Kehilangan

Dika terlihat panik saat baru saja menerima telfon dari seseorang. Ia bahkan lupa jika hari ini ia ada janji temu penting dengan para pekerja di perkebunan Teh. Dika juga tak sempat menyentuh sarapan paginya.

Bunda yang sedang menikmati sarapan saat itu juga mendadak panik, sebab Dika terlihat seperti orang kesurupan.

" Kenapa Dika? itu telfon dari siapa ? " tanya Bunda

" Ayah Kenapa ? " Misha juga ikut bertanya

" Bun,, Bang Tio Bun " kata Dika panik

" Tio kenapa ? " Bunda mulai terlihat panik.

Tio merupakan anak dari sepupu jauh sang Bunda, Sama seperti Dika, Bunda juga sangat menyayangi Tio, bahkan Tio dan Dika sempat tinggal bersama di saat Tio berusia 10 tahun dan Dika berusia 5 tahun. Dan akhirnya Tio dan Dika harus terpisah karena orang tua Tio menjalankan bisnis kuliner di kota yang berbeda.

Berbeda dengan Dika, Tio bahkan memutuskan untuk menikah di usia yang masih muda. Sehingga ia memiliki seorang anak gadis yg kini sudah beranjak dewasa.

Namun, meski saling berjauhan, Tio dan Dika masih berhubungan lewat Maya, bahkan mereka sesekali saling mengunjungi jika ada kesempatan.

" Tio kecelakaan Bun,, Dan sudah tiga hari Tio dan istrinya di rawat di rumah sakit, Dan aku baru dapat kabar sekarang " Dika berucap dengan panik, bahkan nyaris berteriak jika tidak mengingat ada Misha di antara mereka.

" Apa,, Ti . Tio kecelakaan " Bunda nampak shock

" Bunda,, tenang yah,, semoga semua nya baik baik saja,, Dika akan berangkat ke kota B sekarang "

" Bunda mau ikut Dik "

" Nggak Bund,, Bunda nggak boleh ikut,, Dika janji akan mengabari Bunda secepatnya oke,, Dan yah... Dika titip Misha yah Bund "

Bunda pasrah, ia harus menuruti apa kata putra semata wayangnya.

" Ayah mau kemana ? " Misha, gadis 5 tahun itu bertanya

" Misha,,, Ayah ada perlu mendadak, Misha sama Eyang dulu yah " kata Dika memberi pengertian. Dan Misha mengangguk, anak ini tipikal anak yang penurut dan tidak suka menuntut, maka dari itu Dika dan Bunda sangat menyayangi nya.

Dika berangkat setelah pamit, tentunya setelah saling memberikan kecupan hangat untuk Bunda dan gadis kecilnya.

**

Delia terbangun setelah mengalami pingsan. Yah, saat genggaman tangan sang Ayah terlepas subuh tadi. Delia ketakutan dan langsung tak sadarkan diri. Seperti nya ia tak siap kehilangan sosok Ayah ataupun Ibunya.

" Ayah,,, "

" Delia,, kamu bangun Nak "

" Tante, kenapa Delia bisa ada di sini ? Delia mau ke rumah sakit "

Saat Delia ingin beranjak dari tempat tidur, ia di tahan oleh seorang wanita dewasa, yang ia sebut dengan Tante.

Namanya Tante Nani, dia adalah tetangga Delia dan sudah Delia anggap sebagai keluarga. Tante Nani dan keluarga adalah orang baik. Mereka lah yang selalu ada di saat Delia terpuruk.

" Tapi, Tante Ayah di rumah sakit sendirian, Ibu juga pasti belum sadar " Delia kembali menangis, membuat semua yang melihat ikut merasakan perih .

" Delia sayang,,, kamu sekarang sedang lemah. kembalikan kekuatan kamu dulu yah, baru kamu ke rumah sakit " Ucap Tante Nani lembut

" Tapi Tante - "

" Jangan khawatir sayang, Om Rian ada di sana untuk menjaga Ayah dan Ibu kamu "

Setalah di bujuk beberapa lama, akhirnya Delia mau menurut dan ia memilih untuk beristirahat sejenak. Sebenarnya Tante Nani menawarkan makanan, tapi Delia tidak berselera. Tepat saat berita kecelakaan orang tuanya tiga hari yang lalu, Delia mendadak tak memiliki selera makan. Bahkan selama beberapa hari ia hanya mengganjal perutnya dengan air putih dan sepotong roti.

Karena itu, Delia nampak lebih kurus dan tak terawat, padahal Delia memiliki tubuh yang ideal dan berisi. Namun, duka ini membuatnya kehilangan nafsu makan dan berat badan..

Di tempat lain. Dika sedang berada didalam ruangan ICU dengan seorang dokter dan dua orang perawat. Dika menatap tubuh yang di balut selimut dengan banyak nya alat-alat medis yang menempel di seluruh tubuhnya. Wanita itu sama sekali tidak sadarkan diri sejak tiga hari ini.

Dika sadar, bahwa tidak ada harapan lagi bagi Lina untuk hidup. Istri dari kerabatnya itu hanya memerlukan sebuah keajaiban dari yang Maha Kuasa. Kecelakaan yang menimpa pasangan suami istri itu sangatlah berat, sebab keadaan dari keduanya sangat mengenaskan hingga sekarang salah satunya masih dalam keadaan kritis.

Dika bertolak pada sisi ranjang yang lain. Pria yang mengalami kecelakaan yang sama ini, terbilang masih lebih baik, sebab pria ini masih bisa melihat serta berbicara meski begitu sulit mengungkapkan kata-kata.

" Tio,, sadarlah... putri mu membutuhkan mu " ucap Dika lirih.

Dika tahu, Tio dan Lina mempunyai anak perempuan. Dan seingatnya anak itu mungkin sudah 17 tahun. Dika hanya sempat bertemu sekali dengan anak Tio, itupun saat anak perempuan itu berumur 3 tahun. Dan mungkin sekarang Dika tidak tahu bagaimana kabar dan paras dari anak itu.

Sejauh yang Dika ketahui, putri dari Tio dan Lina saat ini sedang berada di rumah tetangga nya. sebab subuh tadi, anak itu sempat pingsan. Mungkin anak itu kelelahan. pikir Dika.

Tio merespon ketika ada sesuatu yang begitu hangat yang menyentuh tangannya. Perlahan ia membuka mata. Dan samar-samar ia melihat wajah tampan yang tersenyum tapi penuh kekhawatiran terhadapnya.

" Dik .... "

" Sttt,,, udah nggak usah Ngomong Bang " Dika tak memberikan kesempatan untuk Tio berbicara.

Tapi, dari cara Tio menggenggam tangannya. Sepertinya Tio ingin mberitahukan sesuatu pada Dika. Sesuatu yang penting.

" Ada apa Bang? Abang nggak usah banyak gerak atau banyak mikir, Abang pasti akan baik-baik saja "

ujar Dika

" Dik, ka..... Abang mau minta satu hal sama kamu " ucap Tio dengan sangat susah payah

" Minta apa Bang Ti ? Insyaallah Dika akan usahain segalanya " kata Dika, sebenarnya dia sudah ingin menangis, tapi ia tahan sebab ia harus kuat di hadapan kerabat nya ini.

" A,,, Abang mohon..... " Tio menarik nafas, rasanya sangat berat untuk melanjutkan ucapannya.

" Mungkin..... Abang nggak akan lama lagi,,,,,.......... Abang mau serahin Delia sama kamu Dik,, tolong jaga dia baik-baik " sambung Tio dengan sesak nafas yang tak beraturan.

" Bang,, udah.. Abang nggak usah Khawatir, ada atau tidak ada Abang, Delia akan baik- baik saja, jadi Abang harus kuat yah,, biar Abang bisa jaga Delia " Dika memberi semangat

" Ti,,,, tidak Dik....Berjanjilah Dika " Susah payah Tio menggerakkan tangan kiri nya agar ia bisa menggenggam kedua tangan Dika.

Dika meraih tangan rapuh itu. Bahkan saat ini mata Dika sudah berkaca-kaca.

" Berjanjilah, kamu akan menjaga dan merawat Delia sampai dia bertemu dengan jodohnya. Berjanjilah kamu akan menyayangi Delia seperti kamu menyayangi Misha, Berjanjilah Dika " ujar Tio penuh harap

" Aku Berjanji Bang,,, aku akan selalu menyayangi Delia seperti anak aku sendiri, Tapi Abang juga harus janji, Abang harus kuat melewati ini semua "

akhirnya pecah sudah pertahanan Dika, air mata yang susah mati ia tahan, akhirnya jatuh mengalir deras. Sisi lembutnya tak mampu melihat kerabatnya tersiksa.

" Alhamdulillah, sekarang Abang dan Kakak ipar mu sudah bisa pergi dengan tenang "

tit. ... tit. ... tit ...... tit .....

" Abang .... Bang Tio " Dika panik, dan bersamaan dengan itu, Ada seseorang yang tiba-tiba jatuh.

Ia tak mampu mendengar bunyi peringatan alat medis yang begitu menakutkan.

" Ayah...... "

Belum sempat Dika melihat si pemilik suara, seseorang itu sudah kembali pingsan dan sudah di bopong oleh petugas rumah sakit

_

Terpopuler

Comments

my name

my name

aku kira bunyi tiiiit yg awal tio udah meninggal kok tiba2 hidup lg dan ngasih wejangan sama dika 🤭

2024-01-09

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!