Hampir keceplosan

Pagi ini, Elivan dan Hiza tengah bermain genangan air hujan sisa hujan semalam. Sementara Lintang tengah tertidur pulas, karena ia kemarin lembur.

“Abang, aku menemukan bayi kucing yang sangat lucu” ucap Hiza menggendong bayi kucing dengan keadaan tubuh penuh dengan tanah.

“Apa tidak ada lagi?” tanya Elivan melirik Hiza yang sedang menggendong bayi kucing yang ia temukan di depan pagar rumahnya.

“Ada, tapi warnanya Oren.” jawab Hiza mengelus-elus punggung bayi kucing nya yang berwarna putih itu.

“Tidak masalah” Elivan mengambil kucing yang dimaksud oleh Hiza tadi.

“Ayo di mandikan bayi kucing nya bang” ajak Hiza, Elivan mengangguk, mereka berdua memandikan bayi kucing nya dengan lumpur, tak lupa dengan tubuh mereka yang sudah seperti sedang bertani.

Tawa senang dari kedua anak itu menggelegar di seluruh rumah Lintang, membuat Lintang yang semula tidur kini terusik.

Lintang berjalan setengah terpejam, ia menggaruk kepalanya. “Kalian ngapain aja kok ram—”

“HAH...?!” Teriak Lintang membuat atensi kedua balita laki-laki beralih kepada nya.

“Mommy” sapa Hiza sambil tersenyum simpul.

“Kalian ngapain?” Tubuh Lintang merosot, baru menjadi ibu dari kedua anak nya selama satu bulan sudah membuatnya sedikit tertekan, di balik Genius nya Elivan masih tersimpan jiwa kekanak-kanakan nya, di balik cerdasnya Hiza juga sama, kekanak-kanakan masih tersimpan di dalam jiwanya.

“Bermain bersama kucing” jawab Elivan santai, kemudian kucing oren itu Elivan masukkan kedalam di dalam bajunya, membuat Hiza pun melakukannya juga.

Lintang menarik nafas dalam-dalam, sudah berapa kali kedua bocah ini membuat tingkah, mulai dari mengacaukan dapurnya, merusak laptop nya mematahkan kursi nya, dan kini.. ingin membunuh anak kucing nya mungkin?.

“Ayo Mandi dulu, sudah sore” Ajak Lintang menuntun kedua bocah itu ke saluran pet di depan rumahnya.

“Tapi Yuza dan Yasa ikut mom” seru Hiza.

“Yuza? Yasa? siapa?” tanya Lintang, membuat Hiza menunjuk ke arah kucingnya.

“Huh, baiklah, terserah kalian, yang penting jangan membunuh nya”

“Berarti, kalo merawatnya boleh?” tanya Elivan yang sekarang sedang memandikan bayi kucing nya.

“Terserah, yang penting jangan membunuh nya.” ujar Lintang.

“Baik kapten” Hormat serentak kedua bocah itu, yang telah menjadi kebiasaan bagi mereka, semenjak satu minggu pertama bersama.

Drama pagi ini telah usai, mereka bertiga sekarang tengah makan di depan televisi dan Lintang sebagai seorang ibu yang baik, ia menyuapi kedua anaknya makan.

Tok tok tok....

Mendengar suara ketukan, Hiza segera berlari menuju pintu untuk membuka nya.

ceklek..

Hiza membuka dan memunculkan kepalanya.

“Siapa?” tanya Hiza yang melihat seorang pria berbaju formal di depannya.

“Rumahnya Lintang kan?” tanya pria itu membuka kaca matanya, Hiza melebarkan matanya, bukankan pria di depannya ini adalah orang yang menjadikan Lintang sebagai simpanan?

“Iya, ini rumah mommy Lintang, kenapa?” ucap Hiza kemudian membanting pintu dengan keras.

brak...

Lintang beranjak dari duduknya ketika ia mendengar suara bantingan pintu.

“Hiza kenapa?” tanya Lintang, Hiza tak menyahut, ia memilih pergi dan memanggil sang Kakak.

Lintang menggeleng-gelengkan kepala nya, kemudian membuka pintu, dan betapa terkejutnya ia ketika melihat orang yang menjadi pasangannya dua tahun terakhir ini.

Lintang berhamburan memeluk Noval, Noval pun sama, memeluk pinggang Lintang dengan erat, Mereka menumpahkan rindu yang tertahan setelah sekian lama.

“MOMMY DIA ITU CUMAN JADIIN MOMMY SEBAGAI SEL— ” jeritan Hiza terhenti ketika Elivan membekap mulutnya.

“Diam, jangan beri tahu dulu, nanti saja, kita belum bermain-main dengan nya.”

...****************...

Mohon dukungan nya teman teman.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***