Istana Nyai Roro Kidul

Istana Nyai Roro Kidul

Istana yang indah dengan nuansa warna emas di bangunannya dan nuansa hijau di parabotnya. Istana di dalam laut itu bukan hanya warnanya saja yang emas, tapi memang di buat dari emas asli dari Kayangan.

Istana Nyai Loro Kidul banyak orang menyebutnya begitu, tapi Istana itu sebenarnya adalah milik Dewi Air Kaditra mertua dari Dewi Azura, yang sudah meninggal ribuan tahun yang lalu. Istana yang di buat dengan anugrah Dewi Azura tak ada yang jelek dan tak berharga.

Dan Istana air Nyai Loro Kidul ini adalah satu-satunya istana di bumi yang di bangun dengan anugrah Dewi Azura. Istana ini di hadiahkan oleh Dewi Azura kepada Ratu Retno karena kebaikan hati Ratu Retno, setelah Dewi Kaditra wafat.

Ratu Retno diangkat sebagai Dewi Air karena tapanya yang sangat mengesankan Dewi Azura, Sang Penguasa Dunia.

Ratu Retno sangat baik hingga Utari tak yakin jika wanita yang dijuluki orang-orang sebagai Ratu Pantai Selatan itu dulunya manusia biasa seperti Utari. Utari selalu berfikir Ratu Retno pasti keturunan malaikat karena saking baiknya pada semua orang. Bahkan semua orang yang telah menyakitinya selama Ratu Retno masih menjadi manusia, bisa dimaafkan dengan mudahnya.

"Kau sudah datang Utari?" kata-kata Ratu Retno yang selalu penuh kelembutan dan kasih sayang di dalamnya, membuat semua mahluk menghormatinya tanpa dia suruh.

"Iya kak, ada apa?" tanya Utari, sejak pertama bertemu dengan Ratu Retno Utari tak mau memangil wanita penyuka warna hijau itu Ratu tapi kakak. Usia mereka hanya berbeda sekitar 300 tahun saja, jadi Utari memangilnya begitu.

"Dewi Azura menyuruhku mencarikanmu seorang suami, dan aku sudah mencari seseorang yang cocok denganmu!" perkataan Ratu Retno itu langsung membuat Utari bengong.

"Apa....suami?! Kakak, di usiaku apa ada yang mau denganku?" tanya Utari balik.

Di usianya yang ke 917 tahun ini, apakah masih ada pria yang menyukainya.

"Kenapa tak mencari pendamping?! Banyak sekali manusia di bumi ini, kenapa tak ada satu pun lelaki yang menarik perhatianmu?" tanya Ratu Retno, dia masih saja berbaring santai di kursi santai hijaunya. Ratu Retno yang mencintai keserhanaan masih saja mengenakan pakaian kuno kerajaan jaman dulu.

"Aku hanya berfikir untuk membuat pohon kehidupan berbunga lagi dan segera pergi dari sini!" kata Utari jujur, 917 tahun hidup di bumi ini cukup membuat semua hal menjadi hambar.

"Jangan menolak pernikahan ini!" kata Ratu Retno, dia bangun dari kursi santainya dan memberi Utari secarik kertas.

"Dia calon suamimu! Dia akan berusia 18 tahun tiga bulan lagi dan kau bisa menikah dengannya setelah itu!" perkataan Ratu Retno sama sekali tak membuat Utari bersemangat atau lunglai dia masih biasa saja.

Utari memandang kertas itu, terisi sebuah nama dan juga alamat. Utari tampak menghela nafas dan kembali melihat ke arah Ratu Retno.

"Kau bisa kembali!" kata Kak Retno.

"Kak! Apa kakak masih berkeliaran dengan baju kuno itu?" tanya Utari, yang melihat Retno memasang rangkaian melati segar di rambut panjang nan indahnya dengan bantuan beberapa dayangnya.

"Kenapa?" Retno menyeryitkan dahinya dia memandang Utari dari dalam kaca yang tampak modis dengan baju masa kini.

"Orang-orang bisa lari karena aneh saat melihat kakak!" kata Utari.

"Apa karena bajuku?" Ratu Retno terdiam sejenak. "Kenapa manusia sekarang melihat orang hanya dari penampilannya saja, benar-benar!" terlihat dari ekspresi Retno dia sering dijauhi manusia karena apa yang dia kenakan memang sangat identik dengan dirinya sejak dahulu, dan tak semua manusia tau bahwa dia Ratu yang baik.

"Kalau kakak butuh belanja, kakak bisa mencariku!" kata Utari yang langsung menghilang dengan jurus teleportasinya.

Utari berteleportasi ke ruangan kerjanya yang sangat megah dan di penuhi barang-barang mewah serta berharga seperti wanita moderen pada umumnya. Dan di sana sudah duduk di salah satu sofa, Kayana yang sedang memeperhatikan majalah Mode milik Utari.

"Apa kata Ratu?" tanya Kayana pada Utari yang baru saja duduk di sofa dekat Kayana.

"Kakak menyuruhku menikah!" kata Utari lemas, tubuh rampingnya langsung lunglai ke sandaran sofa.

"Menikah, dengan siapa?" tanya Kayana, dia langsung meletakkan majalah mode di atas meja dan memandang ke arah Utari dengan penuh antusias.

Utari memberikan kertas yang dia dapat dari Ratu Retno di istana air barusan.

"Bagaimana kalau kita mencarinya, kita harus melihat seperti apa calon suamimu?" bujuk Kanaya.

Sebenarnya dia ingin melihat calon suami Utari karena dia yakin setampan apa pun calon suami Utari, tak akan bisa meluluhkan hati Utari yang bagiakan sebuah gunung batu marmer itu.

"Jika pun aku mau melihatnya, aku tak akan mengajak kamu!" kata Utari yang langsung menyambar kertas yang dia berikan pada Kanaya dan dia berdiri mengambil salah satu tas tangannya di almari. Utari memilih tas merah kecil merek Dior yang selaras dengan sepatu dan motif bunga di gaun putihnya.

Utari berjalan keluar dari ruang kerjanya menuju garasi yang di penuhi mobil mewah dan mahal, dia mengambil kunci dari seorang pelayan yang ternyata pelayannya adalah hantu lelaki yang masih mirip dengan manusia.

Hantu itu bernama Haruto dia adalah tentara Jepang yang meninggal karena temannya sendiri, karena itu Haruto begentayangan dan tak bisa kealam baka dan direkrut menjadi pembantu oleh Utari.

"Nona, hari ini adalah hari makan pohon kehidupan!" kata Haruto yang sudah sangat lancar mengunakan bahasa Indonesia.

"Kau benar!" kata Utari yang lansung memanggil Jumi.

"Jumiiiiii, ambilkan aku buku kehidupan itu!" teriak Utari, seorang wanita tambun dengan wajah pucat dan berpakaian ala mbok-mbok jaman dulu keluar dari sebuah pintu dan membawa buku di tangannya.

"Kenapa dia?" tanya Utari bingung dengan tingkah bawahannya itu.

"Ini hari kematiannya Nona!" kata Haruto.

Jumi langsung memberikan buku tua itu kepada Utari, Jumi membungkuk setelahnya lalu berbalik pergi.

"Jangan keluar dengan berdandan begitu Mbok Jumi! Dan jangan bilang kau pelayanku....Malu-maluin!" Utari kembali berteriak kesal.

Dia kesal bukan hanya Mbok Jumi yang tiba-tiba berdandan aneh, tapi juga karena di usianya yang hampir 1000 tahun itu dia masih harus menikah dan berhubungan dengan pria asing.

Utari memutuskan mengunakan mobil Ferrari merah untuk melihat seperti apa calon suaminya itu. Dia menyetir dengan cukup lihai dan lebih ke ugal-ugalan karena dia tak memperdulikan rambu-rambu lalu lintas.

Bahkan Utari hanya melewati dengan santai ketika ada rombongan Polisi yang sedang melakukan Operasi Zebra.

Ketika Polisi memotret mobil Utari, karena tak bisa mengejarnya. Para Polisi itu malah hanya mendapatkan gambar-gambar buram dan tak jelas.

Siapa yang akan menyangka jika ada makhluk astral yang berkeliaran di siang hari menggunakan mobil Ferrari.

Terpopuler

Comments

A̳̿y̳̿y̳̿a̳̿ C̳̿a̳̿h̳̿y̳̿a̳̿

A̳̿y̳̿y̳̿a̳̿ C̳̿a̳̿h̳̿y̳̿a̳̿

sngt suka dengan novel genre begini 🥰

2023-02-19

1

Ara

Ara

cucok, ada unsur Indonesia nya

2023-02-17

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!