Tumbal atau Budak
Aska menerobos masuk ke ruangan kerja ayahnya di Sanjaya Grup, meski harus memghajar beberapa pengawal sewaan ayahnya dan berimbas pada wajah tampannya yang terkena pukulan salah satu dari mereka.
"Kenapa ayah melakukan itu pada kami?" amarah Aska sudah tak bisa dia bendung lagi.
Bagaimana bisa Ayah menjodohkan kedua putranya yang berjarak usia enam tahun dengan gadis yang sama.
"Utari itu, dia gadis yang akan ayah jodohkan denganku lima tahun lalu--kan, yah?" suara Aska tak bisa merendah lagi, dan rasa hormatnya pada ayahnya seketika luntur ketika mengetahui kebenaran menjijikan itu.
"Bukankah kau tidak mau dan menolaknya?! Kenapa kau yang terkenal baik dan sopan bisa membuat keributan semacam ini!" ayah Aska terlihat sama marahnya dengan Aska.
"Siapa Utari itu?" tanya Aska.
Ayah dan anak itu, mereka sudah saling berhadapan, hanya meja kerja Ayah Aska yang berdiri tegak menghalang kemarahan seorang Ayah dan Putra pertamanya itu.
"Kau tak perlu tau!" kata ayah Aska, dia mengeraskan wajahnya.
Ada sesuatu yang sangat ingin ia katakan pada putra pertamanya itu, tapi pria paruh baya itu tak bisa mengatakannya begitu saja. Ia tak ingin jika masalah ini, akan melebar kemana-mana.
"Ayahhhh, Varo adalah putra ayah!" bentak Aska, kedua tangan kekarnya mengebrak meja kayu yang kokoh di depannya.
"Jika pun aku memberitahumu hari ini, kau akan lupa keesokan harinya!" kata Ayah Aska, dia menunduk frustasi dan kembali menghempaskan tubuh kekarnya ke kursi putarnya lagi.
Aska benar-benar tak percaya, sebenarnya siapa Utari itu. Sampai bisa membuat ayahnya yang dikenal sebagai pebisnis yang kompeten, menjadi seputus asa ini.
"Ayah, katakan kita pasti punya jalan keluarnya!" desak Aska mencoba menenangkan ayahnya agar ayahnya mau bicara tentang Utari padanya.
"Tidak bisa Aska! Hanya adikmu yang bisa membuat kita tetap hidup!" jawaban Ayah Aska semakin membuat Aska tercengang, ia tak bisa menelaah apa yang sebenarnya terjadi di keluarganya.
"Apa....!" Aska mulai lemas karena otaknya tak sangup menampung ke jangalan yang dia terima beberapa saat yang lalu sampai sekarang.
"Jiwa keluarga kita adalah miliknya, aku tak tau bagaimana itu bisa terjadi tapi setiap seratus tahun sekali harus ada seorang tumbal untuk Utari dan kini kami hanya punya Vero!" penjelasan ayah Aska tak juga membuat hati Aska puas, tapi malah semakin gusar.
"Tumbal, tapi kenapa ayah bilang ini perjodohan!" Aska kembali meninggikan suaraku di depan ayahnya, dia semakin tak bisa menahan sesuatu yang masih di angapnya lelucon ini.
"Keluarga kita tak masuk daftar resmi sebagai pelayan Utari, karena itu seseorang mengatakan padaku untuk menjodohkan salah satu putraku dan menghentikan penumbalan keluarga kita untuk selamanya!" jelas ayah Aska
"Apa keluarga kita terikat sebuah ritual pesugihan!" tanya Aska, mencoba mengarahkan fikirannya ke hal-hal aneh itu.
"Ayah tidak tau pasti, tapi seseorang itu bilang padaku bahwa keluarga kita adalah keluarga pertama yang mengikat diri dengan Utari. Leluhur kita bersumpah setia untuk menjadi budaknya selama dia hidup!"
"Apa itu kakek?"
"Kejadian itu sudah 900 tahun yang lalu!"
Aska akhirnya mengerti arah pembicaraan Ayahnya, dan karena itu dia terduduk lemas di lantai. Bagaimana bisa keluarganya yang terkenal Idiologis ternyata adalah penganut hal semacam Pesugihan.
Ayah Aska mendekati putra pertamanya itu dan memeluknya dengan kasih sayang seorang ayah yang sudah enam tahun ini menelantarkan putra kesayangannya itu.
"Aska, Ayah sudah lima tahun mencari cara untuk tak mengorbankan salah satu diantara kalian! Tapi tak ada satu pun cara yang berhasil ayah temukan untuk membatalkan perjanjian pesugihan itu!
"Utari bukanlah manusia biasa, bahkan banyak siluman dan ahli ilmu hitam yang menjadi budaknya, dia adalah Dewi kegelapan yang menjaga pohon kehidupan!" Jelas Ayah Aska pada putranya.
*
*
*
*
*
Utari sedang berdiri di jendela rumahnya dia menatap langit yang menjadi semakin gelap, dan gemuruh mulai mengelegar di langit sore itu.
"Kenapa aku bisa marah hanya karena melihat wajahnya saja!" desah Utari kesal. "Kenapa ada manusia yang mirip sekali dengannya?!".
Petir mulai menyambar dengan buasnya saling bersahutan mengiringi kemarahan di dalam diri Utari.
Hukum dunia bawah mengatakan jika Salendra tak akan bisa berengkanasi menjadi manusia. Tapi kenapa ada manusia yang sangat mirip dengan Salendra, mungkinkah Kakak Varo bukan manusia biasa.
"Kakak, kau sedang apa?" tanya Kanaya yang baru saja datang, karena melihat langit sedang kacau.
Ada petir ketika musim panas adalah pertanda buruk, akan ada sebuah bencana jika dia tak datang ke tempat Utari. Sebab hanya Utari yang bisa membuat cuaca bumi berubah dalam sekejap.
"Apa yang membuat kakak semarah ini?" tanya Kanaya, dia langsung mendekati Utari dan mengelus pundak wanita cantik itu untuk menahan emosi.
Tapi suasana langit yang bergemuruh tak juga reda, amarah di diri Utari masih memuncak tak terkendali.
"Kakak tolong hentikan, kau bisa membuat bencana besar jika terus begini!" nasehat Kanaya.
Utari masih saja diam dan mengingat kejadian 900 tahun lalu, kejadian yang membuatn dia dikutuk menjadi budak Dewa.
.
.
.
.
900 tahun lalu
Seorang gadis yang lemah gemulai dengan kecantikan yang alami sedang tersenyum riang, menanti kedatangan Utari yang sudah lama berada di padepokan Angin Api untuk menuntut ilmu kanuragan.
"Kau makin cantik saja Anjani!" Utari yang kala itu masih berusia belasan, tampak juga tersenyum polos pada Anjani.
"Ndoro Putri, juga tambah cantik kok!" kata Anjani.
"Kau pasti bercanda aku menghabiskan seluruh hariku untuk berlatih di alam terbuka, kepanasan, kehujanan!
"Lihat kulit telapak tangan dan kakiku kering begini! Kau jangan berbohong, hanya untuk menyenangkan hatiku! " jelas Utari, dia memperlihatkan telapak tangannya yang kasar karena latihan beratnya.
"Kecantikan seseorang tak dinilai dari kemulusan kulitnya atau pun ke ayuan parasnya, tapi kemuliaan hatinya ndoro Putri!
"Hati anda begitu tulus dan lembut, anda adalah sosok perempuan tercantik di negri ini! " perkataan Anjani itu sama sekali tak dilupakan oleh Utari sampai saat ini, sahabat kecilnya yang akhirnya menghianatinya.
.
.
.
.
Utari memejamkan matanya untuk menahan amarah di hatinya, dia sangat tau kemarahannya akan membuat badai yang sangat besar dan bisa menghancurkan bumi ini.
"Aku harus melampiaskan emosiku Kanaya, ayo ikut aku!" kataku.
"Ke mana?" tanya Kanaya bingung.
"Bolehkah aku ikut?" tanya seseorang yang mengagetkan Kanaya dan Utari.
Dia adalah Dewi Retno dengan pakaian kunonya yang selalu berwarna hijau, serta rangkaian melati sebagai aksesorisnya.
"Kurasa kakak harus ganti baju!" kata Utari.
Utari memilihkan gaun hijau panjang dengan lengan pendek dari lemarinya. Gaun elegan itu mebuat Dewi Retno tampak sangat angun dan cantik. Tak lupa Utari menata rambut panjang Dewi Retno dengan gaya bak Elza di film Frozen.
Tiga wanita luar biasa itu keluar dari sebuah mobil BMW M8 Gran Caupe merah tua milik Utari. Utari dengan busana bergaya cewek kantoran yang berkelas dengan nuansa warna merah nan elegan. Kanaya dengan gaya girl dark dengan nuansa hitam yang nakal tapi seksi dan Ratu Retno yang mengenakan gaun hijau elegan dengan tatanan rambut bak putri raja.
Semua pasang mata di tempat itu tertuju pada ke tiga wanita Astral yang sedang berjalan beriringan di dalam pusat perbelanjaan termewah di ibukota.
Utari memimpin jalan dan masuk ke dalam toko perhiasan, memilih beberapa perhiasan tanpa melihat harganya. Pelayan toko yang mengenali Utari langsung sigap membawa ke tiga perempuan berkelas itu ke ruang VIP dan menyuguhkan bebrapa makanan serta minuman yang berkelas juga.
Ratu Retno langsung menyambar gelas cantik yang disediakan para pekerja store dengan wine di dalamnya.
"Kak jangan minum ini!" kata Utari yang sudah sigap merebut gelas cantik di tangan Ratu Retno yang sudah hendak meminum wine di dalamnya.
"Kenapa?" Ratu Retno hanya bisa pasrah menuruti kemauan Utari.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments
Ara
Ratu Retno jangan sampai mabok yaa... bahaya atuh🤣
2023-02-17
1