chapter 12

"El, aku bilang turunkan aku!!!" pekik Alana panik begitu elroy mengendongnya tanpa memikirkan apa pun.

Alana sudah berkali-kali mengatakan itu tapi sepertinya pria tampan yang mengendong Alana saat ini menulikan telinganya. Elroy tak peduli pada pekikan Alana yang bisa membuat gendang telinga siapa saja pecah apa lagi telinga Elroy.

Jangan lupakan juga tatapan orang-orang yang melihat mereka. Saat dari mobil yang mereka naiki berhenti. Elroy langsung mengambil alih tubuh Alana dengan membopong wanita cantik itu. Sampai saat ini mereka sampai di depan pintu apartemen. Alana bingung pasalnya Elroy tak menjelaskan apa pun. Telinga dan mulut pria itu seperti terkunci rapat.

Mereka memang masih di indonesia. Alana sangat kesal pada Elroy yang meminta Alana pindah ke Madrid. Yang benar saja. Di negaranya saja ia bisa di lecehkan apa lagi di negara pria itu. Mungkin Alana akan di jual atau di bunuh dan organ tubuhnya di jadikan mainan kunci. Well.. Itulah yang ada di pikirkan Alana.

"Diamlah. Kau membuat semua orang menatap kita. Aku merasa sedang menculik seorang gadis" Elroy  menghentikan langkahnya Karena menunggu orangnya membuka pintu apartemen itu.

"Memang kau menculikku! lalu ini apa? Apa kau ingin meperkosaku lagi!" pekikan Alana tanpa rasa sungkan karena rasa kesal. Bersyukurlah mereka telah berada di dalam apartemen. Jika tidak sudah di pastikan wajah mulus Elroy akan di hajar masa.

"Aku tidak memperkosamu, kita bercinta. Karena kau milikku hanya miliku" kata Elroy tegas, seolah ia adalah satu satunya pemilik Alana saat ini.

"Kau gila!!!"

"I love u to" balas Elroy, Seolah perkataan Alana barusan adalah perkataan cinta.

What the... itu membuat Alana menatap Elroy kesal. Alana benar-benar merasa ini adalah hidup tersulit yang ia jalani. Berdekatan dengan pria asing, gila, mesum, dan sedikit tampan.

Alana melihat dua orang wanita dan satu orang pria di dalam ruangan ini, Jujur ia sangat malu. Tapi ia benar benar kesal karena pria gila ini terus mengendongnya. Apakah Elroy sedang mendoakan Alana cacat? Ah Bahkan Alana masih ingat dalam perjalan menuju pintu apartemen ini. Tatapan geli, iri, heran tertuju padanya. Ketika Elroy mengendongnya turun dari mobil.

"Apakah itu tatapan cinta?" Elroy terkekeh geli.

Melihat Alana yang menatapnya dengan tatapan mematikan. perkataan itu membuat Alana memutar bola matanya jengah. Dia tak tahu apa maksud Tuhan mengirim pria ini dalam hidupnya. Yang jelas jelas sudah menyedihkan sejak dahulu kala. Elroy berjalan memasuki kamar dan meletakan Alana di atas ranjang.

"Apa yang akan kau lakukan!" Alana menyilangkan kedua tangan kedepan dada dan bergerak memundurkan tubuhnya untuk menjauh dari Elroy.

"Akkaaahh" pekik Alana yang menahan sakit. Karena memar yang ada di tubuhnya belum sepenuhnya pulih. itu membuat Elroy segera membantunya. Pria itu terlihat cemas. Namun bukan Alana jika tidak  waspada dan satu jitakan mulus mengenai kening alana.

"Makanya kepalamu jangan di isi dengan hal mesum"

Perkataan itu membuat Alana mendidih. Hanya ada 2 kemungkinan. Jika ia berlama lama dengan pria tampan ini. Pertama ia akan gila karena cintanya dan kedua ia akan mati karena tekanan darah tinggi.

Padahal yang merusak Alana adalah dirinya, Bisa-bisanya dia mengatakan hal yang sebaliknya. Salahkah jika Alana mencoba waspada? Setidaknya Alana mencoba untuk tidak jatuh pada lubang yang sama dua kali.

ingat ayah tirinya dan Calvin adalah contoh nyata pria yang menorekan luka di hatinya.

"Istirahatlah. Aku tidak akan melakukan apa yang kau inginkan" Elroy beranjak meninggalkan Alana.

Satu buah bantal mulus mendarat pada kepala Elroy. Akibat lemparan Alana. Memangnya apa yang Alana inginkan? itu membuat Alana sangat kesal. Sementara Elroy hanya terkekeh geli dan menutup pintu. Meningalkan Alana sendirian dengan hobby barunya. Yaitu marah marah.

Di luar kamar Elroy menyentuh dadanya. Jantungnya berdetak sangat cepat. Ia tak pernah merasa seperti ini sebelumnya. Apakah jantungnya bermasalah? Elroy berdehem keras untuk menenangkan jantungnya. Dua pelayan wanita itu juga terlihat sedang memperhatikanya.

"Apa yang kau lihat?!"

Elroy berlalu seolah ia sedang baik baik saja. Kedua pelayan itu secepatnya mengalih pandangan mereka. Elroy memang tampan tapi dia jauh dari kata baik. Tapi Alana? Bahkan Sifat buruk el tidak berlaku padanya.

Elroy sampai di kamarnya. Ya elroy mempunyai satu penthouse di kota Jakarta hanya saja ia lebih suka menginap di tempat yang berbeda setiap ia berada di negara indah ini.

Drrt!! Drrrt!!

Elroy mengabaikan ponselnya yang berbunyi. Ia menghempas tubuhnya ke atas ranjang king size. Elroy masih dalam mode kasmaran dan itu terlihat jelas di wajahnya, senyum indah itu tak henti hentinya merekah.

Wajah Alana bermain terus di pikiranya. Lagi-lagi ponsel itu sperti tak kenal lelah. Elroy mengangkatnya dengan kekesalan yang memuncak. Tertulis salah satu nama orang kepercayaan Elroy yang berada di newyork. Orang yang bertugas menjaga seorang gadis. Ya gadis itu sepertinya juga berhasil menarik perhatian elroy.

"Ya"

"...."

"Apa? Kenapa berita sepenting ini kau baru menceritakan padaku brengsek"

"...."

"Siapa pria itu"

"...."

"Kenzo? Menikah? Apa kau bercanda?!"

"..."

"Baiklah"

Elroy memutuskan sambungan telfon.  Elroy memijit keningnya. Ada hal yang tak bisa ia cerna di otak jeniusnya. Secepatnya ia bergerak menuju kamar Alana. Saat pria itu membuka pintu kamar. Terlihat Alana pulas dalam tidurnya. Seketika rasa kesal pria tampan itu menghilang ah rasanya wanita itu membuat dunia Elroy jungkir balik.

Elroy berjalan mendekati ranjang. Melihat ciptaan Tuhan yang paling indah menurutnya. El menatap Alana, menepikan rambut yang menutupi wajah bak titisan dewi itu. Seketika Alana membuka matanya dan melotot.

"Kau!!!" Alana terkejut dan lantas beringsut menjauh.

Elroy mengernyit "ketakutan mu tak beralasan Al, apa yang kau takutkan padaku?"

Pertanyaan macam apa barusan itu? Sudah jelas Alana takut. Dia pria yang merusak Alana. Memperkosa dan kini dia berniat menculik Alana. Apa pria ini gila sampai ia tidak mengerti apa itu tidak kejahatan?

"Kau lupa apa yang kau lakukan padaku? Perlu ku ingatkan? Jika kau lupa? Lagi pula kau orang asing bagiku" Tegas Alana lengkap dengan tatapan tajamnya.

"Maaf untuk itu, tapi aku tak menyesal. Dan aku akan bertanggung jawab. Okay, apa kita perlu mengulang perkenalan kita? Ya... seperti mencoba memulai kisah yang baru" timpal Elroy tersenyum tipis.

"Tidak perlu. Aku tahu namamu. Aku juga tahu kebiasaanmu"

"Wah diam-diam kau seorang cenayan ya?" sindir Elroy seenaknya.

"Kenapa aku masih di tempat ini?  Aku mau pulang?" Kata Alana yang mencoba bangkit.

"Eits, mau kemana? Ini tempatmu. Apa kau ingin ptia tua bangka itu menyiksamu lagi?" Ucap Elroy mencoba menakuti Alana. Memang Alana belum tahu bahwa ayah tirinya telah tiada. Itu di akibatkan oleh pria yang berada di depanya saat ini.

Alana meneguk salivanya. Ada rasa takut dalam dirinya. Tapi berada di tempat ini sama saja menjadi santapan singa. Apa pilihan hidup tidak ada yang enak? Misalnya di cintai pria baik dan waras tentunya.

"Kau sepertinya sudah tak sabar ingin meninggalkan tempat ini. Ya aku tahu tempat ini kecil dan jelek, bersiaplah kita akan berangkat sejam lagi"

Alana lagi-lagi tak mengerti pada pria tampan yang kurang waras ini. Ruangan sebesar ini di bilang kecil? Alana berani bertaruh bahwa tempat ini jauh lebih mahal dari pada hotel yang ia datangi tempo hari.

Dan Alana berani bertaruh jika Elroy belum pernah merasakan makan mie instan di tambah nasi atau mengisi botol sampho yang sudah habis dengan air! Tsk dasar orang kaya.

karena Tempat ini benar-benar mewah bagi alana. Seketika alana terdiam. Matanya terarah pada di dada bidang Elroy, sial pria tampan bak titisan dewa itu bertelanjang dada. Seketika Alana meneguk salivanya.

"Apa yang kau lihat?" Tanya Elroy mengikuti tatapan Alana kebagian dadanya.

"Kau ingin mengulangnya?" tanya Elroy mengoda. Alana seperti tertampar dengan perkataan Elroy langsung tersadar dari lamunan erotisnya. Mengambil bantal memukul tubuh proposional pria itu, sedangkan yang di lakukan Elroy hanya terkekeh geli.

"Bersiaplah, kau punya waktu 40 menit 35 detik lagi" Elroy beranjak Untuk menghindari serangan wanita itu.

"Kemana?"

"Negaraku" kata Elroy dengan santai

"Apa kau gila"

"Yes i'm, because of you"

Mendengar selalu saja jawaban santai yang di lemparkan pria ini padanya, membuat Alana berang.

"Aku tak tahu apa maksudmu, aku tidak mengerti dan aku tidak mau tahu. Aku tidak ingin pergi dari negara ini aku ingin menjalankan kehidupanku. KEHIDUPANKU!"

" Aku yang jalani jangan pernah ikut campur lagi. Berhentilah menghancurkan hidupku!" kata Alana kesal dengan stengah berteriak.

Alana benar benar marah. Karena pria di depanya ini terus terus bersikap senaknya dan alana takut jatuh kedalam permainan pria ini. Bagaimana mungkin pria tampan dan kaya akan menjalani hubungan serius dengan gadis biasa yang selalu bernasib sial.

Shit! ini realita boy bukan novel atau sejenisnya. Rutuk Alana

Elroy mencoba menenangkan dirinya. Ia menghela nafas kasar untuk mengurangi emosinya. Selama ini belum ada satu manusia pun yang berani menolak permintaanya. Apa lagi membentaknya. Jika gadis di depan ini bukan wanita terpesial menurut el, Sudah di pastikan jasad dan nyawa alana kini sudah berpencar.

"Karena aku yang menghancurkan hidupmu. Maka izinkan aku yang menjagamu. Mengantikan kesakitan itu dengan kebahagiaan. Menggantikan air matamu dengan tawa bahagia" kata Elroy tulus.

Alana seolah terpesona tapi ia tetap dengan hatinya. Ia harus waspada. Baginya pria yang suka bermain perempuan tak akan pernah puas hanya dengan satu wanita. Karena contoh nyatanya telah ia lihat sendiri. Alana tak ingin hidupnya makin hancur karena jatuh pada pria ini. Ya ibunya adalah contoh nyata. Jatuh pada pelukan pria yang suka bermain perempuan.

"Aku mohon" kata Alana dengan mata berkaca kaca.

"Untuk apa Al?"

"Jangan paksa aku. Biarkan aku memilih. Izinkan aku hidup normal" Alana memohon dengan setitik air mata membasahi pipinya.

"..." tak ada jawaban dari elroy. Elroy juga sedang memikirkan benarkah perasaan itu ada. Atau hanya sekedar rasa kasian, bersalah dan obsesi semata.

"Biarkan aku dengan hidupku. Aku lelah. Setidaknya aku ingin menghabiskan masa hidupku dengan keinginanku. Bukan te--

"Aku mencintaimu" kata Elroy yang membuat Alana menghentikan kata-katanya. Alana tercekat. Ia benar benar terkejut. Sedangkan Elory juga tak menyangka kalimat itu akan keluar dari mulutnya.

"A....pa"

"Sudahlah jika kau tak mendengarnya" hanya itu yang bisa el ucapkan. Ia sendiri bingung. Haruskan secepat ini? Apa benar itu cinta atau.... entahlah. Bahkan Elroy sendiri tak tahu apa maunya saat ini.

TBC

Thanks banget buat yang udah mau vote. Tulungin juga coment spamnya ya bebe 🤣

Biar kek novel novel lain 🤣

#penulisgaktaudiri

Terpopuler

Comments

lenie

lenie

ini baca cerita yg ke berapa ya
di ulang ulang ngk bosen 😁🤭

2024-11-11

3

☘️⃟🆑🍾⃝🎐⃟ͧC͠ʜᴀᷫғͧɪᷠɪ̽ɴⷡᴛᷧ͜ᴀͤ

☘️⃟🆑🍾⃝🎐⃟ͧC͠ʜᴀᷫғͧɪᷠɪ̽ɴⷡᴛᷧ͜ᴀͤ

g bosan bacanya

2024-05-24

2

cute miut

cute miut

kebiasaan ketka kantong nggak berisi yah seperti itu wkwkwkw

2021-12-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!