chapter twenty

FOLLOW IG AUTHOR:NIS3263.

HAPPY READING.

"Sayang kau kenapa?"Bayu panik melihat Fia masuk ke dalam ruangan Nya,dengan wajah yang sembab.

"Tidak,aku hanya merindukan mu"Fia mendekat ke arah Bayu, memeluk tubuh tegap sang suami dengan sangat erat.

"Kau baik-baik saja kan Fia?"Bayu mengeryit heran melihat perubahan Fia.

"Mas,nanti malam aku izin,bunda merindukan ku,aku akan ke rumah orang tua ku sebentar"bayu mengangguk,membebas kan Fia kemana pun wanita itu suka.

Bukan nya bertemu dengan orang tua nya,Fia malah pergi ke salah satu club malam paling terkenal di kota ini

Club xx.

Sedari remaja Fia memang terbiasa datang kemari,di tempat ini lah ia kehilangan keperawanan nya.

Fia memang pencinta kehidupan bebas,keluar masuk club hanya untuk sekedar minum-minum, menghentak kan kaki mengiringi musik DJ sudah sering ia lakukan.

Memiliki orang tua yang kaya dan cukup berpengaruh di kota ini,membuat siapa saja tidak ada yang berani mencari masalah dengan nya.

Fia anak satu-satu nya karena itu ia sangat di sayang oleh kedua keluarga nya.tidak ada yang marah pada nya,ayah dan ibu nya benar-benar sayang pada Fia.

Dengan gaun di atas lutut yang masih terkesan sopan untuk ukuran penghuni club, Fia melangkah kan kaki nya ke dalam.

Mata Fia menyapu seisi club,semenjak menikah dengan Bayu,ia belum pernah menginjak kan kaki kemari lagi.

"Hai ladies, lama tidak bertemu"Fia duduk di hadapan seorang bartender laki-laki langganan nya.

"Kau sudah bertaubat?hingga jarang kemari?"bartender langganan Fia itu bertanya,sembari sibuk menuang kan segelas cocktail untuk Fia.

"Taubat?ayo lah jangan bercanda"Fia menutup mulut nya, sedikit terkekeh mendengar perkataan dari bartender.

"Kau selalu seperti itu?apa kabar kekasih mu?"bartender memberi kan segelas cocktail untuk Fia.

"Aku suka minuman beralkohol agar aku bisa mabuk"Fia tertawa keras,mulai menyesal cocktail di hadapan nya dengan nikmat.

Karena mabuk membuat ku lupa tentang rasa sakit dan semua masalah yang ku hadapi.

Fia menerawang,dia memang selalu seperti ini, mabuk-mabukan hanya untuk melampiaskan kekecewaan nya, baik itu pada keadaan atau ke dua orang tua nya.

Broken home.dua kata yang pantas mewakil kan sosok Fia,kedua orang tua nya memang masih bersama—tapi,mereka tidak pernah bersama dalam artian yang sebenar Nya,mereka sibuk dengan kehidupan masing-masing.

Fia hanya sesekali bertemu dengan papa nya—seorang pengacara yang super sibuk yaitu ketika pagi,saat sarapan.

Mama nya yang seorang Dokter hanya bisa bertemu di malam hari—karena saat pagi,ketika Fia membuka mata nya mobil mama nya sudah pergi ke rumah sakit.

Orang tua nya sangat sibuk—tapi mereka berdua berkumpul bersama hanya saat Fia sedang sakit,untuk sekarang mungkin kedua orang tua nya sedang meratap, mengetahui putri semata wayang mereka terkena kanker rahim.

Kanker rahim yang mengharus kan Fia untuk menjalani operasi pengangkatan rahim—terngiang jelas di ingatan Fia, bagaimana kedua orang tua nya terisak.

Itu adalah hari paling membahagia kan sekaligus menyedih kan.Fia bahagia karena kedua orang tua nya ada bersama nya dan sedih karena kenyataan ia tidak bisa hamil.

Malang,satu kata yang mewakili kehidupan Fia,dia tidak bisa mendapat kan apa yang ia ingin kan.

"Kau tampak sedih?ada apa Fia?"sebagai seorang sahabat, bartender laki-laki itu bertanya pada Fia.

"Tidak,tambah lagi"Fia menggeleng.meminta bartender menambah segelas cocktail milik nya.

"Kau terlihat sedang benar-benar sedih cantik,aku mengenal mu dari kau remaja"Fia hanya tertawa,belum memberi kan tanggapan apapun.

"Aku sedang sedikit pusing sekarang"Fia menjawab jujur.

"Kenapa? karena kekasih mu?"Fia tergelak mendengar pertanyaan bartender.

"Dia sudah menjadi suami ku"Fia mengulas senyum dengan sangat lebar, memandang ke arah DJ yang terus menerus memutar lagu.

"Ya,aku turut bahagia.akhir nya pelanggan paling rajin menemani ku di sini,sudah menikah"bartender tertawa mendengar perkataan nya sendiri.

"Aku tau.umur ku sudah tiga puluh tahun,tidak pantas bagi seorang wanita yang sudah cukup umur tidak menikah"Fia menjawab pelan, sembari tertawa kecil.

DJ terus-menerus memutar lagu, Salah satu lagu yang di putar adalah lagu yang sangat di sukai oleh Fia.

Sejenak suasana hening, Fia menatap banyak nya orang di club,dengan beragam pakaian seksi,mulai dari berbelahan dada rendah,hingga belahan paha yang cukup tinggi.

Mereka yang tidak saling mengenal,menari dan berdansa bersama,seiring dengan lampu kelap-kelip.

Aku benar-benar merindukan suasana ini,suasana di mana aku bebas melakukan apapun yang aku mau.

Fia mengulas senyum tipis,club adakah tempat paling menenang kan bagi Fia.

"Hay Fia lama tidak bertemu?"seorang wanita datang dengan pakaian seksi yang biasa ia kenakan.

"Hallo madam,aku benar-benar merindukan mu"Fia menjabat tangan pemilik club yang juga sahabat nya.

"Lama tidak datang,ku fikir kau melupakan gemerlap dunia malam"wanita yang di panggil madam itu menggoda Fia.

"Tidak,aku masih suka kemari.hanya saja waktu nya sedikit kurang tepat, pekerjaan ku akhir-akhir ini meningkat"Fia menegak segelas cooktail,dia hanya ingin menegak Dua gelas saja itu sudah cukup.

Aku benar-benar tidak mau mabuk.

"Kau hanya minum sedikit?kau sedang dalam masalah Fia?aku bisa membantu mu"madam memegang tangan Fia dengan sangat erat.

Madam tentu faham kebiasaan Fia,Fia hanya minum sedikit jika Masalah yang di hadapi nya benar-benar menguras otak.

"Anggap saja begitu,ada sedikit masalah dalam kehidupan ku,tapi aku tetap Fia yang sama,semua bisa ku selesai kan dengan baik"Fia mengulas senyum tipis.

"Mau menari?"madam mengulur kan tangan nya,setelah sepersekian detik berfikir,Fia menerima uluran tangan itu.

Fia mulai berjingkrak-jingkrak heboh di atas lantai club, mengikuti iringan musik dari DJ.

Ini hidup aku menyukai kebebasan.

Fia terus menari, mengumbar senyum lebar, menguasai lantai dansa,menari dan berlenggak-lenggok kesana-kemari.

Kediaman Bayu.

Bayu baru pulang dari kantor sewaktu jam makan malam.di meja makan Ayana tengah sibuk memilih berbagai macam makanan,semenjak hamil Ayana memang tipe pemilih.

"Jangan terlalu banyak memilih"Bayu meletak kan jas nya,mencuci tangan lalu bersiap untuk makan malam.

Aku benar-benar lapar sekarang.

Bayu menyuap perlahan-lahan makanan di hadapan nya,terasa benar-benar nikmat.

"Mas,di mana Fia?"Ayana mengeryit heran karena tidak mendapati keberadaan Fia, wanita yang selalu bergelayut di tangan sang suami.

"Ke rumah orang tua nya"jawab Bayu singkat.

Orang tua? ternyata dia beruntung bisa mendapat kan orang tua yang lengkap.

Ayana mengulas senyum miris, merasa Fia sangat beruntung karena memiliki kedua orang tua yang lengkap, berbanding terbalik dengan nya.

Pada hal kenyataan nya sama, walaupun mempunyai orang tua, Fia merasa yatim-piatu karena kedua orang tua nya sibuk dengan pekerjaan masing-masing.

"Ini non"bibi datang,menyerah kan segelas susu hamil untuk Ayana.

"Terima kasih bi"Ayana menyesap secara perlahan,baru satu tegukan Bayu terkejut melihat Ayana berlari ke dapur.

"Uwek"ayana memutah kan semua isi peeut nya di wastafel,tidak lama terasa sebuah pijatan di tengkuk nya.

Begitu melihat Ayana muntah-muntah,Bayu segera berlari mendekat.mengumpul kan rambut Ayana menjadi satu mengguna kan tangan kiri nya, sementara tangan kanan nya memijat tengkuk Ayana.

"Kau baik-baik saja?"Ayana tidak menjawab,masih terus memutah kan semua isi perut nya tanpa tersisa.

"Astagfirullah"Ayana jatuh ke dalam pelukan Bayu,wajah nya pucat pasi karena terlalu banyak mengeluar kan cairan.

"Ayo istirahat"Bayu segera menggendong tubuh Ayana menuju kamar, sampai di sana ia segera membaring kan tubuh mungil Ayana.

"Aku akan memanggil dokter"Bayu mengeluar kan handphone nya, menghubungi dokter Ridwan.

Tidak memerlukan waktu lama, dokter Ridwan datang,Ayana sudah terbaring di ranjang,kepala nya sudah di tutupi jilbab langsungan berwarna putih.

"Dia mual-mual,apa itu bukan hal yang baik?Ayana baru makan sedikit,tapi sudah muntah-muntah"Bayu menjelas kan,mata nya terus mengamati dokter Ridwan yang sedang memeriksa Ayana.

"Morning sicknees,ibu hamil biasa mengalami nya.tapi keadaaan Ayana cukup parah,dia bisa kekurangan cairan,aku akan memasang kan infus"

Dokter Ridwan menjawab singkat,mulai memasang kan infus di punggung tangan Ayana.

"Kau terlihat sedang tertekan,jika kau mau,aku bisa membiar kan mu untuk tinggal di salah satu apartemen ku?"dokter Ridwan menatap Ayana penuh iba.

Aku tau kau pasti tertekan, tinggal satu rumah dengan madu mu,kau benar-benar wanita yang kuat Ayana.

Dokter Ridwan menghela nafas panjang,mata nya terus menatap ke arah Ayana,menelisik manik bermata coklat terang milik istri pertama Bayu.

"Apa-apaan kau ini Ridwan?!"suara Bayu naik satu oktaf.

"Kenapa?Ayana harus bahagia Bayu,kau terus membelenggu nya dalam pernikahan di mana dia hanya rahim pengganti!"Dokter Ridwan berdiri dari duduk Nya, menatap tajam ke arah Bayu.

Tangan Bayu mengepal.ia tidak suka ada yang berani melawan nya, siapa pun itu termasuk dokter Ridwan—sang sahabat baik.

"Jaga bicara mu,dan jangan ikut campur dengan urusan ku!"bentak Bayu.

"Bisa kah kalian diam,aku benar-benar lelah sekarang"Ayana memaling kan mata nya ke arah samping, enggan menatap ke arah siapa pun—baik itu Dokter Ridwan atau Bayu.

"Aku pamit ayana.jaga diri mu dan jangan lupa kan aku,anggap saja aku kakak mu"Ayana mengangguk, membiar kan dokter Ridwan mengelus lembut jilbab milik nya.

"Tuan ini bibi buat kan bubur kesukaan nona Ayana, mungkin nona akan suka"bibi mengetuk pintu,lalu masuk, tangan Nya membawa nampan berisi bubur dan juga teh hangat.

"Terima kasih bi"Bayu mengambil nampan,mulai menyuap kan sesendok bubur pada Ayana.

"Aku tidak mau"Ayana menjauh kan mulut nya dari sendok.

"Kau harus makan Ayana,kata kan kau mau makan apa?"Bayu berusaha menekan kesabaran nya,ia tidak ingin di anggap ayah tak sayang anak.

"Aku tidak mau apapun mas"Ayana menggeleng.

"Baik lah,makan buah-buahan saja"Bayu mengambil beberapa buah yang sudah di kupas dan potong.

Melihat Bayu yang terus jeykeh memaksa nya untuk makan,mau tidak mau Ayana sedikit membuka mulut nya,membiar kan buah itu masuk ke dalam mulut Nya.

"Enak?"Ayana hanya mengangguk, buah-buahan memang sangat segar menyala tenggorakan nya,di tambah rasa manis dari buah,Ayana benar-benar menyukai nya.

"Aku sangat menyukai nya"Ayana membuka mulut nya lagi, membiar kan Bayu terus menyuapi nya.

"Aku tau ini enak,tapi kau juga harus tetap memakan nasi"Bayu meletak kan mangkok buah di nakas,mengambil bubur favorit Ayana.

"Ayana buka mulut mu!"Ayana mengangguk, sembari mengelus perut datar nya.

"Kau ingin sesuatu?ku dengar ibu hamil sering mengalami ngidam?"Bayu berceloteh sembari menyuapi Ayana.

"Aku ingin makan sesuatu yang pedas, seperti kimchi atau semacam nya"Ayana mengulas senyum tipis melihat raut wajah Bayu yang berubah pias.

Makanan pedas?ini benar-benar gila.

Bayu berdecak takut,mendengar permintaan Ayana.

"Mas,aku ingin sesuatu yang pedas"Ayana menatap Bayu dengan pandangan penuh permohonan.

"Baik lah"ayana segera turun dari kasur,hendak pergi dari sana—ayana akan ikut membeli makanan pedas bersama dengan Bayu.

"Kau mau ke mana?"Bayu memicing, menatap tajam ke arah Ayana.

"Ikut!"Ayana menjawab dengan polos Nya.

"Dengan keadaan mu seperti ini?tetap di rumah"Bayu keluar,mengunci pintu dari luar,tidak membiar kan Ayana keluar.

"Mas!"Ayana berteriak dari dalam.

Bayu tidak peduli,walau pun teriakan Ayana terdengar sangat keras,bahkan memekak-kan telinga nya,suara yang terdengar benar-benar nyaring.

Bayu melaju kan mobil yang ia kendarai menuju salah satu makanan khas Korea yang ada tidak jauh dari rumah nya, memesan makanan sesuai keinginan ibu hamil,yang tampak nya sengaja merepotkan nya.

VOTE vote vote vote vote.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!