Sakit

" Delia ... " suara bas khas Dewa sedang menyebut nama seorang gadis, membuat si empunya nama berbalik ke asal suara

" Iya, kenapa Dewa ? " balas Delia

Dewa mengelus dada dengan ekspresi sok bahagia saat mendengar respon Delia.

" Kalau nyahut tuh biasa aja Neng " kata Dewa,

sontak yang anak-anak yang lain kebingungan termasuk Delia

" Maksud mu apa Bambang ? " ini Dewi yang berucap

" Kenapa emang ? " ini Doni, teman sebangku Dewa ikut bertanya.

" Yah, masa suaranya terdengar di telinga, tapi bergetar sampai ke hati "

ucapan Dewa yang ujung-ujungnya menggombal Delia sontak mendapat teriakan berupa ' Uuu ' dari semua kawannya.

" kadal darat lagi beraksi " teriak salah satu anak laki-laki yang duduk paling sudut belakang

" Udah,, terima aja Del, kasian si Dewa udah jamuran saking lamanya ngejomblo "

Delia hanya tertawa, sebagai tanggapan bahwa semua ocehan teman sekelasnya adalah sebuah candaan.

" Wa, kamu kan nggak jelek-jelek amat yah, kok nggak pernah pacaran sih, emang kamu nggak laku yah ? " ini pertanyaan Dinda, namun seakan seperti hinaan bagi Dewa. Dan lagi-lagi semua orang tertawa dengan pertanyaan itu

" Cih, enak aja nggak laku,, aku jomblo bukan karena nggak ada yang mau,, cuma aku nunggu orang yang tepat aja " balas Dewa, sambil melirik Delia yang rupanya juga menatap nya .

" Nah, karena sekarang orang yang tepat nya udah ada,, bentar lagi pasti Dewa yang ganteng ini nggak akan jomblo lagi, iya nggak Del ? " sambungnya

Delia hanya geleng-geleng kepala, tak menjawab iya ataupun tidak .

" Kalau di liat dari respon Delia,, kayaknya dia nggak suka deh sama kamu Wa " ini kata Devi, gadis itu secara terang-terangan mengungkapkan isi kepalanya, yang membuat Dewa pura-pura kecewa.

" Dev,, kamu jangan terlalu jujur dong, kasian si Dewa " ini Dewi yang berkomentar, seakan memberi perhatian pada Dewa, padahal senyumnya penuh dengan ejekan

" Tumben log, Dewi belain Dewa " Doni ikut berkomentar. Sementara yang lain ikut memberi sorakan sambil berkata " Cieeeee.... "

" Udah,, kalian ini dari tadi ribut terus,,, bentar lagi Pak Bimo masuk tuh,, pada kembali ke tempat masing-masing deh " kata Delia

" Ngusir nih Del ? " tanya Doni

" Yukk,, dengerin tuh kata calon aku " Dewa menarik lengan Doni untuk kembali ke tempat duduknya .

Suasana kelas mendadak hening, kedatangan Pak Bimo seorang guru mata pelajaran Matematika, membuat keadaan lebih tenang.

Sepulang sekolah, suasana rumah terasa begitu sepi, tidak ada satu orangpun atau suara apapun. Setau Delia Bunda dan Misha ada di rumah. Namun keberadaan dua orang itu tidak terlihat juga. Bahkan saat masuk, Delia mengucapkan salam namun tak ada yang menjawabnya.

Saat Delia hendak ke kamar nya. Ia mendengar suara seseorang terbatuk-batuk. Suara itu berasal dari kamar paling ujung. Akhirnya Delia memutuskan untuk ke kamar Om Dika.

" Om Dika " Delia mengetuk pintu kamar Om Dika, namun tak ada sahutan dari dalam.

Delia mencoba membuka pintu kamar itu yang rupanya tidak di kunci.

Delia melihat Om Dika sedang meringkuk di atas tempat tidur. Pria tampan itu seperti sedang kedinginan.

" Om Dika kenapa ? " Delia panik. Ia meletakkan buku jarinya di kening Om Dika yang ternyata sedang demam.

" Ya Allah, Om Dika sakit,,, "

Delia langsung berinisiatif untuk mengompres kepala Om Dika, setelah ia dengan cekatan dari arah dapur untuk mempersiapkan segalanya.

" Delia, kamu sudah pulang ? " Dika berucap lemah. Rupanya ia tak menyadari jika Delia sudah berada di dekatnya sejak beberapa menit yang lalu. Ia baru sadar ketika ada benda hangat yang menempel di dahi nya.

" Om Dika kok nggak ngabarin aku kalau Om lagi sakit ? " Delia masih terlihat khawatir

" Om, nggak apa-apa kok Del, ini cuma demam, cuma butuh istirahat sebentar " kata Om Dika

" Tapi, suhu Om Dika tuh tinggi banget,,, kita ke rumah sakit yuk Om " ajak Delia

" Nggak usah Del, bentar lagi juga baikan kok, kalau Om Dika kecapekan yah memang seperti ini " Om Dika menolak

" Tapi aku takut Om Dika kenapa-kenapa,, Terus dari tadi Om Dika cuma sendiri ? nggak ngabarin Bunda ? terus Misha kemana ? Memangnya Om Dika nggak minta tolong ke Bibi yang ada di rumah ini ? "

Dika tergelak, pertanyaan Delia begitu banyak, hingga sulit ia jawab satu-satu

" Kamu kok mendadak bawel banget sih Del, Om jadi pusing mau jawab yang mana " kata Om Dika

Delia mengerucut kan bibirnya, memang beginilah dia jika dalam keadaan cemas dan panik.

" Maaf Om, Delia cuma khawatir aja sama keadaan Om Dika " katanya

" Udah, nggak apa-apa... Bunda sama Misha lagi keluar, mereka nggak tahu kalau Om lagi sakit, terus Om nggak suka minta tolong ke orang lain, cuma masalah sakit sekecil ini. Karena Om tahu, bentar lagi Om bakalan sembuh kok " jelas Om Dika

" Bener nih, Om Dika nggak apa-apa ? " Delia nampak ragu

Om Dika mengangguk " Iya Delia, Om cuma butuh tidur yang cukup " katanya

Dika memang akhir-akhir ini terlalu memforsir tenaga nya dalam bekerja. Kadang ia lupa sarapan, dan pergi buru-buru.

Delia sendiri kadang bingung, Om Dika itu kan bos, pemilik pabrik dan perkebunan, lalu kenapa harus bekerja sekeras itu? Bukannya semua tugas ada orang-orang kepercayaan kan ? Lalu kenapa Om Dika seolah mengerjakan semuanya sendirian ?

" Emmmm,, Om Dika butuh sesuatu nggak ? atau mau makan sesuatu, biar Delia buatin " tawar Delia

" Boleh deh, kayaknya Sup ayam buatan kamu enak, Om minta itu dong"

Delia tersenyum, ia paling suka jika ia menawarkan lalu orang itu mau menerima tawaran nya.

" Oke deh, Delia buatin sekarang "

Delia beranjak. Namun belum sempat mencapai pintu langkahnya terhenti.

" Delia " Om Dika memanggil nya

" Iya Om, ada lagi ? "

" Sebelum masak, kamu ganti baju dulu,,, kamu pasti gerah pake seragam sekolah seharian " kata Om Dika

" Eh, iya Om ... sampai lupa heheh,, yaudah tunggu yah Om,, bentar lagi sup spesial bakalan datang ke kamar Om "

Dika tersenyum, ia menganggap Delia sudah seterbuka itu padanya. Tidak seperti saat pertama kali ia membawa gadis itu. Delia kadang masih malu-malu untuk mengutarakan keinginannya. Namun sekarang, gadis itu bahkan lebih cerewet dari biasanya. Mungkin bgitu lah keaslian Delia.

Satu jam kemudian. Akhirnya semangkok sup ayam buatan Delia habis tak bersisa. Dika sangat lahap menyantap masakan yang di buat oleh Delia. Bahkan apapun yang Delia masak, semua cocok di tenggorokan Dika.

" Masih mau tambah Om ? " tawar Delia

" Udah Del, Om sudah kenyang..." kata Dika

Delia mendekat dan meletakkan punggung tangannya di dahi Om Dika.

" Udah nggak begitu panas, gimana perasaan Om Dika ? " tanya Delia

" Udah agak mendingan Del,, kan Om sudah bilang ini cuma demam biasa, dan lagi On sudah makan sup enak buatan kamu, jadi sebentar lagi Om pasti pulih" kata Om Dika

" Ah, syukur deh kalau bgitu, aku legah Om nggak kenapa-kenapa " kata Delia

Sesaat Delia menatap Om Dika yang sudah tidak sepucat tadi. Dalam hatinya, pria yang dalam keadaan sakit saja masih terlihat tampan. Dan entah kenapa Delia semakin penasaran dengan kisah asmara Om Dika nya ini.

" Delia "

panggilan Dika membuyarkan lamunan Delia

" Eh, iya Om "

" Yaudah, Om mau tiduran dulu yah " kata Dika

" Iya Om "

Delia masih mematung di tempatnya. Ia tak beranjak sedikit pun. Dika yang awalnya ingin memejamkan mata pun tak jadi .

" Kamu mau nungguin Om sampai bangun Del ? "

Pertama Om Dika membuat Delia tersadar, bahwa ternyata ia harus keluar dari kamar ini sekarang

" Eh,, nggak Om.... emm kalau begitu Delia keluar yah Om, dan kalau butuh apa-apa, jangan sungkan panggi aku "

Delia langsung bergegas keluar kamar, sambil membawa mangkuk dan gelas kotor di tangannya.

Selesai menutup pintu kamar, Delia mengetuk kepalanya. Ia merasa sangat lemot hari ini. Mungkin karena panik dan cemas akan keadaan Om Dika.

Eh, tapi kenapa Delia bisa se khawatir ini ?

" Kasian Om Dika, dia itu sebenarnya butuh pendamping yang bisa merawat dan memperhatikan dia dalam keadaan apapun" Delia bergumam. Jujur ia jadi memikirkan tentang pasangan hidup Dika yang memang penting untuk saat ini dan seterusnya.

" Nanti, kalau aku udah nggak di sini, yang rawat Om Dika siapa ? " dia lalu bermonolog, entah ia menunggu jawaban siapa

" Eh, aku kok jadi kepikiran gini sih " .....

_

Silahkan dukung karya aku yah... komentar dan like kalian berpotensi untuk membangun semangat aku dalam menulis 😊

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!