Alana menurukan kakinya dari ranjang yang lembut. Ya sudah seharusnya ia bergerak mengingat dari pagi ia tak keluar dari kamar. Hanya pelayan yang memenuhi keperluanya. Ia akan melihat lihat tempat itu. Apa sama mewahnya dengan penthouse Elroy di indonesia?
Alana membuka pintu, berjalan mengikuti lorong dan menuruni tangga. Tangganya saja sangat indah saat melihat pandangan di depanya. Alana tak percaya, ia benar-benar berada di negeri dongeng.
walaupun penthouse itu berbau maskulin khas laki laki. Alana tak percaya jika tempat seperti ini memang nyata. Alana menutup mulutnya yang menganga. Terlihat dua orang pelayan sedang sibuk dengan pekerjaanya. Salah satu pelayan melihatnya dan berlari mendekat.
"Apakah ada yang kau butuhkan nona" kata pelayan wanita itu sopan.
"Ti..tidak" alana sedikit gugup. Mengingat ia tak terbiasa di anggap nona besar.
"Baiklah jika kau butuh sesuatu. Panggil saya nona, saya permisi" kata pelayan memberi hormat dan berlalu.
Alana mengeser pintu kaca. Ia melihat ada taman disana. Taman kecil sebagai ruang santai di penthouse itu. Lalu pandanganya beralih untuk melihat ke bawah. Terlihat mobil berlalu lalang kehidupan di Madrid sepertinya sangat menyenangkan. Tapi ia rindu indonesia.
Alana menudukan diri di dekat pagar taman. Dan menghirup udara segar. Tempat itu begitu nyaman. Ia tak pernah bermimpi hidup seperti ini. Tapi ia bisa merasakannya, walaupun ada kehidupan pahit yang menunggunya.
Alana terlihat cantik walaupun tanpa menggunakan makeup. Kecantikanya alami walaupun bukan kecantikan asli indonesia. Kulit putihnya menjadi penunjang utama aura kecantikanya.
Udara mulai terasa menusuk tulangnya. Mengingat ia hanya memakai tank top hitam. Karena tidak ada pakaian yang harus ia kenakan. Elroy meninggalkanya tadi pagi dan sampai saat ini belum kembali.
Alana melangkahkan kakinya untuk masuk dan menutup pintu kaca itu kembali. Ia bejalan keruang tv sontak ia begitu terkagum kagum dengan desain tempat itu. Sampai suara pintu utama terbuka menarik perhatianya.
Pria tampan itu pulang. Pria itu terlihat mengenakan stelan celana panjang dan kemeja dongker tanpa dasi, 2 kancing baju teratasnya terbuka.lengan baju yang di lipat sampai siku. Dan dengan jas yang ia tenteng ditangan kiri, Elroy seperti orang kalah judi bila di Indonesia. Ya wajah itu terlihat tak tersetrika dengan baik menurut Alana.
"Hai El" Ucap Alana Berusaha untuk menegur Elroy. Menurut Alana mungkin pria itu kalah judi atau habis di tolak mentah mentah oleh seorang wanita. Memikirkan itu ada rasa sesak si hatinya. Dan rasa sesak di hatinya bertambah saat Elroy mengabaikanya lalu pria itu melangkah menuju tangga.
Alana hanya bisa terdiam dan mencibirkan wajahnya. Ia memilih mengabaikan Elroy dan berjalan menuju kaca untuk melihat pemandangan kota Madrid lagi. Mungkin itu bisa sedikit menghibur hatinya.
Mungkin dia sudah bosan pa-
Sepasang lengan kokoh memeluk perut ramping Alana. Ya alana merasa ada deru nafas panas pada lehernya. Ternyata saat alana berjalan menuju kaca. Elroy mengurungkan niatnya untuk menghancurkan isi kamar. Itu kebiasaan Elroy jika berada dalam mode marah.
"El" Alana terkejut. Ia mencoba melepaskan pelukan Elroy dan menatap wajah tampan itu. Ia melihat mata hazel Elroy. Mata itu indah namun kini terlihat ada kesakitan disana. Dan Alana kembali dibuat terkejut saat elroy memeluknya lagi. Dengan mencium pundak Alana yang terbuka.
"El, lepa-"
"Lima menit saja. Biarkan seperti ini, aku butuh dirimu" kata Elroy dengan nada lelah dengan kembali mencium pundak Alana.
"Tetaplah bersamaku, walaupun aku sudah tidak punya apa apa lagi" Lanjut Elroy
Alana membeku, Dia tak tahu harus menjawab apa ketika ia merasa pelukan Elroy di tubuhnya semakin mengerat. Bahkan keinginan untuk memberontak di kepala Alana tiba tiba saja menghilang.
Entahlah tiba tiba saja alana bisa merasa apa yang sedang Elroy rasakan. Alana merasa pria tampan yang memeluknya saat ini benar benar sedang rapuh dan kesakitan. Alana bisa merasakan hembusan nafas pelan di lehernya. Dan Alana tercekat saat merasa ada stetes air mengenai pundaknya. Apa pria ini menangis?
Tanpa sadar Alana membalas pelukan Elroy. Sekedar untuk menenangkanya. Menepuk pelan punggung kekar pria itu. Sejujurnya Alana tak tahu apa jawaban dari prtanyaan Elroy. kau tahukan jika Alana berada di tempat itu juga karena di paksa, ah ralat lebih tepatnya diculik.
"Walaupun tanpa nama Mclan di belakang namaku, walaupun aku tak lagi bekerja disana. Aku berjanji kau tetap tak akan pernah merasa kekurangan" kata elroy dengan suara bergetar.
Alana lagi lagi tak tahu harus breaksi apa. Ia benar benar tak mengerti dengan situasi ini. Dilema jika ia menjawab jujur pria di depannya ini akan lebih hancur, karena Alana bisa merasakan perkataan tulus Elroy. kenyataan memang menyakitkan tapi Alana masih punya fikiran untuka tak membuat pria di depanya ini lebih hancur lagi.
"Aku menyesal"
Mendengar ucapan Elroy,Spontan dada alana merasa sesak, bagaimana tidak saat di mengatakan hal yang membuatmu terbang kelangit tapi kini di menghempaskanmu ke dasar bumi. Alana ingin melepaskan pelukanya. Tapi pelukan elroy makin erat. Ia takan pernah mau melepaskan Alana. Alana adalah miliknya selamanya akan begitu.
"Aku menyesal karena tak dari dulu membeli mansion, aku lebih suka penthouse karena aku selalu sendiri dan merasa aku takan pernah menemukan wanita yang aku cintai, bersabarlah sedikit lagi aku berjanji akan membawamu dari tempat sempit ini" kata elroy yang kini menangkup wajah alana. ada setetes bening lagi lagi mengalir di pipi mulus elroy.
Elroy tak suka tinggal di mansion menurutnya itu berlebihan, alasanya ya karena ia sendiri jadi ia tak perlu tinggal di mansion yang mampu menampung orang sekampung. Ntah dia lupa atau bagaimana bahwa penthouse yang ia miliki sekarang juga sanggup menampung orang banyak. Ck! sempit? Alana saja merasa bahwa elroy ini pria tampan dengan sedikit kurang waras.
"Berjanjilah untuk tak pernah meninggalkan aku, dan aku takan pernah membuatmu merasa kekurangan, materi apa lagi cintaku. Bersabarlah sedikit lagi, hem" kata elroy yang menunggu persetujuan alana.
Alana seperti sedang tidak berada di mode waras. Lihat saja saat ini tanganya mengarah pada wajah elroy dan menyeka air mata itu. Hatinya benar menguasai pikiranya. Ah alana benar benar jatuh dalam pelukan elroy, hanya dengan kata kata manis, alana yakin nanti ia akan menyesali situasi ini.
"Apa kau menganggapku hanya gila pada harta? Apakah aku sehina itu?. Aku tak perlu harta, mansion mewah yang ku butuhkan hanya seorang pria yang mencintaiku, dan takkan pernah menyakitiku" tanpa sadar perkataan itu keluar dengan mulus dari bibir alana.
Alana benar benar tak bisa mengontrol ucapanya lagi. Ia sadar betul jika pikiranya memberontak tapi ah nanti saja pikirkan yang penting saat ini dulu. Walaupun nanti alana akan menangis histeris menyerupai orang gila karena perkataanya barusan.
"Aku mencintaimu Alana, sangat. Aku takkan berjanji untuk tidak menyakitimu, tapi akan berusaha membuatmu bahagia. Hingga kau lupa apa itu rasa sakit" kata elroy parau dan langsung mencium bibir ranum Alana. Benar saja Alana benar lumpuh dengan sentuhan itu.
Ciuman yang tadi hanya ciuman sekilas kini berubah menjadi lumatan. Elroy menekan tengkuk alana untuk memperdalam lumatanya. Ia benar benar kehilangan kendali.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
☘️⃟🆑🍾⃝🎐⃟ͧC͠ʜᴀᷫғͧɪᷠɪ̽ɴⷡᴛᷧ͜ᴀͤ
uhuuyyy
2024-05-25
1
mamah lia nia
wah Alana......🤣🤣😉
2021-07-10
0
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
manisnya elroy
2021-02-08
1