17. Berhasil Mengalahkan

White Orc itu kembali mengaum. Namun kali ini sedikit berbeda dari sebelumnya. Tubuh nya tampak mengeluarkan asap hitam sama seperti pedang nya. Mata monster itu pun berkilat merah. Apa dia akan mengeluarkan kekuatannya lagi?

Tidak, seperti nya bukan hanya itu.

Kling...

Ren dan Rio terkejut mendengar itu. Samar samar mereka dapat mendengar suara rantai yang bergesekan. Tidak mungkin ras Inimicus itu sudah datang bukan?

Namun sayang nya keberuntungan tak berpihak pada mereka kali ini. Dua buah portal kecil muncul di samping kanan dan kiri tubuh Orc itu. Dari dalam nya, rantai hitam keluar perlahan.

"Tidak... Dia... Sampai di sini?" Ucap Rio takut.

Rantai rantau itu bergerak seperti ular yang meliuk di udara dan dengan cepat melesat ke arah Ren dan Rio.

"AWAS RIO!"

SREEKK!

Beruntung Ren langsung menarik Rio menghindari tusukan rantai itu, walau rantai ketua ras Inimicus itu sempat mengenai sayap kegelapan Rio.

Keduanya langsung terbang menjauhi White Orc itu. Namun seperti sebelum nya, rantai yang muncul dari dalam portal kecil itu terus mengejar mereka berdua. Dengan lincah keduanya terus menghindar secepat mungkin agar tidak terkena serangan itu.

"Bagaimana ini?" Tanya Rio khawatir. Sepertinya ia masih takut dengan Ras Inimicus itu. Baru beberapa hari mereka berhasil melarikan diri, tapi makhluk kejam itu sudah kembali menemukan mereka.

"Jangan takut! Seperti sebelum nya, hancurkan rantai itu!" Ren mencoba meyakinkan. Ia mengeratkan genggaman tangan nya pada adik nya, mencoba membuat sang adik yakin.

"Baiklah."

ROAAARRR!!!

White Orc kembali mengaum. Sepertinya ia kesal telah di abaikan. Orc itu kembali menyiapkan sihir pada pedang nya, mencoba menguatkan sihir untuk membunuh lawan lawan nya.

"Tapi bagaimana dengan White Orc itu? Pak Kasa juga terluka." Rio memandang ke arah Kasa yang masih bersandar pada pohon bersama Arya yang coba menyembuhkan nya.

Arya tampak memberikan sebuah botol kecil dengan cairan berwarna biru terang. Sepertinya itu obat dari bunga mawar biru yang di carinya bersama Alicia di hutan.

"Kita akan bekerjasama. Yakinlah, kita pasti bisa."

Rio mengangguk. "Baiklah, ayo kita coba."

Rio terbang melesat ke arah White Orc yang sedang menyiapkan pedang nya. Melihat manusia yang terbang ke arah nya, White Orc langsung menebaskan pedang milik nya.

Lagi lagi sihir yang mengitari pedang itu memberikan efek tebasan yang tidak main main. Rio terbang ke arah Orc itu, namun bertukar arah begitu jarak nya sudah cukup dekat, membuat serangan Orc itu justru mengenai rantai yang mengejarnya.

Rantai itu langsung putus seketika dan hancur menjadi kepulan asap hitam.

"Yeah! Berhasil!" Sorak Rio.

"Oi! Jangan senang dulu lah!"

TRING!

Di sisi lain, Ren terus mencoba menyerang White Orc itu dengan sihir nya. Percikan api terbentuk dari gesekan antara pedang nya dengan pedang monster Orc itu.

Namun, kekuatan nya tak cukup kuat untuk menahan serangan itu, membuat nya terdorong mundur.

TRING!

Ren menoleh ke belakang, melihat Rio yang baru saja menebas rantai yang mengarah ke padanya. "Rantai ini sama merepotkan nya. Sudah ku duga Ras Inimicus yang mengendalikan monster monster itu."

"Setidaknya kita harus mengalahkan White Orc itu dulu, lalu cari cara untuk kembali kabur."

"Maksud mu meninggalkan desa Ardella? Kita bahkan belum selesai berlatih dengan Pak Kasa!"

Ren menepuk pundak sang adik. "Ini yang terbaik. kau tak mau kan nasib desa Ardella sama seperti kerajaan kita? Kita bisa terus berlatih selama perjalanan. Oke?"

Rio menghembuskan nafas kasar. Padahal baru sebentar mereka beristirahat. Baru sebentar mereka merasakan kembali kehangatan seperti di Kerajaan Dark Moon dulu. Namun mereka sudah harus pergi meninggalkan meraka.

Tapi yang Ren katakan ada benarnya, lebih baik mereka pergi daripada desa kecil itu mengalami malapetaka yang sama. Ia tak sanggup jika harus melihat penderitaan dan kematian lagi.

Lagipula, perpisahan itu mungkin hanya sementara, suatu saat nanti jika waktu mengizinkan, mereka pasti bisa mengunjungi desa itu lagi.

"Baiklah ayo!"

Di saat seperti ini, lari adalah pilihan terbaik. Namun meninggalkan mereka di tengah pertarungan bukanlah hal yang tepat. Setidak nya mereka harus mengalahkan monster monster Orc itu terlebih dulu, khusus White Orc untuk memastikan rekan rekan nya tidak dalam bahaya.

Ran dan Rio kembali terbang melesat ke arah White Orc. Rio mengulurkan tangan nya, membentuk sebuah lingkaran sihir yang cukup besar di bawah tubuh Orc itu. "Sulur bayangan!" Seketika sulur sulur bayangan bermunculan mengikat tubuh Orc besar itu.

Di sisi lain, Ren melesat dan terus menebas tubuh monster itu dengan pedang nya. Sang monster mencoba untuk melawan, namun gerakan nya di tahan oleh sulur sukur bayangan milik Rio.

SRING!

RRRROOWWAAARRR!!!

Auman keras terdengar begitu Ren menegaskan pedang nya. Kali ini serangannya berhasil membuat luka yang cukup dalam di dada White Orc itu. Ini kesempatan untuk mereka saat pertahanan White Orc itu sedang melemah.

"Bagus! Ada kesempatan!" Ren kembali melesat hendak meluncur kan serangan berikutnya. Namun, tanpa di sadari, dari samping kiri nya, sebuah rantai melesat dengan cepat ke arah Ren.

"Ren awas!!"

Wfuuss!

Rio menggunakan sihir nya. Sulur bayangan dengan cepat menarik Ren menghindar, membuat pemuda itu sedikit kehilangan keseimbangan dan terjatuh. Namun beruntung, karena sulur itu membuat nya selamat dari serangan rantai yang mengarah padanya.

"Ren! Kau baik baik saja?" Tanya Rio khawatir. Ia ingin turun menghampiri sang kakak, namun sayang nya tak bisa karena ia tetap harus menahan tubuh Orc itu.

"Aku baik baik saja! Hanya sedikit tergores. Terimakasih Rio!" Ujar Ren sambil menutup lengan kiri nya yang sedikit tergores rantai tadi.

Ren kembali memunculkan sayap nya dan terbang melesat ke arah Orc itu. Namun beberapa meter sebelum ia mengenai sang monster, rantai itu kembali muncul dan meluncur ke arah Ren.

Pemuda bermata perak itu berdecak kesal. "Rantai itu benar-benar merepotkan!" Ren terus terbang, membuat rantai rantai itu mengikuti nya. Di sisi lain, Rio berusaha sekuat tenaga menahan tubuh white Orc itu sembari menebas rantai rantai yang menuju ke arahnya.

"Ren cepat kalahkan Orc gendut itu dong!" Ujar Rio yang mulai kewalahan.

"Tunggu sebentar! Alihkan Orc itu!"

Rio yang mengerti rencana Ren langsung melemparkan serangan para White Orc yang langsung menatap tajam ke arah nya. "Kau kira bisa mengalahkan kami begitu saja hah, Orc gendut! Kau bahkan tak bisa lepas dari ikatan ku. Paaayah!"

White Orc itu marah. Ia memberontak mencoba melepaskan dirinya dari ikatan sulur bayangan milik Rio. Beberapa sulur nampak terputus namun dengan cepat Rio kembali membentuk yang baru dan mengikatnya lagi. "Haha... Bukan cuma besar, kau kuat juga."

Di sisi lain, Ren melesat ke arah White Orc. Di belakang nya, rantai rantai dari ras Inimicus itu juga terus mengikutinya. Namun saat jaraknya sudah dekat dengan White Orc itu, ia terbang ke atas dengan cepat menghindari rantai yang menuju ke arahnya.

Rantai yang tak sempat mengikuti Ren langsung melesat cepat menusuk kepala White Orc itu, membuat tubuh besar monster itu mulai kehilangan keseimbangan nya dan terjatuh.

"Sekarang Rio!!" Teriak Ren.

Rio mengulurkan tangan nya ke depan, lingkaran sihir berukuran besar muncul di hadapan nya. "Kegelapan yang mengikat cahaya di dalam nya. Singkirkan lah semua musuh yang menghalangi jalan ku. Sihir kegelapan: Tembakan api hitam!"

WUSSHHH!!

Kobaran api berwarna hitam menyembur dan menghancurkan serta menghanguskan tubuh White Orc dan rantai rantai miki ketua ras Inimicus itu. Semua portal kecil yang tadinya bermunculan pun ikut menghilang karena panasnya api itu.

Arya, Kasa dan kedua rekan nya yang melihat itu membulatkan mata. Api hitam adalah api yang terbentuk dari campuran elemen api dan kegelapan. Hanya para pengendali elemen kegelapan yang mampu menggunakan itu. Suhu dari api itu sendiri tentu jauh lebih panas dari api pada umum nya.

Beberapa saat berlalu, akhirnya ali itu padam, bersamaan dengan tubuh White Orc yang sudah hancur terbakar. Para Orc Orc kecil yang melihat ketua mereka di kalahkan pun langsung berusaha kabur, namun sayang nya Arya dan rekan rekan nya langsung menebas, membunuh mereka semua.

Para Orc berhasil di kalahkan.

"Huuh... Baguslah..." Rio menghembuskan nafas lega karena berhasil mengalahkan para Orc dan rantai rantai itu. Namun serangan tadi menghabiskan terlalu banyak tenaga nya, membuat Rio hilang kesadaran.

Ren yang melihat sang adik terjatuh langsung melesat menangkap tubuh Rio sebelum ia menyentuh tanah. "Kerja bagus... Sekarang beristirahat lah."

Terpopuler

Comments

Lilaura Callisto⚡

Lilaura Callisto⚡

saya baru sadar begitu banyak typo di sini

2023-05-03

1

Raffif Ff

Raffif Ff

setiap pertemuan selalu ada perpisahan. sudah saatnya mereka berpisah sekarang walau hati tak rela. haduh... namanya juga petualang mau gimanapun pertemuan dan perpisahan dah jadi hal yang wajar

2023-04-30

1

Kuro Aka

Kuro Aka

haha Rio mah terlalu cepat senang. padahal mah belum selesai atuh....

2023-04-30

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!