Sementara itu, di belahan dunia lain, seorang laki-laki tengah melempar kan semua barang yang berada di ruangan kerjanya dengan brutal, pria itu marah karena mendengar kabar bahwa sang anak telah hilang bagai di telan bumi, dan yang membuat nya semakin marah adalah, informasi yang berkaitan dengan sang putra Telah hilang bagai ia tak pernah dilahirkan di dunia ini.
“Mark, cari lagi informasi tentang Elivan” tutur Fareed yang mencoba menahan amarahnya yang menggebu gebu.
“Baik tuan,“
............
Lintang terbangun ketika ada seseorang yang menggoyang goyangkan lengannya.
“What time is it?” tanya lintang yang masih ingin memejamkan mata nya.
“sekarang pukul Lima tepat” jawab Elivan menggunakan bahasa Indonesia membuat Lintang mendengarkannya langsung terduduk.
“kamu sudah bisa bahasa Indonesia?”
“yeah, dulu aku pernah belajar dengan ayahku, dia juga orang Indonesia” Jawab Elivan enteng.
“lalu kenapa kau tidak memberi tahu ku dari tadi?” tanya Lintang sekali lagi, sia sia dong tadi ia mengajari orang yang sudah bisa.
“hanya ingin melihat ketulusan hati mu, lalu bagaimana dengan ku yang tidak mempunyai baju, aku mau mandi?” Nada Elivan bertanya seperti orang dewasa.
“mm, sebenarnya aku tidak punya uang untuk sekarang, bagaimana jika kita membuat baju saja untuk mu,?” Jawab Lintang dengan nada sedikit ia kecilkan karena takut, jikalau Elivan tidak bisa menerima nya, secara akal, Elivan hidup di dunia mewah sebelumnya.
“Wah... mencoba sesuatu yang baru, mari, tunjukkan kepada ku cara nya menjahit baju” seru Elivan yang merasa kesenangan, Lintang tergugu, otaknya berpikir biasanya balita seusia Elivan, apalagi balita orang kaya tidak lah menyukai hal itu, tapi lain dari Elivan, ia nampak berbeda, membuat nya ingat sang mantan kekasih yang meninggalkan nya karena perjodohan orang tuanya.
“Mm.. ayo kita ke sana, di sana adalah ruang menjahit ibu ku dulu.” ajak Lintang yang telah beranjak dari duduknya, berjalan ke suatu ruangan yang sekitar berukuran 5×5 . dan sementara Elivan hanya Mengekor padanya.
“Woahhhh keren” ujar Elivan jujur, Elivan berlari ke tengah-tengah ruangan itu, matanya menyapu setiap inci dari ruangan itu, Di ruangan itu ada sebuah mesin yang jadul yang menghadap ke sebuah jendela besar, sebuah lemari besar yang di dalamnya banyak benang benang berbagai warna.
Lintang tersenyum simpul, ia kemudian mengambil sebuah alat ukur, untuk mengukur badan Elivan. “Sini, Aunty ukur badannya El” panggil Lintang yang sedang mengangkat sebuah alat ukur.
“Mm.., bolehkah aku memanggilmu mommy?” pertanyaan yang keluar dari mulut Elivan membuat tangan Lintang yang sedang mencatat ukuran badan Elivan terhenti
Elivan yakin, yakin dengan pilihan nya, rasanya berada di sekitar Lintang sangat lah nyaman, dan ia ingin sekali memiliki mommy seperti Lintang, meskipun baru bertemu kemarin ia sangat yakin bahwa Lintang adalah sosok wanita yang baik.
“tidak ya.., yasudah tidak masalah, aku hanya ingin memiliki mommy yang perhatian seperti mu” Elivan menunduk kan kepalanya, pertanda ia sedang kecewa tapi tak bisa mengungkapkan nya.
“Tidak masalah, jika itu membuatmu bahagia” Jawab Lintang membuat kepala Elivan kembali terdongak, menatap penuh arti ke arah Lintang.
“Terimakasih mommy, aku ingin sekali memiliki mommy seperti mu.” Elivan langsung memeluk lutut Lintang yang tengah duduk, lintang tersenyum kemudian membalas pelukan itu.
“mungkin, dulu kau tak bahagia dengan mommy mu, maka sekarang aku akan menjadi mommy yang baik untuk mu dan mencoba selalu membuatmu bahagia berada di sisiku” batin Lintang.
“baiklah, sekarang bajumu ingin berwarna apa?” Lintang membuka sebuah lemari yang didalamnya terdapat berbagai warna kain untuk membuat baju. dulu, ibunya adalah seorang desainer kecil, baju yang di buatnya hanya untuk di jual jika ada orang yang memesan nya. jadilah ia sedikit bisa untuk membuat baju.
“Silver, Elivan ingin warna itu, tapi Elivan juga ingin modelnya simple dan berlengan panjang” curhat Elivan sambil memainkan kedua jari telunjuk kecilnya.
“baiklah, sekarang Elivan makan dulu, lalu mandi, dan tugas mu adalah mencari semuanya sendiri, aku akan membuatkan baju yang di inginkan oleh mu.” Lintang paham, paham apa yang di inginkan oleh bocah itu, dan bukan berarti Lintang orangnya malas untuk mengantarkan Elivan ke dapur dan ke kamar mandi, ia ingin melatih Elivan ke dalam dunia barunya.
Elivan mengangguk kecil dan pergi dari ruangan itu.
mula mula Lintang mengambil sebuah kain, kemudian memotong dengan ukuran yang dikira kira cukup untuk dipakai oleh Elivan.
Entahlah, yang di rasakan oleh Lintang Sekarang adalah perasaan yang sangat nyaman, akrab dan ingin selalu melindungi pria kecil yang di temuinya kemarin.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Yuli a
anaknya mantan
2024-01-11
0