Rumah sakit.

Sekarang ibu dan anak berbeda darah itu tengah berada di sebuah ruang konsultasi psikologi. mereka berdua duduk di depan seorang psikolog wanita yang sedang mengamati gerak gerik Lintang yang terlihat terasa panik, dan gerak gerik Elivan yang terlihat sangat santai.

“Khem..., jadi keluhan ibu?” tanya psikolog itu, panggil saja dengan dokter Siska.

“Jadi gini bu” Lintang sangat gugup, ia kemudian meletakkan kantung kresek yang berisi robot beserta pengendali nya. Lintang membukanya, kemudian ia mengeluarkan robot itu.

“Jadi anak saya yang membuatnya bu” keluh lintang.

“Ini apa bu?, maksudnya bagaimana?” tanya dokter Siska yang tak mengerti, dokter Siska hanya memahami di depannya adalah sebuah benda yang berbentuk lingkaran dan seperti sebuah.... Robot.

“Jadi begini bu...” perlahan Lintang menjelaskan semua yang ketahui tentang robot itu. Penjelasan dari Elivan dan kronologi kejadian di buatnya robot itu.

Dokter itu tercengang mendengar cerita Lintang, dokter Siska segera mengambil sebuah kertas dari loker yang berada di bawah mejanya. ia akan mengetes IQ dari anak pasiennya.

“Bentar ya Bu, dan apakah ini anak yang ibu ceritakan?” tanya dokter Siska yang langsung di beri anggukkan oleh Lintang.

“Dengan adik siapa?” tanya dokter Siska dengan ramah.

“Elivan” Jawab Elivan dengan nada yang datar, nada ketika ia bertemu dengan Lintang untuk pertama kalinya.

“Apakah ini robot yang Elivan buat?” Tanya dokter Siska. Elivan mengangguk.

“Lalu, bagaimana bisa Elivan membuatnya”

“Gampang saja, tinggal membuat sketsa di laptop, mencari bahannya, dan merangkai nya” jawab Elivan dengan tenang, sementara dokter Siska dan Lintang lagi lagi tercengang.

“Elivan umur berapa?”

“Empat tahun bulan depan”

“Elivan bisa menggunakan laptop dan merangkai robot LE belajar darimana?”

“Dari kakek”

“Kalau boleh tau, kakek Elivan namanya siapa?”

“itu rahasia,”

Mendengar jawaban itu membuat dokter Siska semakin yakin bahwa analisa nya itu benar adanya, bahwa Elivan adalah anak seseorang yang hebat, dan memiliki IQ yang tinggi.

Sementara Lintang hanya menyimak, tak tau mau merespon bagaimana.

“baiklah, kalau saya minta mengerjakan soal ini apakah Elivan mau?” tanya dokter Siska sambil memberikan sebuah kertas kan pena untuk mengerjakan soal tes IQ.

Elivan melihat sekilas sampul buku itu, kira kira ada tiga puluh lembar, dan Elivan mengangguk mengiyakan.

“Baiklah silahkan, saya beri waktu ya” terang dokter Siska, kemudian memencet stop watch yang dipegangnya.

Elivan mulai mengerjakan soal tes IQ itu dengan cekatan.

Keadaan hening, hanya ada suara gesekan antara pena dan kertas, tak lupa jarum jam yang tak berhenti nya berdetak. Serta hembusan nafas ketiga orang berbeda generasi yang menjadi hiasan.

Detik berlalu menjadi menit, tepat di menit 12.45.15 menit Elivan telah selesai mengerjakan nya.

“Sudah” jelas Elivan sambil merenggangkan badannya, lagi, lagi dan lagi, kedua orang itu di buat takjub dengan balita berusia empat tahun bulan depan ini.

Elivan beranjak dari duduknya, kemudian ia naik kepangkuan Lintang, memeluk pinggangnya dan menenggelamkan wajahnya di dada Lintang. sementara Lintang menyambut nya dengan senang hati, lalu memeluk tubuh Elivan agar tidak terjatuh.

“Mommy aku mengantuk” keluh Elivan mengeratkan pelukannya.

“Tidurlah” Elivan mengangguk, Lintang mengusap lembut Surai kecoklatan milik Elivan.

“Bagaimana dok?” tanya Lintang penasaran dengan hasil tes yang di kerjakan oleh Elivan.

“Sebentar ya bu” Dokter Siska tersenyum.

Lintang mengangguk, kemudian diam sambil merenung siapa orang tua dan kakek di kecil yang luar biasa ini?

Dokter Siska sekarang sedang mengoreksi hasil jawaban Elivan. Dokter Siska sengaja memberikan lembar tes dengan tingkatan tertinggi. didalam dunia psikologi, tes IQ di bagi menjadi tiga, yaitu sepuluh lembar untuk yang rendah, dua puluh lembar untuk yang sedang dan tiga puluh lembar untuk yang tertinggi.

Dan dokter Siska memberikan Elivan tes dengan tingkatan tertinggi karena ia sudah menganalisis dari bukti yang di bawah oleh Lintang.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Terima kasih, jangan lupa memberi dukungan, dan maaf jika penulisannya masih berantakan.

😉🙏🐼

Terpopuler

Comments

Khalimatus Sadekyah

Khalimatus Sadekyah

lanjut thorr

2023-02-19

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!