertama Dania dengan Keluarga Riki
22 Bab 22. Anggoro membuat ulah!
23 Bab 23. Kabar bahagia dari Kak Eric
24 Bab 24. Kepergian Atmika dari rumah!
25 Bab 25. Menghibur Riki!
26 Bab 26. Riki dan Anggoro bertengkar?
27 Bab 26. Perhatian Keluarga Dania untuk Riki
28 Bab 27. Mari menikah!
29 Bab 28. Gagal?
30 Bab 29. Nenek Nani?
31 Bab 30. Tipu Muslihat Luna
32 Bab 31. Malangnya Pak Burhan!
33 Bab 32. Kecurigaan Riki!
34 Bab 33. Masih ingat dengan Dani?
35 Bab 35. Kenapa Luna??
36 Bab 36. Dion kembali?
37 Bab 37. Kasihan Kak Eric 1
38 Bab 38. Semangat Kak Eric!
39 Bab 39. Menghibur Eric?
40 Bab 40. Dion pergi Ke Kantor?
41 Bab 41. Akhirnya Mereka bertemu?
42 Bab 42. Kecemasan Riki!
43 Bab 41. Cacing kepanasan??
44 Bab 42. Hiburan pagi ini!
45 43. Dion mulai beraksi?
46 Bab 44. Lina kenapa??
47 Bab 44. Dion dan Riki bertemu?
48 Bab 48. Goyah?
49 Bab 46. Dilema?
50 Bab 47. Diagnosa?
51 Bab 48. Berhasilkah Atmika?
52 Bab 49. Kasihan Nani??
53 Bab 50. Maafkan Mama Riki!
54 Bab 51. Bingung?
55 Bab 52. Hati yang layu!
56 Bab 53. Hati yang layu 2
57 Bab. 54. Atmika terpaksa!
58 Bab 55. Dion datang?
59 Bab 56. Ketabahan Dion!
60 Bab 58. Hancurnya hati Riki!
61 Bab 58. Berpisah!
62 Bab 59. Hati yang tegar!
63 Bab 62. Semangat Riki!
64 Bab 63. Kantor Polisi?
65 Bab 64. Luna Hamil?
66 Bab 65. Dania tegas!
67 Bab 65. Hati yang semakin Layu
68 Bab 66. Dania sakit?
69 Bab 67. Semoga bahagia
70 Bab bonus!
71 Bab 68. Akhir!
Episodes

Updated 71 Episodes

1
Pembukaan.
2
Bab 1. Berpisah dengan cinta pertama.
3
Bab 2. Kehidupan yang baru
4
Bab 3. Pertemuan kedua
5
Bab 4. Pergi dari rumah
6
Bab 5. Tak sengaja berkencan
7
Bab 6. Benih benih Cinta mulai tumbuh
8
Bab 7. Keributan di Rumah Anggoro
9
Bab 8. Tekad Riki
10
Bab 9. Jadian?
11
Bab 10. Kepulangan Riki!
12
Bab 11. Masa Masa SMA telah berakhir
13
Bab 12. Prasangka Buruk??
14
Bab 13. Melamar pekerjaan
15
Bab 14. Belanja bareng!
16
Bab 15. Rencana Luna?
17
Bab 16. Rencana Luna 2
18
Bab 17. Hari pertama Kerja?
19
Bab 18. Hari pertama Bekerja 2
20
Bab 20. Bertemu dengan Luna?
21
Bab 21.Pertemuan pertama Dania dengan Keluarga Riki
22
Bab 22. Anggoro membuat ulah!
23
Bab 23. Kabar bahagia dari Kak Eric
24
Bab 24. Kepergian Atmika dari rumah!
25
Bab 25. Menghibur Riki!
26
Bab 26. Riki dan Anggoro bertengkar?
27
Bab 26. Perhatian Keluarga Dania untuk Riki
28
Bab 27. Mari menikah!
29
Bab 28. Gagal?
30
Bab 29. Nenek Nani?
31
Bab 30. Tipu Muslihat Luna
32
Bab 31. Malangnya Pak Burhan!
33
Bab 32. Kecurigaan Riki!
34
Bab 33. Masih ingat dengan Dani?
35
Bab 35. Kenapa Luna??
36
Bab 36. Dion kembali?
37
Bab 37. Kasihan Kak Eric 1
38
Bab 38. Semangat Kak Eric!
39
Bab 39. Menghibur Eric?
40
Bab 40. Dion pergi Ke Kantor?
41
Bab 41. Akhirnya Mereka bertemu?
42
Bab 42. Kecemasan Riki!
43
Bab 41. Cacing kepanasan??
44
Bab 42. Hiburan pagi ini!
45
43. Dion mulai beraksi?
46
Bab 44. Lina kenapa??
47
Bab 44. Dion dan Riki bertemu?
48
Bab 48. Goyah?
49
Bab 46. Dilema?
50
Bab 47. Diagnosa?
51
Bab 48. Berhasilkah Atmika?
52
Bab 49. Kasihan Nani??
53
Bab 50. Maafkan Mama Riki!
54
Bab 51. Bingung?
55
Bab 52. Hati yang layu!
56
Bab 53. Hati yang layu 2
57
Bab. 54. Atmika terpaksa!
58
Bab 55. Dion datang?
59
Bab 56. Ketabahan Dion!
60
Bab 58. Hancurnya hati Riki!
61
Bab 58. Berpisah!
62
Bab 59. Hati yang tegar!
63
Bab 62. Semangat Riki!
64
Bab 63. Kantor Polisi?
65
Bab 64. Luna Hamil?
66
Bab 65. Dania tegas!
67
Bab 65. Hati yang semakin Layu
68
Bab 66. Dania sakit?
69
Bab 67. Semoga bahagia
70
Bab bonus!
71
Bab 68. Akhir!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!