Benang Merah Milikku

Benang merah milikku

Utari memarkir mobil merah tanpa atapnya di depan sebuah sekolahan, dia memicingkan matanya sembari menurunkan kaca mata hitamnya. Dia bisa melihat para siswa berbondong-bondong keluar dari sekolah mewah dan elite itu, satu-persatu siswa keluar tak ada satu pun yang luput dari perhatian Utari.

Segerombol siswa keluar dengan gaya badung mereka, seragam yang tidak rapi dan rambut yang di cat warna-warni serta gaya bicara yang tak sopan melewati Utari.

"Alvaro Sanjaya Putra!" kata Utari, semua rombongan murit badung itu menoleh ke arah Utari.

"Siapa kamu?" tanya salah seorang dari teman Varo.

Utari tak menjawab pertanyaan-pertanyaan teman-teman Varo, gadis itu hanya memandang mata calon suaminya yang langsung kagum ketika melihat ke arah Utari.

Varo sudah tau dia akan dijodohkan dengan seorang gadis bernama Kencana Utari Dewi. Varo juga tak menyangka jika gadis yang akan jadi istrinya adalah seorang gadis cantik, manis dan berkelas seperti gadis yang dia lihat di depannya itu.

Varo berfikir dia akan dijodohkan dengan gadis desa yang udik dan culun karena Varo merasa Kencana Utari Dewi adalah nama yang kampungan sekali.

"Mari bicara sebentar?" tanya Utari, dia seakan bisa membaca fikiran Varo calon suaminya itu.

Utari bisa melihat benang merah di jari manis Varo yang putus, itu tandanya Varo adalah miliknya. Utari bisa langsung menebak, sebab hanya manusia yang berjodoh dengan makhluk astra yang memiliki benang merah yang terputus.

Sedangkan Dewi Aura tak akan mungkin ingin menikahkan mereka berdua, jika mereka berdua tak berjodoh.

Cowok manis berambut pirang karena di cat itu melangkahkan kakinya maju ke arah Utari. Dia tau menolak perjodohan ini sama dengan berhenti jadi keluarga Sanjaya, dia akan hidup susah seperti kakaknya dan dia tak mau melakukan itu.

Varo dan Utari kini hanya berdua saja mereka duduk di meja taman depan sekolah, Utari dengan gaya coolnya melihat ke arah Varo yang duduk di sebelahnya.

"Kau sekolah di mana?" tanya Varo pada Utari.

"Aku tak perlu sekolah!" jawab Utari.

"Kau pasti Home Schooling!" kata Varo, dia tampak salah tingkah di depan Utari yang tampak sangat tenang.

Varo adalah cowok idola di sekolah ini, semua gadis di sekolahnya tergila-gila padanya dan sekarang dia berhadapan dengan gadis berhati marmer tapi sangat cantik.

"Kau pasti kaget karena perjodohan ini, aku juga kaget sekali tapi aku tak bisa menolak!" jelas Varo.

"Aku suka lelaki yang berambut hitam,!" kata Utari

"Aku bisa mengecatnya jadi hitam lagi!" sahut Varo cepat.

"Aku suka lelaki yang rapi!"

"Aku akan rapi mulai besok!" kata Varo, dia langsung mengancingkan kemejanya yang berantakan.

"Aku sensitif dengan bau, jadi usahakan kau rajin sikat gigi dan mandi!" kata Utari,

"Siap!" Varo terlihat sangat bersemangat sekali untuk memenuhi syarat Utari tadi.

"Apa kau jago ciuman?" tanya Utari lagi, Varo hanya bengong tak berdaya. Ciuman saja belom pernah, qpa lagi dia yang selalu dikekang oleh orang tuanya untuk tak terlalu banyak bergaul dengan orang luar.

"Aku belom pernah ciuman!" kata Varo dia menunduk malu.

"Aku juga baru melakukannya sekali!" kata Utari masih stay dengan gaya coolnya.

"Dengan siapa?" tanya Varo kepo, dia juga merasa aneh bagaimana bisa dia berbicara senyaman ini dengan wanita yang baru saja dia temui.

"Musuhku!" kata Utari, ciuman pertamanya adalah dengan Salendra 900 tahun yang lalu, sebelum terjadinya perang berdarah yang merengut seluruh perasaannya sebagai manusia.

"Maaf aku menanyakan itu, kau punya nomor yang bisa ku hubungi?" tanya Varo, dia menyerahkan ponselnya pada Utari. Utari mencatat nomor ponselnya di ponsel Varo.

"Trimakasih!" senyuman indah merekah di wajah Varo, membuat Utari juga tersenyum kecil melihat Varo yang bisa tersenyum dengan hal sesederhana itu.

"Varo kau belum pulang?" seorang pria berpakaian rapi berdiri di dekat mereka.

"Siapa kamu kau bukan siswi di sini?" kata pria itu ketika melihat Utari yang duduk di samping adiknya.

Mata pria itu dan Utari saling bertatapan,

"Kau.....!" kata Utari dengan penuh keheranan.

Sementara pria itu langsung memegang dadanya yang tiba-tiba menjadi sesak dan sakit ketika melihat wajah gadis yang baru saja di jumpainya itu.

"Kalian saling kenal?" tanya Varo.

Utari masih menatap pria yang sangat mirip dengan musuhnya, yaitu Salendra.

Namun pria itu malah hampir menangis dan memegang dadanya semakin keras meremas dadanya, karena sakitnya bertambah semakin dia melihat sosok Utari.

"Tidak!" kata Utari, dia langsung berdiri dan meniggalkan kedua kakak adik itu begitu saja.

"Aku kan menelfonmu nanti!" kata Varo karena dia tak mungkin mengejar Utari sementara kakaknya sedang kesakitan.

Tetapi secara ajaib nomor pemberian Utari menghilang dari ponsel Varo karena Utari menghapusnya dengan kekuatannya

"Kakak kenapa, apa kakak punya penyakit jantung?" tanya Varo sedih, dia sangat dekat dengan Aska meski Aska sudah tak menjadi angota keluarga Sanjaya lagi.

"Entah kenapa dadaku terasa sangat sakit saat melihat gadis tadi!" kata Aska.

"Apa karena Utariku sangat cantik?" tanya Varo.

"Siapa namanya?" tanya Aska dia tampak tak asing dengan nama gadis itu.

"Kencana Utari Dewi!" kata Varo yang langsung hafal nama Utari.

Dada Aska bereaksi lagi, ini yang dia alami saat usianya 18 tahun. Entah kenapa setiap ada seseorang yang menyebut nama gadis itu, dadanya selalu sakit.

.

.

.

.

5 tahun yang lalu

"Sini nak, ada yang ayah mau bicarakan ke kamu!" seorang lelaki paruh baya dengan setelan jas abu-abu yang sangat pas di badan lelaki itu, dia memanggil Aska yang baru pulang dari sekolah.

Aska masih mengenakan seragam sekolah SMAnya dan memasuki ruangan kerja ayahnya, dia menunduk hormat di depan ayahnya dan duduk di sofa tepat di depan ayahnya.

"Ayah menjodohkanmu dengan seorang gadis dari keluarga yang bagus, menikahlah!" Aska memandang ayahnya tak percaya, bagaimana di usianya yang baru hampir 18 tahun ini menikahi seorang gadis.

"Ayah saya masih terlalu muda untuk menikah!" jawab Aska.

"Dia juga masih muda namanya Kencana Utari Dewi, dia gadis yang sangat cantik!" bujuk ayah Aska.

Dadanya langsung sakit setelah mendengar nama gadis itu disebutkan oleh ayahnya. Namun Aska menahan rasa sakit di dadanya karena dia harus menolak perjodohan gila itu.

"Saya masih ingin kuliah dan mengejar cita-citaku ayah, bagimana jika setelah lulus kuliah saja!" Aska mencoba bernegosiasi dengan ayahnya.

"Jika kau menolak perjodohan ini, kau harus keluar dari rumah ini dan keluarga ini!" itu kata-kata terakhir yang di dengar Aska dari ayahnya.

.

.

.

*Sekarang*

'Apa dia gadis yang di jodohkan lima tahun yang lalu denganku, tapi kenapa dia terlihat seperti gadis 17 tahun. Bukankah harusnya Utari terlihat seumuran denganku' itu yang dipikirkan oleh Aska.

"Bagaimana kau kenal dengan gadis tadi?" tanya Aska pada adiknya yang masih senyum-senyum sendiri.

"Dia gadis yang dijodohkan ayah denganku!" kata Varo, sakit di dada Aska mulai lagi. Meski tak sesakit tadi tapi dia merasa ada yang tak beres dengan tubuhnya.

Harusnya dia sering memeriksakan dirinya ke dokter, bagaimana jika dia menderita penyakit serius.

Terpopuler

Comments

Ara

Ara

Varo! aku padamu brondong 😍😍😍

2023-02-17

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!