Di dalam ruangan serba putih itu terdapat seorang anak kecil sedang terbaring lemah di ranjang rumah sakit, yang di samping nya terdapat seorang wanita cantik imut sekilas mirip dengan bocah itu yang tengah duduk di kursi, sambil mengelus surai hitam lembut si pemilik yang sedang damai dalam tidur nya.
" Sayang bangunlah naak.....Kenapa kau betah sekali tidur disini, ibu kangen sama kamu. " Ucap Sheliya lembut tangannya tak lepas dari rambut Zafran.
" Kamu harus kuat sayang... Hiks... HIKS... Tolong bertahan lah sampai kita bisa bertemu dengan ayah dan kakakmu... Hiks...." Ucap Sheliya dengan air mata yang ikut serta membasahi pipinya.
Malam pun semakin gelap hingga Sheliya tertidur di kursi yang ia duduki.
Tangannya tak lepas dari rambut anaknya itu.
************
Keesokannya di rumah Arman.
Ziyan sudah bersiap untuk pergi ke sekolah ia pun turun kemeja makan untuk sarapan dan setelah sarapan ia di antar oleh Raina ke sekolah nya.
Sesampainya di depan gerbang sekolah,
wajah Ziyan terlihat sedih dan takut ketika ia sampai di sekolah nya tapi ia menutupi ketakutan nya agar Raina tak khawatir, setelah berpamitan ia pun langsung memasuki kelasnya.
Dan langsung saja ia mendapat berbagai penghinaan di kelas nya, bisa dikatakan kalau ia termasuk salah satu anak yang jadi korban bulli di sekolah nya karena ia dianggap miskin
" Hei lihat si anak miskin datang. " Seru salah satu anak tukang buli yang bernama Ezza.
" Waaah ternyata ia berani juga datang ke sekolah ini dengan penampilan murah seperti itu. " Sambung satu anak yang lain yang bernama Arif.
Mendengar semua cacian padanya, Ziyan malah diam saja ia tidak ingin menanggapi hal tidak penting itu.
Ia teringat akan nasehat ibunya.
Tidak banyak yang mau berteman dengan Ziyan di sekolah hanya satu yang mau berteman dengan nya itupun teman sebangkunya.
Berbeda dengan Zafran ia adalah anak yang paling di segani di sekolah karena merupakan anak yang paling kaya di sekolah nya dan tidak ada satupun temannya yang berani membulinya, dan karena didikan keras kakeknya ia terpaksa harus terlihat menakutkan di sekolah walaupun umurnya masih kecil.
Dan didikan keras itu berlaku sampai ia remaja, tumbuhlah ia menjadi remaja yang keras kepala suka membuli dan bersikap sewenang-wenang terhadap orang lain.
Sheliya yang melihat perubahan anaknya sangat sedih dan kecewa namun ia tak bisa berbuat apa apa ia hanya bisa menyaksikan anaknya tumbuh dengan kekerasan kakeknya.
Berbeda dengan Ziyan karena didikan orang tua angkat yang baik itu ia tumbuh menjadi remaja yang baik penurut dan suka menolong namun karena sifat nya itu ia menjadi korban bulli sampai ia remaja sekarang, tetapi ia terus bersabar dan berusaha tenang walaupun setiap hari di sekolah ia terus di ganggu oleh teman sekelasnya.
************
10 tahun kemudian................
Di kediaman Arman
Setelah bersiap siap Ziyan pun menuju ke dapur untuk sarapan disana ia telah di tunggu oleh ayah dan ibunya.
" Pagi sayang, hmmm udah siap ke sekolah ni." Goda Raina pada anaknya itu.
" Ayo kita sarapan dulu, hari ini ibumu masak banyak dan enak enak. " Sambung Arman.
" Ayah memang setiap hari ibu masak banyak dan enak agar ayah semangat kerjanya, hmmm..... Iyakan.. Bu.. " Goda Ziyan pada kedua orang tuanya.
" Kau ini, tidak baik bicara seperti itu." Ucap Raina pada Ziyan yang terlihat malu malu.
" Hei Ziyan apa yang kau lakukan, kau lihat pipi ibumu memerah sekarang." Sambung Arman yang di sambut gelak tawa oleh Ziyan.
" Jika kalian terus menggoda ku awas ya besok tidak ada makanan lagi. " Ucap Raina dengan bercandanya.
" Ah ibuuu jangan, baiklah aku akan diam." Ucap Ziyan dengan imut yang membuat Raina dan Arman gemes sendiri.
" Oh ya nanti pulang sekolah kamu di suruh ke tempat kakek ya. " Ucap Arman menghentikan aksi mereka.
" Oke siap, aku juga ingin bertemu dengan kakek dan nenek aku ingin sekali pergi ke kebun dengan kakek. " Kata Ziyan dengan semangat.
" Iya anak ayah. " Ucap Arman sambil mengelus kepala Ziyan.
" Yasudah ayo di habiskan makanannya dong. " Sambung Raina menghentikan aksi mereka.
" Oke. " Ucap mereka serentak yang membuat Raina tersenyum.
Memang jika di bandingkan di sekolah dengan di rumah Ziyan lebih bahagia di rumah berbeda dengan Zafran justru ia lebih bahagia jika berada di sekolah karena bisa membuli orang semaunya.
***************
Di kediaman Pak Jongsuk.
Zafran telah berada di meja makan bersama kakeknya walaupun tak ada suara sama sekali hanya dentingan sendok makan yang terdengar.
" Bagaimana sekolah mu. " Ucap Pak Kim memecahkan keheningan.
" Seperti biasa hari hari sekolah ku selalu berakhir di ruang BK. " Ucap Zafran santai sambil memakan makanan nya.
" Hah aku tidak peduli. " Sambung Pak Kim terlihat acuh.
" Jika tidak peduli kenapa kau bertanya." Balas Zafran tanpa menoleh sedikit pun.
" Aku Hanya tidak ingin mendengar kekalahan dari mu karena itu membuat aku malu. " Ucap Pak Kim.
" Lalu jika setiap hari aku masuk ruang BK apa kau tidak malu. " Sambung Zafran.
" Itu masalah mu bukan masalah ku. " Ucap Pak Kim tanpa berdosa lalu ia pergi dari sana meninggalkan Zafran sendirian.
" Arrhggggg.... Dasar moster sudah tua masih saja jahat sebenarnya kau ini pantaskah di sebut seorang kakek. " Bentak Zafran sambil menjatuhkan makanan di meja makan di depannya.
Emosinya sekarang meluap ia sangat marah dan kecewa pada kakeknya.
Mendengar keributan di ruang makan Sheliya yang sedang beres beres di dapur menghampiri Zafran yang terlihat emosi.
" Ada apa tuan muda kau kenapa. " Tanya Sheliya dengan khawatir ia tau sekarang anaknya sedang emosi karena kakeknya.
" Kau tidak usah ikut campur. " Bentak Zafran terengah engah.
Sheliya mulai khawatir kalau Zafran sudah emosi seperti ini bisa bisa jantung nya kambuh dan baru saja pikiran buruknya itu terbayang tiba tiba Zafran mulai kesakitan di dadanya.
" Arrhgggg.... Kenapa penyakit ku ini sangat menyebalkan, kenapa ia selalu saja menyakiti ku.. Arrggg... " Lirih Zafran kesakitan sambil meremas dadanya posisinya menunduk memegang sudut meja agar ia tak tumbang.
Melihat itu Sheliya langsung mengambil obat Zafran yang berada di tasnya dan segelas air minum untuk mempermudah Zafran meminum obat.
" Ayo tuan muda di minum dulu. " Ucap Sheliya cemas sambil memberikan obat itu pada Zafran.
Dengan cepat Zafran meminum obat itu agar sakitnya bisa reda setelah beberapa menit kemudian sakit di dadanya mulai berangsur-angsur pulih.
" Jika tuan muda sakit, lebih baik tuan muda jangan pergi ke sekolah dulu. " Ucap Sheliya pada Zafran.
" Memangnya kau siapa berani mengatur ku, aku tidak perlu di kasihani oleh mu. " Balas Zafran sambil pergi meninggalkan Sheliya.
" Aku ibumu, mengapa sekarang kau sangat berubah, dulu saat kau masih kecil kau selalu menganggap ku sebagai penolongmu tapi sekarang kenapa kau bersikap seperti ini padaku, Ini semua karena pria tua itu, pria itu telah merusak keluarga kecilku. " Ucap Sheliya dengan rasa sedih dan marah namun ia tetap menahan nya.
Untung tidak ada yang mendengar Sheliya bicara kalau tidak maka ia akan tau akibatnya.
****************
Di sekolah nya Ziyan.
" Hei lihat itu dia si miskin datang. " Ucap Ezza yang merupakan teman SD nya sebenarnya dari dia lah semua temannya membuli Ziyan, Ezza dan ziyan satu sekolah lagi di SMA yang membuat Ziyan tak nyaman namun ziyan tetap bertahan demi orang tuanya.
" Wah wah wah, kesayangan ibu dan ayah ya. " Sambung temannya yang lain yang membuat siswa lainnya tertawa.
Mendengar itu Ziyan tidak peduli ia berusaha menutup telinga dan hanya ada satu temannya yang mendukung nya yaitu teman sebangku nya yang bernama Roni, mereka berteman baik dan karena Roni lah Ziyan bisa bertahan karena mendapat dukungan dari nya.
" Jangan dengar kan mereka ya anggap saja itu angin lalu. " Ucap Roni menyemangati Ziyan
" Terima kasih telah ada untukku. " Balas Ziyan sambil tersenyum
" Kita ini kan teman. " Ucap Roni sambil merangkul pundak Ziyan.
Tiba tiba salah satu siswa datang dengan membawa air satu ember dan langsung menyiram Ziyan dari kepala nya yang membuat Ziyan basah kuyup.
" Ha ha ha ha nah itu baru bagus kau pasti belum mandikan. " Ucap siswa yang menyiram Ziyan.
" Kalian ini kenapa sangat keterlaluan, awas ya kalian akan aku lapor kan pada kepala sekolah. " Ucap Roni dengan geram.
Ziyan yang basah kuyup langsung keluar dari sana menuju toilet ia tak memperdulikan perdebatan mereka, sekarang ia merasa sangat kedinginan.
Di toilet Ziyan tak kuat lagi untuk tidak menangis air mata nya sudah membasahi pipi imut nya.
" Kenapa, kenapa mereka selalu membuli ku kenapa mereka tidak mau menganggap ku temannya kenapa, apa karena aku miskin.... " Ucap Ziyan dengan airmata yang sudah membasahi pipinya.
" Kapankah ini akan berakhir. " Ucap nya lagi dengan rasa sedih dan marah.
" Seandainya aku punya saudara yang bisa melindungi ku, aku pasti akan sangat bersyukur,....... tiba tiba aku teringat akan adik kembar ku, bagaimana ya kabarnya sekarang, apakah nasibnya sama seperti ku yang selalu di bulli, semoga saja tidak. " Ucap Ziyan sambil menghapus airmata nya.
Tak lama kemudian datang lah Roni menghampiri Ziyan sambil membawa baju ganti yang di ambil dari lokernya
lalu di berikan pada Ziyan, langsung saja Ziyan memakai nya dan sekarang ia tidak kedinginan lagi lalu mereka pun kembali ke kelas.
Kini para pembulli itu tidak sempat membuli Ziyan lagi karena guru sudah memasuki kelas.
****************
Di sekolah nya Zafran.
Baru memasuki gerbang sekolah ia sudah di sambut oleh teman-teman nya bagaikan raja, ya teman teman nya adalah orang yang suka membuli dan mereka mengangkat Zafran sebagai bos nya, banyak teman sekelasnya dan yang lainnya takut pada mereka bahkan ada juga kakak kelas takut pada mereka.
Wajah imut Zafran sangat bertentangan dengan sifat kejamnya bahkan para wanita rela memberikan segala nya pada Zafran, tapi justru Zafran sangat jijik melihat wanita yang murahan seperti itu, walaupun Zafran terkenal kejam ia bukan pria yang haus akan ****.
Walaupun geng mereka terkenal kejam tapi geng mereka bukanlah satu satu nya geng yang di takuti.
Ada satu geng lagi yang berasal dari kakak kelas, mereka adalah siswa kelas tiga yang terkenal kejam dan suka membuli juga, mendengar ada adik kelas yang punya geng kejam hampir mirip seperti mereka, siswa kelas tiga itu pun berencana menyingkirkan Zafran dan gengnya.
Namun Zafran bukanlah orang yang mudah untuk di singkirkan.
" Hei boss selamat datang. " Seru salah satu teman nya yang bernama Eunseo.
" PANGGIL aku dengan namaku, aku punya nama. " Balas Zafran terlihat kesal.
" Baiklah tidak usah kesal begitu. " Ucap temannya yang lain yang bernama Kay.
" Mood ku hari ini sedang tidak beres " Tambah Zafran yang terlihat frustasi.
" Okey, bagaimana kalau kita mencari mangsa untuk dibulli, yah lumayan buat meringankan mood tidak beres mu. " Ucap temannya yang terakhir yang bernama Jaywoo.
" Yah ku rasa itu tidak terlalu buruk. " Ujar Zafran mendapat anggukan dari teman temannya.
"Tunggu....... " Seru Eunseo tiba tiba.
" Hei ada apa lagi, jangan sekarang nanti saja, aku sedang tidak mood jika harus menemani mu ke toilet pagi pagi begini. " Ujar Jaywoo yang mengira kalau Eunseo akan melakukan kebiasaan nya itu.
" Bu-bukan itu Jay. " Bantah Eunseo.
" Lalu apa Eun. " Tanya Kay.
Zafran terlihat bodoamat dengan percakapan mereka.
" Ini berita penting terutama buat mu Zafran. " Ucap Eunseo memanyunkan bibirnya dihadapan Zafran.
" Apa. " Tanya Zafran dengan cuek walaupun rada rada penasaran.
" KALIAN tau, ada geng kakak kelas yang tidak senang dengan geng kita." Ujar Eunseo khawatir.
" Lalu. " Tanya Kay.
" Aku dengar mereka ingin bikin perhitungan pada kita terutama pada pimpinan kita yaitu kamu Zafran. " Tutur Eunseo dengan wajah serius.
" Apa susahnya kalau mereka ingin bikin perhitungan pada kita ya tinggal di itung aja kali, itu aja ribet. " Ucap Zafran santai tak mau ambil pusing.
" Y-ya-ya gak gitu juga konsep nya bb-bos eh maksudnya Zafran. " Ucap Eunseo frustasi mendengar jawaban enteng Zafran.
" Emang kamu yakin kalau kakak kelas itu bakal ngecelakain kita. " tanya Jaywoo yang mulai khawatir kalau yang dikatakan Eunseo itu benar.
" Kalian ini jadi gak sih. " Seru Zafran mengejutkan mereka.
" Jadi dong. " Ucap Kay.
Mereka pun pergi melaksanakan aksi mereka walaupun pikiran khawatir ada pada mereka semua, karena berita yang dinyatakan Eunseo barusan. Tapi mereka berusaha menepis pikiran itu karena Zafran telah menenangkan nya dengan cara cueknya.
Di dalam kelas Zafran dan teman-temannya mulai mengganggu para cwok yang dianggap nya lemah dan cupu, tiga temannya itu mulai membulli lelaki bertubuh gendut berkacamata yang sedang membaca buku, Zafran mulanya hanya diam memperhatikan aksi di depan nya dengan sedikit terhibur.
" Hei gendut makan apa kau hari ini. " Ucap Jaywoo memulai.
" Hah kalian tau tidak, tadi makanan sapi tetangga ku habis, apa jangan jangan kau juga yang memakan nya haaaa, hahahahah. " Sambung Eunseo yang langsung ledak dengan tawa Kay, Jaywoo dan Zafran meski tak sekeras tawa mereka.
Hari ini mood Zafran memang sedang mendung biasanya dialah yang paling laknat dalam hal membulli tapi hari ini ia hanya jadi penonton saja.
" Tu sapi pasti kena mental karena saingan nya model begini. " Ujar Kay sambil menunjuk lelaki yang dibulli dan langsung di balas tawa keras oleh temannya.
Lelaki yang di bulli itu hanya diam tak berani menjawab karena ada Zafran, korban bulli yang bernama Bonju itu tau betul sifat kejam yang di miliki Zafran.
" Ahh sepertinya disini tidak asik, hmmmm bagaimana kalau kita mengajak nya ke tempat yang lebih bagus. " Tawar Kay pada temannya.
" K -kalian mau bawa aku kemana. " Ucap Bonju dengan rasa takut.
" Kemarilah ayo kita main main sebentar. " Ucap Jaywoo.
" T- tapii... " Ucap Bonju ingin menolaknya namun pasrah ketika tubuhnya di bawa paksa oleh para pembulli itu, murid murid di kelas hanya dapat melihat pasrah dan tak berani ada yang melawan geng pembulli tersebut.
\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments