Pertemuan

Tiga hari setelah kematian Tio dan Lina. Selama itu pula Dika tetap berada kota B. Namun, Dika juga tak pernah sekalipun bertemu dengan Delia.

Gadis itu memang sudah mengikhlaskan segalanya, tapi ia belum bisa mengikis kerapuhan yang sejak beberapa hari ini menghimpit hatinya.

Yang Delia rasa, ia hanya butuh sendiri dan untuk saat saat ini, ia tak ingin bertemu dengan siapapun.

Delia bukan tak tahu, soal Dika yang tiap hari datang berkunjung ke rumah Tante Nani. Bahkan ia sering mendengar obrolan antara Om Rian dan Dika secara samar-samar. Yah, meskipun Delia begitu penasaran dengan sosok Om Dik yang sangat di banggakan oleh Almarhum Ayahnya.

" Sayang,, kamu belum siap bertemu Om Dika ? " Suara Tante Nani menghentikan lamunan Delia.

" Hari ini, Om kamu itu kesini lagi, dia memberitahu kan pada Om Rian, jika ia akan pulang ke kotanya besok " sambung Tante Nani lagi

Tante Nani tersenyum lembut, wanita yang memiliki tiga anak itu membelai sayang rambut anak gadis yang sudah ia sayang sejak pertama bertemu.

" Om Dika tidak akan memaksa kamu untuk ikut dengannya sekarang kok,, kamu bisa berpikir lagi, bahkan menolak jika kamu keberatan untuk tinggal bersama Om Dika mu itu "

Delia menatap manik mata Tante Nani. Sebenarnya bukan ia tak mau, tapi Delia bahkan baru mengenal nya sekarang. Meski ia adalah keponakan dari pria yang bernama Om Dika itu, entah mengapa ia merasa sangat jauh dengan kerabat sang Ayah itu.

" Tante, bagaimana rupa Om Dika itu..... Maksud Delia, apakah Om Dika terlihat seperti orang galak ? " pertanyaan Delia yang tampak ragu-ragu itu sontak mengundang tawa Tante Nani.

" Sayang,,,, kamu takut jika Om kamu itu galak ?, makanya sampai sekarang kamu menolak untuk bertemu dengannya ? "

Delia mengangguk ragu.

" Emmm, sejauh yang Tante lihat sih Om Dika kamu itu tidak galak, bahkan dia ramah dan murah senyum " kata Tante Nani jujur. Bukan untuk menenangkan Delia melainkan ia berkata yang sebenarnya

." Benarkah ? Apa dia seperti Ayahku atau Om Rian ? " tanya Delia lagi

Tante Nani nampak berpikir. Jelas antara Dika dan suaminya ataupun Ayah Delia di lihat dari bentuk fisik dan parasnya jelas berbeda. Bahkan orang-orang akan menganggap Dika adalah pria bujang jika Dia tak mengaku seorang Duda dan memiliki satu anak. Yah, saat Dika datang, ia memperkenalkan diri sebagai pria yang pernah berkeluarga.

" Kamu akan tahu jika kamu bertemu dengannya sayang, yang pasti nya kamu tidak akan menyangka jika itu adalah Om Dika kamu " jelas Tante Nani

Tak lama Om Rian datang, ia memberitahu kan kepada Tante Nani dan Delia bahwa Dika ingin pamit, pria itu akan kembali ke penginapan untuk berkemas.

" Delia sayang, apakah kamu siap bertemu dengan Om kamu sebentar saja, yah paling tidak kamu mengenalnya dulu, masalah kamu suka atau tidak, semua keputusan ada di tangan kamu, Om dan Tante hanya bisa mendukung setiap keputusan kamu nanti nya " ujar Om Rian bijak

Delia mengangguk, seperti nya kali ini memang ia harus bertemu Om Dika untuk pertama kalinya. Paling tidak ia akan memulai dengan mengenal wajahnya dulu.

" Baiklah, kalau begitu ayo kita turun, kita temui Om Dika di bawah "

Om Rian dan Tante Nani menuntun Delia untuk bertemu dengan Om Dika,

Jujur saja, Delia merasa sangat berdebar-debar saat ini. Seperti ada rasa yang sulit ia jelaskan. Bukan karena takut, Delia mungkin takut mengecewakan Adik sepupu jauh Ayahnya yang sudah di anggap seperti sodara kandung.

Sementara Dika sedang di buat gelisah. Ia berharap kali ini gadis itu mau menemuinya. Paling tidak ia bisa mengenal anak dari Abang sepupunya itu. soal Anak itu mau ikut bersama nya nanti biar jadi urusan belakang. Dan lagi, Dika juga ingin sekali bicara dengan anak gadis itu.

" Pak Dika "

mendengar namanya di sebut oleh Rian, Dika langsung berdiri, di belakang Rian ada seorang gadis yang sedang bersembunyi di balik punggung Rian.

Dika tersenyum melihat itu. Sepertinya anak itu cukup pemalu, atau mungkin anak itu masih canggung di awal pertemuan mereka ? Pikir Dika .

" Delia " Dika menyebut nama anak gadis itu , saat Rian sudah menggeser posisinya. Sayang nya Anak gadis itu masih menunduk enggak menatap Dika.

" Sayang,, nggak usah takut yah " Tante Nani berbisik di telinga Delia.

Dika tersenyum melihat kelakuan Delia.

Perlahan, Delia mengangkat kepalanya, dan memberanikan diri untuk menatap pria dewasa yang menyebut namanya beberapa menit lalu.

Hal yang pertama Delia tangkap saat menatap mata Om Dika, adalah wajah itu begitu hangat dengan senyum yang menawan.

" Om Dika " Delia nyaris tak mengeluarkan suara

Apa benar Dia Om Dika ? Kenapa berbeda sekali dengan yang ku bayang kan ?

" Hai , Delia,, kenalin aku Om Dika, Adik dari Ayah mu "

Dika memberanikan diri untuk maju dan mengulurkan tangan untuk berkenalan dengan Delia.

Delia ragu, bahkan lama menatap tangan Dika yang beberapa detik menggantung di udara.

Namun karena sikutan dari Tante Nani, Delia pun membalas uluran tangan Dika

" Delia Om " lirihnya

" Wah, seperti nya keponakan Om sangat pemalu " Dika mencoba memulai mengakrabkan diri

Delia hanya tersenyum, karena jujur ia tak tahu harus berkata apapun saat ini.

" Sepertinya Delia dan Om Dika harus bicara berdua " Tante Nani mengerti, dua orang yang baru pertama kali bertemu ini harus di berikan ruang untuk bicara

" Baiklah, Delia, ajak Om Dika mu ke taman belakang "

Delia menurut, setelah pasangan suami istri itu meninggal kan mereka berdua. Delia lalu mengajak Dika ke taman belakang.

Dan di sini lah mereka, duduk berdampingan di kursi kayu. Untuk beberapa menit mereka saling diam, saling sibuk dengan pikiran masing-masing.

Delia sendiri merasa sangat gugup berdua dengan pria dewasa ini.

Sementara Dika juga bingung harus memulai obrolan dari mana. Mengingat ia tak pernah sekalipun berinteraksi dengan gadis manapun, selain dia sahabat nya di masa kuliah dulu

" Delia "

" Om Dika "

Akhirnya mereka berdua sama memulai untuk memecah keheningan.

Dika tersenyum hangat. Ia mengizinkan Delia untuk mengutarakan isi kepalanya lebih dulu.

." Emmm,, maaf kan aku Om, Delia tahu jika Ayah sudah menitipkan Delia pada Om Dika, tapi untuk sekarang Delia masih butuh waktu, biar bagaimana pun ini untuk pertama kalinya Delia bertemu dengan Om Dika " ucap Delia ragu-ragu

" Tidak apa-apa Delia, Om juga tidak akan memaksa kamu kok,, kamu bisa berpikir sebanyak yang kamu mau... Tapi, wasiat Ayah kamu tetap harus di jalan kan " kata Dika,

Ucapan lembut seorang Dika sejujurnya mampu menghangatkan hati Delia sesaat. Apa lagi senyum Dika yang tak pernah luntur dari wajahnya, membuat Delia susah untuk berpaling.

" Dan sebenarnya ini bukan pertama kali kita bertemu " sambung Dika yang membuat Delia bingung

" Apa kita pernah bertemu sebelum nya Om ? Dimana ? " tanya Delia

" Kita pernah bertemu di kota kelahiran Om, tapi waktu itu umur mu masih tiga tahun, masih terlalu kecil untuk mengenali Om" jawab Dika

" Oh, pantas saja " Delia bergumam.

Akhirnya Delia dan Dika berbicara banyak hal. Pertemuan pertama ini mungkin bisa di bilang hal yang baik. Sebab Delia perlahan kehilangan kecanggungan dan sedikit demi sedikit sudah bisa merespon semua perkataan Dika.

Dika juga terbuka terhadap Delia. Ia menceritakan segala tentang nya, mulai dari ia memiliki seorang Putri yang berusia 5 tahun, dan seorang Ibu yang juga tinggal bersamanya.

Tapi yang Delia bingung adalah, Om Dika tek pernah menyebut wanita lain, maksudnya Ibu dari putri nya ? Namun rasa penasaran itu Delia telan, mungkin nanti ia akan tahu lebih banyak tentang Om Dika ini

" Om Dika, jadi pulang besok ? " tanya Delia

" Jadi, kenapa ? kamu sudah mau ikut ?" jawab Dika, ia bertanya seperti menggoda dengan menggoyangkan kedua alisnya.

Sementara Delia yang di tatap seperti itu mendadak gugup lebih tepatnya grogi. Bisa bisanya Om Dika menampakkan wajah se menggemaskan itu. menurut nya, gadis atau wanita manapun pasti akan terhipnotis dengan mimik muka Om Dika yang seperti itu. Apa lagi memang pada kenyataannya Om Dika ini memang sangat tampan rupawan. Tidak seperti Om Om kebanyakan deh, pikir nya .

Delia,,, dia Om kamu loh.....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!