Pedang Es

Pedang Es

"Makan sini, mas?!" pertanyaan yang selalu di dengar Aska berulang-ulang dari Mang Soleh yang tak pernah dirinya merasa bosan sedikit pun untuk menanggapi.

"lya Mang!" jawab Aska

Di depan kos Aska disediakan meja dan kursi, biasanya di malam hari akan banyak para penduduk setempat yang ngumpul di sini untuk sekedar ngobrol atau berjudi tanpa uang, biasa di kenalnya dengan nama permainan gaple.

Aska masih memainkan benda hitam tipis di gengaman kedua tangannya hingga tak menyadari seseorang duduk di depannya, dengan pandangan yang tajam menatap mata Aska yang masih sibuk mengulik layar smart phonenya.

"Mang dua, dibungkus ya!" alunan suara gadis yang amat lembut dan sopan itu menarik ke dua pasang mata yang duduk saling berhadapan di meja.

"Ehhhh dek Ratih!" Aska langsung meletakkan ponselnya di atas meja dihadapannya secara sembarangan dan berdiri antusias entah agar apa.

Senyuman sinis keluar dari wajah ayu Utari ketika memandang Aska dan Ratih saling bertatapan.

Bahkan mereka lahir berdua di waktu yang hampir sama!

Dan jahatnya...

Aku sempat berfikir,

Alasan orang ini lahir kembali!

Karena dia adalah untukku!

Senyuman malu-malu, dari wajah yang sama tapi dari dua orang yang berbeda Anjani dan Ratih sedang terputar apik bagaikan vidio rekaman di dalam otak Utari.

Berani sekali mereka muncul secara bersamaan di depan mataku.

Di pagi yang indah ini.

Reingkarnasi Salendra dan Anjani, mereka menjadi kekasih di masa ini tanpa benang merah takdir yang mengikat keduanya. Utari yang bisa melihat hubungan takdir antara manusia di bumi ini pun, hanya tersenyum nanar. Bagaimana suami istri di masa lalu, bisa lahir kembali ke dunia ini tanpa sebuah ikatan benang takdir apa pun.

Aska yang masih belum menyadari kehadiran Utari, karena perhatiannya tertuju pada gadis lemah lembut yang taat akan agama Islam yang tersenyum ke arahnya.

Sampai aura biru yang dingin, menusuk, memancar dari seluruh tubuh Utari. Aura yang bisa membuat makhluk dari Dunia Fana maupun Dunia Baka menggigil kedinginan, meski hanya berdiri di dekat sang pemilik.

Aska yang sedang tersenyum bahagia karena melihat senyum manis Ratih adalah sebuah keajaiban baginya. Kini menggigil kedingin karena air sisa mandi di tubuhnya belum sepenuhnya kering.

"Dingin banget yaaakkk!" gumam Aska yang langsung memperhatikan sekitarnya.

Tak ada awan mendung di atas langit, apa lagi angin kencang yang berhembus di sekitarnya, tapi kenapa tubuhnya terasa amat kedinginan.

Aura Biru milik Utari itu memanggil Pedang Es yang sangat indah dan berkilau. Pedang Es Utari adalah pedang Goib yang tak bisa dilihat oleh manusia biasa secara kasat mata.

Tetapi anehnya mata Aska bisa melihat pedang indah yang mirip artefak kuno di Museum itu. Aska hanya bisa diam membisu, karena dia menyadari bahwa di sampingnya sudah berdiri seorang wanita mistis yang semalaman berkeliaran di fikirannya.

Aska bisa melihat pandangan tajam Utari ke arah Ratih dengan penuh dendam.

Fikiran Aska langsung bisa membaca jika Utari pasti ingin menyakiti Ratih pacarnya. Rahasia yang ia ketahui tentang siapa sebenarnya Utari, membuat Aska langsung bisa menyimpulkan jika Utari adalah sosok iblis yang akan melukai manusia.

Namun efek hawa dingin yang ia rasakan embuat Aska melihat sebuah bayangan yang aneh di dalam otakknya.

Bayangan di akhir kematian yang tak dia ketahui kematian siapa. Bayangan yang memperlihatkan ingatan seseorang tentang Utari dan sosok yang mirip Ratih dengan penampilan jaman kuno yang alami tapi tragis.

Syatttttttttttt

Lamunan Aska berantakan saat Pedang Es milik Utari itu terbang cepat ke arah Ratih.

"Jangannnn!" teriakan Aska membuat semua mata tertuju pada pemuda yang tengah bingung itu.

Aska merasakan tubuhnya membeku karena Utari mengunakan sihirnya untuk menghentikan waktu, dia sama sekali tak bisa bergerak. Padahal ia harus melindungi pujaan hatinya dari niat jahat Utari.

"Jangan sakiti dia!" kata Aska dengan mengumpulkan semua keberaniannya dan kekuatan dirinya yang tersisa.

Perlahan tapi pasti, Utari kini berbalik untuk melihat manusia yang masih bisa bicara padahal ia telah menggunakan sihir menghentikan waktu.

Bola mata birunya, memandang Aska yang membeku dengan begitu tajam.

"Iblis gila! Jangan pernah menyakiti manusia!" Aska semakin berani pada Utari.

Bagi Aska Utari tak lebih dari setan gentayangan yang membuat keluarganya tak berdaya.

"Kau tau hukuman apa yang harus kuterima jika aku membunuhmu dan Anjani sekali lagi?!

"Aku akan dikurung di Neraka Api selama dua bulan, dan melewati Neraka Pisau untuk keluar!

"Aku akan kehilangan penampilan cantikku untuk sementara waktu, dan berkeliaran bagaikan zombi untuk beberapa hari!"

Wajah Utari begidik membayangkan penyiksaa, yang harus dia dapat jika menyakiti manusia yang belum mengikat perjanjian dengannya.

"Semua itu hanya seperti pergi ke Dokter untuk cek kesehatan!" ucap Utari dengan nada santai.

"Tapi! Aku harus menyiksa kalian di sisa hidup kalian berdua yang tak berharga ini, tanpa memasukkan diriku ke neraka!" ujar Utari dengan senyuman sadis yang penuh misteri.

Pedang Es yang berhenti tepat di depan wajah Ratih pun menghilang begitu saja karena waktu kembali normal.

Aska yang sudah bebas dari kebekuannya meraih kerah blezer jas pink yang di kenakan Utari,

"Apa karena kau wanita kau pikir, aku tak sangup menghajarmu?" bentak Aska.

Amarah Aska sudah mencapai puncak karena melihat bagaimana Utari dengan tanpa perasaan, berani mengganggu kekasih pujaannya yang baru dipacari selam tiga bulan itu.

Utari hanya memandang ke arah Aska dengan senyuman penuh ejekan.

Sebuah tamparan mendarat di pipi Aska. Tamparan itu tak sakit sama sekali, karena tangan mungil nan lembut yang melakukannya adalah tangan Ratih.

"Mas Aska, lepaskan....!" pekik Ratih, kata-kata bahasa arap pun beriringan keluar dari mulut lulusan pesantren Tebu Ireng itu.

"Ratih....aku tak...!" Aska yang sudah tak bisa berkata-kata lagi karena apa pun yang dia katakan kini akan terdengar seperti alasan pembelaan di telinga Ratih.

Senyuman kemenangan terlukis indah di wajah Utari yang sangat cantik itu, Aska masih mengatur ritme laju jantungnya yang hampir anjlok karena senyum dan juga kelakuan Utari yang menyebabkan dia menjadi berimez pria sinting di mata Ratih dan warga sekitar kosannya.

----------------__________------------------________

Sementara pohon kehidupan di dalam kediaman Utari yang megah telah tumbuh beberapa kuncup bunga baru yang amat indahnya.

Sebuah jalan takdir telah dirubah oleh tekat seseorang.

Di Istana Syurga, Dewi Azura bisa merasakan akan terjadi sesuatu keajaiban yang sudah lama terjadi di dunia ini.

Ia membuka matanya dan memberi intruksi pada pelayanan yang begitu tampan.

_________-----------------___________----------------

Terpopuler

Comments

Ara

Ara

Wahhh Utari bikin ketar-ketir terosss nihhh

2023-02-17

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!