Minggu berganti. Delia sudah bisa beraktivitas seperti biasanya. Gadis itu sudah berangkat ke sekolah, Kesedihannya sudah memudar, meskipun tiap malam ia masih merindukan Ayah dan Ibunya. Namun, lewat do'a ia sampaikan kepada sang Maha pemberi kehidupan, bahwa ia akan berjuang dan akan hidup lebih baik agar kedua orang tua tenang di sisi-Nya.
Selama itu pula, Delia sudah memikirkan matang-matang tentang keputusan. Dan ia sudah berbicara pada Tante Nani dan Om Rian. Dan orang tua kedua Delia itu sangat mensupport apapun yang Delia akan lakukan, selama itu untuk kebaikan gadis itu.
" Kamu sudah mengabari Om Dika mengenai keputusan kamu ? " Tanya Om Rian.
" Belum Om, nanti lah Delia telfon Om Dika " jawab Delia. Matanya mencari satu sosok yang tidak ada di antara mereka.
" Kak Ryo nggak ikut sarapan ? " tanya nya lagi
Saat ini, keluarga itu sedang sarapan bersama, hanya satu yang tidak ikut sarapan pagi itu, ia adalah Ryo anak pertama dari Om Rian dan Tante Nani. Anak bujang pasutri itu juga sangat akrab dengan Delia, sebab mereka bisa di bilang tumbuh bersama, meski Ryo lebih tua setahun dari Delia, dan Ryo juga adalah kakak kelas Delia di sekolah.
" Ryo lagi ada presentasi katanya, jadi dia harus buru-buru " jawab Tante Nani.
Delia ber Oh, ia memaklumi jika akhir-akhir ini memang Ryo sedang sangat sibuk. Di samping lelaki itu sudah kelas tiga dan memasuki masa ujian praktek, anak pertama Om Ryan itu juga sedang fokus belajar untuk menghadapi ujian akhir sekolah.
" Kak Delia jadi pindah ? yah,, kita kesepian dong yah " ini kata Putri, anak bungsu Tante Nani,
" Iyah,,, nanti siapa dong yang bantuin aku kerjain PR Bahasa Inggris ? " Fira ikut berkomentar. gadis remaja yang berpakaian putih biru ikut sedih, sebab memang Delia sering sekali membantu mengerjakan tugas-tugas sekolahnya. Apa lagi pelajaran Bahasa Inggris, Delia di kenal paling jago dalam pelajaran bahasa asing itu.
" Belum sekarang kok Dek. Lagian kalau Kak Delia pindah, kita tetap masih bisa Vidio call kan? pasti Kaka Delia bakalan bantu dimana pun Kakak berada " jawab Delia. Dan kedua anak gadis beda seragam itu mengangguk dan melanjutkan sarapannya.
**
Misha sedang melakukan pentas seni di sekolahnya. gadis manis itu terpilih untuk mewakili regu kelasnya untuk tampil dalam menyanyi solo. Dan memang di antara teman-teman nya yang lain, Misha lah yang berpotensi untuk mengikuti lomba, masalah suara mungkin Misha masih kurang, sebab masih ada beberapa teman kelasnya yang mempunyai daya tarik suara yang bagus. Namun dari segi percaya diri, Misha lah yang paling depan.
Misha ini tipikal anak yang sangat senang tantangan. Ia suka dengan hal baru, dan ia juga suka tampil di depan umum. Entah dari mana sikap percaya dirinya itu. Namun, banyak yang mengatakan bahwa Dika yang di ketahui sebagai Ayahnya memiliki sifat yang sama. Maka dari itu, meski semua orang tahu, jika Misha adalah anak yang di adopsi oleh Dika, Namun orang lain akan selalu mengatakan mereka adalah sedarah.
Sayang nya Penampilan kali ini tak bisa di hadiri oleh Dika, padahal jika ada kesempatan seperti ini, Ayahnya itu akan selalu ada untuk memberikan semangat. Namun kali ini beda, sebab Dika ada pekerjaan penting di pabrik minuman kemasan yang Dika kelola beberapa tahun lalu. Beruntung Misha bisa mengerti, bahwa Ayahnya merupakan orang yang sangat sibuk, jadi untuk kali ini Eyang lah yang menemaninya di acara pentas seni di sekolah.
" Cucu Eyang memang selalu menawan " puji Bunda Dika saat setelah pentas seni berakhir. Dan kini mereka sedang menunggu jemputan
" Makasih Eyang,, sayang yah Ayah nggak bisa liat " kata Misha
" Nggak apa-apa Sayang, lagi pula Eyang tadi suka merekam penampilan kamu, dan Eyang sudah kirim Vidio kamu ke Ayah, dan dia sangat bangga loh sama kamu " Kata Bunda tak bohong. Memang Dika sempat meminta agar Bundanya merekam penampilan gadis kecil nya lalu mengirimkan untuk nya .
Wajah Misha berbinar, ia begitu tersanjung dengan apa yang di lakukan Bunda untuknya. Yah, setidaknya Ayahnya bisa melihat penampilan memukaunya tadi .
" Makasih yah Eyang " Misha memeluk sayang wanita yang sudah terlihat tua namun tetap saja terlihat cantik
." Sama-sama sayang " balas Bunda
Ditempat berbeda Dika sedang sibuk memberi arahan pada beberapa kepala divisi di pabrik. Pria itu selalu saja tampil memukau di mata para karyawati. Meski dalam keadaan serius, Dika akan terlihat mempesona. Maka tak jarang jika banyak wanita yang mencoba menarik perhatian nya .
Tapi sayang. Seperti yang di ketahui, bahkan wanita se seksi dan secantik apapun tak mampu membuatnya tertarik.
" Eh, itu Pak Bos kok betah banget sendiri " ujar salah seorang karyawati.
saat ini mereka menikmati makan siang, dan kebetulan Dika di temani oleh kepala bagian pemasaran dan juga asistennya sedang makan siang di tempat yang sama.
" Kamu nggak liat Pak Bos selalu di dampingi sama asisten nya ? sendiri nya di mana Mila ? " Teman yang lain berkomentar.
Wanita yang bernama Mila itu berdecak sebal
" Bukan itu maksud Aku dodol " balas Mila sewot
" Terus ? " yang lain ikut menanggapi
" Yah, maksud aku, kenapa Pak Bos itu belum nikah, kurang nya apa coba ? sempurna gitu pasti banyak yang antri " kata Mila menjelaskan
" Mungkin dia lagi nungguin aku siap kali " tiba-tiba wanita yang bernama Lela berkomentar. Padahal dari tadi hanya dia yang terlihat khusyuk dengan makan siang nya .
" Siap apaan? Siap di pecat " Mila jadi sewot
" Yah, bukan lah,, siap di pinang pak Bos maksudnya " balas Lela cengengesan. Dan mendapat sorakan ' U ' dari teman-teman nya .
" Sirik aja kalian ini " ujar Lela cuek
Sementara Dika yang sadar menjadi bahan perhatian memilih tak ambil perduli. Hal ini bahkan sering terjadi jika ia sedang berada di tempat umum.
Dan sayangnya ia tak merasa bangga dengan kekaguman para lawan jenis padanya. Ia hanya fokus pada pria menarik di sekitar nya.
Seperti saat ini, ia hanya memandang satu titik di depannya. Ia memandang seorang pria dan wanita yang sedang menikmati makan berdua.
Yanto sang asisten pribadi Dika menyadari hal itu. Dan Yanto tahu, bahwa yang menjadi fokus Bosnya itu bukan pada wanita nya, melainkan pada pria yang ada di hadapan wanita itu.
Yah, selain Bunda, Kiana dan Raisha, Yanto adalah orang yang tahu bagaimana kondisi psikologis Dika. Sebab Yanto yang dulunya anak yatim-piatu dan di beri pendidikan dan tempat tinggal oleh orang tua Dika, dan sekarang menjadi asisten pribadi Dika. Maka tidak heran jika Yanto tahu jika Bosnya bukan lah lelaki yang normal.
" Ega " bisiknya pada Dika.
Dika memicingkan matanya, seolah berkata " maksudnya ? "
" Namanya Ega, dia anak magang di pabrik kita Bang " sambung Yanto lagi
" Oh, menarik "komentar singkat Dika. rasanya ia cukup tertarik dengan anak magang bernama Ega itu.
" Abang tidak berkeinginan untuk berkenalan kan ? " Yanto curiga
Dika berdecak malas
" Kamu kira aku segila itu?, biarlah aku mengaguminya dari jauh " bisik Dika yang membuat Yanto geli.
Sebenarnya Yanto sangat kasihan terhadap Bosnya ini, dan ia sangat punya harapan besar, semoga Bos nya bisa kembali menjadi pria normal.
Tak lama ponsel Dika berdering, ia tersenyum melihat nama si pemanggil.
Delia
Dika pamit pada orang-orang yang ada di meja untuk menjawab telepon.
" Yah, Halo Delia "
"Halo Om , apa kah Om sibuk ? "
" Tidak begitu sibuk Delia, ada apa ? "
"Emmm, ada yang ingin ku katakan sama Om Dika,, tapi jika Om sibuk lain waktu saja lah "
" Om Dika punya banyak waktu untuk mendengarkan kamu Delia "
" ini tentang keputusan Delia Om, "
" Oh,, jadi kamu sudah siap Om jemput ? kapan ? "
Seperti nya Dika sangat bersemangat.
" Empat bulan ke depan, Om Dika boleh menjemput ku "
Dika bingung, raut wajahnya jelas menampakkan ingin kejelasan
" Empat Bulan ? "
Tanya Dika memastikan.
" Iya Om,,empat bulan lagi,, soalnya Delia mau menyelesaikan ujian semester dulu, nanti setelah pengumuman penaikan kelas, Om Dika boleh menjemput Delia "
" Kenapa kamu pindah bukan bulan depan saja? atau Minggu depan ?"
" Aku nggak mau ketinggalan pelajaran Om, dan belum tentu pelajaran di sekolah sana sama dengan apa yang aku pelajari di sini. Yah, memang harus nya sama sih, tapi Delia nggak mau beradaptasi dengan suasana nya di sama Om, yang ada Delia jadi nggak fokus "
Dika manggut-manggut.
" Oke, nggak masalah Delia "
" Om Dika nggak keberatan sama keputusan Delia ?
" Apapun yang membuat kamu nyaman Delia "
Dan setelah saling menanyakan kabar dan sedikit membahas hal yang tidak penting, akhirnya Dika dan Delia memilih untuk mengakhiri pembicaraan.
_
jangan lupa tinggalkan jejak yah gaes,, habis baca minimal kasi like or komen nya.😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments