"Hey... semalam ada pria bule yang mencari kalian berdua" kata wanita yang semalam berjanji tidak memberi tahukan pada orang lain tentang pertanyaan Elroy.
Bukan wanita namanya jika tidak bisa menjaga rahasia. Gosip dan hal sejenisnya manjadi hobby wanita Indonesia. Bukan?. Gadis itu berdiri di depan Raya. Raya telihat bingung tapi ia senang. Sedangkan Alana tahu apa yang sedang di bicarakan wanita itu. Alana hanya diam dan masuk ke dalam untuk meletakan tasnya. Sekarang adalah jadwalnya untuk mengitung stok barang.
Bukannya sombong tapi memang tak ada yang mau berteman denganya. Sondy akan memarahi wanita wanita yang dekat dengan Alana. Karena akan menghalangi Alana dari mencari uang. Wanita itu dan Raya terlihat sedang bercerita dengan cekikikan. Alana yang kembali ke depan hanya mengambil kertas dan pena. Lalu kembali melihat stok barang yang ada di pajangan.
"Aku yakin pasti kau yang sedang dia cari" kata wanita itu.
"Jelas. Siapa yang mau mendekatinya. Bisa bisa pak tua itu akan membunuhnya" kata Raya sesekali melirik Alana. Kata kata itu bukanlah hal yang menyakitkan lagi bagi Alana. Itu adalah makananya sehari hari sejak ia mulai beranjak dewasa.
"Aku iri padamu, kau tahu? Dia sangat tampan. Kau kenal dimana?"
Tentu Raya terlihat bingung. Tapi ia mencoba tenang. Ia yakin pria yang di sebutkan temanya itu memang mencarinya. Pasalnya tak ada pria yang mau mendekati Alana walaupun ia sadar Alana jauh lebih cantik darinya. Mengingat Alana memiliki ayah seorang preman.
"Haha kau tahukan kalau aku punya banyak teman di graminsta. Mungkin dia dari salah satu teman ku disana" kata Raya dengan bangga.
Sementara Alana yang mendengar sedikit kesal. Ada perasaan tidak terima karena pria yang bersamanya semalam sedang di bicarakan. Bahkan di hayalkan. Tapi ia mencoba tetap tenang mungkin lebih tepatnya sadar diri. Dia bukan siapa siapa pria itu. Ia pun benar benar ragu akan perasaannya. Karena sosok Sondy seolah menjadi bayangan sosok Elroy.
🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁
Langit terlihat gelap, Sesekali pancaran kilat menujukan wajahnya. Sepertinya kali ini akan turun hujan. Pria yang berada dalam mobil itu mengamati toko swalayan dari seberang jalan. Dengan sesekali ia melirik jam tangan mahal yang membalut pergelangan tanganya.
"Damn, sudah jam 11.50. Dia belum juga pulang!" kata pria tampan itu dengan kesalnya.
Supir yang berada di balik kemudi hanya bisa bersabar. Itu bukanlah hal yang baru baginya. Kerjanya hanya sesekali karena dia adalah supir khusus yang melayani Elroy ketika berada di Indonesia.
Tapi jangan tanya gajinya. Bekerja dengan seorang Bilionaire tentu hal itu bukanlah sebuah bualan. Dimana lagi akan mencari pekerjaan dengan nilai gaji yang fantastis di Indonesia. Setiap pekerjaan tentu ada resikonya. Ya inilah resikonya. Punya majikan yang kurang waras.
Elroy adalah pria tampan itu. Malam ini adalah malam kedua ia melihat gadis yang selama ini berada dalam pikiran dan pencarianya. Ia bisa saja turun dan menyeret gadis itu untuk pulang. Tak ada yang tak bisa ia lakukan. Tapi mengingat Alana bukanlah wanita yang mudah. Ia terpaksa bermain di balik layar. Ia menjaga langsung wanitanya dari jauh.
Elroy sudah memperhatikan toko swalayan itu dari jarum jam menunjukan angka delapan Tapi sampai jarum jam hampir menujukan angka 12 malam. Gadis itu belum juga keluar.
Senyumnya terukir saat gadis yang ia dambakan keluar dari balik pintu kaca swalayan. Gadis itu kembali menaiki motornya. Sebenarnya Elroy sudah menyiapkan mobil dan supir yang sudah stanby di depan rumahnya.
Tapi bukan Alana namanya jika tidak keras kepala. Ia mengabaikan supir itu. Bahkan mengancam supir itu, Dengan berkata bahwa ia akan membenci Elroy seumur hidupnya. Tentu itu hal yang mengerikan buat seorang El. Bahkan Elroy sendiri bingung bagaimana bisa ia jatuh pada pesona gadis seperti Alana.
El terus mengikuti motor matic yang di naiki Alana. Sampai wanita itu tiba di depan sebuah rumah. Alana terlihat merongoh tasnya seperti mencari sebuah kunci. Setelah menemukan kunci Alana Membuka pintu dan memasukan motornya kedalam rumah. pintu itu telihat tertutup dan Elroy masih setia menatap pintu rumah yang tertutup itu.
"Apa kita harus kembali sekarang, Tuan?" Kata supir elroy.
Elroy yang mendengar kata supirnya lantas menoleh dan membenarkan jaketnya.
"Ya"
Mobil mewah itu langsung meninggalkan jalan yang berada di depan rumah Alana. Tapi mata Elroy menangkap sosok pria yang terlihat sedikit mabuk. Memasuki perkarangan rumah Alana. Elroy tahu siapa pria itu. Bukan Elroy namanya jika tidak mencari latar belakang Alana.
Pria itu Sondy, ayah tiri Alana. Ada rasa tak nyaman pada diri Elroy melihat Alana dan Sondy berada di satu rumah. Namun ia mencoba menepis pikiran buruk itu. Elroy mengeleng dan menenangkan pikiranyan.
Selama ini dia hidup dengannya. Bukankah kau orang yang merusak Alana el.batin Elroy mencoba mengenyahkan perasa tak enak pada benaknya.
Namun sepertinya rasa tak tenang kembali menghampiri dirinya. Elroy mencoba menenangkan diri namun sekilas bayangan tubuh Alana ada yang terlihat mememar saat mereka behubungan intim terlintas di benaknya. Tentu saja menambah kegelisahan hatinya. Lagi lagi Elroy mencoba menenangkan dirinya. Bisa saja Alana mengalami kecelakaan ringan mengingat ia menaiki sepeda motor.
Mobil berjalan terus menjauh meninggalkan rumah alana. Elroy masih setia dalam kegundahan hatinya.
🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁
Tok... tok... tok...
"Lana buka pintunya" kata pria paruh baya itu yang terlihat mabuk. Bau alkohol menghiasi tubuhnya.
Alana berada di dalam rumah menyadari, terlihat takut ia berusaha menelan salivanya. dengan cepat Alana menganti baju seragam kerjanya dengan piyama putih. Dan segera berlari membuka pintu utama.
"Kenapa lama sekali!"
"Maaf ayah. Tadi aku baru pulang" Alana sedikit ketakutan. Ia menunduk namun tubuhnya sedikit terdorong kebelakang karena Sondy mendorongnya.
"Minggir" Sondy masuk kedalam tanpa melihat dan mendorong tubuh Alana.
Melihat Sondy yang sudah berada di kamarnya. Alana langsung mengunci pintu dan masuk kedalam kamarnya sendiri. Lantas mengunci pintu. Sondy memang tak pernah melecehkannya. Namun Sondy kerap melakukan kekerasa fisik padanya.
Selang beberapa menit.
Tok.. tok.. tok.
"Buka pintunya " Sondy mengedor pintu kamar Alana dengan keras. Alana sedikit ketakutan ia tahu apa yang Sondy inginkan.
"Cepat buka atau aku akan mendobraknya dan manghajarmu, Lana!" Sondy berteriak marah. Alana terlihat begitu ketakutan.
"A..a..Ada apa ayah" Alana benar-benar merasa ketakutan ketika melihat Sondy saat pintu terbuka. Sondy dengan kasar menarik tangan Alana keluar kamar.
"Bagi duit! Bukankah semalam kau gajian?!" ternyata benar dugaan Alana Ayahnya hanya menginginkan uang darinya.
"A.. aku belum gajian ayah. Sungguh" Alana mulai terisak, ia benar-benar takut sebab pria paruh baya itu dalam kondisi mabuk.
PLAKK!!
"Jangan coba menipuku, ******** cilik, mana uangnya atau aku akan menyiksamu" kata Ayanya menampar pipi Alana dengan keras dan membuat gadis itu tersungkur.
"Ampun ayah hiks.. hiks Sungguh. Aku belum gajian. Kau bisa tanyakan pada tokoku ayah. Jika sudah gajian aku berjanji akan memberikanmu uang ayah" kata Alana di sela tangisnya.
Bukanya iba Ayahnya menarik kasar rambut Alana. Dan membenturkan kepala Alana ke tembok bersyukur Alana menahan tembok itu sehingga kepalanya aman.
"Sial. Kau berani melawanku!" Sondy melempar vas bunga tepat di wajah Alana. Lagi lagi alana sempat mengelak.
"Aaa.. ampun ayah. Kasihani aku" Alana mencoba memohon untuk mendapatkan belas kasihan pada Ayahnya. Ya itu bukan pertama kali Alana di siksa, Hanya saja Alana tak bersedia pergi. Ia pasti akan di cari oleh Sondy dan akan di siksa lebih kejam dari pada ini.
"Kau bisa bekerja sebagai jalangkan. Kenapa tidak kau lakukan" Sondy menendang dengan kuat tubuh alana.
Tubuh mungil Alana terkapar di lantai. Membuat wajah alana membentur tembok dan ada darah segar mengalir pada bibirnya dan keningnya.
Melihat darah itu. Sondy bukanya iba melainkan semakin brutal menyiksa Alana. Seolah ia benar benar telah di kuasai oleh pengaruh alkohol yang menghilangkan akal sehatnya. Menarik rambutnya a
Alana dan menyeret tubuh lemah itu keruang tamu.
"Dasar anak tidak berguna, sudah lama kau tidak ku pukul ya. Dasar anak sialan" Sondy memijak dan menedang perut Alana. Alana benar benar tak berdaya lagi sekarang tubuhnya terasa benar-benar sakit dan lemah.
"Aaaaak ... To...long" Ucap Alana lirih nyari tak terdengar lagi, seolah ia sudah berada di titik akhir hidupnya.
.
Tbc
Give me vote and comentnya bebe
🙈🙈🙈🙈 kok serem ya
maap ay g tau apa-apa jari ay suka nakal kalo gak di liatin.
bg 😍😍😍
as elroy
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
mamah lia nia
masih sama selalu nyesek pas baca part ini.......😭😭😭
2021-07-09
0
Lani Chayank
knpa alana gak keluar dri rumahnya aja dri pada di siksa terus
2021-05-16
0
🇵🇸Kᵝ⃟ᴸ
sadis tuh bpk tiri
2021-04-14
0