Elivano P.

Pagi yang begitu cerah, secerah senyum Lintang yang kini sedang menjemur baju yang telah di cucinya, di depan rumahnya.

“Hati yang terkunci kembali terkunci~~” nyanyi Lintang, meniru lagu di salah satu aplikasi. lagu yang sedang viral di kalangan anak muda belakangan ini.

Lintang menyanyi sambil melompat lompat kecil, bahkan menggoyangkan pinggulnya ke kanan dan ke kiri, ia sekarang merasa seperti artis papan atas yang tengah tampil di atas panggung.

Lintang Langsung menoleh ketika ia merasa ada yang menarik narik baju belakangnya. Lintang tersenyum lebar mendapati seorang balita yang di tolongnya kemarin, sedang memegang baju belakangnya.

Lintang langsung menjemur baju yang terakhir ia gantung. Kemudian ia berjongkok untuk mensejajarkan dirinya dengan balita yang sekitar 3 tahunan.

“Eh, Elivan sudah bangun, gimana lukanya?apa masih sakit?” Tanya Lintang sambil meraba-raba tubuh mungil Elivan.

“hm” jawab Elivan yang tak mengerti ucapan apa yang di katakan oleh Lintang. Jawaban itu membuat Lintang melebarkan matanya terkejut. Ia berpikir kenapa bocah seusia ini bisa se-cuek itu padanya, apa karena pergaulan? tapi tak mungkin anak seusia nya adalah usia anak yang sedang aktif aktifitas beraktivitas.

Atau mungkin orang tuanya seorang militer sehingga didikannya begitu keras? juga bisa jadi karena keturunan nya?.

“Eh, Ayo kita masuk, Aunty eh bilang apa ya?”

tanya Lintang yang sedang kebingungan, Elivan memanggilnya apa.

“Aunty” sahut Elivan.

“Eh, kamu bisa bahasa Indonesia?” tanya Lintang, karena ia pikir Elivan adalah anak seorang bule yang sedang tersesat, karena Lintang bisa melihat wajah kecil Elivan yang ke bule bule an.

“Sorry Auntie, I do not understand your language" Jawab Elivan yang tidak mengerti bahasa apa yang di maksud oleh Lintang.

Lintang mengangguk kecil. Bekerja sebagai seorang pelayan yang berada di pusat Indonesia membuat nya harus bisa menguasai bahasa Inggris untuk di terima sebagai salah satu pegawai kafe itu.

“Oh, ya maaf, mari kita sarapan dulu” Ajak Lintang menggunakan bahasa Inggris, sambil menuntun Elivan masuk kedalam dapur rumahnya.

“Maaf, rumah ku tak seindah rumah mu.” ujar Lintang merasa tak enak dengan Elivan, ia berpikir pasti di tempat nya tinggal sangat luas dan nyaman, karena Lintang sering melihat di sebuah aplikasi. Rumah rumah orang luar negri itu sangat bagus.

“Apakah bibi tinggal sendirian?.” tanya Elivan sambil menolehkan kepalanya ke arah kanan dan kiri, untuk mencari seseorang yang tinggal bersama nya sekarang, selain bibi yang sedang menggandeng tangannya.

“Ya, aku tinggal sendirian, karena, kedua orang tua ku sudah meninggal.” Jawab Lintang seadaanya.

“Baiklah, silahkan duduk, aku akan mengambilkan piring untuk mu” Lintang menarik kursi plastik yang biasanya digunakan untuk duduk saat makan.

Elivan melirik sekitar rumah Lintang “Rumahmu sangat sederhana, tapi aku merasa nyaman di sini, tidak seperti di rumah lamaku, meski sangat besar, tapi aku tidak merasa nyaman di sana.” Ucap Elivan ketika ia mendengar suara langkah kaki Lintang.

Lintang yang mendengar itu hanya tersenyum simpul, ia tak tau harus beranggapan seperti apa, jujur saja karena ia tak pernah berada di posisi itu.

“Ayo makan dulu, nanti lagi mengobrol nya.” Ajak Lintang mengalihkan pembicaraan.

Dua puluh menit berlalu, Lintang dan Elivan sekarang duduk lesehan di ruang tengah sambil menonton film action yang berasal dari tempat kelahiran balita itu.

“Hmm, what's your real name” tanya Lintang, meskipun ia pernah mendengarnya tadi malam, saat balita di depannya ini meminta tolong, Lintang akan bertanya sendiri dengan jelas.

“Elivano P” jawab Elivan yang tak ingin nama terakhir nya di ketahui oleh orang-orang yang tak di percayainya.

“Elivano P, kenapa tidak menyebutkan nama akhir mu juga?” tanya Lintang merasa sedikit... em... aneh.

“Aku masih belum mempercayai mu” Jawab Elivan enteng, seakan kata itu adalah hal biasa, Lintang mengangguk kecil sambil mengerutkan keningnya, ia semakin ingin tau sebenarnya Elivan berumur berapa.

“How old are you?.”

“Four years next month.” sekali lagi, Lintang hanya merespon nya dengan mengangguk kan kepalanya. ia tak tau harus berkata apa lagi.

“Hm, apakah kamu tahu di mana orang tuamu berada” tanya Lintang, pelan, seolah ia tak ingin menyinggung perasaan Elivan.

“Aku tidak mau kembali ke rumah ku, Aku sudah dibuang oleh mereka.”jawab Elivan lugas, Elivan tahu yang di maksud dengan pertanyaan Lintang yang sesungguhnya. Lintang membulatkan matanya, kenapa ada orang tua yang tega membuang anaknya?

Suasana kembali hening, “can you teach me how to speak Indonesian?”

Salam, penulis amatir.

Terpopuler

Comments

Ely

Ely

oh Elivan ini balita 4 th..

2023-09-17

1

LISA

LISA

Ceritanya menarik jg nih

2023-02-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!