Sudah tiga hari Riki tak pulang kerumah. Tapi Anggoro tidak perduli sama sekali. Justru Ia semakin berani membawa Angel kerumah.
"Ahh.. Ahh.. terus sayang! Lebih dalam! Rintih manja Angel pada Anggoro. Anggoro sibuk memompa tubuh Angel yang tidak tertutup sehelai benang pun. Mereka melenguh nikmat diatas ranjang panas itu sekarang, padahal tanpa mereka sadari Atmika datang dan membuka pintu rumah.
"Loh,Kok sepi! Tapi mobil Anggoro ada dirumah sih. Riki mungkin ke Sekolah. Tapi kok aku mendengar suara mendesah?" Atmika menaiki tangga menuju ke kamar atas mendekati pintu kamar yang tertutup tapi tak dikunci.
"Jeglekk."
Anggoro dan Angel terkejut melihat Atmika masuk kedalam kamar secara mendadak. Anggoro menghentikan kegiatan biologinya itu dan mendorong tubuh Angel.
Angel yang kalang kabut menutup badannya dengan selimut.
"Kamu kapan pulang Atmika?" Tanya Anggoro basa basi melihat sang Istri datang dan memergoki dirinya.
Atmika tersenyum kecut menatap sinis ke arah Anggoro.
"Wah rupanya ada yang sedang bercocok tanam, bahkan di ranjang pribadi milik ku. Ahh aku mulai jijik sekarang!"
"Kau jangan bicara seperti itu Atmika?"
"Kenapa? Takut wanita simpananmu tersinggung? Dan kau wanita rendahan! Silahkan keluar dari rumahku sekarang!" Sentak Atmika menghardik Angel agar pergi dari rumahnya.
"Pak, bagaimana ini?" Ucap Angel meminta pertolongan pada Anggoro.
"Apalagi! Sekarang kau keluarlah!" Ucap Anggoro kasar. Angel terkejut melihat perubahan sikap Anggoro yang menjadi kasar.
"Ish.. awas ya Pak."
Angel memungut bajunya yang berceceran dilantai. Terpaksa Angel menggunakan baju dengan berjalan. Melihat mata Atmika cukup membuat Angel takut jika diterkam. Terlebih Angel memang salah melakukan hal tak senonoh dirumah pribadi nya.
**
Atmika mengurungkan niatnya untuk merebahkan diri di kamar. Ia jadi teringat kamar itu sekarang sudah kotor. Atmika merasa jijik dan enggan memakai kasur itu lagi.
"Kau mau kemana?" Tanya Anggoro melihat Atmika keluar.
"Mau, tidur dikamar tamu. Jijik sekali rasanya jika aku menggunakan kasur itu lagi." Seru Atmika mengejek Anggoro.
"Cih, dasar kau sendiri tidak melakukan kewajibanmu sebagai istri. Wajar jika aku mencapai pelampiasan dengan wanita lain."
"Hahaha. Apa aku tak salah dengar Anggoro? Aku tak perduli! Toh dulu aku sangat setia padamu. nyatanya Kau juga berselingkuh dariku kan? Jangan banyak alasan. Sekali buaya tetaplah buaya."
Atmika melanjutkan langkahnya tetapi Anggoro memberitahu kepergian Riki dari rumah.
"Dan Kau bagaimana? Kau sendiri bahkan tak tahu kan Riki pergi dari rumah!"
"Apa katamu? Riki pergi? Kemana?"
Atmika melirik sinis menatap tajam pada Anggoro.
"Tak tahu! Sekarang kau dan aku sama saja bukan?"
"Kau tak coba mencarinya?"
"Untuk apa?"
Atmika tak menyangka akan mendapatkan jawaban Anggoro yang terkesan tak perduli dengan anaknya sendiri. "Kau ini, jika memang tak bisa menjadi suami yang baik, setidaknya jadilah Ayah yang baik untuk Riki."
"Jeglekk." Atmika menutup pintu keras, hatinya sakit sekali mendengar ucapan Anggoro yang acuh pada darah dagingnya sendiri.
Atmika pergi meninggalkan Anggoro, dan berniat mencari keberadaan Riki.
"Maafkan Mama Riki. Karena Papa mu kau ikut menjadi korban ke egoisan kami."
Atmika mengendarai mobil dengan berderai air mata. Ia menuju ke Sekolah, satu satunya tempat yang Atmika tahu.
Dari jauh Atmika melihat dari dalam mobil. Mencari keberadaan Riki. Matanya sibuk melihat segerombolan anak anak SMA yang keluar dari gedung sekolah.
"Riki! Dimana kamu Nak?"
"Ehh.. itu dia! Riki sedang berjalan dengan siapa itu?"
Atmika melihat Riki berjalan keluar bersama Dania. Wajah Riki terlihat bahagia. Bahkan Atmika baru tahu jika Riki bisa tersenyum lebar seperti itu.
"Kau sepertinya baik baik saja Riki." Atmika lega melihat anaknya yang masih terurus.
"Mau kemana mereka?" Atmika mengikuti Dania dan Riki dari belakang.
"Hahahaha..kau ini!"
Dania dan Riki sedang bercanda membicarakan perihal Dani jatuh di halaman sekolah.
"Eh bukan salahku yaa! Salah Dani sendiri kenapa tak melihat kursi sebesar itu. Dan yang paling lucu dia bertabrakan dengan Edo dan saling berciuman. Huahahahaha." Riki semakin tak bisa menahan tawanya jika teringat kejadian lucu itu.
"Hahaha. Iya yah! Ah perutku sampai sakit tahu!" Dania mengusap perutnya. Mereka tak berhenti tertawa.
"Ah kasihan sekali Dani! Dia kehilangan first kissnya dengan tak hormat!" Ucap Dania lagi.
"Kalo Lo gimana?" Tanya Riki mendadak pada Dania.
"Apa??
"First kiss Lo?"
"Eh? emm. "
Pertanyaan Riki benar benar membuat Dania malu. Sejujurnya meskipun pernah menjalin hubungan Dania sama sekali belum pernah berciuman. Kak Dion adalah orang yang rajin belajar, tak pernah mempunyai waktu untuk berkencan. Meskipun menjalin hubungan sekitar 1tahun lamanya Dania dan Dion belum pernah berciuman, hanya sebatas bergandengan tangan saja, mereka jarang pergi berdua kesuatu tempat. Mereka hanya bertemu di Sekolah dan sesekali Kak Dion main kerumah Dania.
Riki senang melihat respon Dania yang seperti itu.
"(Yes kayaknya Dania belum pernah ciuman deh)" Riki lega sekali Dania belum pernah melakukan first kiss dengan siapa pun.
"Hahaha belum yaa?" Terkaan Riki semakin membuat Dania malu bahkan berjalan cepat meninggalkan Riki.
"Hahaha Dania. Kok Gue ditinggalin sih!" Riki menarik tangan Dania. Dania menutup mukanya dengan tangan.
"Ih kok ditutup? Kamu malu? Kenapa? Gara gara belum pernah first kiss? Sama kali! aku juga belum, boro boro first kiss. Pacaran aja aku belum pernah."
Dania menatap Riki sejenak ada perasaan tak percaya mendengar pernyataan Riki barusan itu.
"Kamu bohong kan?"
"Enggak lah. Kamu tau sendiri satu Sekolah aja gak suka sama aku. Dan Sekolah lain juga sama."
Riki memang tak disukai banyak temannya karena mengganggap Riki sombong dan angkuh. Padahal itu hanyalah cerita yang Dani sebar untuk membuat Riki dibenci.
"Maaf.. aku bikin kamu keinget yaa!" Dania merasa ucapannya membuat Riki kembali sedih.
"Enggak kok!" Riki kembali tersenyum mereka berjalan kembali dan bercakap.
Atmika melihat Riki berhenti disebuah Kedai.
"Apa Riki tinggal disini?"
Atmika memutuskan untuk keluar dari mobil, mengamati dari dekat.
Atmika mengintip dari bilik rumah samping. Takut jika Riki melihat semakin membuat Riki pergi jauh.
"Bu, sedang apa ya?" Tanya Pak Burhan melihat Atmika bersembunyi.
"Ohh tidak Pak! Saya seperti melihat orang yang saya kenal. Ternyata bukan!"
Pak Burhan tahu jika wanita yang ada didepannya ini sedang berbohong.
"( Ah pasti dia Ibunya Riki)."
"Oh begitu! Saya kira Anda Ibunya Riki. Anak yang tinggal di Kedai saya karena pergi dari rumah." Ucap Pak Burhan sengaja ingin melihat reaksi Atmika.
"Jadi Riki benar tinggal disini? Eh maksud Saya! Ah saya permisi dulu Pak!"
Atmika justru pergi menghindari Pak Burhan.
"Sekarang aku baru percaya jika Keluarga Riki memanglah hancur. Seharusnya Dia berlari menemui anaknya bukan malah pergi menghindari!" Pak Burhan menggelengkan kepalanya.
"Kasihan sekali kamu Riki!"
Atmika tahu jika tindakanya ini sangat salah. Tetapi sepertinya Riki lebih bahagia tinggal disini.
"Riki maafkan Mama, sepertinya disini lebih cocok untukmu daripada Rumah megah tapi seperti Neraka."
Atmika tak tega melihat mental Riki tumbuh dengan keluarga yang hancur lebur ini.
Ia tak berencana untuk mengajak Riki pulang. Biarkan saja Riki hidup dengan pilihannya sendiri. Saat in Atmika belum berani untuk menemui Riki, meskipun sebenarnya Atmika sangat rindu. Lain kali Atmika akan menemui Riki secara langsung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments