Seperti kemarin, manusia tidak akan berhenti dihadapkan dengan berbagai aktivitas. Seperti bekerja, yang memang semua manusia khususnya orang dewasa berkewajiban melakukannya demi untuk memenuhi tuntutan hidup.
Dika sendiri sudah berada di pabrik sejak pagi pagi tadi. Namun meski raganya ada di bersamanya, tapi pikirannya pergi melayang entah kemana.
Yanto, sang asisten pribadi plus orang kepercayaan Dika juga ikut bersama Dika lagi ini. Pria yang usianya hampir sama dengan Dika itu merasakan ada yang beda pada atasannya pagi ini. Ia tahu sebab sejak tadi ia sibuk mengoceh menjelaskan tentang perkembangan produk baru, namun yang ada atasannya itu seperti tidak mendengar kan apa yang ia jelaskan.
" Bang,,Abang Dika sehat ? " tanya Dika
" Eh Iya, ada apa Yan ? " Bukannya menjawab, Dika malah balik bertanya, pikirannya baru saja bergabung ke raganya saat ini.
" Bang Dika seperti nya masih tidak sehat? mau pulang sekarang ? " tawar Yanto
" Tidak Yan, saya sudah baikan kok " tolak Dika
Yanto menarik nafas panjang, Jika atasannya sudah menunjukkan gelagat seperti ini, artinya atasannya itu sedang ada yang di pikirkan.
" Ada sesuatu Bang ? " tanya Yanto memastikan
Dika juga sama, ia menarik nafas yang begitu berat ke hidung nya.
" Yah, ada " jawab Dika
" Abang mau cerita ? "
Yanto menyarankan agar mereka mencari tempat duduk yang nyaman, dan jauh dari kebisingan.
Dan di sini lah asisten dan atasan itu, di sebuah kedai kopi yang terletak di belakang pabrik, masih satu area dengan pabrik
" Abang ada masalah apa ? " tanya Yanto
" Bukan masalah sih sebenarnya " balas Dika
" Lalu ? "
" Ini soal Delia "
" Delia ? " Yanto memastikan
" Anak angkat Abang itu kan ? " lagi-lagi Yanti memastikan, dan Dika mengangguk
" Kenapa dengan Delia Bang ? " tanya Yanto lagi
" Delia mencemaskan Abang, maksudnya dia mulai mencemaskan nasib Abang " jawab Dika, yang jujur sebenarnya Yanto masih bingung
" Maksudnya ? "
" Kemarin Abang sakit, Delia lah yang merawat Abang "
Dika lalu menceritakan bagaimana telatennya Delia saat mengetahui keadaannya yang tidak sehat.
Dika juga menceritakan tentang apa yang ia dengar saat Delia keluar dari kamarnya.
Yah, saat itu Dika mendengar segala kegundahan Delia untuknya, Saat itu Dika belum sempat tertidur, Delia juga tak menuntut pintu dengan rapat, sehingga monolog Delia di depan kamarnya ia bisa dengar dengan jelas. Gadis yang memperdulikan tentang kehidupan nya nanti tentu membuat Dika tersentuh.
Yanto mengangguk-anggukkan kepalanya. Ia paham bagaimana perasaan yang kini dirasakan oleh Dika. Dan iapun merasa sangat kasihan.
" Menurut kamu apa yang harus aku lakukan Yan ? Lambat laun Delia pasti akan tahu tentang kondisi saya ? " tanya Dika terlihat gundah
" Sebaiknya Abang jujur saja " Yanto memberi usul
" Apa ? tidak mungkin Yan,, yang ada nanti dia tidak akan nyaman tinggal bersama orang tidak normal seperti ku, dan aku tidak mau itu terjadi " kata Dika menolak
" Lalu bagaimana Bang? tidak mungkin Abang pura- pura menikah kan,, dan jika Abang tidak jujur, maka Delia akan mencaritahu sendiri nantinya. " Yanto menjelaskan pendapatnya, yang membuat Dika berpikir.
" Bang, Sejauh ini yang aku lihat Delia itu gadis yang baik dan penyayang. Buktinya dia memikirkan nasib Abang nanti, Dan aku yakin Delia bisa menerima kondisi Abang, toh itu juga bukan kehendak Abang yang ingin seperti ini kan ? " lanjut Yanto lagi
" Bagaiman kamu bisa yakin kalau Delia akan memaklumi kondisiku? " tanya Dika
" Saya Yakin Bang, dan kita akan tahu setelah Abang berkata jujur. Lagi pula ada baiknya Abang menjelaskan nya sekarang, jangan sampai Delia terlalu memikirkan kehidupan rumah tangga Abang, sampai lupa sama masa depannya sendiri. Meski bagaimana pun Delia itu sudah dewasa Bang, kelak ia akan di jemput dengan takdirnya. Jangan sampai karena memikirkan Abang dan Misha, Delia tak mahu menikah, jangan pikir hal itu masih lama, tapi pikirkan kedepannya nanti "
Dika merasa bahwa apa yang di jelaskan Yanto sangat masuk akal. Dan mungkin akan mencoba untuk mengikuti saran dari Yanto.
Malam hari Delia sedang mengerjakan tugas di taman belakang. Ia sangat membutuhkan kan udara segar, maka dari itu ia memutuskan mengerjakan tugas di luar kamarnya.
Dika memasuki kamar anak gadis itu. Ia tak mendapati siapapun di dalam, Dika mencari nya dan sempat menanyakan keberadaan gadis itu kepada salah satu bibi di rumah dan bibi mengatakan jika Delia ada di taman belakang.
Dika pun bergegas kesana.
Sesampainya di taman belakang, Delia tak begitu memperhatikan kedatangan nya. Sebab gadis itu sibuk dengan buku cetak tebal di tangan nya. tak lupa buku tulis dan pulpen di hadapannya. Harus Dika akui, jika Delia adalah gadis yang begitu rajin.
" Kamu sibuk ? "
Delia menyadari kedatangan seseorang saat ia mendengar suara yang sangat ia kenal
" Eh, Om Dika.... Udah nggak kok, tugasnya sudah selesai sisi Delia baca ulang, ada apa ?
" Om ada sesuatu yang ingin di sampaikan "
" Apa itu Om ? "
Delia memindahkan buku-buku di atas meja dan menyusun nya dengan rapi. Lalu membiarkan Dika duduk di samping nya.
Setelah Dika duduk dengan nyaman. Dan ia merasa ini adalah waktu yang tepat, sebab Tidak ada siapapun yang akan menggangu obrolan mereka sebab bibi bibi yang bekerja di rumah mereka sudah istirahat sementara Misha dan Bunda sedang tidur dalam satu kamar bersama.
" Ini tentang kehidupan pribadi Om, dan saya rasa sudah waktunya kamu tahu tentang itu "
Delia tak menanggapi ataupun bertanya, ia cukup dewasa untuk mengartikan keadaan sekarang, dan saat ini yang harus ia lakukan hanya mendengar apa yang Om Dika ucapkan nanti tanpa harus menyelanya.
" Kamu pasti selalu bertanya-tanya kan, kenapa Om tidak memiliki istri dan malah memiliki satu putri yang kamu sendiri tahu bahwa anak saya adalah anak yang saya adopsi. Kamu juga pasti bertanya-tanya kenapa saya tidak pernah membawa seorang gadis ke rumah, untuk di kenalkan sebagai seorang yang spesial. Dan kamu pasti bingung kenapa saya betah sampai tidak menikah selama ini "
Delia hanya mengangguk, akhirinya apa yang ia tanya kan sejak awal bisa terjawab juga hari ini.
" Biar bagaimanapun kita adalah keluarga, dan aku ingin bersikap terbuka padamu. Dan mungkin pengakuanku ini akan membuat mu sedikit merasa aman. Sebab hubungan kita hanya sekedar kerabat tidak terikat oleh hubungan darah "
Dika menarik nafasnya sedalam mungkin yang rasanya sulit menyalurkan udara masuk ke paru-paru nya .
" Aku adalah pria yang tidak tertarik pada wanita manapun, maka dari itu aku tidak ingin memiliki seorang istri "
Delia membulat kan matanya bahkan mulut nya sedikit terbuka. Tentu pengakuan Om Dika saat ini adalah hal yang sulit ia mengerti oleh pikiran nya. Bagaimanapun ia tak pernah berpikir sedikit pun jika Om Dika memilih kelainan dalam menyukai lawan jenis. Yang ada di benaknya selama ini adalah bahwa Om Dika melajang sebab mungkin ia pernah trauma dengan wanita di masa lalunya.
Tapi yang ia dengar kali ini benar-benar membuatnya syok dan berhasil membuatnya jantungan.
" Apa ,,, jadi maksud Om ?
" Iya Delia,, Om tidak menyukai wanita, dalam arti Om adalah penyuka sesama jenis "
Demi apapun saat ini untuk pertama kalinya Dika malu pada dirinya sendiri, sebab mengaku telah memiliki kelainan kepribadian. Dan untuk pertama kalinya juga, ia malu terhadap seseorang, biasanya ia tak akan perduli dengan pandangan orang lain tentangnya.
tapi sekarang ia mendadak takut, takut jika nanti Delia tak nyaman dan memilih untuk tidak tinggal di rumah ini lagi.
" Jujur aku tidak percaya Om " kata Delia ragu
" Percaya atau tidak, itulah kenyataannya Delia, Om tidak normal " Dika menjelaskan kelainan nya sekali lagi.
Mata Delia sudah berkaca, entah mengapa ia menjadi sangat sedih mengetahui kenyataan ini.
" Jadi selama ini Om hanya menjalin hubungan dengan pria ? " tanya Delia
Dika menggeleng cepat
" Oh tidak Delia , untuk yang satu itu seumur hidup Om tidak pernah melakukan nya. Meski terkadang Om banyak tertarik dengan pria yang Om temui di luar, tapi Om selalu menjaga batasan. Sebab bagaimanapun Om tidak akan melanggar norma dan ajaran agama kita "
Dika berkata jujur, selama ini ia memang sangat menjaga kemurnian dirinya.
" Jadi selama ini Om menahannya ? "
" Yah, Om tidak akan melakukan hal bodoh yang nanti akan merugikan Om sendiri "
Untuk yang satu ini, Delia merasa begitu legah, meski sekarang ia tahu yang sebenarnya, bagaimana kondisi Om Dika, setidaknya ada satu hal yang membuat kekaguman nya kepada pria dewasa itu tidak berkurang. Yaitu pendirian Om Dika yang kuat.
" Jadi Delia, apakah setelah kamu mengetahui hal ini, kamu jadi benci atau mungkin ingin meninggalkan rumah ini ? "
Dika sebenarnya tidak ingin mempertanyakan ini. Tapi ia harus tahu apa yang di pikirkan gadis itu sekarang.
Delia tersenyum begitu lembut
" Kenapa Om bertanya seperti itu? "
" Sebab Om takut kamu jadi tidak nyaman " kata Dika. Ia terlihat begitu sedih
" Apapun kondisi Om Dika, aku tidak akan meninggalkan Om Dika ataupun rumah ini. Om Dika adalah orang tua pengganti Ayah dan Ibuku, Di saat aku terpuruk dan benar-benar sendirian, Om Dika membawaku kesini, bertemu Bunda dan bertemu Misha. Om memberikan ku keluarga baru. Bagaimana bisa aku meninggalkan Om Dika yang sudah sebaik ini padaku ? "
Dika begitu legah mendengar jawaban Delia. Yanto benar, Delia adalah gadis yang say baik dan penyayang.
" Delia, boleh Om memelukmu ? "
Untuk sesaat Delia terpaku. ini pertama kalinya Om Dika meminta memeluk nya selama ia tinggal berbulan-bulan bersama.
" Tentu saja boleh "
Dika merentangkan tangannya dan Delia masuk kedalam pelukannya. Sangat nyaman dan entah mengapa Delia tak ingin beranjak dari sana.
" Terimakasih sebab sudah menerima keadaan Om Delia " gumam Dika
" Terimakasih juga Karena Om sudah mau percaya pada Delia. "
Jika Dika merasa nyaman dengan pelukan ini namun ia masih bias saja. Berbeda dengan Delia, selain merasa nyaman, gadis itu juga merasakan jantungnya berdegup kencang dari biasanya.
_
Silahkan dukung karya ini lewat komen dan like kalian gaesss....😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
my name
semoga aja seiring berjalanya waktu dika bisa jatuh cinta pada wanita
2024-01-11
0