Happy reading
******
Yuna menatap bingung mobil Gibran yang ada di depan rumahnya, saat ini ia sedang menunggu sang kakak yang sedang memgeluarkan mobilnya yang ada di garasi.
"Hai," sapa Gibran saat mendekat ke arah Yuna.
"H-hai, lo kok ada di rumah gue?" tanya Yuna bingung kepada Gibran yang tersenyum ke arahnya.
"Emmm.... Gue mau jemput lo, sekalian kita ke kampus bareng," ucap Gibran dengan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal karena gugup berdekatan dengan Yuna yang sangat terlihat cantik sekali pagi ini.
"Tapi gue berangkat sama Kak Angga," ucap Yuna yang melirik ke arah sang Kakak yang mendekat ke arahnya.
"Ini siapa Dek?" tanya Angga melihat ke arah Gibran dengan tatapan penuh selidik membuat Gibran menggaruk tengkuknya yang tidak gatal merasa gugup berhadapan langsung dengan kakak Yuna yang baru ini Gibran ketahui.
"Dia Gibran, Kak. satu kampus sama aku," jawab Yuna yang di angguki oleh Gibran.
"Gue Gibran, Kak. Teman Yuna." Gibran memperkenalkan dirinya sengan mengulurkan tangannya pada Angga yang di sambut oleh Angga.
"Gue Angga, Kakaknya Yuna." Angga memperkenalkan dirinya dengan tersenyum tipis pada Gibran.
"Emmm Kak Angga, Yuna boleh bareng gue berangkat ke kampus? Gue lihat lo juga seperti terburu-buru," ucap Gibran meminta izin pada Angga. Angga melihat ke arah Gibran dengan tajam lalu menatap Yuna dengan lembut.
"Kamu mau berangkat sama siapa? Kakak atau Gibran?" tanya Angga lembut membuat Yuna menatap keduanya bingung.
"Yaudah gini aja, sekarang Kakak memang sedang terburu-buru ada pasien Kakak yang harus di kemoterapi. Kamu tidak apa-apa kan berangkat sama Gibran? Nanti Kakak janji pulang cepat untuk menjemput kamu," ucap Angga yang melihat kebingungan adiknya.
"Iya, Kak. Kakak hati-hati ya," ucap Yuna.
"Iya, Sayang. Yaudah Kakak berangkat dulu ya," ucap Angga mencium kening adiknya dan itu semua tak luput dari penglihatan Gibran. Membuat Gibran tersenyum betapa bahagianya keluarga Yuna.
"Dan lo jagain Adek gue jangan sampai lecet sedikit pun, awas lo kalau buat Adek gue terluka," ucap Angga dengan tegas dan dinginnya yang langsung di angguki oleh Gibran.
Yuna melambaikan tangannya saat mobil Angga melaju neninggalkan rumah mereka. Tatapan Yuna beralih pada Gibran yang sedang menatapnya juga.
"Lo kenapa lihatin gue seperti itu?" tanya Yuna heran membuat Gibran memutuskan kontak mata di antara mereka.
"Emm gak apa-apa, ayo berangkat sekarang nanti telat lagi," ucap Gibran sedikit gugup. Yuna yang tak memgetahui apapun hanya mengangguk saat Gibran mengajaknya untuk berangkat ke kampus bersama.
******
Alfran baru saja memarkirkan mobilnya, ia keluar dari mobil matanya menyipit melihat Gibran juga baru datang dan membuka pintu bagian penumpang membuat Alfran mengernyit bingung. Siapa yang ikut dengan Gibran? Karena selama ini Gibran tidak pernah mengajak atau menumpangi seseorang. Mata Alfran membulat, tangannya mengepal saat melihat Yuna lah yang keluar dari mobil Gibran. Bahkan ia melihat senyum manis Yuna untuk Gibran, berani sekali gadis itu berselungkuh terang-terangan di depannya. Dengan langkah cepat Alfran menghampiri mereka.
"Alfran?" panggil Yuna lembut ia memeluk Alfran membuat lelaki itu mematung sedangkan Gibran menahan rasa sakit di hatinya, Alfran sama sekali tak membalas pelukan Yuna tetapi ia menatap tajam Gibran yang bersikap tenang seperti biasa.
"Aku kangen kamu," ucap Yuna lirih.
"Ikut aku yuk?" Yuna tersenyum manis ke arah Alfran yang masih terlihat menatap tajam ke arah Gibran.
"Gibran, makasih ya lo sudah memberikan tumpangan ke gue. Gue ke sana dulu ya, ooo iya ini ada sarapan buat lo, tadi gue buat dua. Satu buat lo, dan satu lagi buat Alfran," ucap Yuna memberikan kotak bekal yang berisi sandwich tersebut.
Gibran menerimanya dengan senang hati. "Gue pasti makan makanan buatan lo, thanks ya. Gue ke kelas dulu," ucap Gibran lembut yang di angguki oleh Yuna sedangkan Alfran semakin mengepalkan tangannya.
"Ayo ikut aku, aku tau kamu belum sarapan, kan?" ucap Yuna menarik tangan Alfran agar mengikutinya. Entah mengapa Alfran mengikuti langkah Yuna begitu saja seperti ada yang menariknya untuk terus bersama Yuna hari ini.
"Ngapain lo bawa gue ke sini?" ucap Alfran akhirnya membuka suara walau dengan nada dinginnya seperti biasa melihat dirinya sudah di bawah ke rooftop kampus oleh Yuna.
"Aku mau berdua sama kamu hari ini, please jangan menolaknya, kita gak tau kan, besok kita bisa seperti ini lagi atau tidak," ucap Yuna dengan senyuman manisnya membuat Alfran menghela nafasnya entah mengapa ia tidak bisa menolak Yuna kali ini. Ia seperti terhipnotis dengan kata-kata Yuna yang mungkin menyiratkan arti yang sangat dalam walau Alfran sama sekali tak menyadarinya.
Yuna membuka kotak bekal yang berisi sandwich. "Aku suapi kamu ya?" ucap Yuna dengan lembut.
"Gue bisa makan sendiri," ucap Alfran menolak keras saat Yuna hendak menyuapinya.
"Gak apa-apa, aku saja yang menyuapi kamu ya. Sekali ini saja," ucap Yuna dengan nada memohon. Akhirnya dengan ragu Alfran menerima suapan dari Yuna. Mata mereka saling memandang Yuna dengan tatapan lembutnya dan Alfran dengan tatapan dingin dan tajamnya.
"Terima kasih ya, kamu tidak menolak makanan ku kali ini, aku senang banget."
"Hmmm."
Yuna tersenyum setidaknya ia sudah merasa cukup dengan Alfran mau menerima makanannya, ia tetap menyuapi Alfran dengan perlahan sampai sandwich yang berada di kotak bekalnya habis.
"Enakkan?"
"Biasa saja," jawab Alfran datar tetapi Yuna masih menampilkan senyumannya walau hatinya merasa kecewa saat Alfran bersikap biasa saja.
"Hari ini aku ingin menghabiskan waktu bersamamu, aku ingin merasakan tidur di pahamu," ucap Yuna yang mulai merebahkan kepalanya di paha Alfran membuat Alfran tersentak kaget tetapi entah mengapa ia membiarkan Yuna tertidur di pahanya.
"Alfran, apa kamu lebih bahagia jika aku pergi dan tak menganggu hidupmu lagi?" tanya Yuna dengan menengadahkan wajahnya menatap ke arah Alfran. Alfran kali ini diam biasanya ia bisa menjawab ucapan Yuna dengan ucapan tajamnya, tetapi kali ini bibirnya keluh untuk berucap. Ia hanya mampu menatap lurus ke depan tanpa menjawab pertanyaan Yuna.
"Aku anggap diammu adalah sebagai jawaban, maaf ya selama ini aku terus menganggu hidupmu, membuatmu berpisah dengan Salsa."
Alfran langsung menatap tajam ke arah Yuna saat ia mendengar nama Salsa di sebut oleh Yuna, seakan luka itu kembali terbuka dengan lebar.
"Iya gue lebih bahagia jika lo pergi dari hidup gue. Lo adalah gadis pembawa sial dalam hidup gue. Dan lo..." ucapan Alfran terhenti saat Yuna membungkam bibir Alfran dengan bibirnya ia tidak ingin mendengar kata-kata menyakitkan itu lagi keluar dari bibir Alfran. alfran mematung jantungnya berdetak tak karuan sekarang, bibir Yuna sangat manis terasa di bibirnya walau hanya sekedar menempel saja, ini adalah first kiss mereka.
"Aku tau dan aku sadar itu, kamu tenang aja sebentar lagi kamu akan bahagia. Terima kasih untuk waktu singkat yang kau berikan padaku, aku bahagia."
**********
Alfran menatap tajam mobil yang di masuki oleh Yuna, tadi pagi Yuna berangkat bersama Gibran, lalu Yuna menciumnya dan sekarang Yuna pulang dengan lelaki yang berbeda dan sama sekali tak ia kenal. Dasar gadis murahan, Alfran tak seharusnya percaya dengan Yuna begitu saja. Seharusnya tadi ia tak terhanyut dengan perkataan dan ciuman Yuna. Lihat saja Alfran akan membuat pelajaran pada gadis munafik seperti Yuna. Mengaku mencintainya tapi nyatanya Yuna gampang sekali dekat dengan lelaki lain. Alfran tidak cemburu, ia hanya marah dan merasa di bohongi. Ahhh... Entahlah perasaannya tak karuan sekarang. Jika bukan cemburu mengapa hatinya panas sekali sekarang dan rasanya sangat menyesakkan?
"Brengsek, lo memang cewek mu**han Yuna."
********
Jangan lupa like, vote dan komentnya. buat kalian yang selalu menuntut aku untuk update.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
Nung Mariah
benci gue sm si alfian
2023-05-27
0
purnama
aduuh sedih bgt Thor bacanya nangis trus AQ tu keren😭😭😭😭
2020-11-14
0
💜💜 Mrs. Azalia Kim 💜💜
aduuhhhHH....
laki laki itu bukan selingkuhan Yuna,,
dia adalah kakak kandung nyaaa
2020-04-20
0