Di mensionnya Pak Kim Jongsuk.
Ia masih setia duduk diruang tamu menunggu Zafran pulang, ia menunggu nya bukan karena khawatir tapi karena ingin memberi hukuman padanya.
Dan beberapa menit kemudian terbukalah pintu utama memperlihatkan seorang remaja wajah imut yang dihiasi lembam lembam berjalan tertatih tatih sambil memegangi perut nya yang masih perih.
Pak Kim langsung berdiri dari duduknya dan berjalan mendekati Zafran dengan menyeringai licik.
" Dasar anak tidak tau diri, DARIMANA SAJA KAU HAH.. SUDAH BERANI PULANG TERLAMBAT SAMPAI MALAM BEGINI, MAU KU HABISI KAU.. DASAR ANAK PEMBANGKANG. " bentak Pak Kim tepat dihadapan Zafran yang menunduk.
Kali ini dirinya menunduk bukan karena takut tapi sedang menyembunyikan wajah lembam nya.
" TATAP WAJAH KU BOCAH, " bentak Pak Kim sambil mencengkram rahang Zafran dengan kuat dan reflek wajahnya menatap wajah moster itu.
" Arrghh... Le.. LEPASKAN... Aahhh... " erang Zafran yang sedang di cengkram rahangnya oleh iblis itu.
Melihat wajah Zafran yang lembam begitu langsung saja ia hujani dengan pertanyaan nya dengan suara yang sangat menyakitkan isi kuping.
" Kau.... KAU BERKELAHI DI SEKOLAH MU HAH.... LAGI... TAPI KENAPA HARI INI KAU MEMBAWA KEKALAHAN... HAAH... " Ujar pak Kim lebih tepatnya dengan nada tinggi yang masih belum melepaskan cengkraman nya.
Ia pun menghempaskan Zafran dengan melepaskan cengkraman nya. Langsung saja Zafran luruh ke lantai tak dapat menyeimbangi tubuhnya.
" Ck.. Dasar lemah apa karena penyakit mu kau bisa kalah seperti itu, Hahahahahahahaha..... " Ucap Pak Kim dengan tawa ledek tak berdosa nya.
" Lalu apa urusannya dengan mu.... J-jika aku k-kalah memang nya kenapa..... Apa kau tidak senang... Tapi a-aku senang jika kau... T-tidak senang....." Ucap Zafran tanpa menyesal dengan kalimat nya barusan.
PLAK......
Tangan kuat dan besar itu kini berhasil mendarat di pipi mulus sang empu. Tamparan itu berhasil membekas di pipi putih Zafran yang kini kelihatan memerah. Tapi yang di tampar tak merasa takut sedikit pun, kenapa, karena ini adalah hal yang sudah biasa ia dapatkan hingga ia sudah kebal akan hal hal yang itu tapi sakit di hatinya tak akan pernah bisa pulih.
" DASAR ANAK SIALAN, KAU MEMANG SAMA DENGAN IBUMU SAMA SAMA SIALAN ARRRGGGHHH.... " bentak Pak Kim dengan amarah yang sudah memuncak.
Mendengar suara keras itu Sheliya yang sedang didapur bergegas mendekati ruang tamu dan setelah sampai di sana ia sangat terkejut melihat pemandangan menyakitkan itu dimana buah hatinya akan disiksa oleh orang biadab itu, ingin sekali ia membelanya tapi apa boleh buat. Kini ia hanya bisa berdiri di dinding yang agak berjauhan dari mereka.
" Kenapa m-marah hah... Dan kenapa kau menyebbut aku dan ibuku saja yang sialan, k-kenapa kau t-tidak..sekalian Menyebut ayahku... J-juga sialan... Hah... Apa karena d-dia anak mu dan ibuku hanya menantumu....Haa..." tutur Zafran di sela sela sakitnya yang masih berani melawan kakeknya itu.
" KURANG AJAR KAU SIALAN.. ARGHH... KAU BENAR-BENAR MEMBUAT KU EMOSI HAH...bangun kau. " Bentak Pak Kim sekali lagi yang langsung menghadiahi pukulan pukulan menyakitkan pada cucunya yang baru sadar itu.
PLAK......
BUGH.....
ARRRHHH.......
" CUKUP HENTIKAN HENTIKAN..... jangan pukul dia lagi. " Suara lantang itu berasal dari wanita yang tadi berdiri di dinding sana yang langsung menghampiri mereka karena sudah tak tahan lagi melihat anaknya yang terus di siksa.
Ia memangku Zafran ke dalam dekapan nya dengan kondisi Zafran yang terbaring di lantai beserta darah yang keluar dari mulutnya.
" Cukup tuan... Hiks... Hiks... Tidakkah kau kasihan melihat cucumu yang sudah seperti ini, saya mohon..... Hiks... Jangan siksa.. Hikss... Dia lagi tuan.. " lirih Sheliya pada Pak Kim yang sedang mengontrol emosinya dengan tangis nya yang mulai pecah melihat kondisi Zafran yang setengah sadar itu.
" ARRRGGGHHH.. " Teriak Pak Kim emosi lalu meninggal kan mereka disana.
" Apa kau.... Masih... Sadar... Nak. " Tanya Sheliya pada Zafran yang seperti akan kehilangan kesadarannya.
" Hah... Hah... Arrghh... Euh... S-sakit... " Rintih Zafran yang memang merasa sakit di sekujur tubuhnya dan tanpa aba aba dadanya juga mulai terasa nyeri tapi ia menyembunyikan hal itu karena tak ingin membuat pengasuh nya itu khawatir.
" K-kita kerumah sakit ya nak... " Ucap Sheliya pada Zafran yang masih sadar walau terkadang kesadarannya hilang tiba tiba.
**********************
Di rumah sakit, Zafran langsung ditangani oleh dokter dan Sheliya menunggu di luar dengan perasaan berkecamuk.
Sangat kacau dan sangat sakit melihat buah hatinya di siksa habis habisan oleh kakeknya sendiri.
Tak henti henti ia menangis dan berdoa untuk anak bungsu nya di dalam.
Lama menunggu dokter yang menangani Zafran pun keluar dengan raut wajah yang sulit di artikan. Dan langsung saja sheliya menerkam dokter itu dengan pertanyaan nya.
" Dok dokter bagaimana keadaan anak saya di dalam dok dia baik baik saja kan dokter.... Ayo jawab dok." Tanya Sheliya dengan terburu-buru pada dokter itu.
" Tenang buk tenang. " Ucap dokter yang bernama kang Jiyeon itu menenangkan Sheliya.
" Bagaimana saya bisa tenang dokter, anak saya sedang tidak baik baik saja disana... Hiks..... " Ucap Sheliya dengan tangis nya yang tak dapat ditahan lagi.
Sebelum mengucapkan kalimat nya dokter itu nampak menghela nafas pelan seakan tak tega akan menyampaikan hal buruk ini tapi mau tidak mau ya harus di sampaikan.
" Sebelum nya maaf Bu, kondisi anak ibu sekarang kritis ia mendapat pukulan yang sangat banyak dan lembam di tubuh nya juga sangat parah dan bibir nya sedikit robek juga bu, seperti nya pasien mendapatkan pukulan pukulan yang begitu banyak, tapi sebenarnya kenapa bu, kenapa anak ibu bisa terluka separah ini. " Tutur dokter yang memang merasa kasihan pada Zafran yang mendapat luka sebanyak itu.
" Saya juga kurang tau dokter. " Bohong Sheliya tapi ini juga demi kebaikannya.
" Apakah jantung nya baik baik saja dokter. " Tanya Sheliya yg sangat khawatir.
" Jantung nya hampir saja tidak berdetak saat di bawa kesini tapi syukurlah jantungnya kembali berdetak saat ini walaupun agak lemah. " Terang dokter Kang Jiyeon.
" Kapan anak saya bisa sadar dokter. " Tanya Sheliya yang masih dengan perasaan berkecamuk nya.
" Kalau itu saya kurang tau karena kondisi nya saat ini benar-benar buruk akibat luka lukanya belum lagi dengan detak jantung pasien yang lemah. " Ujar Kang Jiyeon sekali lagi pada Sheliya.
" Baiklah kalau begitu terimakasih dokter. " Ucap Sheliya seraya menghapus pelan air matanya.
" Sama sama bu, tabahkan hatimu saya yakin anakmu itu kuat, kalau begitu saya permisi dulu. " Ucap Kang Jiyeon sambil pergi darisana.
Sepeninggalan dokter tadi Sheliya bergegas masuk ke ruang Zafran. Betapa hancur hatinya saat melihat putranya itu harus terbaring lagi di tempat ini dengan alat alat di tubuhnya. Sakit sangat sakit hatinya air matanya terus melesat sesuai dengan kondisi yang di alami sekarang. Sudah sangat banyak air mata yang ia keluar kan bahkan sekarang sangat banyak sekali tetesan bening itu meluncur begitu cepat, ia tak sanggup membuka suara nya, kakinya gemetar saat mengingat betapa kejam nya Kim Jongsuk itu memberikan pukulan pukulan mautnya pada remaja sekecil Zafran.
Karena tak tahan Sheliya pun berlari keluar dan menuju ke tempat yang sepi di sekitaran rumah sakit itu, ia sekarang sedang berada di halaman paling belakang rumah sakit, tidak ada seorang pun disana. Ia ingin mengeluarkan semua keluhannya disana.
" ARRRGGGHHH KENAPA HARUS KELUARGA KU.... HIKS.... KENAPA HARUS PUTRA KECILKU..... KENAPA...... HIKS..... HIKS..... KAPAN KAH INI AKAN BERAKHIR..... KAPAN...... AKU JUGA INGIN BAHAGIA YA TUHAN...... HIKS... AKU INGIN SATU KELUARGA YANG UTUH...... AKU... HIKS....... INGIN ..... BERSATU DENGAN KELUARGA KECILKU..... APA SALAH KU......... HIKS...... BANYAK SEKALI COBAAN BERTUBI TUBI KAU BERIKAN PADAKU....... HIKS.... HIKS...... AKU..... TIDAK SANGGUP LAGI.... HIKS.... AKU LELAH..... HIKS..... Sangat lelah.... Saat aku mengandung 6 bulan,... SUAMIKU yang sangat ku cintai menghilang, dia bahkan tak berada di samping ku saat aku melahirkan kedua putra kembarnya...... Hiks...... Dan... Sekarang... Aku.... Juga.. Tak bisa bersatu dengan kedua putra ku.. Hiks.... Arrrggghhh........ " Jelasnya dengan air mata yang membanjiri pipinya sembari menjambak rambutnya frustasi.
Ia menangis sejadi jadinya, mengeluarkan semua beban pikiran nya, mencurahkan isi pahit hatinya sungguh ini sangat menyakitkan luka yang tak terlihat bahkan lebih perih dari luka yang terlihat.
Saat jari manisnya di pasang cincin oleh sang pujaan hatinya pendamping hidup nya, saat itu sudah terbayang akan ada kebahagiaan di depan mata.
tapi sekarang.....................sungguh jika sudah takdir tak akan ada siapa pun yang tau dan bisa melawan nya.
" T-tidak pernah terbayang kan jika.... Hidup ku se menyedihkan ini.... Hiks..... Hiks...... Aku mengambil langkah... Bertekad meninggal kan putra sulung ku untuk mencari... Putra bungsuku.... T-tapi... S-saat aku sudah bersama putra bungsu ku kenapa.... Sulit sekali menjangkaunya..... Hiks....... Hiks......bahkan melindungi nya saja aku tak mampu.... Hiks..... Dan... Putra kecilku itu juga menderita penyakit mematikan itu..... Hiks..... Hiks..... D-dia juga di perlakuan keras oleh kakek nya sendiri..... Arrrggghhh..... TOLONG AKHIRILAH SEMUA INI...... AKU TIDAK SANGGUP..... HIKS.... kim samuel, cepat lah kembali.... Bawa aku dan anak anak kita bersama mu lagi..... Hiks.... Hiks.... Aku merindukan mu..... " Ucap Sheliya lirih di akhir kalimat nya, dirinya sekarang sangat lah kacau, matanya sembab yang masih menyisakan airmata hidungnya memerah dan rambutnya acak acakan.
" Aku juga rindu anak sulung ku.... Bagaimana kabarmu sayang... Kau baik baik saja kan disana, tolong jangan nakal seperti adikmu.... Kasihan orang tua ku disana..... Ibu.. Ayah... Aku juga merindukan kalian.... Maaf jika aku merepotkan mu menitipkan anak ku disana tanpa pamit padamu.... Hiks. " Sambung Sheliya mengakhiri kalimat nya, ia pun bergegas kembali ke ruang rawat Kim Zafran setelah membereskan penampilan nya yang kacau.
*******************
KEESOKANNYA di tempatnya Kim ziyan
Yang masih di rumah kakeknya.
Setelah di bangunkan oleh nenek nya ziyan pun mandi lalu memakai seragamnya dan setelah nya ia menuju ke meja makan yang sudah berada kakek dan neneknya disana.
" Pagi kakekkkkk nenekkkkk.... " Seru Ziyan semangat sambil menduduki bokongnya di kursi sebelah kakeknya.
" Pagi juga cucuku yang imuuut. " Balas neneknya sambil terkekeh.
" Apa kau akan bersekolah hari ini. " Tanya kakeknya pada Ziyan yang sedang makan sarapan nya.
" Iya kek. " Sahutnya pendek tak lupa dengan semangat nya seakan lupa apa yang menjadi beban pikiran nya semalam, bahkan matanya masih terlihat sembab karena terlalu kenyang menangis.
" Tapi kau masih luk-........... " Pak Bahar tak jadi melanjutkan kalimat nya karena tak mau ketahuan istrinya.
" Kau ini kenapa bertanya seperti itu pada ziyan, ini kan bukan hari minggu, apa kau lupa. " Ucap Bu Yana begitu polos.
Dan dua lelaki berbeda umur itu pun bersyukur karena wanita paruh baya ini tidak curiga, Mereka aman karena kepolosan neneknya ini. Tapi karena sifat itulah Pak Bahar merasa senang memiliki istri polos sepertinya.
Memang ibu dari Sheliya ini memiliki sifat yang polos dan ayahnya memiliki sifat yang tenang, tapi kenapa Sheliya memiliki sifat yang bertolak belakang dari orang tuanya. Hmmmmm itulah takdir.
Setelah menyelesaikan makannya, Ziyan pun bergegas pergi kesekolah dan pulang sekolah nanti ia akan pulang kerumahnya karena sudah rindu dengan orang tua angkat nya. Tentu sudah mendapat izin dari kakek dan neneknya karena ia sempat memberi tahu mereka tadi.
*********************
Beralih ke tempatnya Kim Zafran yang masih belum membuka matanya di ranjang rumah sakit.
Setelah membersihkan dirinya Sheliya kembali duduk di kursi dekat ranjang pesakitan itu. Matanya perlahan menjatuhkan liquid bening itu tanpa aba aba, inilah yang membuat nya hancur ketika melihat putranya memejamkan mata di ranjang rumah sakit. Sungguh sesak dadanya ketika mengingat perlakuan kejam Kim Jongsuk semalam. Tapi..... Seperti kata sebelum nya dia harus apa, jika dia pun melakukan sesuatu justru itu lebih memperumit masalah.
MENANGIS...... Itulah teman yang menemani nya disaat sedih.
" Bangun sayang.... Ini.. I-ini.. Ini ibu mu.. Hiks... " Gumam Sheliya pelan sambil mengelus surai hitam milik Zafran.
" Tuhan.... Tolong kami.... Hiks... " Ucap Sheliya beserta airmatanya yang tiada berhenti bahkan sekarang ia menangis deras tanpa suara, jujur tak sanggup ia seperti ini terus.
" Aku bahkan tak tau sekarang harus apa, menyerah kah atau lanjut berjuang???.. " Tak tau pada siapa ia bertanya yang jelas pikiran nya sangat kacau sekarang.
" Kau juga kemana Kim Samuel.. Hiks.... Kenapa kau meninggalkan ku dengan masalah ini..... Hiks.... Kau ingkar janji padaku... Kau jahat... Hiks... Taukah kau sekarang apa yang telah menimpa pada si kembar kita haa... Hiks... Hiks..... Si bungsu kita sedang berjuang di rumah sakit karena ulah ayahmu... Dan si sulung kita.... Hiks... Hiks.. Aku bahkan tidak tau apa kabar nya.... Hiks... Ini semua karena ulah ayahmu itu... Si monster itu yang telah memisahkan mereka..... Hiks.... Kembali suamiku... Bantu aku menyelesaikan ini.... Hiks... Kita akan raih kebahagiaan kembali.... Hiks.... Hiks... " Tutur Sheliya mengeluarkan semua isi hatinya.
Walaupun sudah panjang lebar sheliya curhat, sampai detik ini pun Zafran belum membuka matanya entah sampai kapan ia membuka mata bulat nya itu.
Sheliya masih setia mengelus surai hitam Zafran dengan air mata yang terus membasahi pipi tembem nya itu, mata nya sembab dan hidungnya memerah karena terus menangis dari tadi sampai sebuah deringan telfon membuyarkan lamunan nya.
Drrrttt ddrrrrtt.... Drrttt...
Ya itu adalah handphone milik Sheliya yang tak lupa ia bawa kemana ia pun berada.
" Ya hallo ada apa. "
".................. "
" Tapi aku tidak bisa tolong bantu aku. "
".................... "
" Huh baiklah aku akan pulang sekarang, sampaikan pada tuan aku akan kesana secepatnya. "
".... ........... "
Sheliya pun menutup telpon nya dengan kesal.
Bagaimana tidak yang menelponnya tadi adalah salah satu maid di mension Kim Jongsuk yang menyuruhnya pulang atas permintaan Pak Kim, ya mau tidak mau ia harus pulang walau tak rela meninggalkan Zafran sendirian. Ini juga demi penyamaran jadilah ia pulang sekarang meninggalkan buah hatinya Tapi sebelum itu ia menyempatkan diri berpamitan pada orang yang tak bergeming itu dengan mencium keningnya dengan lembut.
Tapi selepas peninggalan Sheliya perlahan jari putih itu bergerak dan matanya mengerjap pelan dan berusaha membukanya pelan.
Setelah berhasil membuka matanya ia pun melihat sekeliling untuk mengetahui dimana ia berada, dengan dinding serba putih dan alat alat yang tidak asing lagi baginya ya sekarang ia tau kalau ini adalah rumah sakit.
Tapi kenapa disini siapa yang membawanya, terakhir yang dia ingat ia hampir kehilangan kesadaran saat di pukuli oleh kakeknya lalu apa kakeknya juga yang membawanya kesini, ah tidak masuk akal... Tapi siapa....????
Ah sudahlah Zafran pusing sekarang
" Euhg.. Ternyata aku sendirian disini hah. " Ucapnya tersenyum miring.
Tak lama kemudian dokter pun memasuki ruangan Zafran untuk memeriksa pasien nya.
" Hei kau sudah sadar hmm.. Bagaimana keadaan mu ada yang sakit, mual, pusing mungkin. " Ya dokter yang cerewet itu bernama Kang Jiyeon.
" Semua ahjussi. " Balas Zafran yang memang merasakan semua yang ditanyakan oleh dokter kang.
" Panggil aku Hyung saja, aku tidak terlihat begitu tuakan. " Ucap Kang Jiyeon dengan ramah. Dokter ini memang terkenal ramah ia bisa akrab dengan siapapun selain itu ia juga masih muda dan memiliki wajah yang tampan meski tidak memiliki kulit yang terlalu putih.
" Iya Hyung aku merasa pusing dan mual." Mengeluh nya pada dokter Kang.
" Itu mungkin efek dari rasa sakitmu hmm... Oh ya dimana ibumu tadi ku lihat dia masih disini setia menangisi mu. " Tanya dokter Kang yang memang sempat melihat kondisi kacau Sheliya saat menangisi Zafran.
" Jangan bercanda, ibuku sudah meninggal bodoh. " Jawab Zafran geram dengan pertanyaan dokter Kang ini.
" Ups maaf maaf aku tidak tau tapi benar tadi ada seorang wanita berambut pendek yang selalu menangisimu disini. " Ujar dokter Kang dengan keyakinan yang dimiliki nya.
" Berambut pendek...??? " Tanya Zafran serius.
" I-iya berambut pendek berpakaian sih layak nya pembantu gitu oh apa mungkin itu pembantu mu ya tapi kok kenapa rasa sayang nya padamu bisa begitu tulus layak seorang ibu pada anak, hah... Aku sampai terharu melihat nya tadi.. " Tutur dokter Kang memberitahu Zafran seperti apa yang ia lihat.
" Apa itu bibi Cha eunsang, ya tidak salah lagi orang yang menolong ku adalah bibi Cha eunsang pengasuh ku dari kecil, terimakasih bibi. " Batin Zafran.
Ya benar Cha eunsang adalah nama samaran yang dipakai Sheliya selama ini untuk bisa masuk ke kehidupan anaknya. Ia sengaja memakai nama negara Korea agar pak kim tidak curiga pada nya sedikit pun.
Bodohnya lagi saat pertama kali Pak Kim memperkerjakan Sheliya, beliau tidak pernah meminta surat identitas tentang dirinya.
Tetapi kelamaan tinggal disini juga mengharuskan Sheliya untuk membuat kartu Identitas nya dan terpaksa ia memakai identitas palsunya.
" Hei kenapa kau malah melamun. " Tanya dokter Kang yang membuyarkan lamunan Zafran seketika.
" Apa aku boleh pulang. " Bukannya menjawab ia malah balik bertanya pada orang yang bertanya padanya tadi.
" Hei jangan bercanda kau bahkan baru sadar kau perlu istirahat. " Jawab dokter pertanda menolak permintaan Zafran.
" Kalau cuma istirahat dirumah juga bisa kan... " Bantah Zafran
" Setidaknya tunggu sampai impus mu itu habis. " Jawab dokter Kang mengelus dada sabar karena ia tau kalau pasien yang di tangani ini keras kepala.
" Kalau mau habis buang saja lah tidak apa apa kan. " Ucap Zafran tanpa berdosa nya.
Ya jangan ragukan lagi kenapa ia kurang ajar begini toh kakek nya juga lebih kurang ajar padanya.
Ya tapi kan gak usah di lampiasin ke orang, Zafran.
Dahlah terserah dia.
" Buang pantatmu ha... Lemes kali mulutmu saeng pengen di jait deh. " Ucap Jiyeon geram dengan tampang tak berdosa Zafran setelah ucapannya tadi.
" Kan katanya tadi biar habis, kalau gitu boleh ya aku pulang. " Jawab Zafran tanpa merasa bersalah sedikit pun.
" Hei bocah pertama kali kau di bawa kesini kondisi mu sangat mengenaskan tau, kau ini belum pulih jadi jangan seenaknya minta pulang atau aku akan menyuntik mu dengan obat tidur hmm.. " Ujar Kang Jiyeon meyakinkan Zafran agar tidak pulang.
Tapi yang namanya Zafran sebuah larangan adalah hal yang harus di langgar, ia malah semakin yakin untuk pulang walau apapun caranya.
Zafran terdiam bukan berarti menuruti kata kata Jiyeon melainkan sedang memikirkan cara untuk bisa kabur dari sini.
" Diam berarti iya oke, tetap disini jangan kemana mana aku akan menangani pasien lain ingat aku akan kembali kesini jadi jangan coba coba kabur. " Ucap Kang Jiyeon lalu meninggalkan Zafran.
" Hmm tapi aku tidak janji Hyung... " Ucapnya pelan.
Saat berada diposisi Sheliya apakah yang harus dilakukan.
Membawa anaknya kabur tidak seperti ucapan yang diucapkan dengan mudah lagipula semua kota disini dapat dijangkau dengan mudah oleh Pak Kim Jongsuk.
Membawa Zafran kabur dan memberi tau identitas nya sama saja dengan mencari kematian karena Pak Kim sangat membenci menantunya itu.
Lalu apa alasan Pak Kim malah mengambil benih dari menantunya...?? karena beliau tak selamanya hidup abadi, dan perusahaan yang dengan susah payah dibangun tidak mungkin dibiarkan mati begitu saja bersamaan dengan kematian dirinya. Tentu beliau memerlukan seorang penerus untuk meneruskan perusahaan nya.
Kenapa juga Pak Kim malah menyiksa Zafran sedangkan anak itu disimpan untuk meneruskan usahanya suatu saat nanti.
Karena setiap melihat wajah Zafran selalu terbayang wajah menantunya yang membuat beliau marah seketika.
Lagipula terdapat keraguan dihati beliau pada Zafran yang memiliki penyakit apakah bisa dijadikan penerusnya...???
*****************
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments