19

Happy reading

*******

💔Tak ada yang bisa mengubah takdir, tak ada yang bisa memutar waktu, ketika semuanya berakhir, barulah penyesalan yang mendalam menyapa hati Tanpa berperasaan.💔

Alfran mengacak rambutnya frustasi, wajah Yuna yang penuh dengan darah selalu terngiang di pikirannya. Mengapa rasanya lebih menyesakkan daripada sewaktu ia melihat Salsa berlumur darah juga?

Alfran, pria itu sedang berada di kamarnya kilasan-kilasan masa lalu terus berputar di otaknya, sebuah kejadian dimana ia melihat sang kekasih yang penuh dengan darah tergelatak di kamar nya dengan Yuna yang sedang memegang pisau cuter di tangannya. Gadis itu terus memanggil nama Salsa dengan gemetar. Alfran tanpa berpikir panjang langsung murka kepada Yuna dan mendorong gadis itu sampai tersungkur mengenai pinggiran meja rias Salsa, Yuna hanya mampu terisak dengan badan gemetar.

"Aku harus apa Salsa? di satu sisi aku benci dengan Yuna, tapi di sisi lain sepertinya aku mulai mencintainya," ucap Alfran lirih. Alfran membayangkan percakapannya bersama Salsa dulu.

🥀Flashback on🥀

"Sayang bertahan ku mohon," pinta alfran dengan suara lirih kepada Salsa dengan memegang tangan Salsa yang tidak di infus.

"Alfran?" panggil Salsa dengan sangat lirih nafasnya terdengar terputus-putus.

"Iya, Sayang." jawab Alfran dengan nada lembut menatap Salsa dengan nanar.

"Aku punya satu permintaan untuk kamu Al," ucap Salsa semakin lirih.

"kamu mau kan jadi pacarnya Yuna, ku mohon Al," lanjut Salsa dengan nada memohon ke arah Alfran yang terlihat tak percaya dengan apa yang di katakan kekasihnya.

"Apa cewek sialan itu yang menyuruhmu, setelah dia mencoba membunuhmu?" ucap Alfran menahan emosi. Karna Alfran tau diam-diam Yuna mencintainya.

Salsa menggeleng. "Bukan Al, ini murni atas keinginanku. Yuna tidak..." belum sempat Salsa menjelaskan kepada Alfran. Alfran sudah memotong ucapan Salsa.

"Kekasihku hanya kamu Salsa, kita akan akan terus bersama," ucap Alfran lirih yang terus menggenggam tangan Salsa erat.

"Aku mohon Al," ucap Salsa lirih hingga memejamkan matanya.

"sayang, ku mohon buka matamu. Jangan tinggalkan aku," ucap Alfran berteriak dengan mengguncang badan Salsa.

Brak...

Lamunan Alfran buyar karena mendengar pintu kamarnya di buka dengan kasar oleh seseorang. Alfran mendengus menatap Gibran yang datang ke kamarnya. Gibran tak sengaja bertemu dengan Clara yang ingin ke rumah Alfran, hingga ia ikut dengan Clara untuk membuat pelajaran pada sahabatnya yang sudah berlaku kasar pada Yuna, gadis yang sangat ia cintai diam-diam.

"Apa-apaan sih lo, Gib. Datang-datang ke rumah gue dan mendobrak pintu kamar gue, gak sopan lo," ucap Alfran dengan nada tingginya kepada Gibran yang terlihat santai menatap tajam ke arah Alfran dengan tangan mengepal siap menumpahkan emosinya.

"Gue gak perlu sopan sama orang pengecut seperti lo, Alfran." ucap Gibran geram mencengkeram baju Alfran dengan kuat.

Bukk...

Bukk...

Tanpa aba-aba Gibran menonjok Alfran dengan brutal. Emosi sudah tidak bisa terkontrol saat mengingat keadaan Yuna yang terbaring lemah di rumah sakit, sampai kapan pun Gibran akan terus melindungi gadis yang sangat ia cintai walau bermusuhan dengan sahabatnya sendiri.

"Lo tau Alfran, gue udah tahan selama ini buat gak nonjok wajah lo. Dan kali ini gue gak bisa nahan lagi Alfran setelah apa yang lo lakukan pada Yuna," ucap Gibran emosi dengan meninju perut Alfran keras. Hingga Alfran terbatuk-batuk.

"Lo lebih bela dia daripada gue," ucap Al emosi sambil menahan rasa sakit akibat tinjuan dari Gibran.

Clara yang terdiam sedari tadi yang berada tak jauh dari Gibran pun merasa emosi. Ia lalu menghampiri Alfran dan langsung menampar wajah Alfran, karena ia sudah tidak sanggup lagi melihat sahabatnya kritis. Alfran harus tanggung jawab dengan apa yang sudah ia perbuat pada Yuna.

"Hiks.. hiks. Lo tau Al gara-gara lo sekarang sahabat gue lagi berjuang antara hidup dan mati. Loe jahat Al. Lo tau Alfran? Yuna sekarang koma karna penyakit leukimia. Namun, di sisa hidupnya hanya kesakitan yang ia dapat dari lo, Selama ini gue tahan untuk gak ngomong yang sebenarnya ke lo tentang Salsa karna Yuna melarang gue untuk ngomong ke lo yang sebenarnya. Yuna gak mau loe kecewa saat tau kebenarannya," teriak Clara penuh dengan emosi air matanya juga tidak bisa berhenti mengalir menatap Alfran penuh kebencian.

Al mematung, Yuna koma? Gadisnya koma? Apakah Yuna masih kekasihnya setelah apa yang ia lakukan pada Yuna dengan menyakiti hati gadis itu?

Al terkekeh seperti tak percaya dengan apa yang Clara katakan padanya. " Jangan bercanda Clara, ooh gue tahu ini akal-akalan kalian supaya gue memaafkan Yuna di masa lalu, ya kan?" ucap Alfran menatap tajam Gibran dan Clara.

"Terserah lo percaya atau gak, gue harus ngomong ini ke lo, gue gak perduli loe kecewa atau apapun itu. Karna yang terpenting perasaan Yuna sekarang. Sudah cukup Yuna menderita dan tersakiti karena lo, gue harap lo gak menyesal setelah mengetahui fakta yang sebenarnya," ucap Clara emosi. Dan mengalirlah penjelasan dari mulut Clara apa yang sebenarnya tejadi di masa lalu, tentang Salsa dan Yuna yang membuat Alfran salah paham dan sampai sekarang membenci Yuna.

Lutut Alfran lemas, tulangnya seperti lepas dari tubuhnya. Ia tak bisa menopang tubuhnya dengan benar, tetapi Gibran maupun Clara sama sekali enggan menolong Alfran. Biarkan Alfran menyesali kesalahannya.

"Ini gak mungkin, enggak mungkin!" Alfran menggelengkan kepalanya dengan sangat kuat. Air matanya sudah tak bisa ia bendung, ternyata selama ini ia salah paham dengan gadis sebaik Yuna. Alfran sangat berdosa hingga membuat Yuna kritis. Beginikah rasanya sakit karena sebuah penyesalan?Mengapa ia menjadi orang yang sangat bodoh hanya dengan melihat tanpa mengetahui faktanya Alfran menuduh Yuna sebagai pembunuh Salsa? Penyesalan pun tiada guna, apakah sekarang Yuna mau memaafkannya setelah merasa sakit karena perbuatannya?

Gibran dan Clara menatap Alfran sinis. "Penyesalan lo gak ada artinya Alfran, gue harap setelah ini lo gak menampakkan wajah lo di depan Yuna," ucap Clara sinis melangkah pergi keluar dari kamar Alfran karena ia sudah cukup puas melihat penyesalan Alfran yang sangat dalam.

"Gue akan membuat rasa cinta Yuna pada lo hilang tak tersisa, gue akan membuat Yuna mencintai gue, ingat itu!" desis Gibran menyusul Clara yang sudah keluar dari kamar Alfran.

Bunda Rania yang sedari tadi mendengar percakapan mereka di depan pintu kamar Alfran tak bisa menahan isakan tangisnya lagi, sungguh ia tak menyangka Yuna yang sangat ia sayangi harus menderita karena anaknya Alfran yang tidak bisa menghargai cinta tulus yang di berikan Yuna. Bunda Rania menghampiri Alfran yang berjongkok meninju lantai dengan sangat keras.

"Lepaskan Yuna, sudah cukup Bunda melihatnya menderita karena kamu," ucap Bunda Rania pada Alfran yang mematung.

"Enggak Bun, Al sadar. Al mulai menyukai Yuna. Alfran menyesal Bun tidak mendengar penjelasan Yuna terlebih dahulu," balas Alfran dengan suara seraknya.

"Biarkan Yuna bahagia Al, lepaskan dia."

"Yuna milik Al, Bun. Sampai kapanpun Alfran tidak akan melepaskan Yuna," teriak Alfran dengan rasa sakit yang terus menghujami hatinya karena sebuah rasa penyesalan. Penyesalan yang membuatnya mungkin sudah kehilangan Yuna.

******

Jangan lupa like, vote dan komentar kalian. agar aku semakin semangat untuk update.

Terpopuler

Comments

🌹🪴eiv🪴🌹

🌹🪴eiv🪴🌹

satu kitap kata umpata. untukmu Al

jengkel akunya 😜😜😜😜😜

2021-12-10

1

Fryy Sweet

Fryy Sweet

😛😛😛

2021-01-15

0

Reski Ananda Mikki

Reski Ananda Mikki

mamam tuuhh seneng gue baca di part alfrannya nyesel sambil tinju lantai kenapa tu tangan kagak sekaluan hancur😬😬

2020-11-26

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!