Teman

Hari pertama memasuki dan beradaptasi dengan sekolah di tambah lingkungan baru, bukanlah hal yang sulit bagi Delia. Ia pandai bergaul dan mencari teman, sikapnya yang ramah membuat nya bisa di terima di mana saja.

Termasuk sekarang, ia sudah di sambut baik dengan teman-teman sekelasnya. Bahkan satu kelas saling bergantian bersalaman dan berkenalan dengan Delia.

" Hai, namaku Dewa Anggara, panggilannya sayang " Ini sekertaris di kelas. Sontak pernyataan Dewa itu mendapat sorakan dari semua temannya.

Deliapun ikut tersenyum, dan menerima uluran tangan dari Dewa, dan juga menyebutkan namanya.

" Heleh, ke PD'an banget,, keliatan banget kalau kamu haus kasih sayang " Nah, ini Dewi, teman baru yang juga satu meja dengan Delia.

" Ish, sirik aja ini Nenek nenek " Dewa mengomel

" Del, kamu jangan heran yah, dua makhluk ini memang sering berantem " Ini komentar dari Dinda yang duduk tepat di belakang kursi Delia.

" Berantem-berantem Eh nggak tau nya jodoh " yg ini ucapan Devi, gadis berkacamata yang duduk di samping Dinda.

Dan sontak ucapan Devi membuat Dewa dan Dewi saling melempar tatapan jijik, seolah tak ingin hal itu terjadi.

" Ih, amit amit dah, jangan sampai itu terjadi " kata Dewi, sambil mengetuk meja lalu berpindah ke kepala

" Eh, kamu pikir aku sudi berjodoh dengan mu ? " ujar Dewa sewot

"Makin kalian sering berantem, malaikat makin ingin menjodohkan kalian " Dewa dan Dewi sama-sama menyalangkan tatapan horor ke arah Dinda.

" Heheh, bercanda Dew, "

Semua yang ada di sana tertawa, termasuk Delia yang sangat terhibur dengan candaan teman-teman barunya. mumpung jam istirahat jadi mereka meluangkan waktu untuk bercanda-canda.

" Eh, Del, tadi aku liat kamu di antar sama cowok, itu siapa? Abang mu kah ? " Dewi bertanya, sebab ia tadi sempat terlambat dan melihat Delia dan Dika masuk ke ruangan kepala sekolah

" Bukan, Dia Om aku... " kata Delia

" Hah, Om kamu ? " Dewi memastikan, dan Delia mengangguk mantap

" Demi apa Del, Om kamu tuh keren banget, aku tuh kayak liat Abang-abang Thailand tau nggak " Dewi dengan tatapan berbinar nya.

Dinda dan Devi memutar bola matanya malas, sebab mereka sudah berteman dari SMP dan ini lah tabiat buruk si Dewi, yang tak bisa jika melihat makhluk ganteng.

" Nah, mulai deh kumat " kata Devi

" Del, satu lagi yang harus kamu tahu, besok-besok dan seterusnya, kamu harap maklum aja, kalau ni anak kegenitan kayak ulat bulu. Dia nih nggak bisa liat yang ganteng-ganteng dikit " Dinda menjelaskan

Delia hanya tersenyum, dan mengatakan jika dia bisa memaklumi nya. Toh, usia anak remaja seperti mereka memang sedang dalam masa pubertas, dan akan tersanjung jika melihat hal-hal yang indah.

" Del, kapan-kapan kita boleh yah main ke rumah kamu " kata Dewi

" Hem, ada maunya tuh " Dinda berkomentar

" Boleh kok " kata Delia, dan sukses membuat Dewi tepuk tangan

" Hati-hati aja sih Del, pokoknya jangain dah tuh Om kamu, jangan sampai di deketin sama ni ulat bulu " kata Devi

" Dih, Devi nih sirik aja sama aku "

Delia tertawa, sebab teman barunya sangat menyenangkan. Sehingga di hari pertama ia tak merasa canggung sedikit pun.

" Eh, Del aku masukin kamu di grup Wa kita bertiga yah " kata Devi

" Boleh deh " kata Delia

" Sekalian ganti nama grup nya aja Dev " kata Dewi

" Kenapa harus ganti nama ? " tanya Dinda

"karena kebetulan, Delia huruf depan nya juga D sama kayak kita bertiga, jadi bukan lagi three D tapi four D " jawab Dewi

" Oh, iya bener juga tuh " Devi membenarkan

Delia sendiri baru menyadari bahwa ia dan ke tiga teman barunya memiliki nama yang huruf depannya sama. Dan ia merasa mungkin ia akan lebih dekat dengan Dewi Devi dan Dinda ketimbang dengan teman barunya nya lain. Sungguh hal yang sangat kebetulan.

*

Malam hari, selepas makan malam. Delia sibuk mengerjakan tugas-tugas sekolah. Tidak terlalu banyak, sebab ia masuk di saat sekolah mulai aktif belajar, jadi ia tak perlu mengejar ketinggalan pelajaran.

Delia merasa tenggorokannya kering, ia melihat teko yang ia siapkan untuk di kamarnya telah habis. Ia pun keluar untuk mengisi ulang teko itu.

Di dapur, ia melihat Dika yang juga sedang meminum air dingin di depan kulkas, Dika yang hanya mengenakan kaos tanpa lengan dan celana pendek itu terlihat sangat berbeda di mata Delia.

Jika setiap harinya ia melihat penampilan Dika yang sering tertutup kemeja baju kaos atau jas. Kali ini Dika tampil dengan sangat berbeda, Delia bisa mengatakan pada dirinya bahwa ia melihat sosok Omnya seperti pria yang menarik di mata wanita.

Tiba-tiba Delia teringat perkataan Dewi, yang mengatakan jika Om Dika sangat keren. Dan itu ia benarkan sekarang.

" Astaga, apa yang aku pikir kan sih " Delia bergumam sendiri.

Dika yang merasa samar-samar mendengar suara seseorang langsung melihat ke arah Delia.

" Mau ambil air minum ? " tanya Dika

" Eh, i.. iya Om " nah, sejak kapan Delia merasa gugup

" Maaf yah, Om berpakaian seperti ini " kata Dika,

" Ngg...nggak apa-apa kok Om " Delia masih terbata

" Kamu kenapa? sakit ? "

Dika, mendekati Delia dan menempelkan punggung tangan nya di kepala Delia. Hal itu sontak membuat jantung Delia berpacu tak karuan.

" Kamu kenapa ? " tanya Dika, pria ini semaki. bingung melihat perubahan wajah Delia.

" A.. aku nggak apa-apa kok Om, aku cuma kehausan " Delia dengan buru-buru menuang air mineral ke dalam Teko, dan langsung pergi setelah air dalam tekonya penuh

" aku duluan ke kamar Om " Delia kabur, tanpa menunggu jawaban Dari Om Dik.

Dika merasa aneh, Delia tidak sedikit berbeda menurutnya.

" Ada apa dengan anak itu ? "

tak mau ambil pusing, ia juga melangkah dan kembali ke kamarnya .

Di sisi lain, Delia termenung di meja belajar. Ia merana jantung nya yang masih berdetak kencang. Ia tak pernah seperti ini. Lalu apa yang membuat seperti seolah lari maraton? Om Dika ? seperti nya tidak mungkin.

Ia kembali teringat dengan teman-teman barunya. Terutama Dewi.

Apakah mungkin ia baru menyadari jika Om Dika sekeren itu ?

Tidak, Bahkan saat pertama kali melihat Om Dika, ia sudah memiliki penilaian sendiri terhadap pria dewasa itu. Dan ia bisa memastikan bahwa ucapan Dewi memang benar, Om Dika memang tampan dan Keren. Tapi penilaian nya terhadap Dika tidak di disertai dengan detak jantung seperti sekarang ?

Delia bahkan berusaha menolak bahwa ia baik-baik saja. Mungkin jantungnya saat ini memang sedikit bermasalah.

" Yah, mungkin aku cuma sedikit kelelahan atau kurang tidur, sehingga jantungku berdetak seperti ini. Atau aku kurang minum air putih saja " Delia bergumam sambil menuang air mineral ke dalam gelas, dan langsung meminum nya hingga tandas.

Delia melirik ponsel nya yang sedari tadi bergetar di atas meja. Ia melihat banyak chat yang masuk. Namun ia lebih tertarik pada grup Wa yang baru ia huni hari ini.

Di dalam sana, Dewi Devi dan Dinda sedang mengobrol dengan ceria, bahkan saling mengirim stiker lucu yang membuat Delia ikut tertawa.

Hal itu pun membuat Delia juga mengirimkan stiker lucu dan langsung di balas oleh ketiga teman nya

**Dewi - Eh, Del gimana kabar kamu, terutama Om kamu 😁

Devi - Jangan di jawab Del

Dinda - pura-pura nggak baca aja Del

Delia -😀🤭 Om aku baik dan sehat kok Dew

Dewi - Syukur lah, jodoh aku baik-baik aja 😊

Devi-😤🤮🤮

Dinda - mendadak ngantuk 🥱

Dewi - Titip salam sama Om kamu yang Del 😆😁

Delia - Sipp Dewi...🤭**

Delia sedikit terhibur dengan obrolan teman-teman nya di grup wa. Bahkan Dewi masih membahas On Dika, dan Selalu mendapat ledekan dari Dinda dan Devi.

Delia hanya tersenyum, dan seketika teringat kembali pada Om Dika yang ia lihat sangat berbeda malam ini.

" Ish, aku kenapa sih ? "

_

.Mohon dukungan like& komentar nya yaaaa.....

Terpopuler

Comments

Azahra Rusdin Ode

Azahra Rusdin Ode

Lanjut thor👍

2023-05-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!