Dinginnya angin malam menusuk kulit si pemilik pipi gembul itu hingga Raina yang berada di samping nya reflek menyelimuti Ziyan sampai leher.
Hujan di luar semakin deras sesekali petir menyambar dengan nada yang mengerikan hingga Ziyan ketakutan meminta perlindungan, dan dengan senang hati pasangan itu memberikan pelukan untuk menenangkan nya.
" Ibu, ayah, Ziyan takut suara itu. " Ucap Ziyan sambil menutup kedua telinga nya dengan tangan nya.
"Jangan takut sayang disini ada ibu dan ayah juga kamu aman disini. " Tutur Raina menenangkan sambil memeluk putranya itu.
" Tapi suara itu keras sekali, membuat aku kaget. " Ucap bocah itu masih di pelukan Raina
" Ziyan tau gak kenapa ada petir." Tanya Arman
" Tidak tau memangnya kenapa ayah. " Sahut Ziyan semangat menunggu jawaban dari Arman.
" Karna petir itu untuk memberi pelajaran pada iblis, Tuhan akan menghukum nya dengan petir, jadi Ziyan gak perlu takut karena Tuhan sedang menghukum makhluk membangkang itu, takut sewajarnya saja dan alangkah lebih baik lagi ketika sedang petir kita membacakan doa petir agar Tuhan menjauh kan mara bahaya itu dari kita. " Jelas Arman.
" Doanya gimana ayah, Ziyan mau baca supaya di jauhkan dari mara bahaya sekalian nanti Ziyan hafal dan ketika Ziyan sedang sendirian lalu ada petir jadi Ziyan bisa baca doa itu. " Tutur anak lugu itu dengan nada semangat nya membuat ketakutan nya luntur.
" Subhanalladhi yusabbihur ra'du bihamdihi walmalaikatu min khifatihi. " Ucap Arman.
" Waaaaww. " Seru Ziyan yang mana mulutnya sempurna membentuk O
" Mudah kan, hmmm gimana, bisa langsung terhafal kan " Tanya Arman pada Ziyan
" Pasti dooong. " Balas Ziyan semangat.
Raina yang melihat itu tersenyum gemas. " jawabnya insya Allah, sayang. " Ucap Raina pada Ziyan sambil mengelus kepala nya.
" Oiya lupa, INSYA ALLAH Ziyan bisa. " Balas Ziyan walaupun ucapannya kurang sempurna.
Mereka yang melihat itu tertawa dan bersama memeluk Ziyan hingga hujan deras dan petir saat itu tidak terasa bagi Ziyan karena telah mendapatkan kehangatan dari keluarga itu.
*****
Di kediaman Pak Kim Jongsuk
Disini juga sedang turun hujan deras dan petir tak kalah menakutkan, Pak Kim melanjutkan pekerjaan nya dirumah, para pelayan dirumah itu sedang istirahat karena telah menyelesaikan pekerjaan nya begitu juga dengan Sheliya ia sedang berada di kamar nya tapi hatinya tak tenang, ia terus mengingat putra nya yang sendirian di kamar pasti anak seumuran Zafran sangat takut pada suasana seperti sekarang, tapi ia juga tidak bisa menemani nya karena tuannya itu melarang Sheliya bersama Zafran ketika malam.
Di kamar Zafran
(Petir) ..............
" AAAA AAAAA, aku takuuuuuuttt kakek dimana, bibi tolong kesini temani aku. " Ucap bocah itu ketakutan sambil menutup telinga.
Tetapi petir itu tiada henti ditambah dengan hujan deras, bayangkan ketakutan seperti apa yang di alami Zafran yang di tinggal sendirian dikamar yang begitu luas
" Hiks.... Hiks.... Kalian dimanaaaa aku takut kakek kenapa kau begitu kejam meninggal kan ku sendirian kau juga jahat bi, kenapa menghianati janjimu, kau bilang kau akan selalu menemani ku hiks... Hiks... Tapi kenapa sekarang kau tidak datang pada saat aku membutuhkan mu hiks... Hiks.... Aku takut suara itu, kalian jahaat hiks..... Ibu ayah tolong aku. " Ucap Zafran menangis ketakutan.
Tiba tiba Zafran merasakan sakit di dadanya nafasnya tak beraturan, ia sendiri bingung kenapa bisa sesakit itu
" Aaahh sakiiitt ttoloong.... " Lirih Zafran
Tubuh nya sangat lemas dadanya semakin sakit, karena bingung ia pun pergi menemui kakeknya di ruang kerja, ia terpaksa melanggar perintah kakeknya itu yang mana ia tidak boleh menemui kakeknya saat bekerja, tapi sekarang untuk mengingat larangan itu tak mempan di banding rasa sakit pada Zafran ditambah lagi dengan ketakutan nya.
Tanpa pikir lagi Zafran langsung masuk menemui kakeknya yang langsung mendapat tatapan tajam dari Tuan Kim itu tapi sekarang Zafran tak peduli
" Mau apa kau kemari. " Gertak Pak Kim.
" Kakek tolong dadaku sakiiitt hiks..... " Ucap Zafran sambil memegang dadanya.
"Jangan ganggu aku. " Gertak Pak Kim lagi tak peduli walaupun ia tau kalau saat ini Zafran kambuh
" Kakek tolong dengar kan aku sekali ini saja kek, aku juga takut pada petir itu tolong temani aku hiks.... " Tutur Zafran mencoba meyakinkan Pak Kim.
" APA AKU PERNAH MENGAJARI MU TAKUT HMMM.. JANGAN JADI SEORANG PENAKUT DAN LEMAH AKU BENCI ORANG SEPERTI ITU KAU INI MEMANG MENYUSAHKAN SELAIN MENYEBALKAN KAU JUGA PENYAKITAN AKU MEMANG BODOH MENGAM..... " ucapan Pak Kim terhenti ia rasa kata kata nya tadi sangat menyakitkan dan ia hampir saja keceplosan.
Mendengar itu Zafran terdiam membisu ia akan sangat takut jika kemarahan kakeknya telah memuncak dan hatinya juga ikut sakit dan bingung disaat kakeknya tadi bilang bahwa dirinya penyakitan maksudnya apa tapi tangisan yang sedari tadi di bendung tak dapat ia tahan lagi, ia menangis terhentak hentak.
" Aarrgg kenapa kau ini selalu saja menangis haa, apa kau lupa kalau saya pernah bilang padamu, aku sangat benci melihat anak cengeng. " Ucap Pak Kim tanpa rasa kemanusiaan.
Zafran hanya menunduk ia terus meremas dadanya yang terasa sangat sakit dan ia pun tak dapat menahannya lebih lama.
" Aarrgg.. Aaahhh hah.. Hah.. " Lirih Zafran kesakitan ia meremas kuat dadanya dan menunduk ke lantai hingga posisinya seperti orang bersujud.
Melihat itu Pak Kim sadar kalau jantung Zafran kambuh tapi ia sangat benci kalau harus mengurus nya.
" Aarrgg kau tau kau ini sangat menyusahkan kenapa kau harus menjadi anak yang penyakitan padahal aku mengharapkan kamu menjadi anak yang sehat. " Ucap Pak Kim.
" Memang nya aku sakit apa kenapa kau menyebutku penyakitan padahal aku kan tidak selalu sakit, tapi sekarang hanya dadaku sakit. " Balas Zafran sambil menahan sakitnya.
" Itu karena kau terkena penyakit jantung dan itu adalah penyakit yang menyusahkan kau akan selalu sakit, hidupmu terus bergantung pada obat dan umurmu tidak akan bertahan lama. " Entah apa yang merasuki Pak Kim hingga ia dengan mudahnya mengeluarkan kata kata itu pada anak sekecil Zafran.
Mendengar itu Zafran sekali lagi terdiam dan sangat kaget, ternyata selama ini ia punya penyakit dan penyakit itu bisa meregang nyawa kapan saja dan apakah benar selama hidup ia akan bergantung pada benda pahit itu. Ia terdiam memikirkan itu semua, malam ini ia tau kenapa ia sebenarnya kenapa ia mengalami sakit didadanya, ia berbalik badan berjalan menuju pintu keluar sambil memegang dadanya yang semakin sakit Pak Kim yang melihat itu sedikit bingung melihat Zafran berubah seperti itu tapi ia tak ambil pusing lalu melanjutkan pekerjaannya.
Di luar ruangan Pak Kim, Zafran terus berjalan menuju tak tentu arah jiwanya seakan hilang disaat ia mendengar perkataan kakeknya tadi dadanya terus menyakiti dirinya.
Hujan deras dan petir tak ia pedulikan karna dadanya terlalu sesak sekarang.
Daan tiba tiba......
Brugh...!!
Zafran jatuh pingsan tepat di depan kamarnya sendiri anak itu tak kuat lagi menahan sakitnya dan tak lama kemudian datanglah Sheliya ke tempat itu, niatnya memang untuk memastikan Zafran baik baik saja tapi alangkah terkejutnya ia karena melihat orang yang di harap baik baik saja kini terlihat tidak baik.
Dengan cepat ia menggendong Zafran ke pangkuannya, ia tau kalau anaknya sekarang sedang tidak baik baik saja badannya panas, tapi diluar sedang hujan deras bagaimana ia harus membawa zafran ke dokter lalu ia pun menemui Pak Kim di ruang kerja nya sambil menggendong Zafran.
Sheliya langsung masuk ke dalam ruangan Pak Kim yang membuat si pemilik ruangan marah.
" Sejak kapan kau mulai kurang ajar, apa kau ingin mengakhiri hidup mu dengan masuk ke ruangan pribadiku tanpa izin. " Ucap Pak Kim dengan nada kesal.
" Maaf tuan tapi ini sangat penting Tuan, Tuan muda pingsan di depan kamarnya badannya sangat panas kita harus segera membawanya kerumah sakit Tuan." Tutur Sheliya dengan Zafran yang masih di gendongan nya.
" Hah anak itu memang menyusahkan, kenapa dia yang aku ambil waktu itu, sekarang aku juga kan yang susah mengurus nya yang penyakitan. " Ucap Pak Kim tanpa merasa bersalah.
Mendengar itu Sheliya mati matian menahan emosinya matanya berair hatinya sakit mendengar penghinaan yang di berikan mertuanya pada anaknya ingin sekali ia membunuh monster itu sekarang tapi ini belum waktu yang tepat dan tentu Sheliya akan kalah jauh dengan Pak Kim yang punya puluhan anak buah.
" Tapi Tuan kasihan kalau Tuan muda di biarkan begini. " Ucap Sheliya mencoba melembutkan nadanya.
" Aku tidak punya waktu untuk itu pekerjaan ku menumpuk lagi pula di luar pun sedang hujan kalau kau mau urusi saja dia. " Balas Pak Kim yang masih dengan laptop di hadapan nya.
" Benar benar bukan manusia, kenapa orang seperti dia masih ada di dunia ini dia bahkan tak peduli dengan cucunya sendiri, jika dia memang membenci ku aku terima tapi Zafran juga bagian darinya, dia adalah anak Kim Samuel anak semata wayang mu Kim Jongsuk Jon jae. " Batin Sheliya geram.
" Kenapa kau masih disini pergilah dari hadapan ku, aku tidak konsentrasi jika ada manusia disini. " Ucap Pak Kim membuyarkan lamunan sheliya.
" Mmaaf Tuan permisi. " Ucap Sheliya sambil pergi dari sana membawa Zafran yang pingsan di gendongannya.
Di luar ruangan Pak Kim, Sheliya sangat cemas dengan kondisi anaknya. Diluar sedang hujan deras dan pasti supir di rumah ini sudah pulang para pelayan pun pasti sedang istirahat .
Tapi jiwa seorang ibu tak kan jadi pengecut jika sudah menyangkut anaknya meski nyawa taruhannya akan ia lalui demi anaknya.
Dengan siap Sheliya menerobos hujan deras ia tak sempat membawa payung kedua tangannya menggendong Zafran dan menyembunyikan wajah anaknya dipelukannya agar tak kena hujan meski tubuh Zafran juga terkena hujan
Lalu apa kabar dengan Sheliya dirinya sempurna basah terkena hujan tapi ia tak peduli ia terus terfokus pada Zafran membawa nya ke rumah sakit.
Hingga di pertengahan jalan lewat lah taksi, Tuhan memang baik ia tak kan membiarkan hambanya kesusahan walau dalam saat apapun dan Sheliya kini membawa Zafran kerumah sakit dengan taksi walau dirinya dan Zafran sudah sempurna basah.
Terlihat bibir Zafran membiru dan badannya sangat panas ia sangat kedinginan, melihat itu Sheliya semakin cemas ia memeluk erat anaknya itu.
Kalau ada yang tanya kenapa gak mesen taxsi online, jawaban nya Sheliya sedang panik gak sempet mikir kesitu.
Dan kini sampai lah mereka di rumah sakit, dengan cepat Zafran di tangani oleh dokter dan Sheliya menunggu di depan ruang rawat Zafran, bibir nya tak henti memanjatkan doa untuk kesembuhan anak nya, airmata nya menjadi saksi betapa khawatir hatinya sekarang.
Lama ia menunggu akhirnya dokter pria tampan itu keluar setelah menangani anak imut itu langsung saja sheliya menerkam dengan pertanyaan yang bertubi tubi.
" Dokter bagaimana keadaan anak ku apakah dia baik baik saja dia tidak parah kan jantungnya baik baik saja kan dan demamnya apakah sudah turun. " Tanya Sheliya yang bertubi tubi membuat dokter itu sesak mendengar nya.
Memang para dokter harus menyiapkan mental jika keluarga yang ditangani adalah seorang ibu.
" Tenang bu tenang lah, memang tadi jantung anak ibu ada sedikit masalah, ia kambuh tapi akan baik baik saja ia hanya perlu minum obat jika sakit itu datang lagi saya akan memberikan stok obat jantung untuk dikonsumsi ketika ia kambuh tapi obat itu tak punya kemungkinan untuk menyembuhkan tapi hanya untuk meringankan rasa sakit saja dan untuk demam ia hanya demam efek sakit jantung nya dan pasti terkena hujan tadi karena ia basah tapi itu tak perlu di khawatir kan. " Terang dokter menenangkan Sheliya.
Ia terus menangis memikirkan nasib anaknya " apakah anak ku bisa sembuh dokter. " Tanya Sheliya walaupun ia sudah tau jawabannya.
" Maaf Bu tabahkan hatimu, penyakit jantung itu adalah penyakit mematikan kapanpun penyakit itu bisa membawa takdir buruk, orang yang punya penyakit itu hanya akan bergantung pada obat tenaga nya tak sepenuh tenaga yang orang lain miliki, ia akan sering merasa sakit di dadanya secara tiba tiba apalagi disaat ia tertekan dan jika untuk bertahan aku tidak bisa mengatakan kalau ia akan bertahan lama tapi kita tidak tau takdir Tuhan kedepannya bagaimana dan ini memang sudah takdir anakmu diciptakan dengan penyakit seperti itu, tetap tabahkan hatimu apapun yang terjadi nanti, kecuali ada donor jantung lain untuk anakmu. " Tutur dokter bernama Choi zan itu tulus turut merasa sedih atas apa yang menimpa anak imut itu.
Mendengar itu Sheliya lemas dadanya sesak mendengar kenyataan tentang anaknya air mata nya terus mengalir andai saja penyakit itu ada padanya bukan pada anak sekecil Zafran, ia tak tega melihat Zafran yang terus tersiksa dengan penyakit nya nantinya dan ia tak bisa sekuat orang lain dan pasti ia akan dapat perlakuan kasar dari kakeknya, tapi apa yang harus ia lakukan sekarang membawa kabur Zafran bukan ide yang bagus karena hampir seluruh kota dapat di jangkau oleh Pak Kim Jongsuk malah itu nantinya akan membuat masalah besar.
" Kalau begitu saya permisi dulu, kau boleh melihat anak mu. " Kata dokter itu lalu pergi meninggalkan Sheliya.
***********
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments