2. Perpisahan Dengan Aru

Seekor naga kegelapan, Black Mist Dragon mengepakkan sayapnya melintasi perbukitan menjauh dari Kerajaan Dark Moon. Di atasnya, dua orang pemuda kembar duduk sambil memandu arah terbang sang naga.

Kerajaan mereka telah hancur di tangan Ras Inimicus. Dari yang mereka lihat, Ras itu memiliki kekuatan besar yang jelas tak bisa di anggap remeh. Entah sudah berapa banyak Kerajaan yang iblis kejam itu hancurkan sebelum sampai di Kerajaan Dark Moon.

Beruntung mereka bisa selamat kali ini. Namun sayang nya tidak dengan kedua orang tua dan para warga kerajaan Dark Moon. Mereka semua sudah tiada. Padahal baru tadi mereka melihat senyuman dan canda tawa anak anak di halaman istana. Senyuman manis di wajah mereka kini tergantikan oleh air mata yang mengalir, menunjukkan kesedihan yang mereka rasakan. Bahkan Ren dan Rio tidak tahu apakah mereka masih hidup atau sudah di makan para monster yang datang bersama ketua ras Inimicus itu.

"Sekarang... Kita harus pergi kemana?" Tanya Rio. "Kita bahkan tidak tau dimana pahlawan itu."

Ya, benar juga. Kemana mereka harus pergi? Mereka tak lagi memiliki tempat untuk tinggal. Mereka juga tak tau banyak tentang kerajaan lain.

Yang mereka tau hanyalah mereka harus mencari sang pahlawan yang di takdirkan untuk menyelamatkan dunia. Tapi dimana keberadaan sang pahlawan itu bahkan tak ada yang tau. Entah kemana mereka harus mencari pahlawan itu. Jika saja ada sedikit petunjuk, itu tentu akan sangat membantu untuk mereka. Namun, hanya berbekal rumor dan ramalan, apa mungkin mereka menemukan nya?

Namun, seperti nya tak ada pilihan lain.

Ren menepuk pundak sang adik. "Dimanapun itu, kita pasti bisa menemukan nya. Kita pasti bisa merebut kembali kerajaan Dark Moon."

Rio nampak ragu. Namun tentu ia tak bisa menyerah sekarang. Benar yang Ratu Bercalia katakan, hanya mereka harapan kerajaan Dark Moon.

"Maaf mengganggu, tapi aku merasakan tekanan sihir dari belakang kita. Mungkin itu ketua ras Inimicus itu yang mengikuti kita!" Ujar Aru, sang Black Mist Dragon tiba tiba. Ren dan Rio terkejut. Mereka menengok ke belakang. Benar saja, beberapa bola kabut hitam terlihat mengikuti mereka.

Ren berdecak kesal. "Sial. Kita di ikuti!"

"Tenang saja tuan, aku akan melindungi kalian sebaik mungkin!" Aru memasang ekspresi serius. Ia merentangkan sayapnya. Kabut berwarna hitam mulai muncul menyelimuti sayap naga itu, mengumpulkan energi sihir pada kedua sayapnya.

Ren dan Rio yang menyadari itu langsung mengeratkan pegangan mereka pada tubuh Aru. Seketika, Aru mengepakkan sayapnya dan terbang melesat secepat kilat meninggalkan bola bola hitam itu di belakang.

Kling...

Namun tanpa di sangka, sebuah portal muncul di hadapan mereka, membuat Aru terkejut dan nyaris kehilangan keseimbangan. Aru terbang berbalik menghindari portal yang mulai bermunculan di sekitar nya.

Rio berdecak kesal. "Dia benar benar keras kepala. Apa dia tak akan menyerah sebelum menangkap kita?"

Ia menoleh ke belakang, dimana rantai rantai mulai mengejarnya mencoba untuk mengikat tubuh Aru. Namun, dengan gesit Aru menghindari setiap serangan dari ras Inimicus itu.

"Kalian tak akan bisa lari dari ku!!" Suara menggema terdengar, semakin banyak portal muncul di sekitar mereka. Kini mereka benar-benar terkepung.

"Awas Aru!!" Seru Ren. Di hadapan mereka, sebuah portal besar muncul yang mengejutkan naga itu. Karena terkejut, sang naga dengan cepat mengubah arah terbang ke atas, membuat pegangan Ren dan Rio yang tak siap terlepas dan mereka pun terjatuh.

"Aru tolong!!" Seru Rio. Tubuhnya melayang bebas mendekati tanah.

Melihat saudara nya dalam bahaya, dengan cepat Ren mengaktifkan sihir nya. "[Sihir kegelapan: sayap kegelapan]!"

Sepasang sayap burung berwarna hitam muncul di punggung nya, membuat Ren mampu terbang di udara. Dengan cepat pemuda ber iris mata perak itu melesat meraih tangan sang adik sebelum tubuh Rio menyentuh tangan.

Ren mengepakkan sayapnya, terbang menuju sebuah pohon dan mendarat di salah satu dahan nya. "Terimakasih Ren." Ucap Rio. Ren pun mengangguk sebagai jawaban.

Kini mereka memandang ke arah Black Mist Dragon yang sedang berusaha melepaskan diri dari ikatan rantai ketua ras Inimicus itu. Ren mulai mengambil ancang ancang untuk terbang dan menolong Aru, namun dengan cepat di cegah oleh Rio.

"Aku akan mencoba meneleport nya ke tempat lain. Itu akan lebih baik." Ucap Rio sambil mengulurkan tangan nya ke depan. "[Sihir kegelapan]" Lingkaran sihir berwarna keunguan muncul di hadapan Rio. "[Teleportasi]!!"

Lingkaran sihir itu bersinar redup, bersamaan dengan tubuh Aru yang juga terselimuti cahaya keunguan.

Pandangan Aru seketika tertoleh pada kedua tuan nya "Tuan?"

"Pergilah ke tempat yang aman!" Ujar Rio. Belum sempat Aru mengucapkan apapun lagi, tubuh nya sudah lebih dulu ber teleportasi ke tempat lain.

Rio menarik nafas lega. "Aru selamat, cepat kita pergi dari sini!"

Ren mengangguk dan melompat turun dari pohon. Keduanya berlari memasuki hutan, berharap ketua ras Inimicus itu tak mengejar mereka. Namun, sayang nya keberuntungan tidak berpihak pada mereka sekarang.

Rantai rantai milik ketua ras Inimicus itu terus mengejar mereka bahkan sampai masuk ke dalam hutan.

"Apa tidak ada cara menghindar dari nya?" Tanya Rio sambil terus berlari.

Ren menggeleng singkat. "Mana kutau? Andai saja aku tau apa yang iblis itu takuti, atau kelemahan nya, itu akan lebih mudah."

Namun sayangnya, bukan hanya ketua ras Inimicus itu bahaya yang harus mereka hadapi.

ROARR!!!

Auman keras terdengar membuat mereka sontak melambatkan lari mereka. Dari atas pohon, seekor Harimau setinggi tiga meter dengan sepasang tanduk hitam dan punggung nya di penuhi duri menatap tajam ke arah nya. Di kaki harimau itu ada cakar panjang berwarna perak yang terlihat berkilau seperti pisau. Hanya dengan melihatnya, mereka sudah mengetahui jika cakar itu sangat tajam.

"Satu masalah belum selesai, masalah lainnya muncul. Menyebalkan!" Keluh Rio kesal.

"Biar ku hadapi rantai rantai nya, kau urus monster harimau itu." Perintah Ren. Rio pun langsung mengangguk setuju.

"[Sihir kegelapan: pedang sihir]" Sebuah lingkaran sihir muncul di sebelah Ren. Pemuda itu langsung memasukkan tangan nya ke dalam dan mengeluarkan sebuah pedang perak dengan ukiran hitam yang terlihat indah. Gagang nya berwarna hitam dengan sebuah permata biru berbentuk bulan sabit di sana.

TRING!

Rantai hitam dan pedang milik Ren saling beradu. Terlihat sedikit percikan api saat kedua benda itu saling bertemu. Sebisa mungkin Ren mencoba menahan dan menyerang balik rantai itu.

Di sisi lain, Rio menatap mata coklat monster harimau di hadapan nya. "Yeah, lawan mu adalah aku, kucing besar."

Terpopuler

Comments

Kicria Mutya

Kicria Mutya

Semoga aja ada jalan keluar saat di landa kebingungan

2023-07-16

2

✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻Acrika Gifasya

✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻Acrika Gifasya

Tanpa di sadari, senyum bisa saja menjadi duka beberapa saat setelahnya

2023-07-16

2

✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻Asrita Sirnia

✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻Asrita Sirnia

Pasti sedih banget sih kayak gitu, tapi takdir sudah berkata lain

2023-07-16

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!