Di sebuah taman yang indah dan luas terdapat seorang remaja tengah berkeliling tanpa arah dia adalah Kim Ziyan yang sedari tadi bingung mencari jalan keluar.
Pemandangan yang luas ini hanya menyisakan dia sendiri disini ia sungguh takut, ingin keluar darisini ia tidak tau jalan mana yang harus di tempuh.
" Aku dimana ini.. Ibu ayah kalian dimanaaaa..... Apa kalian mendengar ku... Tolong aku... " Teriaknya namun yang hanya terdengar hanya auman dirinya sendiri yang menggema.
" Hiks.... Aku dimana... Tolong aku... Aku takut sendiri disini.... Hiks...hiks.... "
Sekarang dirinya tengah menangis menelengkupkan wajahnya di lututnya duduk sendirian ditempat luas ini.
" Tolong jangan tinggalkan aku sendiri... Hiks.. Aku takut.... Hiks..... " Dirinya masih dengan posisi yang sama.
Lama dirinya menangis hingga satu tangan menyentuh bahunya dengan lembut.
Merasa ada yang menyentuh nya ia pun menyudahi tangisnya dan diam mematung karena takut siapa yang memegang bahunya.
" Kenapa takut... Dasar penakut.... Kau ini laki-laki harusnya kau ini berani... Hmmm... "
Mendengar suara yang tidak asing, Ziyan membalikkan wajahnya dan betapa terkejutnya ia melihat siapa yang telah berada di depan nya, tak membuang waktu lagi Ziyan langsung memeluk Rian dengan erat seakan tak ingin melepasnya lagi.
" Hiks... K-kau.... Kau kembali.... R-rian... I-ini... Benarkah ini dirimuuu... " Tanya Ziyan seakan tak percaya dengan orang yang ada didepannya.
Yang ditanya hanya menyunggingkan senyum manisnya dan mengangguk menandakan iya.
" Riaaannn aku sangat merindukan muu... Hiks... Aku tidak punya lagi teman untuk bercerita... Hiks... Tolong kembali... Hiks. " Pintanya setelah melepas pelukannya.
Sebelum menjawab Rian merespon dengan senyum hangatnya. "tidak bisa aku tidak bisa kembali... Karena tempat kita sudah berbeda... Jika ada yang perlu kembali semangat mu lah yang harus kembali..... Jangan terlalu cepat menyerah.... "
" Tapi aku sudah tidak sanggup... Rasanya aku ingin menyerah... Terlalu rumit masalah ku... Aku pun sudah tak tahan menahan rindu yang tiada akhir ini.... Biarkan saja aku ikut dengan muuu.... " Lesunya.
" Ssstt.. Jangan putus asa.... Lihatlah perjalanan mu masih panjang... Masih ada orang yang lebih menderita dari muu.. " Nasehatnya sambil memegang pundak Ziyan menyalurkan semangat.
" Maksudmu... " Tanya Ziyan penasaran.
" Jalanlah kedepan disana kamu akan menemukan jawabannya. " Ucap Rian sambil menunjuk arah di depan Ziyan.
Ziyan pun ikut mengikuti arahan Rian yang menunjuk kedepan, lama ia memerhatikan iapun kembali menatap Rian.
Namun orang yang ingin ditatap menghilang seketika.
" Riaaannn kau dimana... Tolong kembali jangan menghilang lagi... Kenapa sesingkat ini kau bertemu dengan kuuu.... Hiks... " Teriaknya mengharap orang yang dipanggil datang kembali namun itu mustahil.
" Tidak tidak tidak aku tidak boleh menangis.... Aku harus kuat... Aku tidak boleh menyerah... Benar kata Rian... Aku harus menemukan jawaban yang dimaksud Rian tadi... " Semangatnya lalu kembali berjalan ke depan.
Lumayan lama ia berjalan, pandangannya seketika terhenti saat melihat seorang remaja tengah menangis meratapi hidupnya.
Ziyan pun mendekati remaja itu, setelah melihat lebih jelas jantungnya seakan berdetak kencang airmata nya luruh Seketika.
Ya remaja yang dihampiri Ziyan persis seperti dirinya siapa lagi kalau bukan kembarannya.
Tangan nya pun terangkat untuk menyentuh pundak yang dianggap saudara kembarnya dengan lembut.
Remaja yang menangis itu tak lain adalah Zafran, merasa ada yang menyentuhnya ia menoleh dan sama terkejutnya saat melihat orang yang sangat mirip dengannya.
" K-kau siapa.... " Tanya Zafran dengan mata membulat sempurna.
Bukannya menjawab Ziyan yang sudah tak tahan langsung memeluk adiknya dan menangis deras di bahunya.
" Hiks.... Hiks.... K-kau adikku.... Kau kembarankuuu.... Hiks.... "
Zafran yang bingung pun merasa bimbang karena ia tidak pernah tau kalau ia punya kembaran, lain dengan Ziyan yang sudah tau semuanya.
" Maksudmu..... " Tanya Zafran yang tidak mengerti sama sekali.
Ziyan melepas pelukannya dan menjelaskan semua yang ia ketahui.
" Kau kembaranku.... Perkenalkan aku Ziyan kakak kembarmu.... " Ucap Ziyan sambil mengulurkan tangannya untuk bersalaman dengan Zafran.
Zafran menjabat tangan itu walaupun ia belum mengerti sama sekali.
" Siapa nama mu hmm.... " Tanya Ziyan yang melihat Zafran diam saja.
" Z-zafraann... Kim Zafran... " Jawabnya gugup.
" Waahhh benar bukan marga kita juga sama.... Kita kembar.... " Ucap Ziyan senang.
" Tunggu tunggu.... Setauku aku tidak punya kembaran.. Aku cucu tunggal kakekku.... " Jawabnya yakin karena menurut penjelasan kakeknya padanya.
" Tidak mungkin.... Aku kembaran mu... Kita kembar lihat saja wajah kita sama.. Kita dipisahkan... Saat kita lahir.. " Lirihnya.
" Tapi kata kakekku....... "
" Mungkin kakekmu berbohong..... "
Zafran terdiam seketika memikirkan mana yang benar, jika dikatakan mereka kembar masuk akal juga karena wajahnya sama persis dan marga yang sama, hal seperti ini tidak mungkin hanya kebetulan.
Dan mungkin saja kakeknya telah berbohong padanya karena tidak perlu diherankan lagi kenapa Kim Jongsuk itu membohongi fakta toh Zafran juga mendengar sendiri kalau kakeknya itu tidak menyukai ibunya.
Dan dipisahkan..... Itu juga hal yang masuk akal mengingat perlakuan Pak Kim yang tidak manusiawi.
" Aku dengar.... Sejak kita lahir kita dipisahkan oleh kakekmu... Dia menculikmu ketika masih bayi....ibu dan ayah juga ikut menghilang saat itu..... Itulah yang kudengar dari kakekku disana .. Oh beliau juga kakekmu.. " Lirih Ziyan.
Zafran terdiam tak bisa berkata kata airmata ikut membanjiri pipinya sungguh sesak dadanya jika pernyataan itu benar.
" Bukankah ibu dan ayah sudah meninggal.. " Ucap Zafran disela sela tangis nya.
" Setauku mereka hanya menghilang bukan meninggal... "
" Hiks.... Tidak tidak mungkinnnn... Hiks.... Tidak mungkin... " Racaunya tak sanggup menerima fakta itu.
" Percayalah adikku.... Inilah jalan hidup kita....." Ucap Ziyan sambil membawa Zafran ke pelukannya.
Mereka menangis bersama apalagi Zafran yang tak sanggup menerima fakta ini dan kakeknya yang sangat biadap tega membohonginya.
" Apa kau bersama ibu dan ayah sekarang. " Tanya Zafran setelah lepas dari pelukan mereka.
Ziyan menggeleng lesu. " Aku tinggal bersama orang tua angkat ku bukan dengan orang tua kita. "
" Lalu dimana mereka. "
" Aku pun tidak tau. "
Zafran hanya menghela nafas lesu.
" Tapi kau bahagia kan bersama dengan orang tua angkatmu mereka tidak menyakiti mu kan. "
" Iya mereka sangat baik ditambah lagi kakek nenek kita disana." Jawab Ziyan.
" Lalu bagaimana dengan hidupmu disana. " Sekarang giliran Ziyan yang bertanya.
Zafran tak langsung menjawab ia hanya menghela nafas pelan. " Jika seandainya aku bisa memilih aku lebih memilih tinggal disini...." Lesunya.
Mendengar nada yang putus asa dari saudara kembarnya, Ziyan penasaran karena ia mengira hidup adiknya itu lebih bahagia darinya.
" Kenapa. " Tanya Ziyan heran.
Zafran hanya tersenyum sebelum menjawab.
Dan ketika hendak menjawab tiba tiba suara suara yang memanggil Ziyan menggema di tempat ini jadilah Zafran tidak sempat mengatakannya.
"Ziyaaaannn.... Bangun sayang... "
" Ziyannn kembalilah... "
" Ziyan kami merindukanmu.. "
" Ziyaaaannn. "
Suara suara itu menggema di tempat mereka.
" Kembalilah mereka mencarimu. " Suruh Zafran pada Ziyan.
" Tidak aku tidak akan kembali aku akan bersama mu disini. " Bantah Ziyan.
" Jangan seperti itu hanya karena aku kau melupakan mereka ada saatnya kita bersama... Kembalilah.. " Lirih Zafran.
" Aku akan disini sampai ada yang mencariku dan jika itu tidak ada maka tempatku sekarang adalah disini. " Lanjutnya.
" Tidak Zafran. " Bantah Ziyan lagi.
" Ssstt.. Katakan pada mereka kalau aku tidak baik baik saja. " Lirihnya sambil tersenyum.
" M-maksudmu..... " Tanya Ziyan heran.
Dan pelan pelan Zafran menghilang dari hadapan Ziyan.
Dan disaat bersamaan Ziyan terbangun dari tidurnya dengan nafas terengah engah, ucapnya pertama kali adalah nama Zafran.
Diruang rawat Ziyan.
Matanya terbuka tanpa isyarat nafas nya terengah engah dan pertama kali ia sebut adalah Zafran.
" Sayang kau sudah bangun ada apa nak.. " Tanya Raina panik yang melihat Ziyan terbangun dengan sendirinya.
" Hah.. Hah... Z-zafraann... "
" Zafran...?? Siapa dia nak. " Tanya Arman yang tidak pernah mendengar nama yang disebut anaknya.
Lagi lagi Ziyan terus menyebut nama Zafran menghiraukan orang orang yang telah mengkhawatirkannya.
" Cucuku tenanglah nakk.. Tenang.... Siapa itu Zafran... Tidak ada yang namanya Zafran disini... " Tenang Pak Bahar.
" Tenang lah... " Nenek Yana ikut menenangkan Ziyan juga.
" Apa kau bermimpi sayang.. " Tanya Raina.
Ziyan mengangguk dan menangis. " Zafran... D-dia tidak baik baik saja ibu.. Ayahh.. Kakek... Nenek... Hiks... "
" Iya nak tapi dia siapa. " Tanya Arman yang penasaran dengan sosok itu.
Ketika hendak menjawab tiba tiba matanya pun terasa berat dan akhirnya dia pingsan.
Semua yang ada disitu bertambah panik dan langsung memanggil dokter.
Dan setelah diperiksa dokter mengatakan Ziyan baik baik saja ia hanya belum punya tenaga sepenuhnya dan masih lemah.
Setelah mendengar itu mereka mengelus dada lega karena kondisi Ziyan tidak seburuk yang mereka pikirkan.
\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*
DI TEMPATNYA KIM ZAFRAN DI DALAM KAMARNYA.
Hari sudah siang namun remaja itu belum juga membuka matanya, setelah menyiapkan makanan dan membawa ke kamar Zafran, Sheliya berharap putranya akan sadar namun naas hal itu tidak terjadi.
Orang yang ditunggu tunggu kesadaran nya belum juga bergeming dari tidur panjangnya.
Sheliya duduk kembali di samping ranjang Zafran dan mengelus rambut anaknya itu.
" Kapan..... Kapan kau sadar sayang.... Ibu merindukan mu... Cepatlah... Ibu sudah menyiapkan makanan untuk mu... Kau belum makan sejak kau pingsan.... Ayo nak bangunlah... Tegakah kau membuat ibumu menangis..... Hiks.... Hiks... " Ucapnya sambil menciumi tangan anaknya berkali kali.
Sedangkan ditempat lain Zafran tengah berada di alam tadi menunggu orang yang mencarinya.
Dan hal yang ia tunggu pun membuahkan hasil, dengan mendengar suara yang sangat ia harapkan. Pelan pelan cahaya itu datang Zafran pun mendekatinya lalu tak lama kemudian..........
" Uhukk... Uuhh.. Uhhhukk... "
Mendengar suara batuk Zafran, Sheliya yang berada ditempat langsung terkejut ia bahagia bukan main karena penantiannya membuahkan hasil.
" Zz-zaafraann... K-kkkau sadar. " Ucapnya gemetar.
Mata bulat itu mengerjap pelan menetralkan cahaya yang masuk ke matanya.
" Sayang apa ada yang sakit... " Ucapnya khawatir dan tanpa sengaja kata pertama itu keluar.
" Euuhh... A-air... " Pinta Zafran masih menetralkan sakitnya.
" Kau haus ayo minum dulu. " Dengan segera Sheliya mengambil air yang sudah dahulu ia sediakan dan meminumkan pada Zafran dengan pelan pelan.
Setelah minum Zafran kembali terbaring dan tidak banyak bicara.
" Kau baik baik saja tuan hmmm... Masih ada yang sakit... " Tanya nya panik dan hanya dibalas gelengan lemah dari Zafran.
" Kau lapar.... " Tanya nya lagi dan mendapatkan respon yang sama.
Melihat Zafran yang hanya termenung Sheliya pun mengelus dahinya berkali kali.
" Apa yang kau pikirkan hmm. "
" Ak-aku d-dimana. " Tanyanya dengan suara yang hampir tidak terdengar.
Wajar zafran baru siuman dan pasti kesadaran nya belum penuh sempurna.
" Ini kamarmu.. "
Setelah mendengar itu Zafran kembali termenung.
" Jangan termenung seperti itu, katakan padaku jangan kau pikirkan sendiri.. Hmm." Ucap Sheliya lembut Hingga Zafran yang mendengar nya sangat senang ditambah lagi bibinya telah kembali mengasuh nya pikir Zafran.
Zafran tersenyum memandang Sheliya dengan harapan tak ingin kehilangan sosok yang lembut seperti ini lagi.
Namun Sheliya yang tak tahan airmata luruh seketika membasahi pipi mulusnya.
Melihat airmata itu Zafran dengan sigap walaupun gerakan tangannya lambat untuk menghapus air mata itu.
Merasa tangan putranya menyentuh kulitnya jangan tanya bagaimana suasana hati Sheliya sekarang.
" J-jangan menangis... K-kau menyakiti ku biii... Tolong aku t-tidak kuat melihat airmata ini.... " Ucapnya pelan sembari terus menghapus air mata itu.
Niat ingin berhenti namun tangisnya semakin deras hatinya sungguh tak tahan di saat saat seperti ini.
" Kau juga menyakiti ku sayang... Jika aku terus melihat kondisi mu seperti ini... Hiks.. " Batinnya.
Melihat bibinya tak berhenti menangis, dengan sekuat tenaga dan pelan Zafran bangun membawa bibinya itu ke dalam pelukannya.
" Tolong kembalilah padaku bi... Hiks.... K-kembalilahhh.. Aku merindukan perhatian mu... Hiks... Hiks.... Jangan abaikan aku lagii... Hiks... Aku tidak sangguuupp... Hiks..... Walaupun kakekku mengabaikan ku... Tapi setidaknya kau jangan ikut mengabaikan ku biii... Hiks.... Aku kesepian dirumah iniii.... Hiks... " Sekarang giliran Zafran yang menangis mengadu pada orang yang selalu diharapkan perhatiannya.
Mendengar itu Sheliya semakin hancur dadanya sesak mendengar pengaduan dari anaknya, ingin sekali........ Ahhh tapi itu tidak mungkin.
Sekarang ia hanya bisa menangis dan terus menguatkan hatinya untuk menghadapi masalah yang tidak pernah selesai ini.
Menyerah dan terus bertahan sepertinya akan sama saja, seandainya Sheliya tidak mendengar nasehat dari ayahnya dulu mungkin ia telah bunuh diri sekarang.
****** lari dari masalah itu bukan jalan keluar jangan pikir dengan mengambil keputusan bunuh diri akan memperselesaikan masalah mu. Ingat kau juga masih punya tanggung jawab dihari kebangkitan nanti, dan jalan bunuh diri itu hanya ada pada orang orang bodoh.
Apapun masalah mu tetapkanlah hatimu percayalah setelah ada gelap pasti akan ada terang, takdir Tuhan itu lebih baik dari apa yang kita rencanakan. Tuhan itu maha adil, dan hidup itu perlu banyak warna. Bayangkan jika kita selalu diberi kebahagiaan pasti lama kelamaan kebahagiaan itu bukanlah hal yang kita inginkan lagi, manusia itu mudah bosan. Dan orang yang banyak diberi cobaan orang itu adalah orang yang disayangi tuhan, artinya orang itu selalu diawasi. Jangan pikir orang yang tidak punya masalah hidup orang itu disayangi Tuhan melainkan orang itu sudah tak dipedulikan lagi dengan memberi semua kesenangannya padanya.
Dengan memberi cobaan pada manusia berarti Tuhan sangat menyayangi hambanya itu dan selalu ingin mendengarkan doanya.
Intinya jika masalah datang padamu teguhkan hatimu bersabarlah, berusahalah, dan berdoalah... Dan ketika takdir kebahagiaan mu itu akan datang Tuhan tidak akan pernah melesetkan waktu itu. Ingat nak jangan pernah mencaci Tuhan mu karena masalah hidupmu tapi memohonlah padanya agar kau dikuatkan hatimu.
Mungkin sekarang kau baik baik saja tapi tidak tau kedepannya hidupmu akan seperti apa. Maka dari itu apapun yang terjadi siapkanlah hatimu, itulah pesan ayah untuk putriku. ******
Nasehat itu selalu terngiang dikepalanya, kata kata yang terlalu berarti untuknya. Kata kata dari sosok ayah untuk putrinya.
Benar kata ayahnya waktu itu dan sekarang ia sedang mengalami nya.
Bahkan anak anaknya ikut mengalami kenyataan ini.
Setelah keluar dari rahim, anak anaknya langsung dihantam penderitaan, namun percayalah hal itu adalah rencana yang diukir sang Pencipta.
Jangan gegabah memberi komentar kalau belum tau akhirnya.
Dan jangan ganggu dulu momen ibu dan anak ini mumpung penghalang mereka belum pulang.
Ternyata sosok ceria seperti Sheliya bisa terdiam seketika karena masalah hidup yang tidak pernah tertebak.
Kini sosok pelawak itu sedang menangis, bahkan dulu ia jarang menangis tapi sekarang lihatlah menangis sudah menjadi makanannya.
Jangan mengira takdir orang menurut sifatnya karena takdir itu tidak akan pernah bisa ditebak.
Dan satu orang antagonis saja sudah cukup membuat hidupnya menderita.
Bahkan sosok yang sudah bersamanya tidak bisa ia gapai.
Sosok yang telah berada di dekat nya tidak bisa ia dekati.
*************
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments