19. Death Forest

Misi telah di selesaikan. Ren dan Rio memutuskan untuk pergi dari desa Ardella. Memang berat awalnya untuk pergi, namun tetap tinggal juga bukanlah pilihan yang tepat. Terlebih lagi setelah ketua ras Inimicus itu sudah tau lokasi mereka. Desa Ardella akan dalam bahaya jika mereka terus di sana.

Pak Kasa pun memahami situasi nya. Jika itu yang terbaik, ia tak akan menghalangi Ren dan Rio untuk pergi. Walau tak melihat seluruh kekuatan Ras Inimicus itu, dari serangan rantai rantai dan kemampuan nya mengendalikan monster sudah jelas jika Ras Inimicus itu bukanlah Ras sembarangan yang bisa di remehkan begitu saja.

Walau merasa khawatir membiarkan kedua pemuda itu pergi begitu saja, tapi mau tidak mau Kasa harus membiarkan nya.

Melalui jalur udara, Ren dan Rio terbang secepat mungkin meninggalkan desa Ardella. Dan petualangan mereka pun kembali di mulai.

"Padahal aku belum mau meninggalkan desa itu... Kita bahkan belum menyelesaikan latihan dengan Pak Kasa, masa udah harus pergi lagi. Dah kaya buronan aja, padahal kita orang baik." Gerutu Rio sembari menggembungkan pipi nya.

Wajah nya nampak kesal, sepertinya pemuda itu sudah terlanjur nyaman dengan desa Ardella, padahal belum lama mereka di sana.

"Mau bagaimana lagi? Lebih baik daripada desa itu ikut hancur kan? Saat semua kekacauan ini sudah berakhir nanti, kita akan kunjungi mereka lagi, oke?" Ujar Ren. Rio hanya mengangguk mengiyakan.

"Ngomong ngomong..." Rio menjeda ucapan nya sejenak. Agak ragu untuk menanyakan itu, tapi sebaiknya memang tidak ia sembunyikan dari Ren. "Apa ada yang sempat kita lupakan?"

Ren mengernyitkan dahi nya. Ia tampak mengingat ingat. "Lupa berpamitan dengan Alicia?"

"Bukan... Maksudku, melupakan sesuatu yang penting di masa lalu?"

"Sepertinya tidak, memang kenapa?"

Rio menghela nafas. Ia menjelaskan semua yang di lihatnya dalam mimpi saat tak sadarkan diri setelah mengalahkan White Orc. Tentang suara lembut yang di dengar nya, serta apa yang suara itu katakan, Rio menjelaskan semuanya pada Ren.

Pemuda bermata perak itu terdiam mendengar cerita adik nya. Sepertinya itu bukanlah sekedar mimpi biasa. Mungkin itu juga merupakan petunjuk yang akan membantu mereka membangkitkan kekuatan elemen kegelapan yang terpendam.

"Bisa jadi itu petunjuk. Ayah dan ibu tak menjelaskan bagaimana kekuatan itu bangkit nanti nya. Cuma menjelaskan tentang pewaris saja." Ucap Ren.

"Info yang gak lengkap itu merepotkan. Jadi kaya harus memecahkan teka teki di kehidupan sendiri." Keluh Rio.

Bagaikan puzzle, mereka seakan harus mencari setiap kepingan yang hilang, menyatukan nya, baru mereka akan tau gambar dari puzzle itu. Dalam hal ini, mungkin mereka memang melupakan sesuatu yang penting, dan kini mereka harus mencari tau apa yang mereka lupakan untuk menemukan jawaban nya.

"Ngomong ngomong..." Rio lagi lagi menjeda ucapan nya. Mata perak nya nampak memandang apa yang ada di bawah nya.

Sebuah hutan lebat, namun berbeda dengan hutan pada umum nya dengan pepohonan hijau yang rindang, hutan ini memiliki pepohonan yang terlihat aneh. Bahkan beberapa tumbuhan terlihat daun yang berwarna keunguan bahkan hitam. Ada juga beberapa benda berwarna putih yang seperti tersangkut di atas pohon. Dan setelah di perhatikan lebih teliti, ternyata itu adalah tulang belulang manusia yang tersangkut di antara dahan dahan pohon.

Rio melanjutkan kata kata nya. "Kita nggak salah jalur kan? Kita mau pergi ke mana sih sebenarnya?" Tanya Rio. Jujur saja ia merasakan hawa dingin sejak terbang di atas hutan aneh ini. Bulu kuduk nya berdiri seolah memasuki wilayah para roh hantu.

"Kita terbang di atas Death Forest ." Jawab Ren santai.

"...."

Tiba tiba Rio memerankan laju terbang nya, membuat Ren menoleh heran. "Kenapa?"

"Kau gila ya? Kau tau tempat apa ini kan?!" Tanya Ren dengan ekspresi ketakutan.

"Ya aku tau, hutan angker yang konon kata nya di tinggali monster mengerikan dan juga tempat pembantaian dan pembuangan mayat mayat saat perang dahulu. Arwah yang tak tenang kemudian menghuni tempat ini, yang membuat aura sihir gelap begitu kuat di sini. Katanya juga ada sarang monster dan jurang kematian yang di huni ribuan monster." Ucap Ren masih dengan ekspresi santai nya.

"Dah tau gitu, kenapa kita malah terbang ke sini?? Kau mau di ngap sama hantu? Kau gak takut apa? Kalau ketemu mbak kunti nanti gimana? Kalo ada om ocong gimana?"

"Lalu?"

Rio menepuk jidat nya melihat reaksi saudara kembar nya yang begitu datar. Bisa ya, di tempat angker sikapnya setenang itu?

"Kau tau kan sihir gelap di sini bahkan membuat orang orang kesulitan mencari orang yang tersesat disini. Sihir yang liar dari para arwah itu membuat sihir orang yang masuk ke dalam nya tersamar. Kalau kita tersesat di dalam, tak akan ada yang bisa menemukan kita!"

"Justru itu tujuan ku."

Rio mengernyitkan dahi bingung.

"Karena aura dan sihir itu membuat dari luar sulit mendeteksi sihir orang yang ada di dalam hutan, Ras Inimicus itu pun akan sulit menemukan kita nantinya." Jelas Ren. Untuk saat ini lebih baik bersembunyi dulu kan?

Ia tau Death Forest bukanlah tempat yang aman. Ada banyak monster dan arwah yang berkeliaran di dalam nya. Bahkan sihir dari luar akan sulit mendeteksi yang ada di dalam hutan.

Tapi karena itu juga kekuatan sihir dari Ras Inimicus akan sulit mencari tahu keberadaan mereka. Dan selama itu, mereka bisa berlatih sekaligus mencari tempat yang aman untuk mereka kabur setelahnya.

"Memang ada benarnya. Tapi... Apa tidak apa apa? Jika ada monster nanti?"

"Kita lawan lah."

"Kalau ada hantu?"

"Kabur, atau jangan cari ribut saja."

"Jangan bercanda!"

"Aku serius! Sembari menunggu, kita juga bisa cari cara menghubungi Aru. Mungkin saja dia bisa membantu kita mencari keberadaan sang pahlawan itu."

"Atau membantu kita kabur lebih aman." Ucap Rio.

Ren menghela nafasnya. "Iya itu juga. Sekarang, ayo turun."

Rio hanya mengikuti. Keduanya terbang turun memasuki Death Forest . Begitu masuk ke dalam nya, nuansa horor semakin terasa. Ditambah dengan berbagai tanaman aneh yang nampak mengerikan di sekitar mereka.

"Yosh! Tidak terlalu buruk kan? Untuk sementara kita akan bersembunyi di sini."

Rio menatap sang kakak sambil membatin, 'tidak buruk dari mana nya?! Tempat horor kaya gini kau bilang tidak buruk?! Apa kau tidak takut?'

Sungguh, apa urat rasa takut saudara nya itu sudah terputus? Tempat mengerikan seperti itu saja ia bilang tidak buruk.

Ren melangkahkan kakinya, berjalan menyusuri hutan di ikuti oleh Rio yang nampak takut sambil memegang lengan Ren seperti anak ayam yang tak ingin tertinggal oleh ibu nya.

Tempat ini memang terlihat mengerikan, tapi sepertinya yang Ren katakan ada benarnya. Ras Inimicus itu sepertinya tak akan mudah menemukan mereka di sini.

*****

Sementara itu di sebuah gua gelap, seekor naga berwarna hitam tengah tertidur lelap. Ia adalah Aru, naga pelindung kerajaan Dark Moon yang ikut kabur bersama Ren dan Rio dari kejaran Ras Inimicus.

Setelah ia melewati portal, tiba tiba saja Aru muncul di gua itu. Beberapa luka di tubuh nya dan terlalu banyak menggunakan sihir membuat nya kehabisan tenaga.

Sudah beberapa hari berlalu, sebagai naga, Aru tertidur untuk memulihkan kondisi tubuh nya yang terluka ataupun kelelahan.

Namun secara tiba tiba, sebuah lingkaran sihir muncul di bawah tubuh nya, bersinar terang kemudian menghilangkan tubuh besar naga itu begitu saja.

"Hey naga!"

Suara nyaring seorang gadis menusuk pendengaran nya, membuat nya terpaksa membuka mata. Di hadapan nya, seorang gadis ber rambut pendek menatap nya dengan angkuh, namun terlihat tubuh nya agak sedikit gemetar. Mungkin ini kali pertama nya melihat naga kegelapan seperti nya.

"Aku yang telah memanggil mu, jadi patuh lah pada ku dan turuti perintah ku!" Seru gadis itu.

Terpopuler

Comments

Kuro Aka

Kuro Aka

wah siapa sih cari ribut sama Aru. gak tau ya kalau Aru tuh naga kerajaan Dark Moon?

2023-05-28

3

Kuro Aka

Kuro Aka

datar nya jawaban engkau Renren... awas takut sendiri nanti

2023-05-28

3

Ayasha sakura

Ayasha sakura

ada benarnya sih... setidaknya sekarang kan mereka bisa Yuh sembunyi untuk sementara waktu dan gak takut bakal ketahuan. semoga aja tuh monster monster gak malah ngelapor ke ketua ras inimicus nya

2023-05-28

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!