Happy reading
*******
Clara tidak bisa tinggal diam saja, sudah cukup ia berdiam diri seperti ini menunggu Yuna mengatakan yang sejujurnya pada Alfran tentang kejadian satu tahun yang lalu, yang membuat Alfran sangat membenci Yuna. Clara meninggalkan rumah sakit tanpa Angga mengetahuinya, dengan tangan mengepal ia berjalan sangat tergesa-gesa tak sabar ingin ke rumah Alfran dan memaki lelaki itu habis-habisan.
Clara memesan Taxi online karena ia tak ingin memakai semua fasilitas papanya, ia merasa jijik karena mengingat selingkuhan papanya yang juga di beri uang hasil papanya bekerja sedangkan sang mama di biarkan begitu saja. Hatinya kembali berdenyut sakit di saat mengingat keadaan Yuna yang tidak baik-baik saja. Mengapa Yuna menyimpan semuanya sendiri? Seharusnya ia tau, tetapi mengapa Clara merasa menjadi sahabat yang paling bodoh karena tidak tau dengan kondisi sahabatnya yang terkena penyakit yang mematikan, leukimia. Ahhh... Seharusnya dari awal Clara curiga di saat wajah Yuna terlihat pucat dan Yuna mengalami mimisan.
Dulu Yuna, Clara dan Salsa adalah sahabat yang tak pernah terpisahkan. Mereka selalu berbagi bersama, tetapi Salsa tidak tau jika Yuna menyimpan rasa pada Alfran yang notabennya adalah pacar Salsa. Yuna selalu menceritakan betapa ia sangat tersiksa mencintai pacar sahabatnya sendiri pada Clara, tentu menyimpan rasa dan merasakan cinta secara sepihak sangat terasa sakit bagi Yuna. Tetapi ia berusaha menyimpan semuanya sendiri. Hingga Salsa berubah, ia sudah jarang berkumpul dengan Yuna dan Clara membuat dua gadis itu merasa ada yang aneh dan kehilangan Salsa yang ceria, jika di tanya mengapa Salsa jarang berkumpul bersama mereka, maka Salsa akan menjawab dengan alasan sibuk dengan wajah datarnya. Membuat Yuna yang sangat perhatian dengan sahabat-sahabatnya, mengikuti Salsa secara diam-diam. Yuna syok saat melihat Salsa masuk ke club malam, ia tak percaya dengan apa yang ia lihat, Yuna ingin memastikan apa yang membuat Salsa berubah seperti ini. Yuna tak berani masuk ke Club tersebut, akhirnya ia memutuskan untuk pulang dan esok kembali ia tanyakan pada Salsa, ia tak mau sahabatnya terjerumus pada hal negatif yang akan merusak masa depan Salsa.
Pagi itu Yuna dan Clara mendatangi rumah Salsa. Namun, terlihat sangat sepi hanya ada bibi yang terlihat ketakutakan tak tau harus menjelaskan pada kedua gadis yang sangat dekat dengan Salsa.
"Bi, Salsa nya ada?" tanya Yuna dengan nada sopannya.
"Anu Non, anu..." ucap pembantu di rumah orang tua Salsa gugup
Prank...
Yuna dan Clara syok mendengar suara benda pecah dan tak di susul dengan suara orang berantem tak lain adalah orang tua Salsa sendiri. Yuna dan Clara saling menatap, mereka tak tau apa yang harus merela lakukan, yang mereka inginkan hanya bertemu dengan Salsa. Mereka khawatir dengan keadaan Salsa, apa penyebab Salsa berubah adalah kedua orang tua Salsa? Mereka terus berpikir dalam benak mereka, semakin mereka berdiam diri dengan pikiran mereka masing-masing suara barang di lempar dan pecah semakin terdengar nyaring.
"Bi, Salsa dimana?" tanya Clara kali ini yang sudah tidak kuat mendengar segala caci maki dan hinaan dari sepasang suami istri yang sudah mereka anggap orang tua mereka sendiri.
"Ada di kamarnya Non, sedari tadi Non Salsa tidak keluar dari kamarnya. Bibi mohon lihat keadaan Non Salsa ya, Non. Bibi takut terjadi sesuatu dengan Non Salsa," ucap pembantu di rumah Salsa dengan wajah pucat.
"Baik, Bi." keduanya sama-sama melangkah menuju kamar Salsa, dengan cepat mereka membuka kamar Salsa. Betapa terkejutnya mereka melihat Salsa meringkuk disudut kamar dengan banyaknya obat-obatan yang berserakan dan beberapa jarum suntik di sana.
"Salsa," teriak mereka histeris mendekat ke arah Salsa yang menangis tanpa suara dan dengan padangan lurus kosong kedepan.
"Sal, sejak kapan lo mengkonsumsi obat terlarang seperti ini?" tanya Yuna miris menatap sahabatnya yang sama sekali tak bergeming.
"Jangan mendekat, pergi dari sini! Pergi!" teriak Salsa histeris saat mendengar suara orang tuanya kembali beradu mulut.
"Sal?" panggil Clara dengan suara lirih namun tangan Clara langsung di tepis oleh Salsa.
"Jangan mendekat!" ucap Salsa yang menodong pisau pasa Yuna dan Clara membuat kedua gadis itu mundur secara perlahan.
"Salsa, jangan seperti ini. Kita bisa bicarakan baik-baik, lo masih ada kita berdua. Lo bisa ceritakan semua apa yang membuat lo seperti ini, jangan sakiti diri lo sendiri Salsa, gue dan Clara sangat peduli dengan lo," ucap Yuna lirih berusaha membujuk Salsa.
"Tidak ada lagi yang harus di bicarakan. Lo semua dengarkan keluarga gue gak seharmonis seperti dulu, papa dan mama gue mau cerai, mereka gak mikirin perasaan gue, setiap hari mereka selalu berantem, gue stres mendengarnya, gue menenangkan diri dengan semua ini." tunjuk Salsa pada obat-obatan terlarang yang ia konsumsi.
"Lebih baik gue mati,"desis Salsa menyeringai meletakkan pisau pada pergelangan tangannya.
"Jangan Salsa," teriak Yuna dan Clara.
"Lepas ya pisaunya, lo ingat masih punya gue dan Clara ada Alfran juga yang sangat mencintai lo," ucap Yuna berusaha mendekat ke arah Salsa untuk membuat pisau yang berada di tangan Salsa.
"Enggak Yun, gue udah gak kuat, lebih baik gue pergi, gue minta lo jaga Alfran karena gue tau lo cinta sama Alfran, salamat tinggal semuanya," ucap Salsa menggores tangannya dengan sangat dalam sebelum Yuna menahannya.
"Salsa,"teriak Yuna yak percaya sahabatnya nekad bunuh diri di depannya.
"Sal, lo bertahan." Yuna terisak mengambil pisau di tangan Salsa. Salsa yang masih sadar berusaha mengenggam pisaunya dengan kuat dan menggoreskan pisau itu kembali.
Brak...
"Apa yang lo lakukan terhadap Salsa," teriak Alfran marah yang baru saja mendobrak pintu kamar kekasihnya
Prank..
Pisau yang sudah di tangan Yuna terjatuh, ia terkejut dengan kehadiran Alfran yang secara tiba-tiba. Alfran melihat ke arah Salsa, matanya membelalak melihat banyaknya darah di tangan Salsa.
"Pembunuh," ucap Alfran tajam.
"Lo salah paham Al, gue dan Clara..."
"Lo pembunuh Yuna, gue gak mau lihat muka lo lagi, pergi dari sini." teriak Alfran membuat Yuna memejamkan matanya karena terlalu takut melihat kemarahan Alfran karena salah paham kepadanya.
"Lo salah paham Alfran," ucap Clara tegas.
"Diam lo! kalian keluar sekarang atau gue gak segan-segan untuk menghabisi Yuna, seperti Yuna membunuh Salsa bahkan lebih sadis dari ini," ucap Alfran tajam. Di sinilah awal mula Alfran sangat membenci Yuna, karena ia mengira Yuna lah yang telah membunuh Salsa, kekasihnya. Karena sewaktu ia masuk ke kamar Salsa pisau yang sudah berlumur dengan darah itu berada di tangan Yuna.
********
Note : terima kasih kepada para readers yang sudah mendukung cerita ini. Terus dukung cerita ini dengan memberikan like, vote dan komentar kalian.
Bagikan juga cerita ini kepada teman-teman kalian agar semakin banyak yang baca cerita ini.
Jika ada yang ingin dekat Alfran dan Yuna kalian bisa masuk GC. di sana akan aku umumkan kapan aku up dan kenapa aku tidak up, jadi jangan asal berkomentar. Bijaklah ketika ingin berkomentar.
Selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang menjalankan 🙏🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
Reski Ananda Mikki
ohh jadi gitu ck ck ck nggak cari tau dulu langsung aja si alfran kasi merk😒😒
2020-11-26
0
Tika Ika
up dong udah lama bangat
2020-05-02
0
Miss Jasmine
up thor
cerita nya bikin hati teriris
2020-05-02
1