Dari Kakak Menjadi Mama ( Om Dik )
Dika Ariawan adalah seorang pria yang terbilang sukses. Sebab ia adalah pemilik perkebunan teh yang terletak di pinggiran kota dan juga ia adalah pendiri pabrik minuman kemasan dengan brand yang sangat terkenal. Bisa di bilang seorang Dika merupakan manusia dengan paket komplit. Selain wajahnya yang tampan dengan bentuk tubuh yang gagah menawan, Dika juga memiliki sifat yang ramah dan dermawan. Bahkan Dika di kenal sebagai donatur terbesar di beberapa yayasan dan badan amal di kota. Oleh sebab itu, Dika sering menjadi sasaran empuk bagi wanita-wanita untuk di jadikan sebagai pilihan teman hidup, serta menjadi buronan para Ibu-ibu sosialita untuk di jadikan sebagai menantu ideal.
Tapi, siapa yang sangka meski memiliki ciri-ciri sebagai pria idaman wanita, ternyata Dika sama sekali tak pernah tertarik dengan wanita manapun. Pria yang berusia 28 tahun itu benar tidak memiliki ketertarikan pada wanita manapun. Bahkan ia sempat di kenal sebagai pria kemayu pada saat ia masih berstatus sebagai pelajar. Dan selama hidupnya, Dika hanya pernah dekat dengan dua orang wanita yang di akui sebagai sahabat terbaiknya. Namun seiring berjalannya waktu, saat dua sahabatnya itu telah menemukan tambatan hati, Dika perlahan merubah kebiasaannya. Mulai dari cara nya berbicara dan berjalan.
Tak ada yang tahu, bagaimana kerasnya Dika berjuang agar terlihat seperti laki-laki normal pada umumnya. Ia sadar bahwa untuk hidup bermasyarakat dan berada di lingkungan yang menjunjung tinggi nilai-nilai budaya, Dika harus berubah menjadi lelaki sungguhan.
Yah, Dika berhasil. Ia bisa tampil sebagaimana mestinya. Namun ada satu hal yang sulit ia rubah, yaitu ketertarikannya terhadap sesama jenis belum bisa ia kendalikan.
Terkadang Dika, merasa sangat kotor, bahkan ia sering marah terhadap dirinya sendiri. Bagaiman mungkin ia terlahir dengan kondisi psikologis yang sangat memprihatikan. Bahkan sering kali Dika merayu hatinya agar tertarik dengan wanita-wanita cantik di sekelilingnya. Namun semua nya sia-sia, sebab pada kenyataannya jantung nya hanya berdebar jika di dekat para Pria tampan. Sungguh gila.
Dika merasakan ada sentuhan lembut di kedua pundaknya.
" Sedang memikirkan apa Sayang? " Suara lembut itu selalu membuat Dika jatuh sayang. Bahkan pemilik suara itu menjadi satu-satunya wanita yang membuat Dika jatuh cinta setiap detiknya.
" Bunda,,, kenapa keluar kamar ? udah baikan ? " wanita yang di panggil Bunda itu tersenyum lembut, memandang putra semata wayangnya.
Ialah wanita satu-satunya yang tidak pernah melihat kesalahan pada putranya. Baginya Dika hanya belum bisa menerima kehadiran wanita lain. Ia tak pernah menganggap bahwa Dika memiliki kelainan psikologi.
" Bunda nggak sakit Kok, cuma kecapean saja "
Dika tersenyum hangat, harapan terbesarnya adalah melihat Ibunya bahagia. Dan ia tahu, kebahagiaan Ibunya adalah melihatnya menikah dengan seorang gadis. Meski sang Ibu tidak pernah mengatakannya, namun Dika bisa melihat kegundahan dibalik tatapan mata sang Ibunda. Tatapan mata yang meski sangat teduh, namun terpancar kekhawatiran yang sangat mendalam.
" Bunda,, Dika selalu bertanya, apakah keputusan membawa Misha dalam kehidupan ku adalah sesuatu yang tepat? " Dika bertanya dengan sorot mata yang penuh kekhawatiran.
Dua tahun lalu, ia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak. Dan sekarang anak itu telah tumbuh besar dan bahagia bersama Dika.
Misha adalah kekuatan kedua setelah Ibunya.
" Kenapa ? Bahkan Bunda melihat kalian sangat bahagia " kata Bunda
Dika menarik nafasnya dengan sangat berat.
" Yah, kami bahagia Bun, meski kami hanya berdua. Aku hanya takut, kelak Misha akan kecewa karena aku tidak bisa menghadirkan sosok Ibu dalam keluarga kami. Dan aku takut, Misha akan membenciku jika dia tahu, bahwa Ayahnya adalah - "
" Sssttttt......Jangan pernah berkata seperti itu Nak, tidak ada yang salah pada dirimu, Bunda hanya merasa bahwa saat ini memang kamu belum menemukan wanita yang tepat "
Dan begitu lah Sang Bunda selalu memberikan kata-kata menenangkan di saat Dika mulai resah dengan keadaannya.
Bohong jika ia juga tidak merasakan keresahan. Namun Sang Bunda sadar bahwa ia adalah satu-satunya orang yang menjadi tempat sandaran bagi putra semata wayangnya. Dan ia tidak akan mempermasalahkan apapun terhadap putranya . Baginya Dika adalah segalanya, dan ia percaya bahwa Dika tidak akan pernah mengecewakan dirinya .
*
Sementara di sudut bumi yang lain. Seorang gadis remaja sedang menangis dengan tatapan penuh luka.
Delia begitu terpukul sejak beberapa hari ini. Sebab ia harus melihat kedua orang yang ia sangat sayangi terbaring lemah tak berdaya di atas brangkar.
Kecelakaan beberapa hari yang lalu, membuat orang tuanya terbaring lemah. Ibunya koma sementara Ayah sadar namun tak bisa berbuat apapun.
Gadis yang berusia 17 tahun itu tak mampu lagi berkata-kata. Ia tak lagi memikirkan bagaimana nasibnya ke depan. Yang ia pikirkan bagaimana kedua orang tuanya bisa kembali kepelukannya.
menjadi putri satu-satunya membuat Delia sangat dekat dengan kedua orang tuanya. Bahkan Delia sangat mengidolakan Ayah dan Ibu nya saking ia menyayangi kedua sosok yang telah membesarkan nya.
" Sa.... sayang .... kemarilah " Pria di atas pembaringan itu berkata dengan terbata.
Delia yang perlahan mendekat, dan menggenggam tangan sang Ayah dengan erat.
" Ayah " Delia berucap lirih di sela tangisnya
" Sayang, Putri Ayah yang cantik, maafkan Ayah Nak, Karen tidak bisa lagi menjagamu " Dengan susah payah pria itu berkata. Membuat hati Delia semakin terluka
." Ayah, ku mohon jangan berkata seperti itu,,, Delia yakin Ayah dan Ibu bisa pulih " Sela Delia
Sang Ayah tersenyum, meski dalam kesakitan. Pria itu ingin terlihat baik baik saja di hadapan putri tercintanya.
" Delia, Anakku.... Ayah dan Ibu mungkin tidak akan lama, maka dari itu Ayah ingin memberi tahukan mu sesuatu " Sekuat tenaga pria yang sedang sekarat itu berbicara pada Delia
" Ayah .."
" Kamu, tahu kan Tentang Om Dik ? " Delia mengangguk saja, meski hatinya rapuh, ia mencoba untuk menjadi teman bicara bagi sang Ayah.
" Om Dik, yang selalu Ayah dan Ibu ceritakan ke kamu. Dia adalah orang baik... Ayah berencana ingin menyerahkan mu kepadanya Delia,,, Ayah yakin dia adalah orang yang tepat yang bisa menjagamu dengan sepenuh hati "
Meski sudah sesak nafas dan sulit mengucapkan kata-kata. Sanga Ayah dengan sekuat tenaga ingin menyampaikan wasiat kepada Delia. Sang Ayah yakin, mungkin ia tak akan lama lagi.
Maka dari itu, sebelum ia pergi, ia harus memastikan bahwa Delia mau dan harus tetap hidup nyaman dan aman setelah kepergian nya.
" A... Ayah.. Sudah, Delia yakin Ayah pasti akan sembuh " ucap Delia terbata, karena tak sanggup membendung tangis
" Delia Sayang,, kamu harus berjanji pada Ayah, jika nanti Ayah dan Ibu telah tiada, maka kamu harus tetap hidup bahagia, dan berjanjilah kamu akan menerima Om Dik sebagai keluarga barumu, dan kami harus menjadi anak yang penurut Nak " Semakin sesak dan semakin tak bisa lagi berucap. Sang Ayah terlihat seperti menahan rasa sakit
" Ayah, sudah ... " Delia sesegukan. Bahkan ia tak mampu berkata Ia atau tidak
" Berjanji lah Nak " kata Ayah terbata-bata
Delia mengangguk sambil mengusap kasar air mata yang tiada hentinya mengalir di pipi mulusnya.
" Iya Ayah, Delia janji apapun kata Ayah, akan Delia lakukan "
Sang Ayah tersenyum senang meski sedang menahan rasa sakit. Perlahan Pria yang rapuh itu meringis kesakitan, genggaman tangannya pun melemah di tangan sang putri.
Delia panik, saat ia merasa tak ada lagi pergerakan dari sang Ayah....
" Ayah .. ... "
titttt.........
_
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments