Bulan bertukar, tak terasa waktu begitu cepat berlalu. Perasaan Delia baru saja kemarin ia bermain di pangkuan Ayah dan Ibunya. Menikmati indahnya masa kecil di kota ini. Bahkan sudah banyak kenangan yang Delia lukis di kota kelahirannya ini. Dan tak terasa ia sekarang sudah beranjak dewasa, ia harus mempersiapkan diri untuk menghadapi masa depan, yang pastinya akan terasa begitu berat sebab ia harus menghadapinya seorang diri.
Hari ini merupakan awal hidup baru seorang Delia. Dimana ia akan menata kehidupan di tempat yang baru tentu nya dengan orang-orang yang baru di sekitar nya.
Saat ini, gadis itu sedang berpamitan untuk segera bertolak ke kota lain untuk melanjutkan pendidikan nya. Sebenarnya berat rasa hatinya meninggalkan kota kelahirannya ini. Walau bagaimana kenangan terindah ada di kota ini. Namun, demi untuk memenuhi wasiat kedua orang tuanya, Delia harus mengambil keputusan untuk ikut bersama Dika. Dan Delia juga berusaha meyakinkan diri bahwa apa yang sedang terjadi dan apa yang ia putuskan sekarang, semua adalah kehendak yang Maha Kuasa.
" Delia, Tante pasti akan sangat merindukan kamu Nak " Tante Nani memeluk Delia dengan begitu erat. Wanita paruh baya itu juga terlihat sangat berat melepas Delia pergi
" Delia juga pasti lebih merindukan Tante. Aku pasti akan sering-sering mengabari Tante " ujar Delia sesegukan.
Setelah itu Delia berpindah memeluk Om Rian. Pria paruh baya itu juga sama seperti istrinya. Ia juga berat melepaskan Delia.
Om Rian pun memberikan banyak nasehat pada Delia .
" Kamu jaga diri baik-baik yah disana " kata Om Rian
Delia mengangguk sambil menghapus air mata di pipi.
Dan Delia juga pamit kepada dua gadis kecil anak dari Om Rian dan Tante Nani, dua gadis kecil itu juga sama sedihnya. Mereka bahkan sudah menganggap Delia sebagai keluarga.
" Kalian yang rajin yah belajar nya " kata Delia. Kedua anak gadis itu mengangguk.
Terakhir, Delia berpamitan pada Ryo. Anak sulung dari Om Rina dan Tante Nani. Pemuda tampan itu menampilkan senyum yang di paksakan. Sesungguhnya ia adalah orang yang paling keberatan dengan keputusan Delia ini. Namun ia mencoba mengikhlaskan. Toh, nanti ia juga akan bertemu dengan Delia, sebab ia sudah lulus sekolah, dan akan melanjutkan pendidikan S1 di kota di mana Delia tinggal.
" Kamu jangan bandel yah Dek, jangan telat makan dan kurangi nonton Drakor di tengah malam. Kamu jaga diri yah, sebab aku nggak bisa pantau kamu lagi "
Delia sesegukan mendengar nasehat Ryo. Walau bagaimanapun ia dan pemuda itu sudah sangat dekat seperti saudara. Maka ia pun merasa sangat berat meninggalkan pemuda itu.
" Iya, Kak Ryo juga jangan bandel. Jangan mainin perasaan cewek lagi. Utamakan pendidikan dulu, biar Om sama Tante bangga sama Kak Ryo "
Semua tertawa mendengar balasan yang di lontarkan Delia. Bahkan Ryo yang tadi merasa sangat terharu. Mendadak kesal sebab, Delia secara tidak sengaja membuka kartu nya.
" Iya, bawel "
" Aku juga pasti sangat merindukan Kak Ryo " Delia memeluk Ryo lagi
" Mau di rindukan balik nggak nih ? "kata Ryo yang terdengar begitu menjengkelkan
" Nggak usah " Delia pura-pura ngambek
Dika yang melihat interaksi kedua anak muda itu merasa ada sesuatu. Mungkin antara Ryo dan Delia sedang ada hubungan khusus. Tapi kalau di dengar dari cara mereka berbicara, rasanya bukan hubungan antara laki-laki dan perempuan.
Hubungan antara Ryo dan Delia memang jauh lebih dekat. lebih dari saudara malah. Namun Dika merasa keduanya punya perasaan yang berbeda.
Setelah acara berpamitan yang di hiasi dengan tangisan haru. Akhirnya mobil yang di kendarai Dika dan Delia berlalu. Dika sengaja mengajak dua karyawan yang bekerja di pabrik teh miliknya. Alasannya ia tak ingin bosan di perjalanan sendirian.
" Udah nggak usah sedih, di sana kami pasti punya teman baru lagi " hibur Dika, sebab Ia melihat bahwa Delia masih bersedih dan sempat meneteskan air mata
" Iya Om "
Dika dan Delia lalu saling Diam untuk dua jam ke depan. sebab memang tidak ada pembahasan yang ingin mereka bahas.
Dika juga bukan tipikal orang yang banyak bicara. sementara Delia merasa canggung dengan situasi ini. Padahal perjalanan untuk sampai ke rumah Om Dika masih memakan tiga jam lebih perjalan lagi.
" Em, Misha kok nggak ikut Om ? " akhirnya Delia yang memulai untuk bicara
" Misha nggak mau ikut, katanya mau menghadiri acara ulangtahun temannya " jawab Dika
Delia ber Oh, sebab ia tak tahu harus bertanya apa lagi
" Oh iya, Om sudah masukin kamu di sekolah ternama di kota. Kamu boleh pikir-pikir dulu, atau mau lihat-lihat dulu, kamu boleh pindah kok kalau kamu punya pilihan lain " jelas Om Dika
Masalah kepindahan sekolah Delia memang sudah di urus semuanya oleh Dika. Delia hanya menerima beres saja
" Aku terserah Om Dik aja kok. Di manapun pasti sekolah nya bagus " kata Delia
Dan setelah menempuh beberapa jam berjalanan. Akhirnya tibalah mereka di kediaman Dika.
Misha sudah berlari dengan ceria sejak mobil Ayahnya terparkir di halaman rumah.
" Ayah datang " Teriak gadis kecil itu.
Dika dengan sigap menangkap tubuh mungil Misha
" Anak gadis Ayah kok cantik banget sih " Dika mencium gemas Pipinya
" Iya dong, Kan anaknya Ayah Dika " kata Misha sambil menggoyangkan rambutnya. Membuat Dika tertawa gemas.
" Hai Misha " sapa Delia ramah
" Hai, kak Delia, aku udah nunggu loh kedatangan Kak Delia dari tadi " Misha dengan spontan mendekati Delia dan memeluk nya.
" Oh yah, berarti kita sama dong, Kakak juga dari tadi udah nggak sabar mau ketemu Misha " jawab Delia
" Bener Kak ? " mata Misha berbinar Dan Delia mengangguk mantap.
" Asik,, akhirnya aku punya teman main di rumah. Jadi nggak kesepian lagi deh "
Ucapan Misha sontak membuat Delia berpikir. Siapa saja yang ada di dalam rumah. Setau Delia ada Bunda Dika. Lalu kenapa Misha malah merasa kesepian ?
Tak tunggu waktu lama. Dika langsung mengajak Delia dan Misha masuk.
Delia sangat takjub dengan desain rumah Dika, meski hanya satu lantai, namun tetap terkesan mewah. Sebab memiliki pekarangan yang luas. Dan rumah itu memiliki lima kamar tidur yang luas.
" Nah, ini kamar kamu Delia, bersebalahan dengan kamar Misha " Delia makin takjub dengan dekorasi kamar bernuansa biru muda itu . Entah bagaimana Om Dika membuatnya tapi ini lebih mirip dengan kamar nya dulu. Ia juga sangat menyukai warna biru muda.
Dan yang paling membuat Delia takjub didalam kamar itu sudah ada berbagai macam boneka Doraemon dengan jenis dan ukuran nya. Delia memang suka dengan karakter Doraemon.
" Om, ini ? " Delia bingung harus bertanya apa
" Ini semua bocoran dari Ryo. semoga kamu suka, dan betah di rumah baru kamu " kata Dika
" Makasih Om, aku pasti betah banget " Delia senang terlihat dari sorot matanya
" Kak Delia, kapan-kapan kita bisa tidur bareng kan ? " tanya Misha
" Kenapa harus kapan-kapan, malam ini kita tidur bareng aja, dan kapan pun Misha mau. " Kata Delia
" Serius Kak ? " Misha takjub
" Iya dong "
" Wah, asik akhirnya Misha benar-benar nggak kesepian lagi. Makasih yang Kak " Misha memeluk Delia
Dika ikut bahagia melihat keakraban kedua anak gadis beda usia itu. Seperti nya kehadiran Delia di rumahnya akan lebih menambah kesan baik bagi kehidupan nya kelak.
" Om , maaf apa cuma kita yang ada di rumah ? " Delia bertanya ragu-ragu
" Sekali-kali ada Bunda, dan kamarnya ada di sebelah kamar Om. Bunda nggak suka lama-lama tinggal di sini, sebab Bunda lebih suka tinggal di rumah yang lama, katanya lebih nyaman di sana. Tempatnya juga nggak jauh dari sini kok, cuma 15 km. Dan besok mungkin Bunda kesini untuk menginap beberapa hari "
Delia ber Oh lagi. Artinya Misha memang merasa begitu kesepian selama ini .
" Di sini kamu nggak usah kerja-kerja, sebab ada yang bertugas untuk itu. Mulai dari bersih-bersih memasak dan mencuci pakaian. Tapi kalau kamu suka memasak makanan sendiri boleh kok, artinya kamu boleh melakukan apa saja di rumah ini " jelas Om Dika lagi
" Emangnya Kak Delia bisa masak ?" kali ini Misha yang bertanya
" Bisa dong Dek " jawab Delia percaya diri
" Wah, kapan-kapan Kakak bikinin aku nasi goreng yan, aku suka banget makan nasi goreng " Misha bercerita girang
" Tentu, nanti Kakak bikinin Delia nasi goreng spesial"
Misha berarak sesekali melompat.
Dika bersyukur sebab rupanya ia bisa melihat Misha sebahagia itu.
_
Like & komen dong....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments